8/9/14

[7wonders] Karisma Pesona Lereng Merapi


Kalau Jogjakarta bagian selatan menawarkan eksotisme pantai, sedangkan Jogja bagian tengah menyodorkan keistimewaan sejarah dan heritage, maka lain lagi dengan bagian utara wilayah Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat ini. Di bagian utara wilayah salah satu kerajaan Nusantara yang masih lestari ini kita disuguhi karismatiknya panorama dari menjulangnya Gunung Merapi.


Becak melintasi Tugu Landmark Jogjakarta.
Foto oleh : Rizky
Suguhan panorama karismatik milik salah satu gunung api teraktif di negeri kita ini tidak membutuhkan waktu yang lama untuk ditempuh dari pusat kota Jogja. Dengan jarak lebih kurang 27 km dari pusat kota, kita membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk bisa sampai ke salah satu titik di lereng merapi yang bisa kita jadikan titik awal pengembaraan kita memburu pengalaman baru di wilayah atapnya Jogjakarta ini.

Kita bisa mengambil jalan ke arah timur bila kita berangkat dari Stasiun Kereta Api Tugu Jogjakarta, atau sebaliknya kita bisa memacu kendaraan ke barat kalau Kita berangkat dari Bandar Udara Internasional Adi Sucipto Yogyakarta. Nanti kita akan menemukan ruas jalan bernama Jalan Kaliurang yang pada kilometer 5 dari jalan ini akan berpotongan dengan Jalan Ring Road Utara Jogjakarta. Jalan Kaliurang inilah yang harus kita tempuh untuk menuju kawasan wisata Kaliurang di ketinggian lereng Merapi.
Jalan yang halus dan lebar membentang dari selatan ke utara ini cukup nyaman untuk ditempuh. Sesekali mungkin tersendat kalau ada lampu merah dan juga ketika sudah sampai di gerbang masuk kawasan wisata untuk mendapatkan tiket masuk. Ada beragam destinasi yang bisa kita pilih, untuk sekedar rekreasi ringan, disana tersedia Taman Rekreasi Kaliurang, Gardu Pandang dan Taman Nasional Gunung Merapi yang didalamnya terdapat obyek wisata Tlogo Putri, Hutan Wisata, Goa Jepang serta beberapa lagi lainnya. Sedangkan bila kita menginginkan petualangan, tersedia disana paket Lava Tour, berpetualang seru menaiki mobil jeep. Lain lagi bila ingin mendapatkan pemahaman edukasi, kita bisa mengunjungi Merapi Volcano Museum serta ada juga Ullen Sentalu Museum.

Foto oleh : Rizky
Di dalam Taman Nasional Gunung Merapi.
Foto : Rizky
Gardu Pandang Merapi.
Foto oleh : Rizky
Udara segar fresh from the leaf yang baru diproduksi oleh keanekaragaman tumbuhan bisa kita nikmati sepuasnya di Taman Nasional Gunung Merapi. Sambil memanjakan mata kita dengan panorama puncak gunung merapi yang bisa kita saksikan dari jarak yang relatif dekat. Dan juga perut kita jangan sampai terbengkalai, maka dari itu sambangilah penjual gudeg, makanan khas Jogja yang banyak menggelar dagangannya disana. Gudeg adalah seporsi makanan yang mengenyangkan, terbuat dari kethewel , yakni nangka yang disayur dengan teknik masak khusus, ditambah sepotong telur, siwiran ayam serta tidak boleh ketinggalan krecek dan kethek yang membuat makanan ini semakin nyammi untuk disantap. Kita juga bisa menambahkan rempeyek kalau ingin mendaptkan sensasi krancy-nya.

Setelah puas menyantap panorama dan melahap gudeg, kita bisa segera merapat ke basecamp lava tour untuk segera mengantri memesan jeep petualangan. Ada beberapa paket tour yang ditawarkan dengan kisaran biaya 300ribu rupiah kita bisa menaiki jeep bersama tiga hingga 5 kawan kita. Kendaraan ini siap mengantarkan kita off-road untuk menjelajahi sisa erupsi merapi yang terjadi tahun 2010 lalu. Diantara destinasi yang dituju adalah daerah Kali Kuning, Kali Adem, Kinahrejo dan beberapa destinasi lainnya.

Menjelajahi kawasan pasca erupsi Merapi seolah-olah kita diajak untuk mengumpulkan puing-puing pesan kehidupan dari bencana memilukan yang pernah melanda daerah ini beberapa tahun yang lalu. Salah satunya adalah pesan bahwa kita hidup tidak sendiri, kita hidup bersama berdampingan dengan alam. Manusia memiliki watak, alampun punya watak. Watak yang sebaiknya kita kenali, kita akrabi, sehingga kita tidak kaget oleh siklus si alam, juga tidak membuat “kesal” si alam, karena kita tidak mengenal alam dengan baik.


Jeep Wisata Merapi.
Foto oleh : Rizky
Foto oleh : Rizky
Salah satu destinasi petualangan lava tour adalah mengunjungi Desa Kinahrejo, tempat dimana sosok fenomenal Mbah Marijan kini hanya bisa kita saksikan petilasan bekas rumahnya saja. Mengenang beliau, kita akan dapat menggali banyak pelajaran hidup. Sosok juru kunci gunung merapi yang santun dan bersahaja ini adalah seorang muslim yang taat. Kegiatan sehari-harinya adalah mendiami rumah yang menjadi basecamp pendakian Merapi, di rumah ini para pendaki lapor mencatatkan diri, di rumah ini para pendaki dapat istirahat sambil berbincang santai mengenal Merapi untuk menambah bekal pengetahuan mereka dalam mendaki. Mbah Marijan rajin ke Masjid yang tidak jauh dari rumahnya untuk menjalankan sholat lima waktu sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhannya.

Mbah Marijan bukan orang sakti, ia hanya orang biasa yang memiliki karakter yang luhur serta berusaha menjaga alam dengan sebaik-baiknya. Setia pada tugasnya, tidak takut mati. Ketika gejala erupsi melanda, warga disekitarnya dipersilahkan turun, sementara dirinya tetap tenang di atas dan bersikukuh tidak mau turun karena bukanlah sikap ksatria jika beliau turun sementara masih ada warganya yang tinggal di atas. Beliau juga mengajarkan kesantunan bersikap kepada alam, beliau mengajarkan sebutan “Merapi sedang membangun”, bukannya “Merapi sedang meletus”. Beliau juga mengajarkan untuk tidak menyebut luncuran awan panas dengan sebutan binatang, wedhus gembel misalnya. Begitulah penghormatan Mbah Marijan kepada alam dan kepada tugasnya. Hingga diakhir hayatnya, jasadnya ditemukan dalam posisi sujud kehadirat Ilahi.

Kini bekas rumahnya bisa kita saksikan sebagai sebuah museum sederhana, didepannya dibangun tourist information dan outlet merchandise. Di Kinahrejo kita juga bisa menyaksikan sisa bangunan, rongsokan mobil dan tulang belulang hewan ternak akibat dampak erupsi yang menimpa desa tersebut.

Pasca erupsi, kini masyarakat lereng Merapi mulai menggeliat kembali. Lahan pertanian yang bertambah subur mulai menghijau kembali. Pasir muntahan Merapi dengan kualitas tinggi tidak habis-habisnya dikeruk, saking banyaknya. Ditambah lagi dengan menggeliatnya sektor wisata minat khusus, yang sedikit banyak memberikan dampak bagi warga untuk ikut mengais rezeki.

Kalau ingin lebih lengkap mengetahui tentang bekas luncuran lava erupsi dan pengetahuan tentang kegunungapian lebih lanjut, selanjutnya kita bisa menuju ke Merapi Volcano Museum. Sedangkan untuk melengkapi pengetahuan kita tentang sejarah dan heritage Jawa, kita bisa menuju ke Ullen Sentalu Museum, sebuah museum yang cukup eksklusif dibanding museum pada umumnya di Indonesia. Museum ini cukup percaya diri memasang tarif hingga lima kali lipat dibanding tarif museum di Indonesia pada umumnya.

Lengkaplah sudah penjelajahan kita di lereng Merapi. Berderet-deret villa dan hotel tinggal kita pilih untuk kita beristirahat melepas lelah disana. Tinggal pilih villa atau hotel bergaya modern atau tradisional, murah atau mahal, ada spa dan kolam renang atau cukup hanya bed dan breakfast saja.## 

8/4/14

Itinerary Expedisi Napak Tilas Islam Nusantara jilid I

Hari ke-1 
- 14.00 Berangkat dari Purwokerto
- 19.00 Tiba di Yogya
- 20.00 Mocopat Syafaat

Hari ke-2 
- 04.00 Meninggalkan Yogya
- 11.00 Tiba di Malang, Istirahat
- 15.00 Sarasehan dengan Ki Agus Sunyoto*
- 22.00 Meninggalkan Malang

Hari ke-3 
- 00.00 Tiba di Jombang
- 02.00 Sentana Arum
- 11.00 Tebu Ireng, Sholat Jumat
- 13.00 Meninggalkan Jombang
- 17.00 Tiba di Bangkalan
- 18.00 Syaikhona Kholil
- 21.00 Batu Ampar
- 22.00 Menuju Sumenep

Hari ke-4
- 01.00 Tiba di Masjid Agung Sumenep
- 07.00 Sarasehen dengan Husen Satriawan
- 08.00 Menuju Kepulauan Kangean
- 14.00 Tiba di Kepulauan

Hari ke-5 
- 14.00 Meninggalkan Kepulauan
- 22.00 Tiba kembali di Madura

Hari ke-6 
- 05.00 Meninggalkan Madura
- 09.00 Tiba di Ampel, Surabaya
- 13.00 Meninggalkan Surabaya
- 23.00 Tiba kembali di Purwokerto

Untuk informasi lebih lanjut, email : 12.izky@gmail.com