1/31/12

Student of The Year Candidate

Gini-gini pernah jadi kandidat "Student of The Year" loh, hhee.... nggak percaya? ini kutipannya :

----

bapak/ibu sekalian.......
sebagai seksi acara, saya meminta masukan untuk memilih student of the year
yang akan di wisuda tahun ini (desember 2011)


...bisa memberikan daftar peserta wisuda sebanyak 133 mahasiswa itu siapa saja ya?...kalau kandidat dari p eka katanya adalah rizky dwi rahmawan, dan hilmy...

Pada 18 November 2011 14:27

----


sumber dari sini.

Makelar Jengkol & Makelar Sedekah

Menjadi makelar jengkol itu enggak mudah, karena sudah banyak pelaku-pelaku senior yang berkecimpung disini. Walau tidak mudah, tetapi mungkin, tetapi tidak mudah, tetapi mungkin, tetapi tidak mudah, tetapi mungkin. Tapi intinya sederhana, siapkan saja sejumlah uang, beli jengkol-jengkol dari petani, lalu cari pembeli, dan kita akan dapat selilsih harga.

Konsep ini begitu sederhana, berbeda dengan makelar sedekah. Jelas, peluang mendapatkan kemuliaan jauh terbuka lebar dengan menjadi makelar sedekah. Betapa tidak, dikala kita hidup di masyarakat dan bangsa yang mereka begitu taat pada pajak karena ingin disebut orang bijak, tetapi mereka masih begitu kikir dalam persoalan zakat, infak dan sedekah. Maka, ketika kita berperan menjadi pelumas yang melumerkan kekikiran komunal masyarakat, insyaallah ganjaran & "simpatik" dari Allah mengiringi setiap perjalanan hidup kita.

Namun begitu, memakelari sedekah tidak semudah mengumpulkan uang dari orang, kemudian membagikannya. Mengapa?

1. Akan ada tantangan riya dari dalam diri yang begitu besar, sadar atau tidak sadar ketika terbesit rasa nyaman dipandang orang dengan status makelar sedekah yang kita sandang bisa-bisa kita tidak jadi mendapat kebaikan ukhrowi dari aksi kita

2. Kalau keikhlasan dalam bersedekah adalah dimensi 'quantum', maka pengurutan skala prioritas adalah dimensi 'klasik' nya. Ya, karena sepaket dengan perburuan kita terhadap ridho dan balasan Tuhan, dalam menyalurkan sedekah, ada amanat buat kita sebagai makelar untuk menyampaikan uang sedekahan itu untuk sebesar-besar social-impact

Ini menurutku rumit dan sangat menantang tanggung jawab kita. Bagaimana membeli karpet masjid apakah lebih tinggi kemanfaatannya dibanding memodali pedagang asongan yang hidup di kolong jembatan. Apakah memberi makanan buka puasa bersama lebih urgen kebutuhannya ketimbang menyantuni kaum fakir yang sedang sakit dan tidak punya biaya berobat.

Saya pernah menulis dulu, bahwa sedekahers yang hanya mengharap balasan 10x lipat atau hanya mengharap ridho dari Tuhan itu adalah sedekahers yang egois. Sekehers yang TOP BGT adalah yang dia sudah meyakini tentang balasan pelipatgandaan dan penganugerahan ridho dari Tuhan, sehingga tidak lagi memikirikan itu, tetapi sebagai ungkapan syukur akan adanya pelipatgandaan dan ridho dari Tuhan itu dia berhati-hati betul memberikan sedekahnya untuk manfaat sosial yang paling optimal.

Nah, kalau makelar sedekah tidak punya skala prioritas penyaluran, sedekahers mah bisa aja menyedekahkan sendiri, enggak perlu lewat makelar.

3. Adanya keuntungan terselubung. Misalnya, karena kita menggalakkan makelar sedekah, brand bisnis kita jadi naik. Karena kita berkampanye makelar sedekah, maka order tidak perlu tender, langsung dikerjakan oleh bisnis kita. Karena dikerjakan oleh bisnis kita, sekalipun dengan harga yang super khusus, kita masih diuntungkan adanya promo melalui kemasan produk kita yang tersebar luas dalam program makelar sedekah. Nah, adanya keuntungan terselubung seperti itu yang sekalipun tidak ada dalam siasat atau rencana, tetapi itu baik atau tidak si? Itu karena berkah dari Tuhan, atau itu efek samping marketing yang diupayakan atau tidak diupayakan menjadi keuntungan yang kita terima atas program sosial yang kita jalankan?




1/30/12

Bukan Cuma Terpaksa Makan Lumpia Boom

Coba kalau kita di ujung genteng misalnya, kemudian disana kita berada di satu wilayah yang adanya satu menu makanan saja, nasi campur, gitu katakanlah. Pasti, kita tidak akan bingung-bingung. Beda dengan keadaan kita yang dinasibkan tinggal di Purwokerto, mau makan aja diskusinya panjaaang...... sampai saking capeknya mikir & mengimajinasikan citarasa sekian banyak kafe, ah sudahlah, putuskan saja yang penting cepet : Lumpia boom.

Betul juga kata Merry Riana kemarin, berada di tempat yang banyak kesempatan itu enak, ketimbambang di tempat yang sedikit kesempatan. Tapi kenapa dia di Singapore yang notabenennya kesempatan memulai usaha tidak sebagus di Indonesia justru malah sukses? Itu karena disana kesempatan sedikit, jadi konsisten dan fokus. Samahalnya dengan kasus makan itu tadi, kalau kita ada di satu kota yang adanya makanan ituuu tok, maka tidak perlu kita spare kan waktu untuk bingung & diskusi berkepanjangan menentukan warung pilihan.

Kira-kira begitulah, akhirnya makan lumpia boom lagi, padahal baru juga kemarin makan. Bukan cuma itu, tadi juga terpaksa minum es teh dobel, karena sudah kadung pesan es teh, eh dapat bonus 2 es teh lagi karena makan berlima

Photo Captured by : Rizky

Photo Captured by : Uswah





1/27/12

Foto Indonesian Changemakers

Banyumas - Sekelompok muda-mudi melestarikan upacara minta hujan khas Banyumas yang disebut "Upacara Cowongan". Setelah ditelusuri, Cowongan dan tradisional karya cipta nenek moyang kita ternyata memiliki ketinggian dan keluhuran seni sastra, art of rythm terlebih kedalaman pesan moral. Yang dilestarikan di foto ini adalah karya seninya bukan ritus dan mistisismenya #Photo Captured by Rizky Dwi Rahmawan 28/11/2011
Cilacap - Kertas draft, buku agenda, to do list, map berkas dan novel menjadi teman setiap keseharianku, saat berperjalanan kemanapun. Itu bekal sekaligus amunisi membuat perubahan #Photo Captured by Rizky Dwi Rahmawan 11/01/2012

Yogyakarta - Membangun KESADARAN KOLEKTIF melalui forum diskusi maiyah bersama Emha Ainun Najib (Cak Nun), seorang budayawan dan negarawan yang membuat forum diskusi bulanan di beberapa kota di Indonesia. Tempatnya sederhana, karpet lusuh bukan permadani, tarub hajatan bukan ballroom hotel mewah. Tapi masih ingatkan Mahatma Gandhi? KESADARAN KOLEKTIF yang berhasil ia bangun jauh dari modal kemewahan #Photo Captured by Rizky Dwi Rahmawan 18/01/2012
Yogyakarta - Noe Letto bermain rebana. Pop bukan superior, kasidah bukan inferior. Pemuda yang akan membawa perubahan adalah dia yang punya prinsip, bukan yang melulu terjebak mainstream, pop, boyband, gadget, fashion... #Photo Captured by Rizky Dwi Rahmawan 17/01/2012

Surabaya - Pemuda jualan krupuk, siapa takut? Jangan dipikir memulai menjadi seorang entrepeneur itu harus dengan modal besar, kantor bagus dan aktivitas prestisius. Key of entrepreneurship are selling : ya, jualan, jualan dan jualan. #Photo Captured by Rizky Dwi Rahmawan 24/01/2012
Kediri - Sebuah warung tenda berdiri dengan bersahaja dengan brand tunggalnya "warung lumayan". Hm, tapi saya yakin si empunya warung lebih senang dapat penghasilan MAKSIMAL, ketimbang hanya pendapatan LUMAYAN #Photo Captured by Rizky Dwi Rahmawan 25/01/2012

Purwokerto - Si 'boneka anjing' Doggy ternyata bisa memakai toga wisuda juga. Hai kawan, janganlah berlebihan mengagung-agungkan wisuda, sadarilah kalau itu hanya sekedar upacara. Kapabilitas diri yang kita milikilah kebanggaan yang hakiki #Photo Captured by Rizky Dwi Rahmawan 25/01/2012

1/26/12

Laku Tirakat

Sing penting obah. Atau bahasa Qurannya : faidza faroghta fanshob, waila robbika farghob memang betul adanya. Setelah bulan lalu gagal janjian dgn pak anugerah di jombang, kesorean, kehujanan, enggak ada taksi, enggak dapat angkutan, jalan kaki dari pertigaan tirtawisata sampai masjid agung, dibawah gerimis, pulang dgn tangan kosong.
dibayar kemarin. Ketemu pak anugerah, dan dengan design pertemuan yg memang pas bgt, lebih cantik dari yang direncanakan.

Ya, anggap saja jalan kaki berkilo2 meter itu sebuah laku tirakat. Dan kesabaran, selalu dapat gantinya, ya kemarin itu.... Maturnuwun Gusti Allah, atas mekanismeMu. Mudahkan jalan ke depan ya...


Sent using Nokia mobile phone

1/24/12

Libur Bingung?

Kamu pelajar atau mahasiswa? Datang libur sampai sebulan lalu bingung? Selamat...kamu sudah sukses dibredel otaknya oleh sekolahan dan kini sudah menjadi manusia instruksional.

Hidupnya tergantung pada instruksi, ketika bebas, ketika libur malah blank. Ketika lulus dan nganggur gusar kesana kemari mencari orang yang mau menyuruh.

Bermuhasabahlah.


Sent using Nokia mobile phone

1/22/12

Lama

"Kamu kok lama nggak posting blog mas?"
"iya po?mosok si?"
"Lagi sibuk ya?have a nice activity aja dah..."
"haha, ga juga. makasih :D ya udah deh ini posting"
"..."

#Asli lagi blank mau posting apa




1/12/12

Kepanjangan

Dua kalimat, seperti di atas mungkin kepanjangan, sehingga susah mempraktekannya. Baiklah, mari kita singkat jadi dua frasa saja, mungkin akan tidak menjadi omong kosong belaka

1. yang menampung sampah
2. makin memahami orang lain

Asinkron

Chainist & Arab menduduki kasta sosial yg lebih tiggi di nusantara ini. Pribumi seperti mbok-mbok pemilik kost yang pekerjaanya adang (menanak nasi), ngumbaih (mencuci pakaian) dan mepeni (menjemur) di belakang rumah. Sementara orang2 bangsa lain, mereka nge kost, tp pake jas, bawa ipad dan yah high lah pokoknya.

Ternyata kondisi seperti ini bukan terjadi akhir2 ini saja, tp sudah terjadi sejak zaman sebelum tjokroaminoto lahir.

OKI, tjokro mengawali perjuangan dengan platform yg sangat sederhana : mengajak warga pribumi merasa setara.

Hm, dan platform perjuangan tjokro ini bukanlah platform yang rapuh di zaman ini. Okelah tidak ada penjajah yg membawa bedil datang ke rumah kita. Tapi coba, merasa kah, betapa inferiornya kita dihadapan bombardir iklan sabun yang harganya setara tarif wc umum dan katanya memiliki kandungan perlindungan mutakhir? Dan ratusan iklan2 lainnya. Kita inferior dihadapan pengiklan.

Kita juga merasa inferior dihadapan birokrat. Padahal, mereka itu rewang (pelayan) kita, bukan sesembahn dan junjungan kita. Hahah, jangan2 mulut kita lantang ngomong demokrasi, tp di otak kita NKRI ini kerajaan.... Cara berpiki sebagian kita kian asinkron saja...

Sent using Nokia mobile phone from Masjid Muhammad Cheng Ho, Purbalingga

Teror Gempa

Aceh kemarin siang gempa, adikku ada disana. Adik yang walaupun dia adik kandung, tapi kita enggak pernah saling memanggil 'sayang-sayangan'. Gempa menjadi teror tersendiri, karena sewaktu2 bisa terjadi. Tak bisa diprediksi besaran skalanya, berpotensi tsunami pun mungkin.

Hm, apakah Aceh lebih aman dari Jawa? Karena disini sudah lama sekali tidak gempa? Yah, aman aman tidak aman lah.

Yang terbaik adalah kita tetap ngotot beramal dunia, tapi juga mesti pasrah kalau sewaktu2 bencana terjadi.

Terlebuh pejabat2 kita makin getol memancing datangnya MAHAPRALAYA, ketua dpr dalam forum resmi enak sekali menyalahkan pemerintag daerah, ketua golkar begitu narsis ngaku2 mmbantu ukm dari aceh sampai papua, presiden ya begitu2 saja, tambang dan mineral terus disedot utk keperluan korporasi global. Hueheheh, untung di negeri ini masih ada orang baik, yg membuat Tuhan simpatik.

Ya allah, lindungilah aku dan keluargaku dari petaka dunia dan api neraka. Amin..

Sent using Nokia mobile phone from Banjarnegara

1/11/12

Kutukan Dosa Belajar

Mengintip jawaban teman saat ujian, itu disebut berdosa. Kenapa? Karena itu adalah aksi memanipulasi takaran kemampuan diri yang nantinya akan tercermin dalam nilai hasil ujian.

Hm, tp aku tidak yakin penyebab orang begitu menjelek2an aktivitas mencontek karena dampak manipulasi itu. Tapi, mereka menganggap mencontek jelek, karena peraturan larangannya jelas terpampang.

Di sisi lain mahasiswa yang anti mencontek, di hari2 menjelang ujian meningkatkan sedemikian rupa tempo, speed & durasi belajarnya. Tujuannya apa? Agar bisa mengerjakan soal ujian dengan baik.

Tidak peduli hasil ujian akibat me'mempeng'kan sinau sedemikian rupa menjelang ujian adalah mencerminkan takaran kemampuan diri atau tidak, yang jelas cara ini tidak pernah dianggap berdosa.

Ya, manusia jaman sekarang kelewat rasional, instruksional, kebenarannya berbasis hukmiah, bukan insaniah. Sehingga, kalau ada kalimat larangan dia jauhi, ada kalimat perintah, ia taati. Yang tidak ada keduanya, ia abaikan.

Contohnya ya memforsir belajar sebelum ujian itu? Bukankah itu jelas2 sebuah Grand Skenario utk memanipulasi hasil ujian? Sehingga sekalipun daya serap, daya ingat & daya analisis kita aslinya cuma 6.0 melalui cara itu, kita berharap dapat skor 9.0.

Ini dianggap hal sepele, bahkan mengada2. Tapi sesungguhnya kasus pergeseran platform ujian dari yang semula utk mengukur kemampuan, menjadi peraihan nilai setinggi mungkin adl lubang kegagalan pendidikan kita.

Ribuan wisudawan menganggur, bertambah setiap tahun. Bisa jadi adalah karena mereka mengabaikan ukuran kemampuan asli dirinya dan nilai-oriented. Atau bisa jadi hal itu terjadi karena kutukan dosa mereka sendiri. Bukan dosa mencontek, itu si dosa kecil. Tapi dosa memanipulasi dengan cara memforsir diri belajar sebelum ujian agar tercipta kemampuan dopping sesaat.

Haha.....jangan ditelan mentah2 dan tekstual. Ini tulisan hanya ingin menyuguhkan sebuah sudut pandang saja.

Sent using Nokia mobile phone from Cilacap

1/10/12

Januari ini, benar2 tidak akan aku lewatkan begitu saja

Kata seorang kawan tadi sore, "Kamu butuh partner yang bisa membuatmu berlari ki!"

Siapakah dia? ah lupakan kalau yang ada dibayanganku partner itu adalah orang. Bukan siapa, tapi apa. Buku time planner large-size, pensil hotel Jayakarta & spidol warna-warni kepunyaan adikku cukup untuk bulan ini.

Ternyata tidak sia-sia membeli buku perencanaan harian seharga setengah merah. Aku bisa memetakan dengan leluasa, bulan ini apa saja yang terlintas... ada 10 di listku, lalu diramping-rampingkan, berkurang deh jadi 6. Diantara 6 itu, ada skala prioritas 1, yakni nomer 1-3 dan skala prioritas 2, yakni nomor 4-6.

Lalu dicermati satu demi satu hari yang tersisa di bulan ini. Amati hari itu masih kosong, atau sudah berisi agenda yang sudah direncanakan sebelum ini. Lalu bagilah hari-hari itu sesuai kadar kebutuhan masing-masing dari keenam hal yang akan didapat di bulan ini.

Lalu pikirkan keterhubungan antara hari ini, besok dan lusa. Mungkinkah hari ini kecapekan karena hari kemarin. atau hari ini tidak boleh capek-capek karena besok butuh stamina prima dan seterusnya. Lalu, pastikan disiplin, tidak ada hal lain yang dikerjakan diluar keenam prioritas itu. Kalau terlintas ide baru, sudah, alokasikan ke Februari.

Prinsipnya sederhana, berhenti berwacana. Lupakan politik, lupakan idealisme, lupakan ideologi, lupakan NU-Salafi. Ini urusan dengkul ke bawah : kaki. 

2012 ini bukan lagi tahunnya ongkang-ongkang itu kaki, saatnya berjalan. Berpindah dari satu urusan ke urusan lainnya, benar-benar tidak akan aku lewatkan begitu saja satu haripun untuk sesuatu yang tidak memberdayakan. Persoalan harapan, gantungkan pada Tuhan semata.

12 Butir Kesepakatan Etika Menulis Blog

1. Menghargai dan menjunjung tinggi perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dengan menghindari plagiarisme, pembajakan, dan selalu mencantumkan sumber setiap kali mengutip karya orang lain.

2. Tidak mendiskreditkan pihak lain dan selalu berkomitmen untuk menulis secara proporsional.

3. Tidak menampilkan tulisan atau gambar yang mengandung unsur pornografi.

4. Selalu berbagi pengetahuan dan kebaikan melalui blog masing-masing.

5. Tidak berprasangka dan hanya menulis berdasarkan fakta yang diyakini bisa dibuktikan serta tetap dengan menjunjung tinggi etika kesopanan dalam menulis.

6. Tidak melakukan spamming melalui kolom komentar.

7. Tetap menjaga kesopanan dan rasa saling menghormati dalam memberikan komentar pada blog yang dikunjungi.

8. Tidak melakukan hack pada website atau blog lain.

9. Tidak menampilkan tulisan atau gambar yang mengandung unsur SARA.

10. Menggunakan bahasa yang baik dalam menulis.

11. Tetap menjunjung tinggi kebebasan berekspresi dalam menulis tetapi tidak melanggar hak-hak orang lain.

12. Bersedia meralat informasi yang telah ditulis dalam blog jika di kemudian hari terdapat kesalahan dalam memuat tulisan di blog.*




Risa Amrikasari

1/7/12

Sense of Community

Nah,memang Pa Tofik Rahzen itu orang berilmu, cerdas, bukunya banyak, pengalamannya banyak.

Salah satunya yg beliau katakan, kalau di Purwokerto itu potensinya bagus, sayangnya sense of community nya kurang. Yah, benar juga itu. Di purwokerto ada komunitas blogger, tp blum bisa mengadakan seperti yg komunitas lain buat. Di purwokerto ada komunitas wirausaha, tp krna satu dan lain hal pada cari kerja, kalah besar sama TDA, RJU dan komunitas wirausaha lainnya.

Di Purwokerto ada komunitas trainer, tp trainer2 pada jalan sendiri2. Entah berlebihan atw tidak, tp memang indvidualis kentara bgt. Perasaan senasib sepenanggungan, sepayung sekomunitas hanya bertahan sepanjang kepentingan dirinya terakomodir. Ketika itu tidak, enak sekali komunitas dicueki.

Maka solusinya adalah re-integrasi sosial. Sebuah keinsafan masal, agar masing2 komponen komunitas, komunitas apapun itu, membangun keyakinan baru : kalau bisa menyukseskan bebarengan, sendirinya pasti ikut sukses.

Semoga masing2 mulai bisa menyadari dan bersedia mengikhlaskan diri berbaur dalam proses reintegrasi sosial ini, dan outputnya adl, komunitas2 yg ada disini bisa membuat perhelatan dan kiprah berskala nasional.

Sent using Nokia mobile phone from Malang

Manusia instruksional

Keberhasilan terbesar lembaga pendidikan bernama sekolah adalah : melahirkan manusia istruksional.

Dilatih dengan bel masuk, kalau telat dihukum. Mengumpulkan tugas, harus begini dan begitu. Melunasi biaya sekolah harus sebelum ujian. Dan harus harus harus harus harus harus harus lainnya.

Maka yang ada kebanyakan sekarang adl manusia2 terpelajar yang haus keharusan. Kalau tidak ada orang yg mengharuskan, dia bingung, nganggur bingung, diberi kebebasan bingung. Hidupnya tergantung instruksi.

Entah, sakit hatiku pada sekolahan belum tuntas. Sekolah yg sudah membuat satu sisi bagian otakku terganggu, untung baru terganggu, belum mati. Yaitu sisi bagian otak inisatif.

Ya, harus banyak latihan, agar bisa hidup lagi bagian otak itu. Kalau bagian otak itu sudah normal, kita tidak lg menjadi manusia instruksional.

Mau dimanapun berada, apapun yg dihadapi, bisa jadi sumber produktivitas. Ke tempat pelacuran sekalipun, bisa menjadi sbuah pelajaran. Ke acara apapun, bisa menemukan inspirasi.

Berharap

Faidza faroghta fanshob, waila robbika farghob...

Selesai satu urusan, lanjutkan nggarap urusan lainnya, dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap. Betul itu, itu Quran yang bilang : berharapnya ke Tuhan, bukan ke urusan2 yg qt kerjakan. Hm, i know i know...

Sent with Nokia Mobile Phone from Caruban

1/6/12

Pengejek Pramukaan

Si Putra, kawanku satu kost, yang dulu hobinya mengejekku pramukaan. Yang aktivis MP itu, yang kriting, banyak fansnya dan banyak cewe bilang dia manis--tp aku tidak nemu tuh sudut pandang kemanisannya. Ya, anak itu, hari ini dia menikah di GOR Nabire, Papua. Istrinya namanya Tasya.... Selamat ya put... Barrokalohulaka

1/5/12

Hunting-Hunting

Butuh vector CDR? Ke sini aja.

Butuh hotel murah? bisa ke sini.

Kalau butuh buat nyimpen alamat-alamat web, ke sini nih.

1/4/12

Jokowi Memang Cari Muka

Eh pada ribut katanya Jokowi cari muka. Memang iya kok. Baru tahu? Itu tingkah polah dia persis sama kayak Dahlan Iskan pas di Bali, sudah disediakan hotel bagus, lah kok terus malah enggak mau nginep disana. Cari muka dia dengan nginep di hotel BUMN.

Memang mobil anak negeri, hotel kepunyaan badan usaha negara, ya harus dicarikan muka. Selama ini pejabat-pejabat kita hobinya menjilat pantat lembaga internasional, negara ini dan itu, tanda tangan free trade ujung-ujungnya kerepotan sendiri.

Mana ada diantara mereka yang terpikir untuk mencarikan muka mobil dalam negeri, hotel BUMN. Kalau bukan pejabat yang jadi Brand Ambasador, lha njuk kon sopo neh?

Mahal

Yang mahal itu teman. Buat apa aku punya cukup uang untuk ke TJQ, kalau nggak ada teman yang bisa aku ajak?

1/3/12

Pelembagaan Agama, Pelembagaan Ujian

TL 03/01/12

Pelembagaan Agama

"Apa yang disampaikan GusDur (Pluralisme) sebenarnya merupakan otokritik bagi umat Islam, karena adanya Politisasi Agama & Pendangkalan Agama"
 
Setelah wafat, barulah omongannya banyak dibenar-benarkan orang, termasuk aku. Karena memang benar. Contoh kasus adalah ucapanya di Kick Andy tentang Amin Rais & Mega, "Saya sudah memaafkan", "Tapi tidak melupakan". Betapa arti kata memaafkan memang berada di luar irisan melupakan dan ini menjadi kajian intensif diantara kalangan ilmu pengetahuan psikologi modern dan forgivness terapi.

Termasuk tindakan Sok Pluralnya Gusdur, yah, manusia hanya bisa menghakimi, tapi hakim seadil-adilnya ya hanya Tuhan. Bisa jadi Gusdur memang cuma Sok Plural, sebagai bentuk otokritik pada agamanya sendiri. Karena agama dimaknai begitu politis dan kian dangkal. Agama terlalu dilembagakan.

Inilah salah satu akar tunggang persoalan masyarakat : Pelembagaan agama yang kelewat batas. Agama yang terlalu dilembagakan membuat "ngaji" dan "belajar IPA" itu terpisah. Agama yang dilembagakan membuat yang bersorban harus duduk di shaf depan dan anak jalanan yang celananya sobek rambutnya bundet "dilarang" masuk masjid.

Terpeliharanya kejahatan, keburukan, kenakalan, kebobrokan di luar masjid adalah karena kokohnya pelembagaan masjid dan agama itu sendiri. Pada sadar tidak, wahai orang yang merasa sudah alim-alim?

Pelembagaan Ujian

Perlu diskusi beberapa SKS untuk memahami secara komprehensif sebab, akibat dan kondisi pelembagaan agama serta ekses negatifnya. Untuk pemanasan, mari kita bicara tentang hal yang lebih ringan : Pelembagaan ujian. Saya tergelitik menulis ini setelah mendengar beberapa teman mengumpat-umpat tentang teman lainnya yang mencontek saat ujian, dan beberapa pengajar yang mengomel-ngomel ketika mahasiswanya semakin kreatif membuat contekan.

Apa yang salah dengan mencontek? Perbandingkan kesalahan mencontek dengan kesalahan institusi kita melembagakan ujian. Coba, kembali dulu ke substansi awal : untuk apa ujian ada?

Ujian ada untuk mengukur ketercapaian proses pendidikan. Aku ulangi, untuk "mengukur". Nah, kalau untuk mengukur saja, kenapa harus demikian disakralkan (pendangkalan ujian), ada perintah harus hening dilarang mencontek. ada ritual pekan sunyi, ada doa bersama istighosah sukses ujian. DAN YANG LEBIH MENTERENG LAGI ADALAH ADA ANCAMAN, KALAU BELUM LUNAS SPP TIDAK BISA IKUT UJIAN (politisasi ujian).

Sepetinya harus ada Gusdur Junior yang mau membawa obor masuk ke wahana pluralisme dan menerangi substansi ketimbang hanya kemasan. Daging buah, ketimbang hanya lembaga. Harus ada Gusdur Junior yang mau masuk ke alam pendidikan yang demikian plural. Loh iya, dikiranya belajar itu tunggal : disekolah. Media belajar itu begitu plural, di sawah, di toko buku, di mal, di angkringan bahkan di gang pelacuran, di setiap tempat bisa terjadi itu proses belajar. 

Berlatih jujur yang hakiki bukanlah dengan tidak mencontek atau menjelek-jelekkan orang yang mencontek. Tapi jujur yang hakiki adalah tampil apa adanya... kalau memang ketercapaian kita masih pada level 7, ya biarlah saat ujian itu yang muncul.

Tidak usah didopping dengan belajar extra, tidak usah dimantra-mantrai dengan istighosah berlebihan. 

Ujian itu untuk mengukur, atau untuk apa si?

Hari Quran

Selain mengajarkan program self-training bernama Riyadoh 40. Yusuf Mansyur juga mengajak kita untuk punya Hari Quran. Sederhana tuh, jadi bagi para usahawan, bisa saja diterapkan 5 hari usaha (setara 5 hari kerja). Dua hari sisanya kita full free dari urusan bisnis. Hari keenam kita pakai untuk libur/refreshing, dan Hari ketujuh kita full pakai untuk membaca, mengkaji dan berkontemplasi dengan Al Quran.

Di ANTV Pagi ini (03/01/12) sederhana sekali Yusuf Mansyur menjelaskan. "Bagi bapak-bapak, ibu-ibu, yang punya toko. Coba sehari saja, datang ke toko, bawa Mushaf, terus masuk ke toko, enggak usah dibuka itu toko, di dalam baca Quran seharian dari pagi sampai sore. Lalu lihat saja, pasti.... pasti nggak ada yang beli". Haha, bisa saja ini ustadz.

Tapi coba saja, gitu kata beliau. Akan jadi pembuktian ini, bahwa selama ini yang kita yakini, yang mendatangkan rejeki itu toko atau Allah. Ayo, selamat mencoba.

1/2/12

Siap Menang, Siap Kalah.

kalah kompetisi, itu tidak selalu berarti jelek. itu betul. karena itulah, lebih baik jangan ikut kompetisi, kalau masih mudah berkecil hati. Pa Ade Supriatna, projectnya namanya Bambu Indah Nusantara (BIN), mantap kali dia membuat papan sepertihalnya papan kayu, tapi bahan bakunya dari bambu yang di press.

Project sebagus itu, dan sudah berjalan. Belum lagi ada program yang keren banget, "tebang 1 bambu, tanam 2 bambu". Nah, sebagus itu tidak lolos di Community Entrepeneur Challange II kemarin. Bayangkan kalau Pa Ade berkecil hati, bisa-bisa patah semangat, terus kendor aksinya.

Tapi Pa Ade siap menang, siap juga kalah. Makanya tidak berkecil hati. Kita-kita yang sedang bernasib kalah juga harus mencontoh itu Pa Ade. Tetaplah apresiasi diri sendiri, berkecil hati itu tidak ada gunanya.

Satu lagi, ciri orang yang siap menang adalah dia kecewa ketika kalah. Tapi dia bisa mengendalikan kekecewaannya itu. Sehingga rasa kecewanya tidak destruktif, tidak menjadi bibit kecil hati. Tapi orang yang tidak siap menang, dia akan berdalih "ah, saya nggak ngejar juara kok, yang penting kan ilmunya, yang penting networking", bisa jadi itu cuma kedok dibalik ketidak gentle-an menerima nasib.




Timpang


Tiket Logawa, kereta ekonomi untuk tarif jarak terdekat, termasuk ke Jogja per 1 Januari 2012 : 36.000.


Tiket Efisiensi, Bus Patas AC jurusan Purwokerto/Cilacap Jogja dengan pelayanan Excellent masih tetap sama Rp 40.000. (Include Air Mineral + Shuttle gratis ke dalam kota) 


Dari kedua perbandingan itu, pilih mana?




Kurang Indonesia

Aku memang kalah sama Tel***sel, yang "Paling Indonesia" itu. Aku cuma orang yang "kurang Indonesia", ketika aku mengajak seorang kawan jauh menjelajah negara tetangga, dia menolak "aku mau menjelajah Indonesia dulu bro, belum tertarik dengan luar negeri". Haha, dan begitulah, aku menjadi orang yang begitu tidak menarik untuk berbicara itenerary perjalanan dalam negeri.

Yah, begitulah aku yang "kurang Indonesia" ini lebih senang hunting info tentang trip di New Zealand, mencari-cari tiket promo ke Singapura dan bermimpi bisa sampai ke negeri tempat dimana Igi sedang study sekarang, Jepang.

Aku punya tiga alasan kenapa lebih tertarik ke luar Indonesia sementara ini :

Pertama : Indahnya Indonesia itu sudah tidak 0,00%pun aku ragu. Jadi tidak perlu aku harus membuktikannya satu-satu. Aku sudah cukup takjub walau belum punya kesempatan menjelajahnya.

Kedua : Aku sangat tertarik dengan kisah seorang kawan yang bekerja di Hongaria, kawan yang berdinas di Jeddah, kenalan baik yang pernah berkeliling di bekas Uni Soviet dan dosen yang pernah riset kecil-kecilan di sekitar Masjid Nabawi. Bahwa disana orang Indonesia itu unggul, bahwa disana akan menemukan banyak hal yang musti kamu syukuri karena di Indonesia banyak yang lebih baik. Aku ingin menuju semua penjuru negara-negara, untuk memperoleh gambaran yang empirik, bukan sekedar dalam bayangan, seberapa perbandingan Indonesia dan negara-negara serta orang-orang disana. Bahwa Indonesia memang unggul.

Ketiga : Kalau harus menghabiskan Indonesia dulu baru ke luar negeri. Kapan habisnya tempat-tempat menakjubkan di negeri ini dijelajahi? Bahkan satu sudut pantai diantara Menganti dan Karangbolong saja terselip tidak ter-expose di buku traveling manapun.

Ya begitu itu. Bukan untuk "aku pernah kesini loh, aku pernah kesitu loh" aku ingin bepergian. Aku ingin bepergian untuk membuktikan dengan mata kepala kalau Ras bangsaku tidak se-inferior yang di citrakan dunia kepada kita saat ini.



Pacaran Konvensional, Pacaran Syariah

Bukan cuma BNI, yang di utara jalan namanya BNI konvensional dan di selatan jalan BNI Syariah. Pacaran juga sekarang bermunculan versi-versi hijaunya


Pacaran Islami
 
Ahaha, masing ingat istilah pacaran Islami? kisah relationship pejuang agama, yang kalau kajian hijabnya tingginya 3 meter dan tebalnya 1 meter dengan bahan baja tidak tembus pandang? tapi sesampai di rumah mereka sms-an, "ukhti, tahajud yuk...", bermodal lembar kontak person jarkom kepanitiaan.

Kisah ini beneran adanya, Ustadz Fatur yang bertutur kala itu, beliau dicurhati seorang akhwat yang mengaku dirinya suka smsan begitu-itu dengan rekan ikhwan sesama aktivis.



Sahabat Menuju Pernikahan

Ada lagi versi yang lebih inovatif. Istilahnya SMP alias Sahabat Menuju Pernikahan. "Dia bukan pacarku kok, dia adalah sahabat menuju pernikahanku. Ahaha, keren juga, se-keren rentenir yang menyewa ruko kemudian memasang neonbox dengan nama "Penyedia Jasa Pembiayaan Mikro". Ah, tetap saja bunganya selangit. Tetap saja itu "sahabat" dalam tanpda petik.

Setahuku, sahabat itu tanpa pamrih. Dalam persahabatan, bukan tujuan yang dicari, tapi perjalanan bersama, itu yang dinikmati.



Adik-Kakak Angkat

Ini versi beda lagi, ada keterlibatan birokrasi disini. Loh kok birokrasi? Iya, petugas Kantor Catatan Sipil dilibatkan. Dia kakakku, dia adikku... Nah, kalau sudah tercatat di Catatan Sipil, serasa sudah berhak deh bermanja-manja-an satu sama lain, "ade, kaka insomnia nih, temenin BBMan dunk.."

Dan itu "bukan" pacaran. "bukan" nya pakai tanda petik si.



Teman-"TER"Baikku

Nothing special betwen us. Tapi dia teman terbaikku. Ihirr, kalau aku dengar statement ini. "dia teman baikku" dan "dia teman 'TER'-baikku" walau cuma beda "ter" tapi maknanya sangat beda. "Ter" menunjukkan satu nuansa superlatif-relationship. Bedanya dengan mengatakan "dia pacarku" adalah ada rasa tidak PeDe aja, padahal sebetulnya ya PeDe-PeDe aja lagi, optimis! bisa kok! Wehee

1/1/12

Akhirnya Masuk WMM

Awarding Night at Jayakarta Hotel, Jogja

Rasanya sudah tidak ingin menang, karena memang aku merasa belum pantas menang. Tapi, ketika kita sudah memasuki sebuah kompetisi maka sudah menjadi keharusan untuk kita berusaha untuk menang, kalau perlu "ngoyo" untuk menang.

Seorang teman berpesan padaku, sudah usaha saja, tapi tidak usah ngoyo. Hahah, tapi aku tidak sepakat dengan pesan itu. Anjuran untuk tidak ngoyo (bersungguh-sungguh dengan pol) hanyalah tameng, tameng karena belum siap ikhlas, kalau hasilnya tidak tercapai. Artinya dia masih ragu dengan kemampuan ikhlas yang ia miliki.

Yang benar adalah, berusahalah sebersungguh-sungguhmungkin, perkara tidak tercapai, ikhlas. Nah, semakin tinggi tingkat sungguh-sungguh, artinya semakin lebar bentangan keikhlasan kita. Mudeng enggak mudeng lanjutin baca saja.

Dan di penghujung tahun 2011 kemarin, berita baik aku dapat dari Mandiri, satu impianku lagi tercapai, jadi Finalis Wilayah VII Wirausaha Muda Mandiri. Mimpiku memang itu, belum mimpi untuk jadi pemenang di nasional, jadi ya pantas saja, ketika maju ke level nasional, aku belum tembus. Aku kalah saing, sainganku GEMILANG dia sudah 3 kali mengikuti kompetisi ini, profilnya ada di buku ke-2 Wirausaha Muda Mandiri halaman 109. Bukan lawan sembarangan.

Dan aku rayakan terwujudnya mimpiku ini dengan kawanku ke Ullen Sentalu, ke Malioboro beli jam tangan, ke Shoping borong buku dan mampir di Yu Djum beli gudeg buat oleh-oleh.

Lion Air Beli 230 Pesawat Baru Boeing ???

Kontrak pembelian oleh Lion Air sudah ditanda tangani disaksikan SBY dan Obama, kedua presiden sama2 sedang anjlok reputasinya didalam negerinya masing2, anjloknya juga sama2 disebabkan kebijaksanaan ekonomi yang blunder menuju krisis yang lebih dalam, menuju peningkatan pengangguran.

Jadi berita pembelian 230 pesawat Boeing betul2 menjadi kejutan di masing2 kedua negara ybs. Tentunya baik SBY maupun Obama mengharapkan reputasinya akan meningkat dengan kejadian ini tepat diambang pemilu di-masing2 negara.

Padahal Lion Air hanyalah perusahaan penerbangan baru yang tidak besar, tidak banyakhttp://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=4907242525845181587#editor/target=post;postID=1825947304857914303 pengalaman, dan terlalu banyak di dongkrak para petinggi negara dalam konspirasi yang memerlukan tutup mulut. Jelas Lion Air tidak punya dana untuk merampungkan pembelian ini. Ternyata dibelakang ada bank yang tidak disebutkan namanya yang katanya memberikan kredit selama 12 tahun untuk mencicil hutang pembelian 230 Boeing ini.

Yang menjadi sorotan adalah siapa bank-nya ??? Memang bisa jadi sebuah bank swasta di Indonesia, tapi bank swasta di Indonesia juga tidak ada yang punya dana sebanyak itu. Kenapa tidak bisa bekerja sama dengan Obama mencarikan backing bank2 yang lagi krisis di Amerika ??? Beda nya, kalo bank di Indonesia tidak punya duit untuk diputer, maka bank di Amerika kelebihan duit yang enggak bisa diputer. Disini kuncinya ketemu.

Semua kelihatannya berjalan mulus, tetapi kita semua tahu, dari pengalaman yang lalu bisa dibuktikan enggak ada yang mulus, kita perlu waktu sekitar 5-7 tahun yang akan datang, barulah akan kelihatan tanda2nya. Bisa saja kontrak dibatalkan ditengah jalan, bisa juga kontraknya diubah dari pembelian 230 pesawat menjadi jumlah 23 pesawat atau bahkan cuma 2 atau 3 pesawat saja.

Ada banyak ahli yang berpendapat bahwa krisis global dimulai oleh bangkrutnya bisnis real estate di Amerika. Ternyata ini tidak benar, yang lebih tepat dimulai sejak terjadinya serangan teror 911, dua gedung kembar runtuh, dibawah tanah gedung tsb merupakan tempat penyimpanan emas Amerika sebanyak ribuan ton yang penyelamatannya memerlukan waktu ber-tahun2. Akibatnya harga emas meroket, biasanya Amerika bisa mengontrol dan memainkan harga emas, namun saat ini betul2 lepas kontrol karena untuk mengontrol harga emas tentunya harus juga dengan emas. Jadi tanpa memiliki emas Amerika malah keteteran mempertahankan nilai dollarnya. Semua ini sambung menyambung diikuti outsourcing pabrik2 Amerika ke Cina dan India, jutaan buruh kena laid-off, dan jutaan buruh yang tadinya sedang mencicil rumah tidak mampu lagi membayar cicilan rumahnya, bersambung ke perusahaan real estate yang tersumbat aliran dananya, maka runtuhlah kesemuanya tanpa bisa dipertahankan lagi.

Jadi akibat teror 911 selanjutnya adalah ketakutan traveler diseluruh dunia untuk menaiki pesawat terbang, mereka takut pesawatnya meledak mendadak waktu diudara. Akibatnya, sampai lebih dari dua tahun semua penerbangan kehilangan penumpang, discount ticket ternyata tidak menolong, penumpang kereta api dan kapal laut meningkat lebih dari 200%. Wajar hampir semua penerbangan Amerika bangkrut, bersambung ke Boeing yang kontraknya dibatalkan oleh Pentagon karena Amerika tidak punya dana lagi, semua dana dikerahkan membiayai perang di Irak dan Afghanistant. Makin banyak prajurit yang mati, makin banyak dana yang dikeluarkan. Selanjutnya anda bisa mengikuti beritanya di media umumnya.

Singkat ceritanya, dalam situasi prihatin seperti ini, sebuah perusahaan kecil di Indonesia bikin kejutan, entah ini memang betul2 kejutan atau semacam rekayasa kedua presiden yang kebetulan mempunyai pertalian persahabatan yang unik yang kebetulan sama2 punya vested interest untuk meningkatkan jumlah pemilihnya di pemilu yang beberapa tahun lagi. Ini betul2 merupakan prestasi dan prestige dimata dalam dan luar negeri kedua negara yang sama2 sedang disibuki oleh berbagai macam demo2.

Kita bukan mencurigai atau prejudice, melainkan dari analisa pasar bisa dipastikan bahwa dalam kondisi begini tidak mungkin ada keajaiban. Apalagi di Amerika dan di Indonesia hampir semua bank2 mengalami pelarian dana dibawa lari oleh masing2 CEO-nya yang penyelesaiannya sengaja digantung ter-katung2 menjadi pertanyaan yang tidak pernah ada jawabannya. Entah bank mana yang nantinya akan menjadi kambing hitamnya. Mari kita tunggu jawabannya nanti sekitar 5-7 tahun yang akan datang, yang jelas dua pemilu sudah berlalu dan kedua bekas presiden ini bisa menunjuk kesalahannya pada suksesor-nya masing2 yang lalai dan ceroboh mengambil kebijaksanaan yang bertentangan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.