Kontrak pembelian oleh Lion Air sudah ditanda tangani disaksikan SBY dan Obama,
kedua presiden sama2 sedang anjlok reputasinya didalam negerinya masing2,
anjloknya juga sama2 disebabkan kebijaksanaan ekonomi yang blunder menuju
krisis yang lebih dalam, menuju peningkatan pengangguran.
Jadi berita pembelian 230 pesawat Boeing betul2 menjadi kejutan di masing2
kedua negara ybs. Tentunya baik SBY maupun Obama mengharapkan reputasinya akan
meningkat dengan kejadian ini tepat diambang pemilu di-masing2 negara.
Padahal Lion Air hanyalah perusahaan penerbangan baru yang tidak besar, tidak
banyakhttp://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=4907242525845181587#editor/target=post;postID=1825947304857914303 pengalaman, dan terlalu banyak di dongkrak para petinggi negara dalam
konspirasi yang memerlukan tutup mulut. Jelas Lion Air tidak punya dana untuk
merampungkan pembelian ini. Ternyata dibelakang ada bank yang tidak disebutkan
namanya yang katanya memberikan kredit selama 12 tahun untuk mencicil hutang
pembelian 230 Boeing ini.
Yang menjadi sorotan adalah siapa bank-nya ??? Memang bisa jadi sebuah bank
swasta di Indonesia, tapi bank swasta di Indonesia juga tidak ada yang punya
dana sebanyak itu. Kenapa tidak bisa bekerja sama dengan Obama mencarikan
backing bank2 yang lagi krisis di Amerika ??? Beda nya, kalo bank di Indonesia
tidak punya duit untuk diputer, maka bank di Amerika kelebihan duit yang enggak
bisa diputer. Disini kuncinya ketemu.
Semua kelihatannya berjalan mulus, tetapi kita semua tahu, dari pengalaman yang
lalu bisa dibuktikan enggak ada yang mulus, kita perlu waktu sekitar 5-7 tahun
yang akan datang, barulah akan kelihatan tanda2nya. Bisa saja kontrak
dibatalkan ditengah jalan, bisa juga kontraknya diubah dari pembelian 230
pesawat menjadi jumlah 23 pesawat atau bahkan cuma 2 atau 3 pesawat saja.
Ada banyak ahli yang berpendapat bahwa krisis global dimulai oleh bangkrutnya
bisnis real estate di Amerika. Ternyata ini tidak benar, yang lebih tepat
dimulai sejak terjadinya serangan teror 911, dua gedung kembar runtuh, dibawah
tanah gedung tsb merupakan tempat penyimpanan emas Amerika sebanyak ribuan ton
yang penyelamatannya memerlukan waktu ber-tahun2. Akibatnya harga emas
meroket, biasanya Amerika bisa mengontrol dan memainkan harga emas, namun saat
ini betul2 lepas kontrol karena untuk mengontrol harga emas tentunya harus juga
dengan emas. Jadi tanpa memiliki emas Amerika malah keteteran mempertahankan
nilai dollarnya. Semua ini sambung menyambung diikuti outsourcing pabrik2
Amerika ke Cina dan India, jutaan buruh kena laid-off, dan jutaan buruh yang
tadinya sedang mencicil rumah tidak mampu lagi membayar cicilan rumahnya,
bersambung ke perusahaan real estate yang tersumbat aliran dananya, maka
runtuhlah kesemuanya tanpa bisa dipertahankan lagi.
Jadi akibat teror 911 selanjutnya adalah ketakutan traveler diseluruh dunia
untuk menaiki pesawat terbang, mereka takut pesawatnya meledak mendadak waktu
diudara. Akibatnya, sampai lebih dari dua tahun semua penerbangan kehilangan
penumpang, discount ticket ternyata tidak menolong, penumpang kereta api dan
kapal laut meningkat lebih dari 200%. Wajar hampir semua penerbangan Amerika
bangkrut, bersambung ke Boeing yang kontraknya dibatalkan oleh Pentagon karena
Amerika tidak punya dana lagi, semua dana dikerahkan membiayai perang di Irak
dan Afghanistant. Makin banyak prajurit yang mati, makin banyak dana yang
dikeluarkan. Selanjutnya anda bisa mengikuti beritanya di media umumnya.
Singkat ceritanya, dalam situasi prihatin seperti ini, sebuah perusahaan kecil
di Indonesia bikin kejutan, entah ini memang betul2 kejutan atau semacam
rekayasa kedua presiden yang kebetulan mempunyai pertalian persahabatan yang
unik yang kebetulan sama2 punya vested interest untuk meningkatkan jumlah
pemilihnya di pemilu yang beberapa tahun lagi. Ini betul2 merupakan prestasi
dan prestige dimata dalam dan luar negeri kedua negara yang sama2 sedang
disibuki oleh berbagai macam demo2.
Kita bukan mencurigai atau prejudice, melainkan dari analisa pasar bisa
dipastikan bahwa dalam kondisi begini tidak mungkin ada keajaiban. Apalagi di
Amerika dan di Indonesia hampir semua bank2 mengalami pelarian dana dibawa lari
oleh masing2 CEO-nya yang penyelesaiannya sengaja digantung ter-katung2 menjadi
pertanyaan yang tidak pernah ada jawabannya. Entah bank mana yang nantinya
akan menjadi kambing hitamnya.
Mari kita tunggu jawabannya nanti sekitar 5-7 tahun yang akan datang, yang
jelas dua pemilu sudah berlalu dan kedua bekas presiden ini bisa menunjuk
kesalahannya pada suksesor-nya masing2 yang lalai dan ceroboh mengambil
kebijaksanaan yang bertentangan.
Ny. Muslim binti Muskitawati.
No comments:
Post a Comment