JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan jumlah, usaha rintisan (startup) di Indonesia terbilang cukup banyak. Namun, tidak semua pelaku usaha rintisan yang menjalankan usahanya dengan serius.
"Memang
banyak sih. Kalau banyak, sih banyak, yang tertarik juga banyak. Namun
yang mengecewakan juga banyak," sebut CEO Kaskus, Ken Dean Lawadinata,
kepada Kompas.com, di sela-sela konferensi IDBYTE, di Jakarta, Kamis (14/7/2011).
Menurutnya,
hal yang mengecewakan yaitu banyak startup lokal yang melakukan
penjiplakan, dan tidak memberikan suatu nilai tambah.
"Kan ngopi, habis ngopi
sudah. Enggak pernah dilihat. Misalkan, oh, ada yang buat Facebook.
Facebook laku di sana ok, kita bikin Facebook di Indonesia. Habis itu
udah, mereka nggak mikirin, oh, Facebook itu sudah ada di Indonesia,"
sebutnya.
Ia menuturkan, tidak bisa hanya sebatas menjiplak. Harus ada local flavour yang ditambahkan pada startup-nya.
"Harus disesuaikan dengan pasarnya," jelasnya. Ia pun menilai,
kreatifitas dalam startup ini masih kurang. Padahal potensi untuk
berkembang sangat besar.
Selain itu, lanjut dia, startup yang ada saat ini tergolong tidak berkomitmen. "Kalau startup yang sekarang ada yah, menurut saya, kayak per bulan, itu angot-angotan.
Sebulan saya bikin, enggak jalan, ya udah besok tutup," sebutnya.
Seharusnya, pelaku startup berkomitmen dengan usahanya. "Setahun-dua
tahun dijalankan, oh enggak bisa. Baru ditutup," tambahnya.
entrepreneur jadi semacam tren saja.
ReplyDeletebe digitalpreneur..go to sukses
ReplyDelete