Cabe ada!! lengkuas ada!! uceng ada!! daun pepaya ada!! merica ada!! tapi terus saja sibuk mencari kesana kemari, mondar-mandir, riweh tidak karuan, capek tidak tertahan hanya untuk mencari sebutir telor. Telor itu praktis, sekali sreng saja dibubuhi garam sedikit bisa jadi lauk yang lezat.
Itu karena di dalam telor itu sendiri sudah terkandung satu bahan dasar kelezatan yang memungkinkan dinikmati dengan sekali sreng saja. Namun sayangnya tidak semua bahan yang tersedia disekeliling kita itu memiliki karakteristik seperti telor, yang sekali sreng langsung jadi. Ada bawang yang harus dikupas dulu, ada kelapa yang harus diparut dulu, ada pala yang harus dijemur dulu, ada begitu banyak bahan yang cara mengolahnya tidak sesingkat mengolah telor.
Lalu apakah sial orang yang tidak menjumpai telor untuk dimasaknya? Sehingga ia harus capek-capek meramu merica, lengkuas, uceng dan cabe untuk menjadi sehidangan makanan lezat?
Lalu apakah beruntung orang yang mendapati telor dengan mudah setiap kali hendak memasak? Setiap waktu bertemu telor, yang tinggal ceplok, sreng dan dinikmati, sampai-sampai ia tidak pernah mengerti bagaimana memformulasi bumbu-bumbu dan bahan makanan dapur lainnya untuk sebuah hidangan yang jauh lebih lezat dari telor sekalipun itu lebih rumit.
Mental sukses telor ceplok, tidak bisa membaca peluang, kalau ada peluang semua dibaca (hanya dibaca), dijalani tapi tidak difokusi, itulah diri saya. Mental sukses telor ceplok, seringkali mengeluh "ujarku ya aku wis kesel kaya kiye!", tidak melihat bagaimana kesel + mumetnya Elang Gumilang, tidak menyaksikan bagaimana kesel + enek dikatain orangnya Wahyu Saidi dan sebagainya.
Carilah peluang yang berkarakter telor, kalau memang kau malas untuk berlelah-lelah memikirkan paduan formulasi racikan dan lamanya waktu memasak. Atau formulasikan apa yang ada, sambil cicipi setiap step progress, mudah-mudahan hidangan kesuksesan yang sedang kau racik enak.
No comments:
Post a Comment