4/30/12

Stand di Pekan Kreasi Nusantara 2012

Kali ini Jateng jadi tuan rumah Pekan Kreasi Nusantara 2012. Gawean Kemendag ini memilih kota Purwokerto untuk jadi tempat perhelatan. Mekanira Nusantara ikut2an disini, ayo kunjungi stand kita. Kita ada disini sampai 5 hari kedepan, Jumat (4/5) besok loh.

tampak depan

etalase produk

ornamen processing unit gula kelapa tradisional

isi meja

brosur & kartu nama

dokumen & tisyu

tester minuman

speaker aktif & printer

disinilah kertas dimasukkan ke printer

electricity

stationery

laptop

dibawah meja

dibalik meja

tempelan dinding

dispenser

Raja Jateng

4/20/12

Bukan Kaset

Kalau di Maiyah, acara pertama baca Quran, live, asli suara orang. Kalau di Masjid Baitul Arqom, sebelum jumatan, yang baca Quran kaset.

Bob Sadino 40 tahun, Kita Max 12 tahun saja

Tahun 2006, tahunnya merajut mimpi. Zaman dimana Mandiri belum membuat WMM, Alanda Kariza belum membuat Indonesi Youth Conference, apalagi IYCS. Dan kita sudah mulai menjalankan mimpi saat itu.

Tahun 2007, tahunnya beryakin-yakin. Nyatanya satu demi satu keyakinan terbentuk, yang pasang iklan berdatangan, mengadakan training mulai tidak merugi. Modal yakin, lembaga pelatihan pelajar pertama di kota ini didirikan. Walaupun saat itu belum me-link ke dunia luar, karena masih cupet, karena akses internet masih hanya didapatkan dari warnet. Komputerpun baru hanya satu.

Tahun 2008, tahunnya action. Uang yang terkumpul dihambur-hamburkan membuat ini dan itu, yang penting action dulu. Dan memang betul, lebih banyak yang rugi daripada yang bertahan. Beberapa bertahan dan tidak ada yang untung.

Tahun 2009, tahunnya spirit dicoba. Yang spiritnya untuk jadi tim hore, yang spiritnya karena rikuh pekewuh, yang spiritnya karena sebuah tujuan besar, yang tetap bertahan, yang mulai mendua, yang memisahkan diri. Oh, jadi cuma segitu?

Tahun 2010, tahunnya knowledge. Merasionalisasi yang ada, membandingkan dengan gerakan serupa di daerah-daerah lain dan diibukota. Knowledge yang menguatkan satu sisi, juga mementahkan satu sisi. Terpilah-pilahlah, bidang mana yang harus dipertahankan, mana yang harus dikembangkan, mana yang harus ditinggalkan, mana yang harus digadaikan.

Tahun 2011, tahunnya idea. Itulah kenapa hobinya mengotak-atik peluang kompetisi businessplan, ada puluhan ide ditulis-tulis dalam kertas, sebagian dicoba diwujudkan, sebagian cuma berhenti di kertas, tapi yang pasti dari semuanya tidak ada yang kesampaian.

Tahun 2012, tahunnya fokus. Ya memang seperti ini kurikulumnya, kalau terlalu dini fokus, misalnya di tahun 2009 sudah fokus, kita tidak akan sekaya sekarang atas idea dan knowlegde, kita tidak sekuat sekarang atas spirit. Dan benar-benar baru tahu sekarang, ketika kita fokus menggarap satu bidang tertentu, memperkenalkan kepada siapa saja tentang bidang kita itu, satu persatu bertubi-tubi tiada henti kita bertemu dengan orang-orang yang berpotensi menjadi leverage kita.

Dari Pak Muhaimin sampai Pak Slamet, dari Wangsa Jelita sampai Bina Swadaya, sudah terjalin tinggal dilanjutkan. Dan kemudian dari Ustadz Rofieq sampai Pak Banani Makmur (Bapake Ulil), Soon.

Dan masih ada 5 tahun lagi. Nikmati saja, karena bukankah sukses yang kita maksud tidak sekerdil sebatas bisa membeli mobil, atau umroh setahun sekali, atau membangun beberapa pesantren yang mengajarkan nilai-nilai akhlak menggunakan pengetahuan pedalangan? Oh, lebih dari itu jelas. Jadi, kalau sebelum 5 tahun lagi, misalnya tahun depan, eum, tidak, maksudnya tahun ini sudah ada mobil, sudah terbeli itu rumah, ya, itu memang bukan tujuan kok, itu semua alat. Betul?

2013 tahun positif, ya, mungkin di tahun ini Indonesia sudah menyambut dan menghitung keberadaan kita. 2014 tahun memilih, bisa jadi akan ada konflik besar semacam paregreg disini, ya, diantisipasi dari sekarang saja, egois-egoisnya disadari, biar nanti kalau menggurita mudah dipangkasnya. 2015 tahun sinergi, eum, sudah sejajar mungkin dengan semacam Sandiaga Uno dan Chairul Tanjung sehingga orang-orang macam mereka mengajak kita bersinergi. 2016 adalah tahun Love, anak-anak kita sudah masuk playgroup mungkin, dan 2017 tahun sukses, kalaupun di tahun ini mati, sudah seperti Sudirman lah, pemuda satu daerah:Banyumas, yang tidak habis-habis ditulis kiprah dan prestasinya.

Itu pakem sukses versi Kording 12 step saja, 12 tahun saja, maksimal, yang lima terakhir, mungkin benar, mungkin tidak.

Terangsang = Kampungan

Kenormalan yang Menurun

Laki-laki jaman sekarang itu semakin menurun kenormalannya, sistem sosial memaksa laki-laki untuk tidak mudah 'ngaceng'. Kenapa? ya bayangkan saja kamu ngankring sambil 'ngaceng' tiap kali ada paha cewe sexy tertangkap pandangan, apa kata teman sebelahmu... "idiiih, gitu aja 'ngaceng', kampungan banget sih loe".

Lihat juga di TV, bagaimana cowo2 berinteraksi dengan cewe2 seksi dan tidak 'ngaceng'. Aduh, semakin susah saja ya. Jadi, kalau laki-laki jaman dulu jangankan lihat paha, lihat ujung bawah betis perempuan saja sudah terangsang, lah sekarang, kalau lihat paha terbuka 15 cm aja udah enggak ngaceng, jadi biar ngaceng musti digimanain?

kaya itu saat kapan?

tidak punya uang = miskin. belum tentu artinya seperti itu. justru ketika tidak punya uang, saat itu kita kaya. taruhlah ketika aku dan teman2ku jaman tidak punya uang dulu. rantang-runtung bareng, makan bareng, karena yang satu harus bayari yang lain gitu ganti-gantian. merasa saling membutuhkan.

Nah, cobaan akan jadi berbeda ketika kita masing-masing sudah tebal kantong karena uang. pergi kesana sendiri, investasi di sono sendiri, traveling kesitu sendiri, makan juga begitu. merasa mampu, bisa sendiri.

Jadi, kaya itu saat sama2 punya uang, apa sama2 enggak punya uang?

4/17/12

Apa Kabarnya Sekarang

Naim
Tadi pagi kerumahnya gasik, sudah berangkat dinas seperti biasa, menyisir jalur selatan. Sepertinya masih begitu bersemangat makarya.


Azis
Bus kertas yang terakhir dibuat kemarin : Budiman. Setelah pada jadi itu bis-bis mau diapakan?dikemanakan?


Fikry
Postingan blog terakhirnya ngrasani mas Andri, Pa Purdi & Pa Ary. Yah, bener si itu, aku juga dulu pernah berpikiran seperti itu, yang penting, sudah sejauh apapun kita belajar, jangan pernah merasa sudah di puncak kebijaksanaan. Selalu ada hal yang belum kita tahu, pahami & hayati.


Hanie
Kemarin sms malem mingguan sendirian dikosan katanya. Lho?Kok?Hehe


Hilmy
Twit terakhirnya : " jerawat di pipi kananku, punyamu." Berapa perempuan yang Ge Er membaca ini? Xix

Karyanto
Terkahir ke Purwokerto gendu-gendu rasa, katanya kepengengin keluar daerah/luar negeri.


Andri
Nggak ada kabar.

Indie
Terakhir sms, balasnya : kapan nyebar undangan? huft, menyebalkan kau ndi! :P

Kusworo
Masih berkutat di pasar, sambil merintis asuransi, sering bolak balik jakarta katanya.

Anna
Sepertinya masih ngurusi SPNI. Kapan nih angkatan ke-4 dibuka?

Huda
Di Bandung, ikut temannya yang nggarap proyek telekomunikasi.

Rhea
Terakhir sms, minta digratisi tiket workshop. Kapan mental gratisanmu ilang rhe.... wehehehe

4/16/12

Agrowisata Gula Jawa

PENDAHULUAN

Arus urbanisasi diartikan sebagai modus perpindahan komponen masyarakat dari desa ke kota karena tuntutan ekonomi atau faktor-faktor lainnya. Urbanisasi telah terjadi secara merata di Indonesia, memberikan dampak positif, sekaligus dampak negatif yang tidak kecil.

Studi kasus pada Kampung Babakan Asih sebagai sebuah kampung urban di Bandung menunjukkan bahwa urbanisasi telah mengubah sedemikian rupa kampung yang asri dan longgar, kini menjadi kampung yang padat dengan rumah-rumah berhimpit karena kebanjiran kaum pendatang dari desa.

Perubahan kampung bukan hanya terjadi pada tata kota yang semakin "riweh", tetapi yang mendasar adalah pada sistem sosial di dalam internal masyarakat kampung tersebut. Bagaimana tingkat pencurian dan kriminalitas meningkat, manajemen sampah, potensi meluapnya air sungai dan selokan yang menyebabkan banjir, konflik bertetangga dan seterusnya. Perubahan semacam itu terjadi hampir menyeluruh di setiap kampung urban yang sesak nafas dipenuhi oleh kaum pendatang dari desa.

Di sisi sebaliknya, di desa juga ikut merasakan dampak perubahan. Menjadi fenomena umum, desa kekurangan generasi muda. Hal ini mengakibatkan desa semakin stagnan dari semangat pembaharuan, karena pembaharuan adalah potensi kekayaan yang dimiliki oleh anak muda. Kecemasan yang hinggap kemudian adalah mengikisnya kearifan lokal desa, misalnya saja adalah semakin sedikitnya jumlah orang di desa yang menuruni keahlian menderes kelapa.

Padahal, menderes atau memanjat batang pohon kelapa untuk mengambil nira yang menetes dari manggar di puncak pohon adalah sebuah keahlian yang berani sekaligus unik. Mengapa unik, karena bayangkan saja dengan ketinggian pohon kelapa belasan meter, seorang penderes dapat memanjat dan menuruninya kembali tanpa tali pengaman apapun. Dan bukan satu dua pohon dalam sehari yang ia sadap niranya, tapi ada puluhan setiap harinya.

Agrowisata Gula Jawa dirintis ditengah hempasan dampak urbanisasi yang semakin tidak terkendali. Mengajak masyarakat perkotaan baik dalam dan luar negeri untuk menyaksikan, merasakan sekaligus menikmati proses membuat gula kelapa mulai dari menyadap nira (menderes), mengolah hingga mengemasnya menjadi produk yang siap konsumsi.

Yang ditawarkan dari program wisata minat khusus ini bukan semata linearnya proses produksi gula kelapa semata, tetapi bagaimana kearifan lokal dan nuansa kehidupan di desa betapa dapat disaksikan, dirasakan dan dinikmati untuk menyembuhkan jiwa yang jenuh karena terlanjur meng-urban.

Bagaimana kolaborasi yang menarik antara suami istri pengrajin gula, dimana suami menderes dan istri memasak mengolah nira yang dideres. Bagaimana interaksi bertetangga yang demikian harmonis sesama pengrajin gula, bagaimana suasana alam pedesaan yang hening dari bising kesibukan kota, sehingga rimbun pepohonan, gemericik air dan kicauan burung menjadi backsound alami yang bisa menjadi terapi hati.


PROGRAM YANG DITAWARKAN

1. Petualangan menderes nira kelapa, memanjat pohon kelapa dengan menggunakan tali pengaman. Kemudian setelah selesai menyadap dengan dipandu oleh petani gula sebagai guide, wisatawan akan meluncur turun dari atas pohon, flying fox.

2.  Syrup nira adalah minuman nikmat dan berkhasiat yang banyak dijajakan di daerah-daerah penghasil nira. Rasakan segarnya nira yang baru saja disadap sendiri kemudian diminum bersama keluarga/rombonan.

3. Tantangan memasak nira kelapa menjadi gula. Bagaimana wisatawan akan bergumul dengan panasnya calon karamel gula kelapa di atas wajan besar. Adalah hal yang menyenangkan bagaimana bahan yang semula nira kemudian menjadi karamel gula. Dan rasakan sensasi mencicipi gula kelapa yang baru saja matang, "kereng" namanya.

4. "Cimplung" adalah makanan yang tidak ada duanya lezatnya. Singkong, kelapa, ubi dan umbi-umbian lainnya bila direbus bersama dengan nira saat membuat gula, akan menjadi makanan yang maknyuzz untuk disantap.

5. Orang awam tahunya gula kelapa hanya berbentuk padat (solid coconut sugar) padahal ada gula bentuk lain, yakni serbuk (powder) dan cair (liquid). Paket wisata ini dapat pula sebagai wisata edukasi dan study banding bagi pengunjung yang berasal dari sentra gula kelapa dari daerah lain.

6. Menanam pohon kelapa genjah. Meningkatnya permintaan produk gula kelapa dari tahun ke tahun menuntut pertambahan pohon kelapa setiap waktu. Dengan setiap pengunjung menanam satu pohon kelapa di lahan yang sudah disediakan, maka program pertambahan pohon kelapa dapat berjalan. Salah satu yang menarik adalah di batang pohon ini akan diukir nama si penanam, sehingga ketika sudah besar 4-5 tahun mendatang, pengunjung dapat menyaksikan namanya terabadikan disini.


FASILITAS TAMBAHAN

1. Auditorium alam. Sebuah hall pertemuan dengan kapasitas 300 orang theater atau 100 orang roundtable dengan tembok keliling full kaca sehingga walaupun sedang melangsungkan acara, tetap terasa dikepung pepohonan karena tempat ini berada ditengah perkebunan

2. Outbond area
Wahana kegiatan outing sebagaimana outbond area di banyak tempat wisata lain, memungkinkan pengunjung dari kalangan pelajar/mahasiswa/perusahaan melakukan kegiatan keakraban dalam bentuk outbond.

3. Meditation Zone
Sebuah pendopo di samping air terjun yang dirancang menggunakan dasar-dasar perhitungan jarak, ukuran dan arsitektur yang sesuai dengan ilmu psikologi modern sehingga pengunjung dapat melakukan relaksasi di tengah keheningan hutan

4. Privat & Shared Guesthouse
Ada tempat tinggal sederhana berupa rumah terpisah (privat guesthouse), tetapi ada juga kamar menyatu dengan rumah petani gula.


SASARAN

Pengunjung agrowisata ini meliputi :
1. Wisatawan domestik
2. Wisatawan asing

mereka dapat menjadikan obyek wisata ini untuk kegiatan :
1. Study tour
2. Kunjungan industri (field trip)
3. Malam keakraban (makrab) dan OSPEK
4. Family day
5. Study banding kolompok tani
6. Kunjungan untuk diklat keterampilan produksi gula
7. dll.


LOKASI
Berada di jalur perlintasan Semarang-Dieng & Pangandaran

Dilintasi oleh jalur Bandung-Yogyakarta

Berada di tengah-tengah perjalanan Surabaya-Jakarta via Jalur Selatan


TAHAP PERINTISAN

Quarter II 2012 :
1. Survay lahan
2. Pembuatan rancangan (peta) obyek
3. Sosialisasi kepada warga

Quarter III 2012 :
1. Pembangunan wahana tahap I
2. Bimbingan attitude warga
3. Pelatihan standarisasi proses produksi gula
4. Promo obyek

Quarter I 2013 :
1. Opening obyek
2. Pembangunan wahana tahap II


PENUTUP


Demikian, apabila tertarik dengan perencaan ini, dapat meminta detail proposal dengan menghubungi : Rizky @Rizky165





TEDx Independent?

Apa pendapatmu tentang TEDx?

TED event pertama diselenggarakan di california. Sekarang sudah menyebar di ratusan kota. x dalam kata itu diartikan sebagai independet event.

Pertanyaannya, apakah independent itu? Independent dalam arti awam adalah tidak ada kepentingan, netral begitu saja. Tapi, pada kenyataannya, independent, adalah, bebas disetir sesuai keinginan si pembuat event.

Agak tersentak kemarin, kenapa yang diangkat di TEDx Purwokerto adalah fotografer glamour? sementara audience dan panitianya separoh lebih yang cewe berjilbab?

Atau rekaman di sebuah TEDx event di Jakarta, kenapa seorang Musdah Mulia dijadikan speaker?

Bugil itu keindahan loh, gender similarity itu sesuatu yang wajib diimani loh, dan seterusnya, paradigma seperti itu sepertinya yang sedang dicoba diperjuangkan untuk diterima sebagai sebuah kewajaran oleh audience TEDx.

Ya, TEDx independent, sama seperti independentnya pisau. Pisau itu independent, bisa digunakan untuk mengiris bawang, bisa juga digunakan untuk menusuk orang, tergantung yang menggunakannya.

Okelah, berhati2lah, filterlah, milikilah akal sehat yang mampu mengelaborasi, setiap kali mengikuti event2 sekalipun dengan jargon independent. Karena, kalau kita ikut kampanye PDIP yang jelas tidak independent, tujuan dari event kampanye itu jelas : agar kita memilih Megawati. Tapi kalau sebuah event mengatakan dirinya independent, pandai-pandailah mencium-cium ada motif tersembunyi apa dibalik penyelenggaraannya.

Selamat belajar!

4/15/12

Seni Mengikuti Lelang

Orang ikut lelang, pasti tujuannya untuk memenangkan lelang, mendapatkan barang yang dilelang dengan harga yang terbaik.

Nah, kalau ada orang ikut lelang, sementara deadline ketok palu penutupan lelang masih lama, jadi bertanya-tanya apa tujuan orang yang melonjakkan tawaran begitu tinggi?

Lebih aneh lagi, ketika dia menulis begini : "hmm...gak pada baca pada posting ke-3... aku ulangi lagi deh tawaranku Rp. 550.000,-"

loh ya sudah, kalau memang yang lain pada menawar di bawah angka itu, ya harusnya malah seneng donk, berarti dia berpeluang menang. Kenapa harus diulangi lagi? ah, jangan2 memang tujuannya agar dia disaingi, agar muncul angka-angka yang lebih tinggi.

Itulah user aji cassanova di supermetroemall. aku curiganya begini :
1. dia bagian dari panitia lelang yang bertujuan meng-up harga
2. dia cuma ingin mengacaukan harga lelang

4/14/12

Percakapan di warteg

R : Mba maem mba..
X : ya mas, bungkus apa mangan kene.
R : mangan kene.
X : dulang apa mangan dhewek mas?
R : ...?*#!*

4/9/12

Satu Kata

Yang tergambar tentang jodoh impianmu, satu kata tentang dia apa mas?
: dia orangnya CERIA

itu tiga kata mas.

biarin... weks.


inspiration Night


Hidup Tidak Semudah "Cocote" Mario Teguh?

judul postingan ini bukan ucapanku, ini adalah stiker dan slogan banyak orang, termasuk orang-orang jamaah maiyah dan beberapa kompasianers.

Ya memang betul, hidup tidak semudah cocote mario teguh, karena memang hidup tidak akan beres dengan nyocot saja. harus bertindak!

Ah, kadang lucu saja menanggapi orang2 yang mengungkapkan ketidaksukaannya pada mario teguh, ary ginanjar, aa gym dan sebagainya. jadi tuh mereka bertiga dan yang selifting dituntut untuk sempurna, lah emang malaikat?

sementara koruptor, pegawai yang ngambilin uang rakyat, eh mereka biarkan saja. lucu yah.

contohnya salah satu ungkapan yang aku baca di kompasiana, katanya dia tidak suka mario teguh karena :
jangan-jangan ucapannya tidak sesuai sama tindakannnya.

lah, kan baru jangan-jangan? ih aneh banget sih.

mereka-mereka yang mengungkapkan ketidaksukaan kepada tokoh2 besar adalah orang2 dengki, bukan hanya dengki, mereka adalah orang yang cupet pergaulannya. Mereka tidak memahami tentang sistem pemilihan Tuhan, dimana orang-orang diantara manusia-manusia itu memang ada yang tercerahkan, ada yang extraordinary...

sebenarnya bukan hanya di soal sifat baik, misal di bakat olahraga, kecerdasan akademik juga ada orang2 luar biasa.

jadi, orang yang mengingkari kepandaian mario teguh menjawab persoalan kehidupan dengan bahasa yang terangkai sangat indah, sama saja dia mengingkari bahwa diantara orang-orang ada yang memiliki kemampuan lompat tinggi 10 meter, dan diantara manusia ada yang bisa ahli menerbangkan pesawat termpur membentuk formasi di udara.

kasihan yah, hidup kok cupet. dikiranya semua orang itu rata-rata semua, pendengki semua, seperti dirinya.

Saran saya, daripada mengutuk orang baik, mending mengutuk ruhut, sby, sutan batugana, anas urbaningrum, ical, hata rajasa, yang sudah jelas2 bermewah2 pakai uang orang-orang yang tinggal di kolong jembatan, yang kalau sakit apa saja belinya paramex karena enggak sanggup ke rumah sakit.

Panen Belimbing

Meja tidak berfungsi sebagai meja, penuh berantakan berisi dokumen-dokumen tidak terpakai.
Kursi tidak berfungsi sebagai meja, hanya jadi tempat menaruh helm.
Jemuran tidak berfungsi sebagai jemuran, hanya membentang saja menghalangi pandangan.
Dispenser tidak berfungsi sebagai dispenser, hanya menjalankan tugas sebagai gogok, air panas tidak, air dingin tidak, padahal bisa.
Internet tidak berfungsi sebagai internet, hanya wasting time, belum creating currency dengan optimal.
Pohon belimbing jarang dipetik, dinikmati orang lewat, karena kita lebih suka beli jus jambu.

Tadi habis panen belimbing, silahkan mampir ke L22, kali ini belimbing berfungsi sebagai belimbing, jadi suguhan tamu yang tak harus beli.


4/8/12

Kebodohan Spasial

Pernah dengar multiple inteligence? sudah kan, bagus. Kalau belum, kemane aje lu selama ini.....

Di dalam teori multiple inteligence, ada satu kecerdasan, namanya kecerdasan ruang atau spasial. Dan di alam modern, kecerdasan inilah yang tidak dipunyai, makanya berubah jadi kebodohan spasial.

Ya, salah menempatkan diri, salah menempatkan kata-kata, salah menempatkan sudut pandang, itu to kebanyakan kasusnya orang modern?

Mengobrol tentang "Tombol"

aduhai sekali rasanya semalam, ada di tengah-tengah onthelis yang sedang berkumpul dari berbagai penjuru di Indonesia. Aku menghitung jumlah sepeda tua yang diparkit di dalam sasana krida, indoor GOR Satria ada hampir 500 sepeda mungkin. Diiringi musik2 lembut dan lalu lalang orang2 yang masing-masing berkostum aneh. Aku, Mas Miko, Rini & Hilmy menggawangi stand pamer Banjoemas.com.

Kalau mau datang, hari ini masih ada stand itu. Betapa kalau lihat foto2 yang dipajang, kamu akan miris, melihat bangunan & suasana kota yang damai juga bersih dari sampah. Sekarang penuh baliho, atmosfir kapitalisme & untungnya kuantitas sampah masih tidak sebanyak kota lain.

Rini pulang gasik, Mas Miko masih mengobrol dengan para pengunjung. Dan Aku dan Hilmy layah leyeh di atas banner yang digelar oleh pengunjung. Diskusi kita berdua tadi malam sedari sore membahas tentang tombol.

Ya, mengupas fenomena demi fenomena dimana bila seorang wanita, sudah ketahuan tombolnya dan di klik oleh orang tombol itu, maka yang tadinya anggun, cool, jaiman sekalipun, bisa jadi berubah klepek-klepek, manja, aleman, dan seterusnya. Hahaha, kurang kerjaan banget yah bahas hal kayak gitu.

Tapi memang fenomena kayak gitu itu ada, banyak. Dan aku bilang semalam, aku masih takjub dengan fenomena seperti itu. Yah, fenomena "tombol".

4/3/12

APR! 1 hari 1 anak tangga

Puas memaki2 pemerintah dengan ke-lada-lede-annya. Saatnya kembali beraksi.

Ini sudah APR! bulan keempat di tahun badai matahari. sudah munggah drajat belum level fikriah kita? Satu hari satu anak tangga. Ini tidak muluk-muluk, karena pengalamanku 3 bulan menggunakan time planner, aduh, rasanya sedikit sekali yang satu hari bisa dua pencapaian sekaligus.

Loh, mosok to mas? aku bisa kok, aku sehari ngurusin sekian berkas, sekian pelanggan. Iya iya iya, tapi akar tunggangnya tetep satu, kan?

Yah, kata Mario Teguh, kita sering sok sibuk, padahal sebetulnya sedang main "kuda goyang", mendal mendul maju mundur seolah-olah habis waktunya, jebul ya cuma jalan di tempat.

Jamil Azzaini punya istilahnya tersendiri, bahwa expert itu dicapai dengan 10.000 jam exercise. Lalu, kenapa banyak orang berpuluh2 ribu beraktivitas tidak menjadi expert? Karena aktivitas yang ia lakukan bukan aktivitas yang munggah, bukan anak tangga yang elevatif, cuma mainan kuda goyang belaka, cuma rutinitas yang diulang2, malas diilmui.

Ya, 30 anak tangga kenaikan derajat, itu sudah lebih dari cukup untuk bulan ini. Doakan ya, amin.

Good Bye & Fuck You

Kemarin menarik nonton obrolannya Erros Jarot di TVRI. Kalau, pemerintah harusnya bersyukur, seandainya demonstran2 kemarin itu ditunggangi. Karena, kalau ditunggangi, kalau ada apa2, tinggal bilang sama yang menunggangi, massa beres deh.

Yang parah justru ketika masa memang tidak ditunggangi, massa berkumpul karena mereka sebagai rakyat sadar. Sadar sudah dibodohi oleh pemerintah yang notabenenya sudah dipercaya untuk memegang amanah.

Ya, membayangkan kalau rakyat sadar. Mereka tidak lagi mau ikut pemilu, golput 100%. Ketika pasar macam pasarwage diretribusii mereka berontak, bukan dengan mengamuk, tapi semua sepakat untuk pindah, cari lahan kosong dan bikin pusat perbelanjaan sendiri, mbangun bangunan sendiri, ngurus administrasi dan kebersihan pasar sendiri.

Dan seterusnya. Yakin kok, rakyat kita cukup cerdas, sabar dan tangguh. Kita semua bisa hidup tanpa pemerintah. Sok biarkan saja pemerintah korupsi, pemerintah jatuh menjatuhkan lawan politik, sepele mah seperti itu. Orang kita dirampoki emasnya saja setiap hari berapa kilo di freeport, kita sebagai rakyat masih bisa hidup bahagia kok.

Jadi, sekalipun pemerintah kita ikut2an amerika merampas kekayaan yang seharusnya milik rakyat, percayalah, tidak berkurang itu cara kita sebagai rakyat untuk hidup damai dan bahagia.

Selamat tinggal pemerintah! Embat itu uang-uang kita, sok bikin aja kebijakan seenaknya biar makin leluasa gole ngerampok, ribut2en sana di politik.




Logika Zaman

Setiap zaman punya logikanya sendiri. Misalnya di jaman mempertahankan kemerdekaan, kalau ada anak muda kok nggak bergabung di kesatuan, ya namanya pace. Juga di zaman supermaterialistis dan ultrajahiliah saat ini, kalau lulus nggak punya pekerjaan tetap ya namanya tidak waras.

Logika-logika bertumpuk dari kesepakatan tanpa sadar anggota masyarakat. Siapa yang tidak bisa menarik benang substansi akan terjerat, tercekik, mati oleh logika-logika bentukan masyarakat di zaman itu. Bukan mati jasadnya, mati jatidirinya.

Termasuk logika BBM, aku benar-benar tidak habis pikir. Pejabat-pejabat itu heboh dengan argumentasi masing-masing, tidak kalah Presiden dengan pidato mbulet + bertele-telenya 31 Maret kemarin.

Lha wong simple kok. Kalau memang subsidi BBM tidak tepat sasaran, lebih dinikmati oleh orang kaya, gampang : naikkan pajak mobil dan motor 2-10 kali lipat. Kelebihan pajak itu dipakai untuk mensubsidi harga premium. Beres!!!

Jadi, bukan negara yang mensubsidi bahan bakar, tapi dia sendiri empunya mobil yang mensubsidi bahan bakarnya.

Ya jelas tidak menjadi gampang, menjadi tidak bisa dimasukkan logika kalau kebijakan ini diterapkan. Orang pejabat2 pembuat kebijakan kita hidungnya persis dibawah bokong perusahaan otomotif multinasional!

Iya, to?

Perlu Blackberry?

Blackberry itu alat komunikasi. Perlu Blackberry? Bukan, belum tentu. Yang pasti perlu adalah meningkatkan intensitas komunikasi. Kalau untuk itu, kita ada hasrat, tanpa Blackberry pun tidak menjadi soal.

Tujuannya ikut maiyah kan ini. Agar enggak kebolak-balik lagi antara yang kulit dan yang esensi, antara krupuk dan nasi. Krupuk dipentingkan seperti nasi, nasi dikesampingkan seperti krupuk.

Capek-capek mengejar krupuk yang dikira nasi, eh tetep saja perut keroncongan.


*Barusan menang lelang BB. Aku jual aja ah...

4/1/12

Doa Ibu

.Mat ultah y mg2 panj umur dpt barokh dimudahkan ja lan kesuksesan dan cpt ketemu jodoh.amin

1 April 1987-1 April 2012