Benteng kuat yang sedang kita serbu bernama Benteng "Kebiasaan". Beberapa kali kita sudah coba terjang itu benteng dari pintu gerbangnya, tapi apa yang terjadi, kita mati konyol. Oh iya, tragis sekali itu. Waktu itu misalnya, benteng kebiasaan tidak biasa bangun malam diterjang dari depan, waktu itu langsung menyerang dengan bangun malam, sholat, wiridan, menulis, apa yang terjadi, pendudukan beteng cuma berhasil sampai waktu shubuh saja, sesudah itu terkapar di atas kasur sampai berkumandang waktu dhuhur.
Memang tidak mudah menguasai benteng yang satu ini, kita musti memaklumi itu. Kenapa maklum? karena kita semestinya sadar, benteng kebiasaan itu tidak didirikan sehari dua hari, tapi belasan tahun lamanya. Maka wajar kalau diserang oleh kroco-kroco kemarin sore, tidak mempan itu pasukan di dalam benteng.
Yang Sudirman teladankan, caranya adalah gerilnya. Bagaimana gerilyanya? Yusuf Mansyur pernah mengatakan, yang membuat anak-anak jaman sekarang susah sekali untuk istiqomah sholat malam adalah tanggul bernama Sholat Dhuha saja tidak mereka bangun, parit bernama Sholat rawatib tidak digali, camp pasukan bernama Puasa tidak coba didirikan. Ya pantas kita begitu lunglai tidak berimbang saat penyerangan benteng kuat itu.
Gara-gara ikut pengajian, langsung ACT NOW!, Bangun malam, sehari dua hari oke, tapi karena siangnya lemes terus, jadilah hari ketiga apatis, dan langsung main hakim sendiri dengan menghakimi diri sendiri "Ah, saya memang tidak mampu melakukannya".
Jangan begitu, main hakim sendiri dilarang oleh Gamawan Fauzi, apalagi oleh Fauzi Bowo. Yang lebih mungkin, manusia dan menyenangkan untuk dicoba adalah belajarlah membuat reward untuk diri sendiri "Celebrating!".
Yah, saya memang tidak pernah bangun malam, tapi ini mipil sudah rawatiban. Rawatib diistiqomahkan, tambahi sesekali Dhuha, dan pilihlah amalan-amalan yang enteng, sambil terus diberi sanjungan diri ini agar semakin bersemangat. Itu cara menambah dan memperkuat pasukan yang akan dibawa ke pertempuran besar kita.
Jadilah manusia proses, jangan hakimi diri sendiri dengan hasil yang kita dapat, tapi renungkanlah bahwa segala pencapaian itu berproses, makanya setiap satu milimeter tok saja pergerakan kita, tepuk tanganilah diri kita. Begitu cara bergerilya, merangsek bertahap demi bertahap, sampai mendekati benteng kebiasaan, dan tidak nyana pasukan di dalam benteng itu terkelabuhi, dan dengan tidak sadar, ternyata kita sudah menguasai benteng besar itu.
Semua butuh waktu. Semua butuh proses, kira-kira seperti ini apa ya alur penaklukan benteng kebiasaan negatif itu :
Dan kalau benteng kebiasaan positif, ya alurnya sebaliknya.
Selamat terus bertempur! Hargai setiap satu bedil serangan. Semoga menang!
Dhuha adalah kunci,waqi'ah adalah pelumas,dan sedekah adalah pintu,maka lakukanlah,maka pintu pintu rizki itu akan terbuka.
ReplyDeletetahajud adalah cahaya
puasa adalah benteng
wirid adalah kerinduan
ayo semangat!bangun generasi cinta tahajud!