9/23/16

Mbak Dwi

Mbak Dwi itu dibilang nggak punya, tapi punya. Dibilang punya, tapi nggak punya.

Sepertinya dia orang kaya, tapi minumnya bening, mau ngleseh bahkan ndlosor.

Sepertinya dia orang nggak punya, tapi pengalamannya kemana-mana. Dan tak pernah membuat repot siapa-siapa.

Mbak Dwi itu sempurna menutupi kekayaannya, dibalut citra bersahaja. Ia juga sempurna menutupi ketidakpunyaannya, hingga tak ada ruang untuk berbelas iba.

Didatangi peminta-minta sebab kaya itu ngga enak. Dikasihani sebab nggak punya, lebih ngga enak. Mbak Dwi aman dari kedua situasi itu.

9/7/16

Setengah Gelas

Wudhu dengan setengah gelas air mineral. Wow. Spektakuler.

Workshopnyapun ramai digelar di banyak kajian-kajian.

Pertanyaannya? Perlukah? Sedangkan ada S.O.P untuk tayamum ketika air langka/minim?

Kalau di Barat atau Timur Tengah mungkin teknik ini perlu, karena memang di sana air mahal. Bahkan saking bernilainya air, di Barat air hanya untuk makan dan minum, pamali dipakai cebok.

Tapi mungkin yang paling aplikatif adalah ajakan untuk hemat air saat ber-wudhu, itu sudah cukup. Tidak harus sebegitunya setengah gelas lah. Kalau memang air ae-langka itu, bukankah lebih baik disimpan untuk cadangan air minum saja?

9/5/16

Expert of Business

Setuju dengan kata-kata Rendra ketika ia memerankan Samin Surasentika: Bisnis itu tukar menukar kebutuhan.

Ya, itulah praktek paling konvensional dalam bisnis. Kebutuhan ditukar dengan kebutuhan, nilai tambah ditukar dengan laba.

Beranjak sengit orang bersaing dalam bisnis, kemudian bisnis berubah definisi menjadi adu iklan, lomba promosi.

Lebih expert lagi, kemudian definisi bisnis berubah menjadi unggul-unggulan modal.

Terus berkembang, bisnis kemudian menjadi dulu-duluan informasi. Di sini, keberadaan koneksi menjadi penting.

Pada tingkat lebih megahnya, bisnis adalah bagaimana deal-dealan dibalik meja. Entertain menjadi mendesak keberadaannya.

Dan pada puncaknya, bisnis adalah menundukkan regulasi. Pada level ini, bahkan sumber daya alam dan cabang produksi pokok saja bisa dikuasai.

Di atas puncak ternyata masih ada puncak. Apa itu? Bisnis adalah menghutangi pembuat regulasi, sehingga mereka bertekuk lutut sempurna. Sebenarnya praktek ini tak beda dengan praktek pembelian ijon yang dialami petani kelas bawah.

Sekarang pilihan di tanganmu, mau sukses bisnis yang seperti apa?