Kalau di pemukiman sering kita menemukan papan peringatan : Tamu 1x24 jam wajib lapor.
Lapor diperlukan untuk menggaransi keamanan warga setempat dari bermalamnya orang-orang tidak benar. Nah, karena pentingnya hal ini, maka lapor menjadi sebuah kewajiban.
Tapi sesungguhnya dalam vocavulary Jawa ada pilihan kata yang lebih tepat tanpa mengurangi makna yang ingin disampaikan, yakni "rasan".
Bentuk perilaku antara "wajib lapor" dengan "rasan" bisa jadi sama, yakni misalnya sama-sama datang ke rumah Pak RT ketika menjelang malam, atau memberitahu secara lisan ketika hendak bepergian. Tapi sekalipun ada kesamaan, sesungguhnya keduanya berbeda.
"Wajib lapor" dan "rasan" juga memiliki kesamaan, yakni sama-sama satu bentuk tindakan kebaikan. Tapi ya itu, keduanya tetap berbeda.
Bedanya dimana? Kalau "wajib lapor" merupakan kebaikan yang ada di dimensi ma'ruf, sebuah kebaikan yang bersumber atas hukum yang baku, makanya sifatnya pengharusan. Sedangkan "rasan" merupakan bentuk kebaikan yang ada di dimensi ihsan, dasarnya yakni nurani.
Kalau Anda telat bayar sewa, "rasan" saja, kalau Anda hendak bermalam 1 x 24 jam "rasan" saja, kalau Anda hendak jalan-jalan bepergian "rasan" saja. Kata "wajib" untuk melapor hanya untuk orang-orang yang nuraninya bermasalah saja.
* Dan Bahasa Indonesianya "rasan", apa ya?
kalau gt mas,..
ReplyDeletebagusan "rasan" donkss yha mas?
bsk bilang ma pak rt na,.
biar di ganti jha jd rasan jgn "wajib lapor" ge,..
:))
kunjungan malem + comment,..
:)
wakakakak
ReplyDeletebetul apa prediksiku
bakal ditulis i blog