Satria itu adalah slogan Banyumas, satu-satunya kota yang memakai slogan itu ya hanya Banyumas (setahuku si). Sayang sekali, sekarang Pak Marjoko sang Bupati agaknya kurang suka engan slogan itu, makanya tidak dipopulerkan, lebih suka mempopulerkan Kota Kripik, atau larung sesaji di kali serayu.
Satria itu adalah akronim dari Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah dan Aman. Ini satu urutan yang sangat cantik dalam membangun masyarakat. Kalau masyarakatnya sejahtera, keadilan bisa dibangun, ketertiban bisa ditegakkan, semuanya akan mudah dirapihkan, terlihat indah, dan seluruh komponen masyarakat akan merasa aman.
Pak Bupati tidak begitu, baru juga menjabat yang dilakukan adalah penertiban disana-sini, keadilan apalagi kesejahteraan entah dikemanakan. Contohnya proyek taman kota, apa coba kontribusinya bagi keadilan masyarakat miskin? apa kontribusinya bagi kesejahteraan warga? Mana tidak ada unsur budaya lokalnya yang kental diangkat, terlihat modern tapi lebih terkesan wagu, TIDAK BERKARAKTER dan tidak punya potensi ekonomi.
Mungkin slogannya mau diganti jadi Banyumas Tasria, alias Tertib, Adil, Sejahtera, Rapi, Indah dan Aman. Apakah bisa?... Haha aku yakin.... yakin.... tidak bisa. Enak saja dibalik-balik begitu. Stop membicarakan Pak Bupati.
Sekarang kok aku jadi terpikir, kenapa diantara akronim itu tidak ada kata Nyaman ya? Ya, ada juga aman. Padahal aman dan nyaman itu kan beda.
Padahal kalau ada seorang wanita jatuh cinta ditanya, "kenapa kamu mencintainya"? Jawabannya biasanya, "enggak tahu kenapa, ya, nyaman aja gitu...".
Jadi terjawab, kenapa tidak ada kata "nyaman" dalam Satria. Karena nyaman ada dimensi yang lebih tinggi dibanding sejahtera, adil dan seterusnya itu... . Betul?
Kita akan nyaman bagi orang lain, itu karena faktor diluar pengupayaan sadar kita. Kita, nyaman dengan orang lain, itu juga karena faktor diluar frekuensi sadar kita. Berbeda dengan Satria yang harus dibangun dengan kesadaran.
Apakah aku nyaman, bagi dia? Haha... lihat nanti saja...
No comments:
Post a Comment