Dari daerah bernama Kemutug Kidul (South of Kemutug) dia berangkat menjajakan meja yang dia panggul, sehari dia bawa 2 meja kayu ukuran panjang 120 cm dan harganya 70 ribu ke Kota Purwokerto, kadang juga ke kota lainnya. Tadi sekitar jam 5an sore saya ketemu di pinggir jalan (kondisi : gerimis kecil) dan dagangannya masih 1 meja, saya beli itu meja dengan tidak menawar.
Lalu ngobrol2ah kami, saya jadi tahu, untuk pulang ke rumahnya yang ada di sekitar Baturraden, dia harus naik ojek 10.000. Padahal sehari dia cuma bawa 2 meja, 2 x 70.000 (biasanya kan orang jualan meja ditawar), jadi 140.000. Saya tidak tahu harga ke pengrajin yang membuat meja berapa, dipotong ojek, dipotong makan siang, dipotong kalau ada orang nawar, hm, berapa ya kira-kira proyeksi keuntungannya?
Sudah dihitung? Itu proyeksi keuntungan kalau mejanya laku semua? kalau cuma laku satu? kalau tidak ada yang laku? Darimana cost ojek? cost ngojekin meja pulang lagi? cost makan siang? Nah lo...
Meja tadi diikatkan oleh Pak Kartasun ke motor saya, karena tidak ada rafia, saya diberi sebuah dadung hanya dengan mengganti biayanya Rp 5.000,00.
Foto dadung dari Pak Kartasun ini saya sengaja upload, untuk diri saya sendiri dan siapapun agar kalau kita puyeng dengan pangrejeken kita, kalau kita gundah dengan kecukupan hidup kita, kalau kita was-was dengan ikhtiar kita, kita ingat ke Pak Kartasun, yang keluar dari rumah hanya membawa 2 meja, jadi sampai jam 5 sore masih memanggul-menjajakannya langkah demi langkah dengan penuh keyakinan rezeki sudah ada yang mengatur.
Apa Tuhan yang kita sembah tidak kita yakini Dia Maha Kaya atas rezeki-rezeki yang kita butuhkan dan inginkan? Wah, jangan-jangan selama ini kita salah nyembah, salah sembahyang.
Dadung ini bisa digunakan untuk gantung diri |
No comments:
Post a Comment