Dalam agama ada unsur bernama ketaatan, itulah kenapa kita tidak perlu mempertanyakan latar belakang jumlah rakaan shalat, puasa kenapa dari fajar sampai maghrib bukan sebaliknya dan sebagainya. Tapi yang perlu diingat, yang ditaatkan itu bukan sekedar kebodohan, kedunguan dan kepolosan kita. Yang perlu ditaatkan juga adalah intelektualitas kita.
Orang merasa sudah sempurna ketika mengerti bahwa oh yang namanya selamat itu adalah murni amalannya, nanti amalan-amalan itu bisa membawanya masuk ke surga. Karena fokusnya ke kemurnian, maka dia pincang (baca : tidak kaffah) dalam persoalan-persoalan intelektualitas-sosial. Misalnya, dalil di Al Quran menyebutkan
: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.”(Al-Qur’an, Surah Al-Hujurat, ayat 13)
Lalu kalau semua diarabkan, diseragamkan, bagaimana implementasi dengan ayat di atas? Dan pula yang bersuku-suku itu apanya kalau tradisi hingga kesenian itu dianggap perusak kemurnian ajaran. Sungguh pada didangkalkan oleh Barat tapi tidak merasa.
Asal pada tahu, Barat itu paling takut kalau nilai-nilai Islam diimplementasikan. Makanya didangkalkan begitu. Orang Islam dibiarkan merasakan agamanya itu sudah cukup memuaskan, pokoknya ngerti panjang kali lebar saja sehingga bisa menghitung luas sudah dijamin masuk surga.
Lalu, bagaimana kalau menemukan permasalah menghitung luas dengan bentuk seperti bidang S ini?
Nah lo, modyyiiiaarrr ora jal...
Kita perlu tahu rumus integral rupa-rupanya, kita perlu mengasah intelektualitas kita rupanya, kita perlu mentaatkan intelektualitas yang telah terasah itu rupanya.
Kita perlu melakukan searching alias pencarian alias toriqot. Walau tidak menutup mata, beberapa jamaah toriqot justru jauh dari nilai-nilai pencarian, karena sudah diciptakan sepaket sebagai sebuah doktrinasi pula.
Selamat belajar, andai amal-amalmu dianggap tidak termasuk amalan yang selamat, toh masih percaya mbok ada jalan lain untuk bisa masuk surga, yaitu melalui rahmat Allah SWT.
Sayangnya ndak semua paham tentang itu to??
ReplyDeleteSemoga semakin banyak saja yang dapat menghitung integral dalam keagamaan bukan hanya melalui teori saja....