Setelah mengundurkan diri dalam ajang pencalonan presiden karena terlalu belepotan kotornya sistem politik dan beratnya tekanan kapitalis global, maka aku umumkan cita-citaku yang baru : jadi dosen.
Seorang dosen : Bu Ery namanya, cuma mengatakan "realy?..", wajar kalau enggak percaya dengan track record akademikku saat ini.
Kalau mata kuliah yang ingin aku ajar tentang bisnis, entrepreneurship, dengan modalitas dan kapasitas diriku, apa aku bisa menjadi dosen yang baik bila terlalu rajin di kampus? Jangan-jangan aku akan menjadi dosen omong doang seperti instruktur-intruktur dari balai latihan yang mengajarkan kewirausahaan sedangkan sendirinya tidak pernah berani berwirausaha.
Kalau aku ingin menjadi dosen yang baik, apakah bisa mengajarkan tentang term of rugi sedangkan sendirinya tidak pernah merasakan rugi, sulitnya bangkit, sesaknya dikungkung dalam stagnansi dan mosi tidak percaya oleh sekeliling?
Al ustadz Yusuf Mansyur rahimahullah mengingatkanku semalam tentang kalimat ini, berfikir sedetik itu lebih baik daripada ibadah semalaman. Selamat berpikir, menangkap ke kedalaman dimensi, hingga serasa dari Aceh ke Papua berjalan kaki, memang lambat, tapi mendapatkan banyak hal. Tidak seperti bila naik pesawat, hanya mendapatkan kursi dan empuknya bantal.
No comments:
Post a Comment