Rizky yang penuntut, tukang prentah-prentah dan sapiturute adalah Rizky dengan komposisi sel-sel tubuh ratusan hari yang lalu yang sudah mati. Sel-sel tubuh saya yang waktu itu sudah tidak bersisa lagi, sudah mati semua, jadi tidak alasan sel-sel yang baru yang menyusun tubuh saya saat ini harus mewarisinya, setidaknya, kalau mewarisi ya tidak lagi mau banyak-banyak.
Perjalanan saya melangkah ke Gramedia menemui Renald Kasali walau dalam bentuk kotak persegi panjang yang disebut orang sebagai buku, cukup menginspirasi saya, karena di dunia luar, kupasan buku itulah yang sedang saya gumuli : tangible dan intangible aset.
kalau uang itu tangible, sikap mental itu intangible. Begitu lah kira-kira, definisi ilmiahnya silahkan cari sendiri, ini bukan note ilmiah.
Yang jelas, saya bersyukur atas pertambahan intangible aset dalam diri saya, hingga saya sekarang lebih ayem dalam berpartner dengan siapapun, dengan orang tipe apapun, semua partner saya saat ini tidak ada yang membuat saya jengkel, maras apalagi miris.
Kok bisa? Ya, karena saya sadar, pasti akan selalu ada irisan pergesekan dalam bekerja sama. Sedangkan tidak ada skema kehidupan di track manapun yang kita tidak membutuhkan kerjasama. Jadi saya lebih pilih membangun kedalam diri saja, memasang receiver atau alat penerima di dalam diri sendiri. Bukan cuma satu, tapi dua sekaligus. Dan sekarang sudah terbangun, tinggal terus dioptimasi.
Apa receiver itu? Alat penerima pertama adalah perangkat yang fungsinya untuk menerima, menerima kalau suatu saat mendadak partner kerjasama saya tidak bisa menunaikan kewajiban yang sudah diiyakannya, sudah dikomitmennya, sudah digembor2kannya. Sepanjang saya bisa handle ya saya ambil alih. Disinilah saya dituntut luwes mengamalkan amalan harian yang saya sakui kemana saya pergi, bernama To Do List.
Alat penerima kedua adalah perangkat yang fungsinya juga untuk menerima, menerima kalau-kalau ternyata saya tidak bisa menghandle ambil alih keterbengkalaian pekerjaan partner, ya saya menerima kalau tidak ada hasil hari itu. Receiver yang kedua ini juga berfungsi untuk menerima kalau saya sudah pool usaha, tapi kok rugi atau meleset hasilnya dari yang diprediksikan. Merk perangkat kedua ini saya baca di kemasannya bernama : Qonaah.
Karena kan yang kita kejar bukan hasil, tapi proses. Kalau sudah optimal proses, sudah berusaha dalam batas2 kecerdasan-aktivitas kita, ya sudah, itulah puncak keberhasilan kita berproses.
No comments:
Post a Comment