11/29/11

Banyumas Wanna Be

Si Uchas itu katanya pengen ganti KTP jadi KTP Banyumas. Si Ita, seneng banget pake logat Banyumasan. Si Puput suka banget makan mendoan, makanan khas Banyumas (pantesan ndut...).

Banyak hal menarik disini, salah satunya adalah view puncak Slamet yang setiap pagi bisa ditatap dari Purwokerto*.

Ya, bersyukur sekali aku, bisa jadi murid gendingannya Pak Subur Widadi, berkesempatan bareng2 mas Jatmiko W mengendus2 dan mendokumentasikan history & heritage Banyumas. Diberi waktu sebulan sekali berdiskusi dengan Pak Ahmad Tohari. Ketemu moment kenalan dengan Pak Titut dan Mas Riyanto, seniman Cowongan dan seniman Lengger yang sudah melanglangbuwana ke luar negeri.

Bisa ngubek-ubek pengusaha2 muda Banyumas dan sekitarnya di dalam toples komunitas bernama EU. Kemarin ndilalahi ada kesempatan bergabung bersama dulur2 inovatif di Banyumas Technopreneur Camp yang orang2nya pada berkualitas.


Ya, ini si sekedar gendu2 rasa saja

@LPPM Unsoed


*kalau tidak kabut/mendung


antara TEDx & Khotbah Jumat


Diam-diam belakangan aku sedang mencurigai TEDx... hm, jangan2 dia mencontek khotbah jumat. Secara waktu, TEDx 18 menit tidak boleh lebih tidak boleh kurang. Khotbah jumat juga kurang lebihnya segitu kan lamanya?

Khotbah jumat, yang diwanti-wanti kepada para khotib adalah harus berwasiat Taqwa. kalau TEDx, x nya itu artinya independent. jadi ya harus yang bebas, umum, macam pesan taqwa itu. Tidak boleh ada kecenderungan politis bahkan ekonomi sekalipun.

barusan baca di twitter, bahwa TEDx berbangga diri sudah terselenggara di 60 negara. Event2nya kan free. Lah, khotbah jumat sudah terselenggara di berapa ratus negara tuh? Free juga. malah seminggu sekali.

kenapa kita tidak bangga dengan khotbah jumat?

Map ini sepaket mas!

Samsat sudah berbenah. Dulu samsat adalah kantor yang sangat kumuh secara moral dimata banyak orang, panjang antriannya, mbesengut2 petugasnya dan lah pokoknya mbebehi pisan. Untung bayar pajak setahun cuma sekali, coba kalau sebulan sekali, kayaknya mending nggak punya motor deh daripada harus sering2 berurusan dengan kantor yang satu itu : Samsat.

Ada fenomena yang menarik di Samsat dulu, kalau mau bayar pajak, harus fotokopi dan beli stopmap. fotokopi dua lembar + map 1 buah, harganya 3.000. padahal aku tau persis harga kulakan stopmap adalah 325 perak dan fotokopi dua lembar adalah 250 perak waktu itu. ya, biaya yang dibebankan kepada calon pembayar pajak adalah 520% terhadap nilai intrinsik benda yang ia bayar aslinya.

Mau tidak mau ya harus beli, karena katanya itu persyaratan yang sudah sepaket. kalau tidak beli, itu artinya melanggar kesepakatan awal dulu dan bisa menyebabkan tidak berjalannya program dengan baik. aku pikir, kesepakatan awal  yang mana? kesepakatan waktu awal Indonesia merdeka apa?

Tapi Samsat sudah berbenah, beberapa menit saja mengurus, selesai. malah sudah ada samsat drive thru. Kejadian serupa map justru terjadi di kampusku. mahasiwa diwajibkan beli atribut wisuda dan harus menghadiri prosesi wisuda itu.. astagfirullohalazim, aduh, ikut prosesi sedekah laut saja aku takut musyrik, eh ini ada prosesi beda lagi ciptaan manusia modern.

kalau tidak ikut wisuda pun, tetap wajib bayar. alasannya ya itu, sudah kesepakatan awal dan ini sudah merupakan biaya sepaket, aku pikir awal yang mana ya?

aku yang bodoh ini bisa lah menghitung-hitung, berapa sebetulnya biaya intrinsik penyelenggaraan sebuah prosesi setengah hari di gedung Bank Jateng berikut biaya undangan dan atribut yang akan didapatkan peserta. Ah, jauh sekali biaya yang dijatuhkan kepada mahasiswa ketimbang biaya intrinsiknya.

berjualan map dengan meninggikan harga dan kemudian memaksa atas nama prosedur adalah sebuah intimidasi. Mempertahankan kebijaksanaan yang merugikan mahasiswa dengan dalih demi lancarnya program atau dalih sudah disepakati di awal atau dalih kalau tidak bayar akan diculik Nyai Blorong adalah sebuah kebijakan intimidatif.

seperti halnya kejadian di SMA dulu kepala sekolah menaikkan SPP secara siginifikan tanpa penjelasan rincian biaya dan penyebabnya dan aku menjadi salah satu penggerak demo dengan bergerilya mengumpulkan tanda tangan hingga akhirnya berhasil, sampai-sampai kepsek memutuskan ada rapat BP3 susulan, maka kali inipun aku tidak akan tinggal diam.

Sampai ke meja redaksi, atau meja hijau sekalipun, ini adalah persoalan intimidasi + pembodohan.

lupa itu tidak bisa disalahkan

lupa itu tidak bisa disalahkan, bahkan lupa meniduri istri orang juga tidak bisa disalahkan. tapi kan ya kebangetan to... begitu kira2 kata Gus Tanto, Jogja.

lupa memang tidak bisa disalahkan, tapi hati kita yang paling tahu yang paling bisa jujur... kita lupa karena :
1. kita tidak mementingkankah?
2. karena ada satu kepentingankah?
3. karena kita tidak maksimal dalam menyusun perencanaankah?
4. dll..

lupa memang tidak bisa disalahkan, tapi tidak mementingkan, itu adalah jelas satu kesalahan. begitu juga lain-lainnya...

tidak usah disuruh, minta maaflah, ketika dibalik lupamu ada udang, dibalik batumu ada alasan keteledoran, kepentingan pribadi atau kebodohan diri



ditunjukkan lebih dini

bahwa seseorang yang aku sukai memilih yang lain. its fair.. tapi remuk, yo remuk.. memang begitu adanya. Tapi sepersekian hari berlalu perasaan itu hilang. karena apa coba? karena membuka facebook dan melihat dia saling menaut status "in relationship with"... lalu ganti photo profil samaan...

langsung saja yang terucap, terima kasih Tuhan, selama ini persepsiku tentang dia keliru... ditunjukkan lebih dini aku, itu lebih baik.. dan akupun menghela nafas lebih lembut

11/28/11

Tabligh

Semasa sekolah dulu, aku diajari empat sifat teladan Nabi SAW. Salah satunya adalah tabligh... apa yang aku tangkap dari yang dijelaskan oleh guru agamaku waktu adalah pribadi tabligh adalah dia yang bisa menjadi mubaligh, bisa menyampaikan dalil-dalil, bisa berceramah.

Menarik, pemahaman yang disampaikan oleh Syafiie Antonio tentang Tabligh. Tabligh kata beliau adalah kemampuan mengkomunikasikan visi. Iya, ini lebih bisa aku terima. Terlebih setelah mendengar kata Cak Nun, Nabi dan para Sahabat itu bukan tukang ceramah, mereka lebih menjalankan kegiatan dakwah sebagai tempat bertanya. Sangat berkebalikan dengan kontes Dai jaman sekarang.

Menyampaikan Visi adalah kemampuan yang tidak mudah untuk bisa dimiliki seseorang. Dan arti penting dari kemampuan ini adalah sangat luar biasa. Tiga tahun yang lalu, takdir zaman menegurku, menjustice bahwa aku belum memiliki sifat tabligh.

Sedari awal semangat donk sebagai komunitas berdiskusi dan bertindak untuk satu visi, kuat sebagai privat-sector. Tapi pada kenyataannya setelah berjalan lebih kurang tiga tahun, eh, ternyata masih saja ada yang belum memahami itu, bersikeras memprotesku dengan membawa kerangka berpikir, komunitas ini adalah komunitas third-sector.

Walhasil roda kegiatan tidak berjalan, dan aku memilih vakum waktu itu tahun 2009. Sampai sekarang, tiga tahun lamanya semangatdonk tidak lagi pernah menunjukkan apa-apa. Hidup tidak, mati juga tidak. Sayang sekali, potensi yang begitu besar menjadi koma seperti ini, hanya karena ketiadaan tabligh.


11/27/11

Selamat Tinggal Tahun Foreplay

Seribu empat ratus tiga puluh dua hijriyah sudah berakhir kemarin. Ini sudah tahun yang baru. Tahun yang digadang-gadang setiap orang mengangkut harapan-harapan baru.

Harus ada perubahan, tidak boleh sama dengan tahun kemarin. Begitulah seharusnya action dan cara berpikir kita. Tahun kemarin aku banyak main-main, dan memain-mainkan banyak hal. Ini dicicipi, itu dijamahi, ono diendus-endus, unu di gerayangi dan seterusnya.

Hariku penuh, agendaku padat, sampai jam tidur datang saja selalu saja ada to do list yang belum dicoret, tanda ada pekerjaan yang belum selesai. Ya, aku melakukan banyak hal, tapi tidak terarah. Dan itu terjadi bukan sehari, dua hari, tapi setahun, dua tahun bahkan tiga tahun. Bayangkan saja foreplay kok tiga tahun, tidak juga penetrasi, keasyikan menjamahi setiap yang terlihat menarik.

Moment 1 Sura ini, moment 1 Muharram ini, seharusnya sudah tidak lagi memperlama foreplay, saatnya penetrasi. Saatnya masuk, dengan jelas memasuki bidang tertentu, tanpa mengikat diri sehingga tidak bisa mengerjakan hal2 yang kita senangi & ingini lagi

11/23/11

Lowongan gaji

Barusan lihat tempelan di sebuah pengumuman, sebuah iklan web penyedia info lowongan kerja menyebut : +- 10.000 lowongan kerja ada di sini.

Lowongan kerja?aku ingat dulu pernah membuka lowongan untuk perusahaanku, puluhan yg mendaftar, puluhan juga yang datang interview. Lalu, aku persyaratkan begini, nanti yg lolos seleksi interview, wajib ikut semacam Job Training yang aku selenggarakan. Gratis.

Elah dalah, dari sekian puluh itu, yang datang cuma 2 orang. Aku jadi bertanya2. Mereka itu cari pekerjaan atau cari gaji si? Dilatih sedikit aja tidak mau. Lah terus mau setor kontribusi apa?

Mungkin, halah bodo amat, yang ptg gue terima gaji.

Jadi tepatnya memang lowongan gaji, bukan lowongan pekerjaan, mungkin. Karena kalau cuma pekerjaan, dimana2 mah banyak. Tapi siapa yang melirik pekerjaan yang uangnya tidak jelas. Apalagi yang jelas2 tidak ada uangnya :p

Sent using a Nokia mobile phone

11/21/11

Aa Gym v.s. Serial Dai Idol

Beberapa waktu yang lalu heboh tentang Aa Gym. Sampai ada salah satu program talkshow televisi yang berhasil mengundang Aa Gym dan anaknya untuk bertutur tentang gonjang-ganjing popularitas dai idola Indonesia waktu itu. Bagi banyak orang mungkin Aa Gym pantas dicela, tapi dimataku, melalui tayangan itu, Aa berhasil menjadi pahlawan untuk kali kedua.

Di kali pertama sekitar 10 tahun yang lalu, Aa Gym berhasil menjadi pahlawan bagi keterpinggirkannya dai dan pesantren. Dai waktu itu dicitrakan sebagai orang pinggiran, kumuh, tahunya hanya ilmu agama, tidak menjadi solusi bagi zaman dan seterusnya. Tapi Aa Gym membuat revolusi dan berhasil menunjukkan pada dunia bahwa Dai itu bisa keren loh, bisa naik helikopter loh, bisa naik motor gedhe loh, bisa berkuda loh, bukan cuma bisa ngaji dan mendalil-dalil. Citra dai berhasil didekonstruksi oleh Aa Gym menjadi lebih positif saat itu.

Bukan hanya itu, Pesantren Daarut Tauhid yang aku mendapat cerita dari Aa Deda, adik kandung Aa Gym bahwa membangunnya itu tidak mudah, banyak pertentangan disana-sini, akhirnya bisa berhasil besar dan memperkenalkan pada dunia tentang konsep pesantren yang mandiri berbasis entrepreneur. Pesantren bukan hanya identik dengan kitab kuning dan arab gundul, pesantren bisa juga mengiringi kemajuan zaman, itulah satu keberhasilan Daarut Tauhid yang harus dicatat dalam sejarah.

Setelah sepuluh tahun berlalu, masyarakat menjadi semakin cerdas. Pencerdas masyarakat itu tentu saja diantaranya adalah Aa Gym dan Daarut Tauhid itu sendiri. Karena sudah merasa cerdas, beberapa diantara mereka mencerca bahkan menghujat, mencap Aa Gym sebagai Dai Narsis dan Daarut Tauhid sebagai pesantren komersil alias mata duitan.

Ya, itu sudah "lakuning zaman", persis kasus Ary Ginanjar, ketika sepuluh tahun yang lalu masyarakat begitu rasional, lalu dibuatkan jembatan untuk bisa mencapai spiritualitas dari jiwa yang begitu rasional dengan metode ESQ, setelah masyarakat sampai pada kondisi spiritual yang diharapkan, eh balasannya malah mencela jembatan yang Ary Ginanjar buat itu. ESQ tangan kapitalis, ESQ penuh nuansa hipnosis, ESQ ambisius dan seterusnya.

Harus diakui memang kalau bangsa kita ini memang bangsa yang kurang bisa berterima kasih. Kepada yang menolong, setelah berhasil tertolong, bukannya mengucapkan terima kasih, malah ditendang dengan sok suci dan sok pandainya.

Kembali ke Aa Gym. Kepahlawanan kedua yang aku maksud dari Aa Gym adalah kerendahhatiannya saat mengatakan bahwa "saya bertaubat". Ya, Aa Gym bertaubat, bahwasannya dia merasa berdosa dulu, tiap ceramah, niatnya ingin keren, ingin membuat senang yang mendengar, tetapi saat ini, fokusnya kalau ceramah adalah ingin baik, ingin disukai Allah bukannya disukai pendengar.

Luar biasa sekali, Aa bertaubat sebegitu sungguh-sungguh, tidak malu menyampaikannya dimuka umum. Dan nada taubatnya itu seolah-olah Aa sedang mentaubati dosa yang sangat besar, ya mungkin setara dosa merampok uang Century. Padahal, apakah kesalahan Aa sebesar itu? Bahkan, bisa jadi yang Aa lakukan saat itu bukan dosa, karena ke-keren-an dalam dakwah yang ia tampilkan 10 tahun yang lalu memang cocok sesuai kondisi masyarakat saat itu.

Itulah kerendahhatian Aa Gym, untuk hal yang belum tentu sebuah dosa saja ia berani bertaubat dengan serius, dimuka umum pula tanpa memikirkan malu.

Eh lah sekarang ada program televisi, yang isinya adalah keren-kerenan berdakwah. Pesertanya lulusan-lulusan pesantren yang masih seumuran denganku. Ini membingungkan, sebenarnya perlu tidak si keren-kerean menjadi Dai? Orang Aa Gym yang sudah senior puluhan tahun berdakwah saja men-taubat-i perilakunya yang berniat berdakwah ingin keren dimata pendengar.

Cukup atuh, keren dimata Allah saja betul tidak?... halooo.... *Kangen style Aa Gym

11/19/11

Dukun Ronggeng & Wisuda Organizer


Dukun di jaman modern berubah nama menjadi organizer. Kata dukun sendiri dieliminir sedemikian rupa sampai-sampai baunya 'mistik abiz' kata itu. Dukun adalah syirik, klenik, tidak ilmiah, berteman dengan jin dan seterusnya. Padahal dukun, dukun bayi misalnya adalah orang yang memiliki pengetahuan komprehensif di sebuah wilayah pada masanya dalam hal penanganan kelahiran dan perawatan bayi yang baru lahir, ia lebih cerdas, jauh lebih cerdas ketimbang dokter kandungan yang dikit-dikit sesar, dikit dikit sesar.

Dan cerita kali ini adalah tentang kisah dukun ronggeng. Inspiring dari film Sang Penari, dukun ronggeng di film itu diperankan oleh Slamet Raharjo idolaku. Haha, senang sekali menonton si mbah yang biasa bersama arswendo di TVRI itu berakting dengan bahasa ngapak khasnya orang Banyumas.

Di film itu, dukun ronggeng memiliki otoritas penuh untuk membaiat seorang gadis itu menjadi ronggeng. Mau pandai dan cantik seperti apapun, kalau oleh si dukun tidak dibaiat ya tidak ada orang sekampung yang mengakui bahwa dirinya adalah penari ronggeng.


Penari ronggeng pada zaman yang dikisahkan di film itu memiliki kedudukan yang begitu tinggi, saking tingginya bahkan istri-istri di kampung itu akan senang sekali kalau suaminya dikalungi selendang oleh nyai ronggeng dan akhirnya berkesempatan meniduri si nyai ronggeng itu.

Kepercayaan yang begitu itulah yang akhirnya menjadi celah bagi dukun ronggeng untuk mendapatkan keuntungan. Laki-laki dari seantero dukuh bahkan dari luar pedukukan datang ke rumah dukun ronggeng, rumah dimana penari ronggeng di-openi. Agar oleh dukun ronggeng diijinkan meniduri nyai ronggeng, para lelaki itu membawa aneka rupa upeti, kerbau, kambing, ringgit emas sampai sekedar sepasang sendal sebagai mahar.

Begitulah, tradisi masyarakat yang meninggikan arti penari ronggeng dan penari ronggeng itu sendiri dijadikan komoditas untuk memperoleh profit bagi orang yang ndilalah-nya dipercaya sebagai dukun ronggeng.

Sekarang keseninan ronggeng sudah nyaris punah, sudah seperti pertunjukan setara ngamenan belaka. Tidak ada lagi istri yang senang kalau suaminya mendapat kesempatan meniduri penari ronggeng. dukun ronggenpun bukan lagi menjadi profesi yang menjadi incaran.

Sekarang zamannya orang mengincar jabatan di kampus-kampus. Yang setahun sekali, dua kali hingga empat kali dilakukan sebuah prosesi seremoni, ya semacam nglarung sesaji, atau semacam grebeg di kraton, prosesi itu namanya adalah "wisuda".

Orang zaman ini meyakini kalau anaknya memakai toga, lalu kuncirnya digeser oleh rektornya dari sebelah kiri ke sebelah kanan, itu artinya luar biasa, ya mungkin sama luarbiasanya dengan perasaan istri yang suaminya berkesempatan meniduri penari ronggeng setengah abad yang lalu.

Dan untuk prosesi penggeseran kuncir toga itu, orang dipaksa membayar sampai 1 juta besarnya. Hampir setara dengan satu ekor kambing. Tapi tentu saja tidak ada yang mendaftar wisuda dengan mnyumbang sepasang sandal seperti yang dibawa ke dukun ronggeng di masa lalu.

Lalu siapa yang diuntungkan dari keyakinan masyarakat terhadap wisuda itu? Tidak lain, ya wisuda organizer. Kalau yang menjadi organizer itu kampus itu sendiri, ya tinggal dihitung, tarif ikut wisuda berapa?fasilitas yang didapatkan berapa?BEP kalau peserta wisuda berapa? lalu untungnya dibagi kemana saja.

Aku percaya, akan datang zaman dimana orang gerah dengan segala rupa prosesi, dari wisuda sampai peresmian ini dan itu yang hobi banget dilakukan tiap hari oleh para pejabat. Dan dimasa itu, wisuda organizer tidak lagi menjadi posisi yang diburu-buru oleh orang.

Sebagai saat itu segera datang. Kasihan, orang sekolah untuk pandai, bukan untuk dibodohi.

11/18/11

Kepraktrisan

Satu hal yang dicari oleh orang modern adalah kepraktisan. Aku terpikir tadi, sudah ada kulkas, kenapa juga masih ada dispenser yang ada tombol 'cold' nya.

Bukannya kalau mau dingin, tinggal air putih ditaruh di kulkas, kalau mau minum tinggal ambil itu. Tapi tidak, itu tidak praktis. Praktis itu kalau di satu tempat, mau panas, biasa dan dingin ada. Bukannya panas disitu dan dingin disono.

Seiring dengan pertumbuhan internet dan pesatnya industri mie instant, syaraf kita juga terbombardir habis2an, sampai sebegitu lebay nya menentukan standar kepraktisan. Sistem didalam otak kita menjadi bgitu manja.

Tidak lagi ada air gogok, tidak lagi ada nggodog wedang (nggodog banyu menjadi wedang).

Sent using a Nokia mobile phone

Enam Bersaudara

Di atas kereta tadi pagi, aku duduk dikelilingi sepasang suami istri, keluarga taat agama, istrinya bercadar, suaimanya berjenggot, anaknya 6 dibawa semua.

Anak ke-6 masih bayi, belum ada setahun.
anak ke-5 umur sekitar 2 tahun, laki2.
Anak ke-4 perempuan, sekitar 4 tahunan.
anak ke-3 laki2, sekitar umur 6 tahunan
anak ke-2 umur smp, laki2
Dan anak ke-1 entah umur berapa, perempuan.

Hedew, rendel bener ini keluarga, pikirku. Suami istri asli jogja itu tampak ramah, ya tidak ekstrim seperti fpi, dan anak2nya juga nakal normal, tidak terlalu bikin riweh orangtua.

Ada dua hal yang menarik dlam pemandangan tadi mnurutku. Pertama : anak2nya bgitu akur, yang gedhe menggendong yang kecil, kakak menyuapi adik, si kecil dicium2i oleh kakaknya yang belum gedhe... Wealah, nampknya mereka begitu ramai, tidak kesepian, tidak kekurangan teman.

Kedua, kalau tidak slah, mereka tidak disekolahkan, mereka dididik langsung orangtua dan pesantren, agar ilmu agama mereka nomor satu. Haha, pantas saja tidak tkut punya anak banyak, tidak mikir spp & uang gedung si... Haha

semoga barokah Allah menyelimuti mereka skeluarga


Sent using a Nokia mobile phone

11/13/11

Sepuluh Orang Indonesia yang Sukses Tanpa Ijasah. 10 tok?Ya Enggak Lah..

1. Andy F. Noya
[Image: 2010_01_09_12_17_30_afn.jpg]
PimRed Metro TV ini belum lulus sarjana… Satu hal yang menarik, Andy sebenarnya adalah orang teknik. Sejak lulus SD Sang Timur di Malang, Jawa Timur, pria kelahiran Surabaya ini sekolah di Sekolah Teknik Jayapura lalu melanjutkan ke STM Jayapura. “Tetapi sejak kecil saya merasa jatuh cinta pada dunia tulis menulis. Kemampuan menggambar kartun dan karikatur semakin membuat saya memilih dunia tulis menulis sebagai jalan hidup saya,” tutur Andy.
2. Adam Malik
[Image: adam-malik-majalah-life.jpg]
Ternyata orang yg dikabarkan Agen CIA ini ternyata gak pernah ngenyam bangku sekolah.
3. M. H. Ainun Najib
[Image: IMG-1533.JPG?et=d1PR3h6rl%2Bj6rJJiCzRV9w...=119629704]Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah, Pendidikan formalnya hanya berakhir di Semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Gontor Ponorogo karena melakukan ‘demo’ melawan pemerintah pada pertengahan tahun ketiga studinya, kemudian pindah ke Yogya dan tamat SMA Muhammadiyah I. Selebihnya Beliau jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi).
4. Abdullah Gymnastiar
[Image: 8858_aa_gym_doknova.jpg]
kiai yang kmarin2 ini santer dengan kasus poligaminya,ternyata sukses menjadi kiai dan wirausahawan (pengusah besar) tanpa ijazah. Walaupun sudah lulus, tapi dikabarkan sampai saat ini blm mengambil ijazahnya.
5. Ajip Rosidi
[Image: ajip+rosidi2.jpg]
Dia menolak ikut ujian akhir SMA karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 th diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Univ. Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.
Berikut Sejarah Pendidikan Beliau :
* Sekolah Rakyat 6 tah di Jatiwangi (1950)
* Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953)
* Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956, tidak tamat)
6. Bob Sadino
[Image: bob-sadino.jpg]
Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 th mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia dan tidak melanjutkan kuliah. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 t. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada th 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
7. Andrie Wongso
[Image: andriewongso.jpg]
Anak ke 2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 th (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar.
8. Purdi E Chandra
[Image: purdie-e-chandra.jpg]
Sosok Purdi E. Chandra kini dikenal sebagai pengusaha yang sukses. Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) Primagama yang didirikannya bahkan masuk MURI lantaran memiliki 181 cabang di 96 kota besar di Indonesia dengan 100 rb siswa tiap th.
Bukan suatu kebetulan jika pengusaha sukses identik dengan kenekatan mereka untuk berhenti sekolah atau kuliah. Seorang pengusaha sukses tidak ditentukan gelar sama sekali. Inilah yang dipercaya Purdi ketika baru membangun usahanya.
Kuliah di 4 jurusan yang berbeda, Psikologi, Elektro, Sastra Inggris dan Farmasi di Universitas Gajah Mada (UGM) dan IKIP Yogya membuktikan kecemerlangan otak Purdi. Hanya saja ia merasa tidak mendapatkan apa2 dengan pola kuliah yang menurutnya membosankan. Ia yakin, gagal meraih gelar sarjana bukan berarti gagal meraih cita-cita. Purdi muda yang penuh cita2 dan idealisme ini pun nekad meninggalkan bangku kuliah dan mulai serius untuk berbisnis.
Kini kabarnya sekarang sudah ada lebih dari 500 cabang Primagama di seluruh Indonesia.
9. Hendy Setiono
[Image: HENDY%20SETIONO%201.jpg]
Hendy Setiono (kebab Baba Rafi) mengawali usaha tahun 2003 di Surabaya. Modalnya hanya Rp 10 jt atau sebuah gerobak burger. Kini bisnisnya berkembang pesat dengan menu makanan utama kebab serta santapan ala koboi (burger serta hotdog). Jumlah cabangnya setiap tahun terus bertambah. Terakhir, terdapat 140 outlet tersebar di 25 kota, antara lain Batam, Bali, Bandung, Banjarmasin, Malang, Gresik, Jember, Kediri, Lampung, Padang, Malang, Makasar, Medan, Pasuruan, Pekan Baru, Karawang, Surabaya, Sukabumi, Semarang, Sidoarjo, Tasikmalaya, Jogjakarta, dan Jakarta.
10. Buya Hamka
[Image: buya-hamka.jpg]
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 th, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.

---

dari sini

Borongan Silaturahim

Hari ini :
1. Jam 6:35 ke rumah Adhe, ketemu Bapaknya juga
2. Jam7:13 ke rumah Pa Ahmad Tohari
3. Jam 10:30 kondangan ke Ciroyom, resepsinya Eka Triana. Bisa silaturahim dengan Yukha juga, teman yang ketemunya pas Reunian saja
4. Ba'da Sholat Dzuhur sampai jelang Adzan Ashar ke rumah Karyanto, ngobrol panjang lebar dengan Bapaknya juga
5. Jam 19.00 ke Mas Sofan pengusaha batu bata di Pliken, sekitar satu jam ada disana
6. Bersambung setengah jam an di Mas Amir pengusaha aneka rupa usaha di Kalibago
7. Dilanjut ke Pak Budhi Gethuk di Sokaraja, disini juga satu jam lagi
Ditutup dengan silaturahim ke angkringan Om John, seremoni penutupan ditandai dengan pemakanan 5 tusuk sate usus pada jam 22:44.

Sudah silaturahim borongan segini banyak dalam sehari, mosok iya, nggak dilapangkan rejekinya.


11/12/11

Sejarah BHHC Dimulai Hari ini.

Kayaknya asik nih kalau punya tempat kerja, konsepnya museum. situs Banjoemas.com itu benar-benar keren, genuine dan wah, sayang pokoknya kalau nggak optimal persebarannya. Oleh karena itu, oleh-oleh kumpulan 11-11-11 tadi di Frescho Cafe dalam rangka peresmian Banjoemas Heritage & History Community (BHHC) adalah satu unek-unek, eh bukan satu, tapi beberapa.

Sejarah BHHC sudah dimulai sejak diresmikan tadi. Agar tidak hilang, unek-unekku yang siapa tahu nanti akan menjadi bagian dari sejarah yang akan diukir BHCC, sementara aku catat doank dulu ya disini :

1. Karena akhir tahun banyak perusahaan dan instansi bingung membuang dana, kita manfaatkan mereka untuk mendanai kegiatan Banjoemas Heritage & History Festival. Didalamnya ada pemajangan timeline sejarah Banyumas sepanjang 2 x100 meter, ada Talkshow bareng mas Miko sang pioner BHHC, ada pesta souvenir, dan lain-lain diramai-ramaikan saja.

2. Kalau jadi mau buka Gerai Dinar, nanti rukonya dikonsep Banjoemas museum. Dan disediakan meeting room bertema Banjoemas Heritage & History. Ini akan mengalahkan konsep museum BRI nih, dan pastinya, selain untuk usaha, juga bisa jadi pusat pelatihan dan situs tujuan wisata nih. Museum kecil-kecilan macam Ullen Sentalu tapi ya amatiran lah.

Dua saja, aku tulis di blog mimpi ini. Dan aku bawa tidur ke dalam mimpi ya, biar bangun-bangun, semangat menulis konsep detail dan proposalnya.




11/11/11

Dipikir malah jadi susah

Jualan gula, nira nya lagi susah. Baru musim kemarau si. Jualan percetakan, pemainnya udah bejubel. Nggak gampang ekspan pasar. Jualan asuransi, haduh, beraat. Kudu presentasi dan home visit berkali-kali.

Jadi pegawai negeri. Ipk nggak memenuhi. Jadi karyawan, aduh, nggak kebayang streesnya pergi pagi, pulang malam sore 35 tahun.

Jadi penceramah, syin shod nya belum jadi. Mau jadi rahib, menyepi di atas bukit, masih ada hasrat menjadi rohmat sekalian alam.

Jadi tokoh publik, belum punya karya besar. Pergi keluar negeri, tidak bisa bahasa inggris dengan lanyah.

Ouh, sepertinya naas sekali si hidup, kalau dipandang dengan sudut pandang seperti di atas?

Sent using a Nokia mobile phone

11/10/11

Ati Segoro

Sekarang2 ini, aku lebih punya rasa takut ketika akan menyalahkan orang. Karena aku mengalami secara empirik, betapa tidak enaknya disalahkan. Menyalahkan itu adalah cara terjelek lah, karena lebih banyak dampak destruktifnya, ketimbang imbas memperdayakannya.

Kalau ditidakadili, wis ngalah saja. Kalau orang lain mau menang sendiri, wis, diam saja. Kalau sudah mampu dan tidak perlu lagi perlu keberadaanku, wis trima saja.

Melatih diri, memberikan ruang seluas2nya pada hati. Agar hatiku meluas, sampai seluas samudera..... orang jawa bilang : ati segoro

Sent using a Nokia mobile phone

11/8/11

Proyek Grebeg Akhir Tahun

Uang satu jutaan dikumpulkan, sampai 100an orang lebih. Setelah terkumpul, digaraplah upaca, namanya grebeg akhir tahun.

Karena aku tahu, biaya grebeg efektif paling hanya separohnya, maka aku coba majukan ceritanya semacam company profile. Akhirnya terbacalah track recordku dari proposal itu. Karena terbaca bagus, akhirnya pihak keraton kelimpungan. Yang janjinya 2 hari setelah dimusyawarahkan di pasewakan agung aku mau dikabari, eh ternyata tidak ada kabar.

Atas rasa hormatku pada kraton dengan keagungannya, maka aku tidak mencoba mengubungi pihak kraton. Toh janji dari kraton juga, aku yang akan dihubungi.

Sampai akhirnya setengah bulan berlalu, tidak juga ada burung merpati yang datang mengantarkan lontar kabar akan tanggapan company profile yang aku ajukan. Walhasil aku menghubungi kraton dengan telegram.

jawaban atas telegramku : panitia grebeg akhir tahun sudah terbentuk mas, oleh para abdi dalem sendiri.

Yah, begitulah kraton. Aku hanya bisa bilang sendiko. Sekalipun hitungannya aku sudah dikomodoin (lebih dari sekedar dikadalin). Loh, dikomodoin bagaimana? Ya iya, seharusnya kan dari kraton ngabari : maaf, company profil anda tidak lolos seleksi karena ini ini dan itu, sehingga anda tidak berhak mengajukan proposal untuk proyek grebeg akhir tahun ini.

Tidak ada kabar apa-apa. Hanya ada waktu yang diulur, dan ujug-ujug saja panitia sudah terbentuk. Kata-katanya itu loh : terbentuk. bukan : dibentuk.

Ya sudahlah, kraton yang adiluhung, kraton selalu benar. Itu kan proyekan para abdi dalem setahun sekali, mana terima kalau tahun ini giliran aku yang memakan.


Hm, memang ada gitu grebeg akhir tahun di kraton Jogja? jawabku : Loh, memang aku sedang cerita tentang kraton Jogja? Tidak.

11/5/11

Pesan Bung Rizky

Pesan Bung Karno : tanah kita ini kaya, kalau anak2 negeri ini belum bisa mengolah sendiri kekayaan bumi kita, jangan diserahkan pada orang asing, nanti kita cuma akan dimiskinkan.

Pesan Bung Rizky : kalau kau punya ide inovatif, lalu kau belum mempunyai cukup resourches, simpan saja itu idemu, tidak usah diberitahu kepemerintah. Percuma. Bisa2 mung diaku2 tok.

Pernyataan bung karno sudah terbukti sekarang. Freeport adalah kontrak kerjasama asing pertama yang ditanda tangani presiden soeharto. Setelahnya, semua kontrak kerjasama asing selalu merugikan indonesia. Padahal semasa bung karno, kerjasama2 dengan asing, semuanya menguntungkan indonesia.

Dan pernyataan bung rizky juga, judul programnya si bagus, tapi kok penyelenggaraan, pemateri, proses pra inkubasinya, cuma bikin mangkel tok.

Hueh... Pemerintah, penjajah dan kapitalis susah dibedakan

Sent using a Nokia mobile phone

Takut nanti sombong?

Yang namanya ontime, disiplin, gemi, nestiti, ngati-ati sampai khusyuk, tawakal, ikhlas, rendah hati itu perlu latihan. Tidak bisa spontan.

Yang bisa spontan itu ya besar panjangkan alat vital.

Nah, bagaimana caranya latihan ikhlas? Caranya, cari uang yang banyak, lalu sedekahlah yang banyak. Bagaimana caranya latihan rendah hati? Beli mobil yang bagus, lalu berusaha rendah hati.

Kalau sedekah saja sedikit, bagaimana kita yakin kita sudah ikhlas. Kalau mobil saja tidak punya, apa yang mau disombongkan?

Kalau ada orang yang takut kaya, enggan berusaha utk mampu beli mobil, alasannya kok takut sombong, takut tidak ikhlas. Itu artinya dia enggan berlatih ikhlas, berlatih rendah hati.

Sent using a Nokia mobile phone

Zaman Peraturan

Untuk tidak telat saja, harus diberi sanksi, push up 5x/menit telat atau denda 50.000.
Agar kepalanya aman saja harus pakai Undang-Undang Lalu Lintas, kalau tidak pakai helm kena tilang 50.000 nego.
Untuk tidak korupsi, tidak cukup undang-undang, harus bikin lembaga anti-korupsinya juga yang biayanya milyaran.

Manusia di zaman ini sudah kehilangan fitrah kemanusiannya. Reseptor kesadarannya sudah pada bebal, lumutan, tumpul, mati, nge-blink, doll, impoten, mati!

Karena itu, himbauan tidak diindahkan, seruan tidak didengarkan, indra pembeda indah dan tidak indah tidak berfungsi lagi. Maka, ya sudah, jalan terakhir dijalankan : di amang-amangi caranya.

Persis, kalau ada ayam masuk rumah, bagaimana cara membuat dia keluar? Ya dengan mengambil sapu dan meng amang-amangi nya agar takut dan segera menuju pintu dengan rasa terpaksa dan akhirnya keluar.

Mengapa? Itu karena menurut kita, ayam tidak bisa kita ajak dialog, untuk menyadari bahwa dia di posisi yang salah, dia di dalam rumah yang kalau nembelek sewaktu-waktu bisa bikin kotor rumah.

Apa ini pembuktian dalil Quran, bahwa sebagian diantara manusia, akan seperti binatang ternak? 

Orang-orang baik, para ustadz, para trainer, sudah enggan mengajak dialog, enggan mencoba berempati dan bersimpati lagi. Sehingga, kalau ada orang yang telatan, ada orang yang korupsian, ada orang yang mengaku nabi palsu, ada orang yang menyelewengkan agama, langsung saja di benthong dengan peraturan, sweeping dan tindakan fisik anarkis.

Hai, mereka yang suka telat, mereka yang suka nyontek, mereka yang agamanya menyimpang, mereka yang korupsi, itu masih manusia lho. Pikirkanlah cara berdialog, cara merangkul kesadaran mereka, membuat paket2 peraturan ini dan itu, sungguh tidak menyelesaikan akar persoalan sampai ke akar rumputnya.



11/4/11

Logat ibukota di unsoed

Aku sedang berada di tengah2 anak2 mahasiswa universitas jenderal soedirman atau unjensoed atau unsoed. Lah kok logatnya pada lu gue lu gue ya.

Kemana anak2 medhok? Kemana anak2 ngapak? Apa yang pada kuliah disini anak2 ibukota semua?

Apa anak2 asli banyumas sudah pada lulus kursus anti medhok, anti ngapak, jadinya pada ikut2an lu gue lu gue juga? Kok malu? Disetir siapa otakmu, diprogram siapa akal sehatmu? Kok sampai malu dengan bahasa ibu mu sendiri?

Rosyita aja bangga bgt pake logat medhok lereng gunung dieng

Sent using a Nokia mobile phone

Alasan Suka Hujan

Jujur, sungguh, sumpah, aku tidak suka kehujanan. Hujanlah yang bikin aku kehujanan. Mendungnya hujan membuat gelap jadi aku harus menyalakan lampu. Kalau hari hujan, mau kemana-mana males.

Hanya karena-Mu ya Allah, karena ingat bahwa hujan ini rahmat-Mu ya Allah, aku tidak menggerutui dan menyesali hujan.


Atas alasan itu saja, aku tetap sukacita kala hujan, aku menikmati kehujanan.

Sent using a Nokia mobile phone

Kenapa Besok Puasa Arafah?

- karena ada haditsnya
- karena mau melebur dosa setahun
- karena yang lain pada puasa
- lagi hemat
- santri gitu loh, masa gak puasa
- sudah kadung sms massal tentang keutamaan Puasa Arafah, nggak enak kalau nggak puasa
- karena puasa itu baik
- aku penikmat puasa

Macam2 niat puasa yah, mungkin ada banyak lagi lainnya. Bebas juga mah, mau pilih niat puasa yang mana..

Sent using a Nokia mobile phone

Syi'iran Hadrotus Gus Dur

...
Ngawiti ingsun nglaras si'iran
kelawan muji maring pangeran
Kang paring rohmat lan kanikmatan
rino wengine tanpo pitungan
...

Sent using a Nokia mobile phone

11/3/11

Kok jadi menteri pariwisata dan industri kreatif?

Marie Elka Pangestu, menteri perdagangan KIB II, pada saat menjabat, kita beli pesawat setara N250 buatan Habibie ke china. Pada saat dia menjabat, rakyat heboh menolak impor sayur. Pada saat dia menjabat, ACFTA disepakati, barang china bukan cuma pesawat dan sayur itu tadi, hape 7 bulan mati juga masuk ke indonesia, barang serba cina, cina dan cina.

Sekarang marie elka pangestu yang cainis digeser, jadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif. Setelah keberhasilan membeli pesawat, hape sampai sayur dari cina. Sekarang pindah spesifik mengurusi ladang ekonomi kreatif. Kata orang kemenristek, ekonomi kreatif menyumbang 6% PDB, funtastis sekali.

Apakah 6% ini akan di bawa oleh bu menteri untuk china juga? Kalau iya, tunggu saja sebentar lagi akan ada batik fraktal china, angklung china, souvenir kerang pantai pangandaran dari china, krupuk ikan cilacap juga dari china.

Hebat benar pak sby dengan resuflenya!!!!

Sent using a Nokia mobile phone

Launching Banyumas Techno Business Center

Jadi Banyumas ceritanya terpilih menjadi 1 dari 7 daerah otonom yang mendapat bantuan dari BPPT dan kemenristek.

Tadi, deputi kepala BPPT memberikan contoh technopreneur itu adalah pendiri facebook dan pendiri google.

Satu yang perlu diingat, teknologi itu tidak hanya ttg komputer dan teknik mesin loh. Namanya kitiran atau kolencer kalau di Sunda itu juga teknologi. Mainan tradisional tanpa mesin, tp tetep hasil teknologi juga banyak

Sent using a Nokia mobile phone

Demographic Bonus

Struktur penduduk Indonesia di masa datang adalah struktur yang paling diidam2kan oleh bangsa2 lain di dunia. Beberapa tahun mendatang, jumlah usia produktif 16-40 tahun akan cukup banyak.

Struktur semacam ini mirip dengan struktur yang dimiliki oleh Jepang ketika bangkit dari keterpurukan, pasca perang dunia kedua.

Ini menarik, ketika amerika, jepang dan banyak negara maju kekurangan generasi muda, bangsa kita tidak. Mengapa?salah satunya adalah karena kita masih menjaga keluarga.

Kata Caknun, pelacur sekalipun, ketika pulang ke keluarganya ia berpikir utk anaknya. Maling mencuri, itu juga demi keluarganya.

Ya, karena keluargalah yang melahirkan anak. Keluargalah yg membesarkan anak. Keluargalah yg memberhasilkan anak.

Bangsa ini akan besar. Tinggal pilih, kita mau ambil bagian apa tidak.

Sent using a Nokia mobile phone

Loe, Gue & Coy di Layar Kehidupan

Salah satu keterbatasan komunikasiku dengan anak-anak ibukota adalah susahnya lidahku melontarkan sapaan "guweh" dan "eloeh". Setahun di Bogor, bergaul dengan 82,70% teman-teman yang memakai sapaan harian itupun tidak mempengaruhiku, aku tetap saja menggunakan "aku" dan "kamu".

Wedeh... berkarakter juga yah aku, bisa bertahan dengan gaya sapaan defaultku, tidak mudah terbawa lingkungan. Malahan mereka yang menyesuaikan diri, kalau mengobrol denganku, yang bisa lu gue lu gue jadi kamu aku kamu aku. Haha, berlebihan lah kalau disebut aku berkarakter, yang lebih tepat adalah aku tidak pandai beradaptasi. Betul gak gue ini coy?

Nah itu bisa..... horeeee...

Naah, pagi ini gue cuma mau bilang kalau selama ini kita tuh capek tapi enggak ngerasa. Di Training ESQ Parenting ada games namanya "layar kehidupan". Beberapa orang disuruh jingkrak-jingkrak menampilan pose terbaik mereka di balik kelir putih yang disoroti lampu yang sangat terang. Lalu dua orang menjadi juri dengan sekian banyak parameternya. Lalu sisanya, orang satu ruangan menjadi penonton, yang kalau gerakannya bagus, konyol, lucu akhirnya mereka pada ngasih tepuk tangan dengan hebohnya.

Nah, eloe, gue, kita tuh selama ini cuma berpose di layar kehidupan kita sendiri buat penonton. Cari kerjaan enak, biar ditepuktangani, "iniloh gue bisa". Cari jodoh ganteng, biar ditepuktangani, "iniloh, gue mampu dapetin yang kayak gini". Pengen beli mobil, biar ditepuktangani. Bahkan, pengen sukses bikin aksi sosial juga buat ditepuktangani.... Betul lagi nggak gue ini coy?

Kita lupa, ada dua sosok yang duduk, diam enggak ikut tepuk tangan, tapi dia selalu mencatat pose-pose kita dan menilainya sesuai dengan parameter yang ada. Naaah, parameter-parameter itulah yang kita lupa.

Sangking lupanya, sampai hati nurani kita lumutan, berjamur akibat dianggurin. Akhirnya, kita hidup, berbuat baik dan benar, juga hanya untuk ditepuktangani. BUKAN, untuk mengejar parameter dari Sang Maha Penilai.

Gue harus banyak kunjungan nih, biar Bos Dedy senang. Gue harus rampungin kerjaan cepet-cepet nih, biar Rizky gak jelek-jelekin gue. Gue mau trip ke banyak tempat ah, biar pada ngiri yang lain. Gue pokoknya harus lunas utang, biar yang lain kalah sama gue. Masa gue gak pacaran, malu donk sama mantan. Gue yang nraktir ah, biar keliatan punya duit.

Haduh, berabeh bil parah mah kalau pada begituan kita coy!



11/2/11

Duka Mendalam Kami untuk Kepergian Roy Juliardhana

Selamat jalan Mas Roy, semoga saat ini engkau berada dalam semesta barzakh yang terang benderang.

Sae, sae, sae... semoga itu yang terucap dari lisan seluruh hadirin di pemakaman sahabat kita Roy Juliardhana kemarin (1/11/2011) jam 15.00 di Purwokerto. Mas Roy adalah sosok yang santun, menyenangkan, temua dan berkarakter.

Maka pantas saja wall facebooknya penuh dengan ucapan-ucapan kasih sayang dari kerabat dan sahabatnya, postingan-postingan di wall yang tidak akan pernah dibalas oleh Roy lagi selama-lamanya. wall facebooknya kini menjadi monumen, yang mengabadikan persaksian bahwasannya mas Roy adalah orang yang baik.

Selama SMA, almarhum adalah sosok berpergaulan luas yang diterima hampir semua kalangan. Ia dekat dengan anak-anak IPS yang brutal-brutal, juga berbaur dengan anak-anak IPA yang cool-cool. Ia luwes bermain bersama anak-anak di lapangan, juga menyatu dengan teman-teman Rohis di Masjid. Ia termasuk anak yang disana-disini diterima, bukan cuma diterima, tapi bisa dekat dengan semuanya.

Duka mendalam kami untuk kepergianmu Mas Roy. Aku catatkan postingan terakhirmu di wall facebookmu berikut ini, kata-kata dari Steve Job yang mendahuluimu, mendahului kita bulan lalu. Andai ada kebaikan dari kata-kata ini, kau disana juga semoga mendapatkannya, amin.


"Pekerjaanmu akan menjadi bagian penting dari kehidupanmu. Satu-satunya cara untuk mencapai kepuasan adalah dengan percaya bahwa apa yang kamu kerjakan adalah pekerjaan yang hebat. Cintai apa yang kamu kerjakan. Jika kamu belum menemukannya, tetaplah cari. Jangan berhenti". (Om Steve Job)