8/31/09

Kata-kata Bung Tomo tuk Arek2 Suroboyo ketika agresi militer:

Saoedara-saoedara ra'jat Soerabaja,
Siaplah keadaan genting. Tetapi saja peringatkan sekali lagi, djangan moelai menembak,
Baroe kalaoe kita ditembak, maka kita akan ganti menjerang mereka itu.
Kita toendjoekkan bahwa kita adalah benar-benar orang jang ingin merdeka.
Dan oentoek kita, saoedara-saoedara lebih baik kita hantjur leboer daripada tidak merdeka.
Sembojan kita tetap: Merdeka atau Mati.
Dan kita jakin, saoedara-saoedara,
pada akhirnja pastilah kemenangan akan djatuh ke tangan kita
sebab Allah selaloe berada di pihak jang benar
pertjajalah saoedara-saoedara,
Toehan akan melindungi kita sekalian
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!


Sumber : Catatan Elis Martina Sahertian "Pecutan Diri"

Menarik Hipotesis, Hipotesis Menarik

Menarik, setelah beberapa hari ini berkutat di Laboratorium Kehidupan akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menarik sebuah hipotesis.

Hipotesis diambil dari pencampuran banyak formula, ada formula dari Eko Laksono, formula dari Edy Zaques, formula dari Miming Pangarah, formula dari Susi Susanti, formula dari Bung Karno, formula dari Ryan Martian, formula dari Arif Rahutomo, formula dari Mas Teguh, formula dari Aan Betutu, formula dari Miss Ary, dan pasta gigi Formula.

Bahwa Sukses itu adalah sesuatu yang besar, tetapi sukses bisa dirangkai dengan menyusun konstruksi sikap sukses. Sukses dibangun oleh ambisi, ambisi dibentuk oleh rasa senang dan rasa senang bisa dipicu dari prestasi-prestasi kecil (keberhasilan kecil yang kita syukuri).

So, untuk mewujudkan sukses yang besar cukup mulai dengan lakukanlah hal-hal yang kecil : ciptakan prestasi-prestasi kecil.

Dari prestasi-prestasi kecil yang kita ciptakan akan muncul rasa bangga, rasa bangga itu akan membuat kita senang atau lebih tepatnya "menyenangi" bidang yang kita geluti, "menyenangi" apa yang kita kerjakan.

Kesenangan itu akan mengikuti efek bola salju, akan semakin membuncahkan hasrat untuk menciptakan kesenangan-kesenangan yang selanjutnya dan lebih besar. Maka jadilah ambisi.

Ambisi (yang tetap dijaga pada alur positif) akan menjadi bahan bakar kegigihan kita. Gigih inilah yang akan mewujudkan kesuksesan yang kita inginkan.

Maka, kalau mau sukses, tidak usah dipikir pusing-pusing. Mulailah dari apa yang bisa kita kerjakan dan ciptakan prestasi disitu.

Yah, ini baru hipotesis. Sesemester ke depan akan saya uji hipotesis ini, di kampus, dan di kampus kehidupan. Semoga dikaruniai umur panjang dan ketajaman memetik himah.

Hipotesis yang menarik, silahkan yang lain boleh ikut mengujinya juga.

Cara Gila Menjadi Pak Miming

Obrolan dengan seorang suhu di EU,







Hah??? Lalu kalau ga bisa makan, ga bisa ngangsur, ga bisa bayar listrik???...












Note:Ini bukan lelucon

8/30/09

Small success yang makin banyak bisa membuat kita agak ketagihan

Kosongkan pikiran anda, tenangkan diri. Santai, relax. Lakukan hal yang berbeda, coba sedikit bersenang-senang. Kalau sudah segar, kembali lagi ke pekerjaan anda dengan pikiran dan mental yang segar. Anda akan bisa melakukannya lagi dengan lebih bersemangat.


Senang melakukan sesuatu adalah dengan membuatnya lebih menyenangkan. Caranya dengan melakukannya bersama teman, keep it fresh, selalu cari hal-hal baru, banyak bersyukur dan berpikir optimis kalau diberi tantangan, perbaiki terus menerus prosesnya sehingga makin efisien dan simpel.


Kemajuan-kemajuan kecil, bisa membuat apa yang kita lakukan jadi lebih menyenangkan.

Small success yang makin banyak bisa membuat kita agak ketagihan.

Dan selalu ingat bahwa apa yang kita lakukan adalah ibadah pada Allah, jadi nikmatilah anugrah itu. Selamat mencoba.



Eko Laksono.

8/28/09

IH

Cinta dan Doa yang Menghidupkan!

Iman Herdimansyah

8/27/09

Tengoklah ke dalam, sebelum bicara

Jangan seperti adik saya... dia yang nggak beres masak, eh yang disalahin buku resepnya. Bingung Ibu...

Nasionalisme Kita

Sungguh sebenarnya sangat rendah, bahkan bisa dibilang nol. Nasionalisme yang ditunjukan oleh mayoritas rakyat sekarang hanya di saat diselenggarakannya event2 olah raga yang sifatnya internasional. Setelah itu, nasionalisme pupus dalam sebuah kapitalisme ~_~

TANYAKAN SAJA KEPADA ORANG-ORANG.....
"Kamu kerja untuk apa?"
"kamu belajar untuk apa?"... Baca Selengkapnya
untuk apa.....
untuk apa?....."

mereka serempak menjawab "Untuk Uang dan untuk kami sendiri."

Kita memang tidak boleh naif mengatakan kita tidak butuh uang...namun untuk membangun sebuah negara yang baik, tidak cukup dengan hanya sekedar UANG belaka. Jiwa nasionalisme serta patriotisme diperlukan karena segala yang dia lakukan, dia lakukan untuk kepentingan bersama....



By : Cadika Rachmawan
Thkz bro

8/26/09

Sindoro Seperti ini hanya dari Sumbing



Ini adalah view of Sindoro, coba deh tatap gambar ini agak lama, atau benar-benar lama... sampai hatimu tergetar, walau dengan getaran frekuensi yang rendah.


Sebuah hamparan yang menakjubkan. Begitulah bumi ini dibentangkan, betapa, betapa apa yang setiap hari kita lihat di permukaan dataran rendah hanyalah sesuatu yang sempit, kecil, bukan?



Tahu, bagaimana caranya melihat hamparan raksasa nan indah seperti Sindoro ini? Caranya adalah dengan naik gunung di sampingnya, Sumbing.



Teman, hanya dari ketinggianlah kita bisa berpikir, melihat dan menilai dengan luas. Bukan dari pandangan kebenaran yang sempit.



Berpikirlah dari sudut pandang yang berbeda, yang lebih tinggi, agar kau menemukan suatu pemikiran yang luas, jauh lebih luas.

Lebih Luas

Wes,
yang penting luruskan niat,
sempurnakan ikhtiar,

sesudah itu terserah Allah yah...

(kata Aa Gym)

8/24/09

Semoga Lebih Baik

"Saya sampaikan secara terbuka, saya vakum dulu. Bukan untuk melalaikan tanggung jawab, mengkhianati amanah dan membuat terbengkelai apa yang seharusnya saya pelihara dan saya kembangkan.

Minta waktu untuk instrospeksi diri, pada saatnya nanti, ketika saya sudah menemukan mana yang harus diperbaiki dan mana yang harus tetap dimantapi, maka saya akan berniat sebagaimana saya harus berniat, berkeputusan sebagaimana saya harus berkeputusan, bertindak sebagaimana saya harus bertindak.

Apapun resikonya, perjalanan panjang kita tidak boleh terhenti karena alasan yang pragmatis dan sesuatu yang utopis. Segagal apapun kita, saya tidak mau sejarah mencatat kita sebagai kelompok pecundang.

Sementara silahkan survive masing-masing, biarkan bila ada yang saat ini berantakan, untuk bahan introspeksi kita dan agar ketika saatnya bisa rapi nanti kita bisa menikmatinya dengan syukur.
Selamat melanjutkan aktivitas. Nanti insyaallah saya akan kembali.", Rizky

Pidato Rasulullah menyambut Ramadhan

Selain memerintah shaum, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah ‘azimat’ Nabi tatkala memasuki Ramadhan.


Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.


Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.


Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.


Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.


Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.


Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian.”


Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”


Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.


Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.


Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”


“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”


“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”


“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”


Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”


“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”


“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”


“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”


“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah).


sumber: Hidayatullah.com dari Wiwit KTH



Sehingga :

• Raihlah ampunan-Nya di bulan ini agar tidak celaka

• Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin

• Muliakanlah orang tua

• Sayangilah yang muda

• Jaga lidah

• Tahan pandangan dan pendengaran

• Bertaubat dari dosa-dosa

• Angkat tangan untuk berdoa pada waktu sholat, karena itu saat yang paling utama Allah memandang hambanya dengan penuh kasih sayang, Dia menjawab ketika kita menyeru, Dia menyambut ketika kita memanggil dan Dian mengabulkan ketika kita berdoa

• Bebaskanlah amal-amal yang etrgadai dengan istighfar

• Ringinkan punggungmu yang berat karena dosa dengan memperpanjang sujud, Dia bersumpah tidak akan mengazab dan mengancam dengan api neraka orang -prang yang sholat dan sujud

• Bagi yang memberi buka kepada orang mukmin akan mendapat nilai yang sama dengan membebaskan budan dan dia diberi ampunan dari dosa-dosa yang lalu

• Jaga diri dari api neraka walau dari sebiji kurma dan seteguk air

• Baguskan akhlak agar berhasil melewati shirotol mustaqim pada hari ketika kaki-kaki lain tergelincir

• Ringankan pekerjaan (pegawai dan pembantu) agar diringankan pemeriksaan-Nya di hari akhir

• Tahan kejelekan, agar Dia menahan murka-Nya pada saat berjumpa

• Muliakan anak yatim, agar Dia memuliakan pada saat berjumpa

• Sambungkan silaturahmi, agar disambungkan dengan rahmat-Nya

• Jangan memutuskan kekeluargaan, agar tidak diputuskan rahmatnya

• Lakukan sholat sunnah agar Dia menuliskan kebebasan dari api neraka

• Lakukan sholat fardhu, karena pahalanya seperti 70 sholat fardhu di bulan biasa

• Perbanyak sholawat, Dia akan memberatkan timbangan kebaikan ketika timbangan itu ringan

• Membaca satu ayat Al Quran pahalanya seperti mengkhatamkan Al Quran di bulan biasa

• Mintalah kepada Tuhan , karena pintu-pintu surga sedang dibukakan

• Mintalah agar tidak pernah dibukakan pintu neraka, karena pintu-pintu neraka sedang tertutup

• Mintalah agar setan tidak menguasai, karena setan sedang terbelenggu

• Jagalah diri dari yang diharamkan, karena itu adalah amal yang paling utama

• Dekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain

• Banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya. Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.

Rumangsa dan Ngrumangsani

Beberapa waktu lalu saya pergi ke Jojga, pulang kemalaman, setengah delapan naik bus terakhir dari Giwangan. Efisiensi, sheet 2-2, Patas AC, dapat softdrink. Demi menghindari anarkisme terminal di waktu malam terhadap menipisnya dompet, maka saya menghubungi seorang teman untuk meminta kesediaanya menjemput. "Ya, OK! jam berapa?"...

Wuidih manstab benar jawabannya, benar-benar jawaban yang diharapkan karena diperkirakan (dan memang akhirnya terjadi) jam 12an malamlah saya tiba di Purwokerto. Sayang di sayang, miskol apalagi sms tidak lagi efektif untuk membuat orang ngulet, menyetarter motor dan meluncur ke terminal yang jaraknya 3 km di tengah malam buta.

Tapi syukurlah, saya tidak salah menumpangi bus, Efisiensi ternyata punya shuttle bus yang siap mengantarkan penumpangnya sampai ke rumahnya (asal masih di dalam kota). Dan ritual penjemputanpun batal terlaksana.

Kali kedua, saya perjalanan pulang dari Bandung, naik Bus Boediman, sama jamnya setengah delapan malam berangkat dari terminal Cicaheum. Jam 2 dini hari kurang sedikit bus sampai di Purwokerto, orang yang sama, dengan kesanggupan menjemput yang sama, dimiskol dan di smspun tiada mempan pastinya.

Maka rejeki untuk tukang ojek resmi terminal bus Purwokerto sebesar 12.000-pun mengalir waktu itu. Dan lagi-lagi penjemputanpun untuk kedua kalinya batal terlaksana.

Eh, sekarang gantian. Orang yang biasanya menyanggupi menjemput saya minta dijemput, atas perjalanannya dari Banyumas petang tadi. Entah, mungkin karena tahu walau baru jam 9 tapi saya sudah tidur (jam setengah9 saya terkapar), eh tak ada miskol dan sms untuk memanggil saya segera meluncur...

Inilah mungkin yang namanya "Rumangsa", orang yang rumangsa batal menjemput terus, pun jadi tidak berkenan untuk dijemput. Satu sikap yang mengembalikan permasalahan kepada diri sendiri sebagai subyek. Apapun permasalahannya, dari permasalahan pribadi, sampai permasalahan yang menimpa bangsa ini yakni dicaploknya tari pendet oleh negeri tetangga.

Sebelum menyalahkan Malaysia, coba, rumangsa mencintai kesenian negeri sendiri tidak kita selama ini? Begitulah, sebelum menyalahkan konsep, rumangsai aksi kita. Sebelum menyalahkan orang lain, rumangsai diri kita.

Itulah Rumangsa.

Lalu apa itu ngrumangsani? Sederhananya adalah peka, kalau kita melihat realitas sekeliling kita baru mampu seperti ini ya, jangan lantas membubungkan angan-angan yang membuat harapan kita kosong sendiri. Kalau kita melihat sekeliling kita banyak yang musti ditolong, ya lekangkan ego kita, obsesi pribadi kita dulu...

Semoga bermanfaat

Letnan di Kereta Api Terakhir

Letnan Firman dihadang masalah yang dilematis di Kroya... . Akhirnya dia dengan tegaspun berkeputusan "Apapun yang terjadi kereta ini harus sampai ke Yogyakarta, karena tugas pokok saya sesuai amanat markas besar tentara republik adalah membawa kereta ini sampai di Yogyakarta".

Lah, kenapa kok saya malah memilih berhenti dulu di sini? Salut saya denganmu letnan, sebuah pilihan yang berani!

8/23/09

Nenek Moyangku Bukan Supermen

Dulu :

nenek moyangku orang pelaut
gemar mengarung luas samudra
menerjang ombak tiada takut
menempuh badai sudah biasa

angin bertiup layar terkembang
ombak berdebur di tepi pantai
pemuda berani bangkit sekarang
ke laut kita beramai-ramai

Sekarang :

Nenek moyangku seorang pelaut
Yang gagah dan berani
Mengarungi samudra setiap hari
Anak dari anak nenek moyangku
Juga seorang pelaut
Namun tidak mengarungi samudra setiap hari
Bukan kurang gagah atau berani
Tapi karena harga bahan bakarnya semakin tinggi

Nenek moyangku seorang pelaut
Yang gagah dan berani
Mengitari samudra dari setiap segi
Anak dari cucu nenek moyangku
Juga seorang pelaut
Namun tidak mengitari semua segi
Bukan kurang gagah atau berani
Tapi karena sekarang ada pulau-pulau yang milik pribadi

Nenek moyangku seorang pelaut
Yang gagah dan berani
Mengelilingi samudra siang dan malam hari
Anak dari cucu nenek moyangku
Juga seorang pelaut
Juga tidak mengelilingi samudra malam dan siang hari
Bukan kurang gagah atau berani
Tapi karena sekarang lautnya dijual keluar negeri

8/20/09

Short Term Memory

TLBK (teman lama bertemu kembali, cie..), selalu pasti aku tanya berapa nomer hp aktif sekarang??? eh sayang di sayang HP tidak ditangan, nggak ada alat tulis pula, terpaksa deh diinget di awang-awang... .

Berhasil!!! asal nggak terlalu lama segera di salin di phonebook, hafalan nomor rumit di awangan pasti nggak hilang, apalagi kalau pas menghafal tadi kita pakai metode asosiasi... .

Short term memory, itulah salah satu bagian dari fungsi otak kita, yang membuat nomor HP yang rumit di awangan itu bisa berhasil dipindahkan ke phonebook dengan selamat. Fungsi otak yang dipakai untuk menghidupkan memory ini katanya adalah otak kiri kita. Namanya juga short, jadi ya cuma jangka pendek.

Nah, ternyata fungsi otak inilah yang banyak dipacu disekolah-sekolah dan kampus-kampus kita. Sehingga wajar kalau seminggu setelah Quiz rumus pun melayang, apalagi sesemester setelah UAS, lewat semua..... bablas ilmune....

Hm, gitu ya.... . Loh, baru tahu memang? Yah, memang mungkin itulah gunanya kuliah : mensukseskan program dirjen pendidikan tinggi dinas pendidikan. Oleh karenanya, mau terpakai atau enggak ilmu itu, ya nomor sekian lah... yang penting akreditasi kampus A dan mahasiswa-mahasiswanya bangga dengan nilai-nilai yang mereka dapat, walau hasil dari stimulasi ingatan jangka pendek, baik halal (dengan menghafal sesudah shubuh) maupun subhat (melirik kanan kiri pas ujian) juga yang haram (membaca contekan).

Teman, sayangilah umurmu, coba hitung deh sudah berapa lama otakmu lebih banyak dimainkan hanya untuk jembatan, untuk lewat ilmu-ilmu yang dihafal sesudah shubuh dan dilupakan menjelang maghrib? Coba deh ukur, dua semester yang lalu, berapa persen yang masih diingat? kalau dua tahun yang lalu berapa? nah kalau pas kelas dua SMP???.... weleh weleh weleh...

Hufh, menyebalkan yah, ternyata kita tidak benar-benar dibuat pandai (ya memang ada si yang jadi berkembang kepandaiannya.. ni aku nulis untuk strata umum, general loh ya...). tapi memang, kita tidak boleh menyalahkan sekolah atau kampus... . kenapa tidak boleh? tidak boleh, karena percuma... sudah aturan dari mendiknas seperti itu.

Lalu apa langkah kita donk? sederhana, ubah mindset, itu saja. Sekolah itu bukan untuk menghimpun nilai, kuliah itu bukan untuk mengakali direktur perusahaan dengan ijasah kita setelah wisuda nanti. Sekolah ada tempat pengembangan diri.. Lho, kan nggak ada mata kuliah pengembangan diri? Ada kali.. (walau nggak memadai).

Ya, belajar tentang pengembangan diri, siapa dosennya? kita sendiri. siapa yang memberi nilai? kita sendiri. siapa yang membuat kurikulum? kita sendiri. ya, diri kita adalah guru terbaik bagi kita sendiri, karena itu jangan bangga lulus dengan koleksi nilai A kalau jiwanya tidak berkembang, tidak mendewasa... output keberhasilan orang belajar adalah berubah, berubah cara kita menghadapi masalah, menjadi lebih tenang. Berubah cara kita mengejar nilai, menjadi lebih santun. Berubah cara kita mengoptimalkan kemampuan otak kita bukan hanya short tetapi long nya juga. berubah cara kita merancang masa depan dari yang monoton menjadi dinamis...

Diri kita berubah menjadi berkarakter, itu lebih membanggakan ketimbang nilai kita A semua... tetapi jiwanya masih tetap sama seperti awal masuk dulu... kekanak-kanakkan.

Tulisan ini kalau kontroversial dikritik saja, ambil yang baik saja. dan bayar yang diambil saja (emang warung rames... huehe), piss...

selamat belajar menjadi pribadi berkarakter teman...

Tenang Wae Cah Bagus, Cah Ayu

"Aku yakin rizqi-ku tidak akan tertukar, karenanya akupun tenang dalam menjemputnya", yup yap yip yep, buener tuh. Yang namanya rizqi bukan cuma gaji, ditraktir teman juga rizqi, hadiah lomba 17an juga rizqi, ban motor lama nggak bocor juga rizqi, dikasih uang jajan ortu juga rizqi... .

Tak usah kuwatirlah, kayak nggak punya Tuhan saja... .Ikan di kolong terumbu karang saja dikasih-Nya Rizqi, semut yang dipenjara (emang salah apa dia?, maksudnya memang dia hidup di tembok-tembok penjara) juga dikasih rizqi, nyamuk yang untuk sesuap darah manusia nyawanya harus selalu ia pertaruhkan juga dikasih rizqi.

Karena itu, tenanglah, keep calm down men... tenang tapi cekatan, disiplin tapi dinamis, tanggung jawab tapi inovatif, konsisten tapi kritis.

Lalu, bagaimana mengimplementasikan tenang menjemput rizqi itu? Ada dua caranya, pertama : Asuransikan rizqi kita.

Apa maksudnya? Pernah ke perusahaan asuransi? Atau pernah naik kereta api? (ekonomi juga nggak apa-apa), disitu ada tulisan "tiket sudah termasuk Asuransi Jasa Raharja". Nah, kalau asuransi yang ini beda, bukan ke Jasa Raharja atau Prudential Syariah atau lainnya... garansikan ya ke Allah SWT... caranya dengan.... dengan... jeng jeng jeng jeng... dengan sedekah.

Ya, sedekah itu ibarat bayar premi asuransi. Karena itu jangan terlalu berharap begitu sedekah kita langsung akan mendapat balasannya, tenang.... yakin saja, rizqi kita sudah aman, kalau terjadi apa-apa dengan diri kita (misal sehari nggak bisa makan, atau tambal ban nggak punya uang, atau duit didompet digerogoti kecoa, hehe), tenang saja, yakin saja... polis asuransi sedekah kita akan cair di waktu yang tepat dalam bentuk yang tepat pula.

Berapa besarnya polis? Wallahu'alam... hitung-hitungan minim saja, ya 10x lipat lah dari premi, tapi sangat bisa lebih... hingga 700x lipat, juga masih bisa lebih... . Nggak percaya? Buktikan sendiri deh... sedekah yang gede, jangan berpikir pas sedekah uang berkurang, berpikir saja sedang bayar premi asuransi rizqi kita..

Lalu, apa cara kedua untuk mengimplementasikan ketenangan diri dalam menjemput rizqi : ubah mindset.

Apa maksudnya ubah mindset? Ubahlah racun di pikiran kita yang menyatakan kalau kita harus punya pendapatan tetap, harus gajian bulanan, harus punya NIP... ingat ngger "urip iku mung mampir ngombe" (hidup itu sekedar mampir minum), cuma sebentar hidup ini... jadi anak-anak maksimal 10 tahun, jadi remaja nggak ada 9 tahun, jadi dewasa paling 20 tahun, jadi tua 15 tahun... kalau umur kepanjangan juga kita repot sendiri.... Nah, pendek kan umur kita?

Karena itu, daripada pusing memburu pendapatan tetap (input), mending memikirkan aksi kita (output). Dari rizqi yang saya punya sekarang, bikin apa ya? ngembangin apa ya? apa ya? dan bukan cuma berpikir tapi bertindak...

So, akhirnya hidup kita tidak cuma menunggu tanggal 1 (gajian), tapi kita bisa semakin meningkatkan urat produktif kita.

Kalau sudah begini, insyaallah bangsa ini maju. Lho? Iya... satu yang membedakan bangsa kita dengan Jepang adalah, bangsa Jepang punya mindset investasi, sedangkan bangsa kita mindsetnya konsumsi... .

Ngger, cah bagus, cah ayu, sing sregep le latian wae, sedekah & investasi. Wokeh? ya, harus wokeh, ga boleh sitik.. .

Pantangan di Jabal Sumbing


Dan akhirnya, perjalanan ke Sumbingpun setelah 24 jam berlalu menemui basecamp kembali. Memang, panorama di atas gunung tidak ada duanya, "tiada tanding, tiada banding" lah...

Tujuh belasan yang sangat berkesan kemarin, menempuh perjalanan yang memang si cuma 7 km, tapi nuanjak men... Tapi walau bagaimanapun perjalanan yang ditemani taburan bintang terindah yang baru pernah aku lihat, dan pemandangan alam yang luar biasa menakjubkan juga ditemani sebuah peta dan petunjuk perjalanan kemarin tetaplah mengesankan.

Berangkat ba'da Ashar, jam lima sore lebihnya sedikit, kita yang berangkat berenam dibekali dengan sebuah peta perjalanan yang terdiiri dari tiga lembar print out warna dari Canon IP1918i berukuran A4 70 dengan gramatur 70 gram (ceile detail amat...).

Satu yang menarik di lembaran itu adalah, selain ada peta perjalanan, ada juga tata tertib. Tata tertib yang harus dipatuhi, diantaranya yang pertama adalah "tidak boleh berbohong dan tidak boleh sombong dari pos sekian hingga sekian", berikutnya "tidak boleh mengeluh dari pos sekian hingga sekian..."

Haha, ketawa kita, peraturan yang aneh.. Tapi memang karena suasana gunung berbelantara ilalang dan pepohonan rendah dengan hawa dingin yang berkali-kali menerpa membuat rasa mencekam, kita pun tidak main-main dengan peraturan itu.

"Oh, nanti kalau mengeluh si mbah penunggu pohon ini akan marah dan kita.... hiiii....", begitu pikir saya. "Oh nanti kalau berbohong kita akan apes dan terpeleset ke jurang... hiiii...", pikir saya lainnya, dan "Oh nanti kalau sombong bisa-bisa aku nggak bisa balik, jadi tumbal bathara kala... hiiii...", pikir saya lagi.

Begitulah pantangan-pantangan dalam peraturan itu kita coba untuk hindari betul-betul, hingga perjalananpun mencapai titik tertinggi yang bisa kita jangkau, dan sesudah itu turun lagi... . Setelah sampai basecamp lagi dalam keadaan berpayah-payah ria, baru saya tahu... "oh ternyata penunggu pohon-pohon di atas sana tidak jahat, oh ternyata yang membuat apes masuk jurang tu kalau nggak hati-hati bukan karena berbohong, oh ternyata bathara kala sedang tidak ditempat... huehe".

Yah, baru tahu kenapa ada pantangan-pantangan itu. Kenapa coba? Nah, dalam perjalanan mendaki, kita tuh ternyata butuh energi yang luar biasa, track yang terjal dan betul-betul menguras keringat tidak cukup hanya didopping dengan minuman, coklat, mie instan dan permen jahe. Yang tidak kalah penting adalah asupan makanan jiwa, yakni energi dari pikiran optimis dan energi dari kebersihan hati.

Oleh karena itulah, kita tidak boleh mengeluh, harus optimis. Karena kalau batin kita bicara keluhan-keluhan, pastilah fisik kita juga akan terpengaruh menjadi drop. Begitu juga kalau kita berbohong dan sombong, energi yang dihasilkan malah akan melemahkan.

Betul itu, dua orang dengan kapasitas fisik yang sama, sementara yang satu berbinar-binar dengan semangat dan lainnya penuh keluh kesah persimistik pasti akan sangat kelihatan jauh berbeda kecepatan dan ketahanan mereka.

Mendaki gunung kesuksesan juga begitu, siapa si yang nggak kepayahan menghadapi stagnannya usaha, menghadapi resiko rugi, menghadapi cibiran para pencuri mimpi, menghadapi kebuntuan inspirasi.

Jadi, buat kita yang sedang mendaki gunung kesuksesan, pasanglah peraturan 1. tidak boleh berbohong dan sombong dan 2. tidak boleh mengeluh... ...itu.

(Foto : Ini adalah titik tertinggi yang berhasil saya capai, 1 jam sebelum puncak)

8/19/09

Soekarno Mengeluh

Kebanyaken ngomong, akhirnya Soekarnopun diciduk... dimasukkan dalam penjara.. busyet, 8 bulan men! gelap, hanya 1 lobang cahaya, dingin lah mana ada penjara pakai spring bed.

Dalam kesendiriannya, ia menangkap sinyal Wifi dan seketika teringat Saikoji, spontan dia langsung onlen-onlen... Sign in Facebook, nampak disitu status Gatot Soebroto baru diupdate "lagi matung". Trembelane...

Buka YM, eh ada Diponegoro lagi Onlen juga... wuidih, dalam kejenuhan Soekarno bengong berhari hari hanya bangun tidur, tidur lagi, bangun lagi, tidur terus... akhirnya memulai obrolan dengan Diponegoro, "Mas Dipo, iki piye, aku mumet, gini terus berhari-hari nggak ngapa-ngapain, cuma tidur.....".

Lalu Diponegoro nyuekin, sampai akhirnya Soekarno nge-BUZZZ... akhirnya Diponegoro yang sedang asyik nggunting-nggunting kabel RJ-45 pun mbales, "Halah De Karno iki piye, bersyukurlah ngger, kamu biarpun disekap to disitu masih bisa nulis, masih bisa berpikir mengembangkan imajinasi, masih bisa konek Wi-fi, ora kudanen to.... ono balane to... enak to... mantep to... . Lah aku iki, di Goa men... Selarong punya..."

Begitulah, orang-orang besar selalu saja melewati masa menjenuhkan di dalam pengasingkan dan kungkungan, satu ujian apakah benar-benar besar pemikirannya atau enggak. Akhirnya daru YM-an mereka yang terus berlanjut, Soekarno berhent mengeluh, "Oh, ternyata saya lagi diberi kesempatan untuk banyak berpikir, berpikir dengan hati".

Oleh karena kesadaran itulah, maka penjara baginya bukan sebagai endirng of struggle. Justru pergerakan setelah ia keluar semakin ganas.

(Kisah ini hanya fiktif belaka lho ya..)

Teori

August Rush seorang anak kecil bertaltena musik luar biasa akhirnya menyadari potensi yang ada dalam dirinya setelah diberitahu dan dituntun oleh seorang gembong pengamen. Diapun memainkan musik dengan taltenta hebatnya dimana-mana, hingga akhirnya seorang pendeta gereja besar menemukan dirinya dan memungutnya untuk disekolahkan di sekolah musik paling kesohor dikota itu.

Perkembagan belajarnyapun luar biasa, hingga akhirnya dia dipercaya ikut mengisi konser akhir tahun sekolah itu yang pastinya akan ditonton oleh ribuan orang. Dia berlatih dengan not not balok dan lembaran literatur musik, dari yang tadinya dia memahami musik dari sisi intuisi, kini dia mengenal secara teori.

Ketika sedang gladi resik konser, si gembong pengamen yang mengenalkan bakat musiknya datang dan berkata dengan kesal, "siapa bilang dia akan menjadi pandai dengan sekolah musik kalian, kertas-kertas itu malah akan merusaknya. Musik itu dari alam....".

Maaf, kurang bisa menggambarkan, tonton sendiri filmnya. Yang terpenting, jangan rusak dirimu dengan teori, terus temukan kedahsyatan potensi dalam dirimu... kalau harus bersentuhan dengan teori, pastikan itu hanya sebagai tools, bukan handle... okay???

Kroya-Yogyakarta

VCD Kereta Api Terakhir akhirnya saya dapatkan dari seorang kenalan baru dari Kudus, begitu kiriman sampai, langsung saya setel di Masjid Agung, karena ketabrak Ashar ya saya lanjutkan malamnya di L22.

Menarik, berkesan, dan sangat menginspirasi... salah satu yang membuat saya menjadi trainers (kereta apiers maksudnya), juga yang membuat semakin bertambah cinta saya pada persada ini.

Banyak sekali hal menarik dan mengesankan, saya ingin bagikan satu dulu. Pas kereta berhenti di stasiun Kroya, letnan Firman dipojokkan oleh pertanyaan salah satu tentara wanita di rombongan kereta api terakhir yang diberangkatkan dari Purwokerto ke Yogyakarta. "Letnan, apakah akan tetap melanjutkan perjalanan kereta ini, sementara kau lihat sendiri korban bergelimpangan?".

Letnan paham, dia sebagai orang yang diserahi amanah sebagai pimpinan dihadapkan pada pilihan yang sulit. Kereta berhenti dan aman dari serangan pesawat Belanda, atau tetap lanjut dengan resiko korban2 bergelimpangan.

Tegas jawabab letnan "Tugas pokok saya adalah membawa rangkaian kereta ini ke Yogyakarta, apapun yang terjadi kereta ini harus tetap berangkat!".

Begitulah, kita sebagai pemimpin, pemimpin apapun, walau hanya pemimpin diri sendiri, pasti akan dihadapkan pada pilihan-pilihan yang abu-abu, yang membingungkan. Maka, jawaban terbaik adalah dengan tidak egois...

selengkapnya, tonton sendiri filmnya ya....

Apreciate

17-an, lebih identik dengan lomba pecah air, pawai barisan dan marching band. Soekarno-Hatta rasanya sudah jauuuuh sekali meninggalkan generasi kita. Dwitunggal yang luar biasa berkarakter, seorang pemikir dan pemimpin sejati, yang hingga akhir hayatnya penuh dengan riwayat kebersahajaan.

Soekarno tak pernah bermimpi membuat kongsi dagang, Hattapun tak merancang rumah pribadi. Entah dikemanakan ego mereka, seolah hidup sudah diikhlaskan untuk kemaslahatan orang lain, juga ibu pertiwi tercinta.

Kres, tak terhitung berapa kali mereka berselisih, begitulah resiko orang berkarakter kalau bergabung dengan orang berkarakter pula. Namun, semua tuntas, semua lunas. Indonesia persada buktinya. Apresiasi saya buat mereka.

Soekarno dan Kecoa

Saya baru tahu ya dari buku itu, kalau Soekarno pas SMA di Surabaya indekost di Rumah Pak Cokro (HOS Cokroaminoto). Pak Cokro adalah orang yang Bung Karno Kagumi, Pak Cokro mengajarkan kebaikan hanya apa yang ada pada dirinya, bukan apa yang sebaiknya.... bukankah ini prinsip keteladanan?

Bung Karno muda tidak menginap di kamar berkamar mandi dalam, dengan sajian bolu Oreo atau Lumpia Boom. Kamarnya hanyalah kamar bertikar tak berbantal dan tak berkasur, dari triplek, tanpa lampu dan tanpa pintu. Menggunakan 'dian' untuk belajar dan ditemani kecoa beliau tidur.

8/16/09

Menuju Jabal Sumbing

16 Agustus sore, dengan sedikit Narsis mencoba berfoto bersama bendera yang akan dikibarkan di puncak Sumbing pada hari kemerdekaan besok (pada akhirnya bendera tidak jadi berkibar, penjelasannya baca sampai selesai dulu).

Tampak dalam foto itu adalah rumah Keluarga Fery Hasto dan Mobil Kebesaran keluarga Pak RW dengan pelat AB 1316 AZ.


Akhirnya perjalanan yang akan berakhir jam 17.00an lebih sedikit inipun dimulai, setelah registrasi dan memesan nasi goreng telor ceplok, start dari basecamp Garung, Wonosobo dimulai jam 17an lebih sedikit. Malam Proklamasi diisi dengan perjalanan ditemani oleh bintang-bintang yang merajai tahta langit kesatu.


Keesokan harinya fajarpun menyingsing, menunaikan sholat shubuh, menikmati ufuk fajar yang cerah ditemani Sindoro yang bersanding anggun, dilanjutkan sarapan di Pasar Watu yang subhanalloh indah dan dahysat terjalnya.

Di hari dimana naskah proklamasi dibacakan, menjelang pukul 10 lewat 10, sayapun tumbang... lebih kurang sejam sebelum puncak, saya memilih menghentikan perjalanan. Medan terlalu terjal, ini adalah foto asli tanpa rekayasi dan dengan ekspresi yang sama sekali tidak dibuat-buat, posisi tertinggi yang bisa saya capai, beberapa ratus meter di atas Watu Kotak, indahnya luar biasa...



Dan kelima tim yang lain meneruskan perjalanan. Sayapun turun duluan dengan melangkah setengah langkah demi setengah langkah saking payahnya, sayang di sayang bendera yang dibawa untuk dikibarkan terbawa di dalam carier yang saya bawa. Dan naas, air minum yang tinggal tersisa sedikit saja, 1 botol terbawa saya turun... pada dehidrasi mereka yang naik..

Puncakpun mereka jangkau...

Lah, kok ada merah putih yang berkibar??? itu bendera minjem siapa???...

Mencari Obat Sakti, Ada?

Minum obat... kecuali pengguna Narkoba, hanya orang yang lagi sakit aja yang mau melakukannya. Hueh... pagi satu, siang satu malam satu, begitu terus... siapa si yang nggak bosen???? Begitulah, terselip sebenak tanya kadang "ada nggak sih obat sakti yang sekali minum langsung sembuh?"...

hahahah, kalau ada dokter yang menyediakan itu, pasti dokter itu laku keras (lebih keras dari TOA nya pak RT yang buat 17an), dan kalau saya presidennya, tuh dokter langsung dimasukkan dalam program jamkesmas biar nggak menjual obatnya mahal-mahal... ada-ada saja.

Realistis men! Minum obat nggak cukup sekali, musti berkali-kali, dan enggak cukup itu, tetapi harus ontime waktu dan cara makannya (ada yang sebelum makan, ada yang sesudah makan dan ada yang sambil makan)... istilahnya "telaten".

Ketelatenan, inilah kunci keberhasilan orang sukses sembuh dari sakitnya. Bosan itu pasti, seneb di perut kadang-kadang, lupa itu lumrah, tapi ya tetep, kalau orang mau sukses apapun harus telaten.

Matahari aja telaten kok (buka jam 9 pagi & tutup jam 9 malam), bulan juga telaten (bu bulan masuk kantor jam 8 dan pulang jam 2), wehey, kok ngelantur??? ya, gitu deh, yang jelas dari benda-benda itu ada pelajaran ketelatenan luar biasa. Kalo mau lebih realnya, lihat deh mbah-mbah pembuat batik, mahasiswa bikin contekan atau buruh perusahaan biting menghitung biting2nya.

Telaten itu hal yang sepele, tapi dilakukan berulang-ulang, dengan disiplin (tepat pada waktunya) dan tanggung jawab (kalo ego bilang bosan, jenuh, seneb ya dilawan... masa mentingin suara ego dibanding suara hati tanggung jawab)???

Maka, bangunlah cinta dalam apapun yang kita kerjakan. Agar telaten menjadi indah. Selamat menuju telaten kawan (kalau dari arah Jogja, lewat adi Sucipto ya, Prambanan lurus....), plis deh itu Klaten!!!

Untitled (3)

Kalau aku jadi kau, apa yang aku rasakan? dan apa yang aku lakukan? itukah yang aku lakukan? Dan kalau kau jadi aku, apa yang kau rasakan? dan apa yang kau lakukan?

Egosentris

Adalah lawan dari heliosentris, satu faham yang membuat masyarakat Eropa tak maju-maju. Satu faham yang membuat Copernicus dan Galileo Galilei mati sia-sia.

8/15/09

Ternyata Bangsa Indonesia lebih dulu Menemukan Teknologi Wireless

Mexico:
Arkeolog Mexico melaporkan,bahwa mereka melakukan penggalian diantara reruntuhan peradaban Aztec. Setelah melakukan penggalian sedalam 300m mereka menemukan kotak surat. Dapat diambil kesimpulan bahwa 500 tahun yang lalu, suku Aztec sudah mengenal surat menyurat dalam berkomunikasi.

Mesir:
Ahli purbakala Mesir yang telah melakukan penggalian di sebelah patung spinx menemukan kabel telepon pada kedalaman 200m. Bangsa Mesir mengklaim mereka sudah mengenal telepon sejak jaman King Tut.

China:
Setelah melakukan penelitian diantara patung Teracota, ditemukan serat kaca. Bangsa China mengklaim peradaban mereka lebih maju dari bangsa Mesir, karena sudah mengenal fiber optic sejak dinasti Ming.

Indonesia:
Dinas purbakala Pemda Magelang yang melakukan penggalian disamping candi Borobudur sampai kedalaman 100 meter tidak menemukan apa-apa. Dilanjutkan sampai kedalaman 500meter lalu 1000meter. Mereka tetap tidak menemukan sesuatu selain tanah dan batu. Kemudian mereka mengambil kesimpulan, bahwa bangsa Indonesia ternyata paling maju dari bangsa-bangsa di dunia. Sejak jaman dinasti Saylendra bangsa kita sudah menggunakan.... teknologi wireless.

by: MOEIS ACHOS


ESQ Magazine Online

Sebelum Sumbing

>konektivitas warnet
>slide 17an perumahan
>rekap keu
>owabong byur di-DP-in
>belajar Teksel, RL2
>ke Blater
>Balesin SMS2 Pending

8/14/09

SEBETULNYA, APAKAH YANG SEDANG KAU TUNGGU? (Mario Teguh)

Sahabat Indonesia yang super,
yang sedang menata ketepatan arah dan kekuatan dari perjalanan menuju kecemerlangan hidupnya.

Semoga Golden Moment yang saya susunkan untuk penikmatan rekan-rekan di ruang keluarga MTSC yang ramah dan saling memuliakan ini, menemui Anda sedang dalam kedamaian dan kesehatan yang prima.

Mario Teguh Golden Moment
SEBETULNYA, APAKAH YANG SEDANG KAU TUNGGU?

………..
Sahabat-sahabat saya yang baik hatinya,

Setiap orang sedang menunggu.
Ada yang menunggu hasil dari pekerjaan yang dikuatkannya dengan kecintaan dan ketabahan.
Tetapi, tidak sedikit orang yang sedang menunggu yang tidak disebabkannya untuk datang.

Bagaimana mungkin mereka menunggu hasil besar dari pekerjaan yang mereka lakukan dengan kesungguhan kecil?

Meskipun bisa sangat tidak masuk akal, tetapi

Banyak orang yang sedang memimpikan sesuatu yang besar melalui pekerjaan yang diperlakukannya sebagai beban yang harus dihindari.

Net-net, mereka ingin berhasil melalui pekerjaan yang kalau bisa – tidak mereka kerjakan.



Sahabat-sahabat saya yang jelas keinginannya,

Jika tidak diingatkan, kita sering lupa bahwa yang kita lakukan hari ini seharusnya menjadi bagian yang serius dari proses pencapaian kualitas hidup yang kita impikan itu.

Jika yang kita lakukan tidak berdampak baik bagi pembangunan kualitas hidup kita, mengapakah kita melakukannya sama sekali?

Mengapakah masih ada orang yang berlaku seperti yang dilakukannya tidak ada hubungannya dengan kehidupannya?

Mereka mungkin tidak menyadari bahwa

Kita hanya ada di dalam waktu. Tetapi, kita hidup di dalam yang kita lakukan.

Kita disebut hidup, jika kita mengisi waktu antara hari kelahiran dan saat kita berpamitan dari kesibukan dunia ini – dengan pekerjaan-pekerjaan yang bernilai.

Kita hanya sebernilai yang kita kerjakan.


Tetapi, akan selalu ada suara yang memprotes:

“Tapi khan, yang saya dapat hanya pekerjaan ini.
Yang ini saja, saya sudah untung dapat pekerjaan.
Kalau hidup saya tidak bernilai, karena hanya pekerjaan kecil ini yang saya dapat, khan saya tidak bisa disalahkan?”

Jika Anda bertemu dengan pribadi yang membutuhkan kasih sayang seperti itu, nasehatkanlah ini:

Jika yang kau cari adalah uang, maka memang tidak semua pekerjaan baik adalah untukmu. Tetapi jika engkau bersungguh-sungguh untuk melayani bagi kebaikan orang lain, maka semua pekerjaan terbaik akan didorongkan ke arahmu.

Jika engkau tidak menemukan pekerjaan yang baik, itu karena sebetulnya yang kau cari adalah uang. Bukankah engkau akan menolak pekerjaan-pekerjaan yang baik, jika engkau tidak dibayar dengan jumlah yang kau sukai?

Jika engkau benar-benar ingin bekerja, seharusnya engkau tidak merendahkan nilai dari yang kau kerjakan bagi orang lain dan bagi dirimu, hanya karena jumlah uang yang kau dapat di situ tidak memuaskan hatimu.

Ketahuilah, jika engkau meminta uang, orang lain akan mengira-ngira nilaimu sebelum mereka setuju memberimu uang.

Dan yang ini tidak enak di dengar; bahwa

Jika uang yang mereka setujui untuk kau terima itu - kecil, maka sebetulnya mereka telah mengira nilaimu sebagai yang sesuai.

Ya, sudah tentu. Mereka salah mengira, mereka salah menilai. Engkau lebih mahal dari itu.

Tetapi, engkau meminta uang. Dengannya engkau mengharuskan mereka menghitung untung dan rugi dalam memenuhi permintaanmu.

Jika yang mereka lihat tidak besar, mereka akan memberi yang kecil.

Itu hukumnya.

Yang besar diimbangi dengan yang besar.
Yang kecil diimbangi dengan yang kecil.


Dan sadarilah, bahwa

Hukum kebaikan hidup itu benar, walaupun engkau tidak berlaku benar terhadapnya.

Dalam gundah hatimu itu, upayakanlah untuk mengerti. Karena jika engkau menolak untuk mengerti, akan diperpanjanglah kegundahanmu itu agar lebih luas ruang bagimu untuk akhirnya mengerti.

Tetapi, jika ada orang yang cepat mengerti dan bersegera dengan perilaku yang lebih baik, mengapakah engkau berlama-lama dan menua dalam keraguan yang telah kau ketahui tidak akan memuliakanmu?

Sebetulnya, jika engkau tidak berbahagia di dalam keadaanmu itu, mengapakah engkau selalu menjadi yang pertama untuk mempertahankannya?

Sebetulnya, apakah yang sedang kau tunggu?

Sebetulnya, untuk apakah hidupmu itu?


Maafkanlah aku, adikku.
Bukannya aku menikmati kegundahanmu, tetapi bagaimana engkau akan tertarik untuk sampai pada keadaan yang lebih baik, jika engkau tidak gelisah dengan keadaanmu sekarang?

Terimalah ini.

Langkah pertama untuk sampai pada keadaan yang kau impikan itu, adalah langkah pertama meninggalkan keadaanmu sekarang.

Ya. Kalimat itu sederhana, tetapi tidak sederhana dampaknya terhadap kehidupanmu, jika engkau memberanikan dirimu untuk berlaku seperti yang dinasehatkannya.

Sekarang, dalam nanar matamu itu, perhatikanlah bahwa semua orang yang kehidupannya baik itu adalah orang-orang yang melakukan sesuatu yang bernilai bagi orang lain. Mereka berhak bagi kehidupan yang baik, karena nilai yang mereka sumbangkan bagi kebaikan kehidupan orang lain.

Bukankah sudah pernah ku katakan kepadamu, bahwa

Yang meninggikan, akan ditinggikan.

Dengannya, yang mengayakan, akan dikayakan.


Maka ini yang aku tanyakan kepadamu,
apakah yang sudah kau lakukan untuk mengayakan kehidupan orang lain?

Apakah kesibukanmu untuk mencari yang sedikit yang kau dapat itu, telah melupakanmu dari jalan yang akan memantaskanmu bagi penerimaan yang besar?

Camkanlah ini dalam kesadaranmu yang semoga sekarang lebih ramah bagi nasehat baik:

Bukan besarnya dan beratnya pekerjaan yang akan memuliakanmu, tetapi besarnya dampak dari apapun yang kau kerjakan itu bagi kebaikan orang lain – yang akan memuliakanmu.

Aku tahu masih banyak yang ingin kau tanyakan kepadaku, tetapi cukupkanlah pengertian ini bagimu saat ini.

Untuk mencapai perubahan besar, engkau tidak membutuhkan pengertian besar. Sejumput pengertian kecil yang segera kau kuatkan dengan tindakan yang bersungguh-sungguh, akan menguatkanmu untuk memindahkan gunung.

Indah ya?

Itu dulu, adikku. Sampai nanti, ya?

………..

Sahabat-sahabat Indonesia yang santun,

Begitu dulu ya?

Marilah kita mengikhlaskan diri kita kepada kebaikan, agar kehidupan mengikhlaskan kebaikan bagi kita dan keluarga tercinta.

Sampai kita bertemu suatu ketika nanti.

Terima kasih dan salam super,

Mario Teguh

Berbisnis seperti Berkording

Kording apa itu? Koran Dinding Semangat Donk, sebuah media dinding berupa bacaan motivasional yang dipasang tempel gratis di lebih dari 200 sekolah. Hidup dari Iklan, namun begitu, di awal-awal pendapatan iklan jauh panggang dari api buat mencukupi.

Dari duit pribadi, utang dan aktivitas2 produktif lain akhirnya bisa membuat roda Kording terus menggelinding. Nggak ada beban, walaupun sering kali tekor di awal, karena sekalipun Kording dibuat dengan misi penggalangan iklan, tetapi profit bukanlah tujuan utama penerbitannya. Bisa memotivasi banyak orang saja, sudah seneng...

Begitulah, siapa si yag mulai bisnis bisa langsug sukses? satu seribu lah, itu kata teman saya. Jadi memang yang terpenting bukan harus langsung menutup cashflow atau langsung untung. Yang lebih penting dari itu adalah bagaimana mempertahankan persepsi positif kita terhadapaktivitas bisnis itu sendiri.

Persepsi positif itulah yang akan memunculkan sikap positif, dan sikap psoitif itula yang akan mengantarkan kita ke sukses. Sama seperti Kording, keluhan tidak dapat uang yang cukup tertutupi oleh ungkapan syukur karena bisa memotivasi ribuan orang di ratusan sekolah. negatif tertutup oleh positif.

Maka, bagaimana seharusnya kita melanjutkan langkah setelah memutuskan untuk berani bebisnis? caranya adalah alihkan perhatian, kalau perhatian kita kita fokuskan terus pada omset, ya siap-siaplah untuk mengeluh, berpersepsi negatif, dan lahirlah sikap negatif.

Karena itu, fokuskan pada aktivitas produktif lain, yang itu bisa mengencangkan urat syukur kita, sehingga urat mengeluh tidak mempunyai celah untuk beraksi.

Teknik bersyukur mengalami rugi.

8/13/09

Paguyuban Ojek Terminal Bus Purwokerto

Sebuah mimpi direktur terminal terwujud, membuat komunitas untuk tukang ojek-tukang ojek di yang mangkal di areal jalan Suwatio dan sekitarnya itu.

Akhirnya, dari iuran yang katanya 2jutaan/member komunitas, menjadi kayalah sang direktur (hahaha.. tidak benarlah seperti itu, picik sekali sang direktur)

Direktur Terminal paham akan kondisi lapangan, bahwa untuk berkembang tukang ojek butuh leverage... oleh karenanya, tukang ojek diberi member ID (bukan karena sang direktur punya mesin cetak ID Card sendiri), dibuatlah seragam khusus tukang ojek terminal yang berwarna merah biru (bukan karena sang direktur punya konveksi sendiri), dan dibordir nama di masing-masing jaket seragam itu (bukan juga karena sang direktur punya mesin bordir sendiri).

Apa output dari leverage itu?
1. tukang ojek lebih terlindungi, dari persaingan tidak sehat dalam berebut pelanggan
2. tukang ojek punya bahan promosi tersendiri bahwa dirinya resmi, dijamin tidak nakal, dan bla bla bla
3. penumpang yang hendak mengojek lebih merasa AMAN!!!
4. sukses bersama antara direktur terminal yang berhasil membuat terminalnya tertib, tukang ojek dapat rejeki nyaman, penumpang mendapat ojek aman...

8/11/09

Euforia Heroisme Orang Sukses

Seringnya kita, mendengar dan mengikuti jejak perjalanan orang sukses hanya dari cerita-cerita singkat semata.

Wow, heroik amat mereka, dahsyat ya... begitu pikir kita dengan sederhananya. Saking sederhananya pikiran kita itu, sampai-sampai kita menggerutui keadaan kita yang kita anggap begitu tidak layak.

Padahal, kalau disimak dengan lebih detail lagi, merekapun mengalami masa-masa vakum yang begitu.... begitu tidak enak. Tidak percaya? baca saja buku2 biografi, tapi yang versi lengkap, atau tanyakan pada pewaris mereka.

Ketika berpikir itu, masihkah ada space untuk egois dalam merengkuh sukses? Haha... lucu2.

Banyak mana, yang menyayangi L22 dan yang menyayangkan L22

1. Huda hari ini memasang 3 genting yang kemarin pecah akibat memasang antena.

2. Pak Fery kemarin bilang, sayang loh kalian udah punya ini itu anu ono, mbok ya dikembangin ke gini gitu, bikin anu onoh...

Sering lupa ya, kalau kita punya tempat berteduh, punya printer, punya listrik, punya telepon, punya internet. Kok tau lupa? kan nggak pernah ngomong... sok tahu kamu Rizky...

Motivasi bukan cuma buat dijual, dikonsumsi sendiri dulu.

Menentukan Apa?

Mencoba untuk menepis pikiran, setiap kali berburuk sangka. Niat saya kali ini : memberi ruang seluas-luasnya untuk berpikir.

Sambil terus melaju, dengan kecepatan maksimal yang bisa saya pacu, karena rel idealisme ini sudah terpatri demikian kuat, hingga saya percaya tidak mungkin ini bergeser.

Bukan zamannya lagi menentukan arah, ini zamannya menentukan percepatan (setingkat diatas kecepatan).

itulah makna : TINGKATKAN! bukan sekedar LANJUTKAN!

Menceburkan diri dalam kolam renang bisnis

Ibaratnya sebuah kolam renang, itulah bisnis. Apa yang terpikir oleh orang-orang yang ada di permukaan kolam? baru membuka baju dan lari-lari kecil untuk sedikit pemanasan. Mereka berpikir bahwa kolam itu dingin, mencekam (karena bisa menenggelamkan) dan serba ragu-ragu (untuk yang pertama kali renang).

Lalu bagaimana agar kita tetap bisa masuk ke kolam itu? beberapa orang menggunakan jurus paling ampuh, jurus NEKAT (itulah kenapa kata pa Purdi modal bisnis tidak cukup hanya berani tetapi harus lebih dari itu : nekat).

Dan sebagian orang lainnya berusaha masuk ke kolam renang dengan meminta orang lain mendorongnya. Teman, bisnis itu butuh daya dorong. Tapi jangan disangka, daya dorong itu selalu menyenangkan... seringkali daya dorong itu justru begitu mengagetkan bahkan menyakitkan.

Inilah yang disebut oleh Mario Teguh sebagai "Artificial Stress". Ya, kita harus membuat stress buatan, atau bahasa lebih bisa dimengertinya adalah harus berani mengambil tantangan. Tapi tidak semua orang tahan dan punya inisiatif untuk "ula marani gebug" (ular menjemput pentungan) itu. Oleh karena itu, kita perlu orang lain untuk menyajikan tantangan pada kita.

Orang lainpun dengan senang hati menyediakan tantangan itu, tapi sayang, ada dua reaksi setelah orang lain dengan senang hati menyediakan tantangan itu, pertama : orang itu berterima kasih, karena dengan tekanan, tantangan dan masalah yang dia berikan dirinya menjadi lebih dewasa dari sebelumnya. Dan kedua : orang itu membalik menghujat orang yang memberi tantangan itu dengan mengatakan, "saya dimanfaatkan!", atau "ini berat sekali" atau perkataan lainnya.

Teman, ini adalah krisis kepercayaan. Suatu keadaan dimana hilang rasa percaya bahwa tindakan orang lain akan mencipratkan kesuksesan bagi kita, suatu keadaan dimana hilang rasa percaya orang lain bahwa sikap kita dapat menunjang kesuksesan dirinya. Krisis yang sangat memprihatiankan karena sumbernya adalah KECEMASAN. kecemasan adalah watak dasar manusia yang serba takut, takut tidak makmur, takut tidak sukses, lupa...

Percayalah bahwa artificial stress itu diperlukan oleh kita, karena otak akan optimal bekerja hanya di saat stress. Itulah kenapa orang tua kaya tantangan untuk mendidik anaknya lebih berat ketimbang orang tua miskin yang berkekurangan.

Karena keterbatasan adalah salah satu guru yang istimewa bagi perkembangan pribadi kita.

Pesan dari Andriyanto (Spensaba)

berbagilah selalu...

Sumpiuh yang saya sesalkan

Belakangan ini, 2 hari sekali saya musti ke sumpiuh (njagain kolam apa mas?), bukan... tapi merintis perubahan untuk bangsa. Mengamati, memikirkan dan kemudian menulis disini, saya amat menyesalkan dua hal.

Pertama : Disaat kita sudah opening, eh koneksi Speedy down, yah belum lagi 3 PC rusak tak bisa menyala. Akhirnya saya menyesalkan diri saya tidak bisa memberikan pelayanan yang prima. Atas kejadian ini, tentu seperangkat metode pemasaran yang sudah terumus rapi tidak bisa dijalankan dalam waktu dekat.

Oleh sebab itu, dengan prinsip 'lebih cepat lebih baik' akhirnya saya harus memutar otak untuk mensiasati semua yang terjadi. Agar koneksi cepat, benar-benar cepat.

Kedua : Soal penggunaan warnet, saya kok malah jadi tidak mencemaskan nanti akan penuh apa enggak semua kabin. Justru saya prihatin ini kok tingkat kesadaran penggunaan warnet masih rendah, dan yang lebih miris lagi adalah bagaimana pengguna warnet mengoptimalkan penggunaan internet.

Betul kata Pa Fery, memang harus dikampanyekan gencar agar orang-orang optimal menggunakan internet. Karena ini sudah zamannya. Nah, bertolak dari situlah, sdtc dan warnet semangat memiliki hubungan yang begitu erat dalam membangun pengetahuan dan ekonomi bangsa.

Semoga lekas terpikir jalannya.

8/9/09

Untuk Apa Ada Bangun Usaha Syariah, Kan Ada Koperasi

Keberhasilan suatu bangun usaha, ditopang oleh dua faktor. pertama adalah faktor idealisme usaha kita dan kedua adalah faktor sikap. Hal inilah yang mesti kita jaga agar perhatian kita tetap tidak berkurang pada salah satu dari dua faktor yang seperti dua sisi mata uang keberadaannya.

Dunia semakin terbelalak dengan sistem syariah, sistem ekonomi yang dikembangkan 14 abad yang lalu, tetapi justru begitu canggih dan tangguh di zaman globalisasi saat ini. Ekonomi syariah adalah bangun ekonomi yang memungkinkan terciptanya kondisi keadalian bersama, tidak sebatas memberikan kemudahan bagi segelintir orang saja, misalnya pemilik modal saja atau pemerintah saja.

Dan semestinya bangsa kita beruntung, Bahwa bapak bangsa kita, Bung Hatta sudah mengadopsi sistem ini agar bisa diimplementasikan di bangsa dengan sejuta puspa ragamnya, Indonesia. Itulah sistem yang dikatakan orang sebagai koperasi. Koperasi sebagai bangun usaha yang dikerjakan bersama, untuk kemaslahatan bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan gotong royong.

Nilai-nilai dalam koperasi sangatlah kongruen dengan nilai-nilai syariah, dimana sumber daya manusia yang menggerakkan bertindak sebagai subyek keberhasilan, bukannya menjadi komoditas ataupun obyek bagi uang yang begitu merajai dalam sistem kapitalis dan sistem-sistem ekonomi rapuh lainnya.

Permasalahannya, mengapa koperasi yang kongruen dengan bangun usaha syariah justru kolaps di Indonesia? kembali pada dua faktor yang menjadi penentu keberhasilan usaha di atas. Bahwa sebaik apapun suatu sistem, sekalipun sistem itu semakin optimal karena sudah disesuaikan dengan kultur masyarakat setempat, tetapi bila faktor sumber daya manusia yang menentukan sikap dan langkah kerjanya tidak optimal, maka hasilnya tetaplah miris dan mengecewakan.

Ada dua prinsip dasar yang harus diterapkan dalam sikap nyata untuk mewujudkan koperasi yang optimal keberhasilannya, pertama adalah aspek kemandirian dan kedua adalah aspek pemberdayaan. Menyoal kemandirian, pemerintah kita agaknya telah salah langkah dalam mengembangkan perkoperasian di dalam negeri. Alih-alih SDM koperasi dibekali pelatihan yang intensif tentang entrepreneurship yang syarat akan nilai-nilai kemandirian, koperasi dikucuri dana bantuan yang tidak selektif, bukan hanya tidak selektif tetapi juga lemah kontrolnya, fakta semacam ini didapati di ratusan bahkan ribuan kasus, bahwa setelah mendapat dana bantuan, bukannya koperasi semakin kuat tetapi malah semakin rapuh dan mengalami kemunduran. Karena SDM yang ada tidak siap mengelola nominal yang lebih besar dengan azas kekeluargaan dan gotong royong ciri khas koperasi itu sendiri.

Demikian pula soal pemberdayaan, pendidikan perkoperasian masih sangat langka kita jumpai, maka kesalahkaprahan dalam pengelolaan koperasipun terjadi secara massal dimana-mana. Tiga hal yang ingin saya kemukakan contohnya, pertama adalah soal keanggotaan, koperasi yang memiliki azas terbuka dan sukarela, dengan sikap “nggampangke” atau mencari langkah mudahnya saja, koperasi didirikan tidak lagi terbuka tetapi terbatas pada satu golongan saja, misal koperasi karyawan atau koperasi siswa, begitu juga tidak lagi sukarela tetapi sudah ditentukan berapa harus disetorkan kontribusi dana dari mereka.

Kedua adalah soal kepengurusan, ada split organisasi dikarenakan pengurus hanya memahami skill untuk mengelola keuangan koperasi, tanpa bekal ilmu yang cukup untuk merangkul anggota-anggotanya. Sehingga ada “sense of belong” atau rasa memiliki yang rendah dari anggota-anggotanya kepada koperasi milikinya sendiri. Dan rasa memiliki yang rendah ini berdampak pada sikap membangun bersama yang rendah pula.

Dan yang ketiga adalah kurangnya gairah berkinovasi, misalnya dalam koperasi simpan pinjam, maka arus perputaran penyimpanan dan peminjaman uang berlangsung secara konvensional, menggunakan sistem bunga tertentu dan tidak adanya kontrol yang intensif. Padahal, bagi koperasi yang menjunjung azas kekeluargaan sudah sepantasnya memiliki kedekatan personal antara pengurus dan anggota yang memungkinkan fungsi kontrol bisa lebih optimal. Inovasi itu perlu, tidak harus menciptakan hal baru, bisa meniru dari hal yang sudah berhasil, misalnya manajemen penyediaan dana pinjaman seperti Grameen Bank yang dikembangkan oleh Muhammad Yunus yang telah terbukti berhasil dimana metode peminjaman uang menjadi sangat kreatif dan optimal.

Dan akhirnya, kembali bahwasannya permasalahan keberhasilan bergantung bukan hanya satu sisi yakni kehebatan konsep, tetapi juga kemantapan sikap dalam mengimplemantasikan konsep yang kita anut itu. Mari kembangkan koperasi kita, sebagai upaya mengembangkan sistem yang lebih besahabat yang kongruen dengan sistem syariah, yang sudah terbukti ketangguhannya.

Rizky Dwi Rahmawan (Salinan sesuai dengan aslinya iB Blogger Kompasiana.

8/8/09

Tidak Penting


Tidak penting berapa banyak yang kamu kerjakan dan berapa sibuk kamu bekerja. Yang terpenting, sudahkah semua terkonstruksi dalam satu arah? Jangan-jangan seperti baling-baling, kita hanya berputar-putar arah dengan kesibukan yang kita banggakan.

Kalaupun tujuan yang kamu ingin tuju belum terlihat, sepanjang kamu masih yakin arahmu masih benar, maka tetaplah melangkah. Tak usah kau hiraukan kata orang.

Aman!

8/6/09

DELAY SWITCH

Ada yang namanya DELAY SWITCH (saklar tunda), ada orang yang ZERO DELAY SWITCH, yaitu orang yang langsung bereaksi, marahlah, ngambeklah, ketika ada yang menyerang kita. orang yang memiliki DELAY SWITCH yang baik, sebelum bereaksi dia akan bertanya "sebaiknya bagaimana?"

Yang saya lakukan waktu masih muda dulu, saya ambil tokoh2 besar yang akan saya tiru. Lalu saya bertanya, kalau dia yang kena masalah seperti saya, apa yang akan dia lakukan?

Hanya orang kecil yang sakit dipukul oleh orang kecil. Kalau kita orang besar, jangan bereaksi seperti orang kecil, kalau kita orang kecil bereaksilah sebagaimana orang besar bereaksi

(Mario Teguh)

Pegadaian oh Pegadaian

Sudah berapa orang ya yang nyuruh saya bikin buku saja, Mas Arif RH, Pak Ferry tetangga, Ayu (2x malah), trus kemarin Edy Zaques... wuidih, ngueri...

Doakan dan minta dukungannya deh, biar saya bisa serius berbenah. Biar tulisan saya ada ruhnya, tidak sekedar teks kosong belaka. Saya menyelesaikan draft2 yang saya simpan biar jadi buku nanti lah, menunggu minimal saya bisa jadi kayak pegadaian : MENGATASI MASALAH TANPA MASALAH

Untitled (2)

"...adalah sebuah proyek yang kita tempuh bersama-sama, kau dan aku. Sebuah kemungkinan yang menyingsing, sebuah cita-cita yang digayuh generasi demi generasi, sebuah impian yang kita jalani dengan tungkai kaki yang kadang capek dan kesadaran yang kadang tanpa fokus. ...adalah sebuah ruang masa kini yang kita arungi, karena ada harapan untuk kita kelak." Goenawan Muhammad

Mereka yang Pandai Bersyukur

Anggapan bahwa rakyat kita tidak pandai bersyukur, ditandai dengan banyaknya gangguan jiwa akibat permasalah ekonomi bahkan hingga berbuat kriminal termasuk membunuh dirinya sendiri agaknya terbantahkan menjelang tujuhbelasan tahun ini.

Lihatlah di jalan-jalan, masuk ke gang, perumahan atau perkampungan, bahkan perkampungan miskin sekalipun. Mereka guyub rukun berramai-ramai melabur jalan, memasang layur dan gapura dan segala ornamen merah putih sebagai luapan kegembiraan sebentar lagi hari kemerdekaan bangsanya diperingati.

Bukan cuma urun tenaga, merekapun iuran uang untuk perhelatan bangsanya yang setahun sekali ini. Dengan sadar dan tanpa paksaan, bukan hanya sadar, dengan gegap gempita riang gembira malah.

Disaat yang sama, simaklah di berita-berita televisi, reporter stasiun TV sana dan Radio sini dengan kritis memberitakan berita-berita menyedihkan, dan tidak sedikit dengan terang-terangan sang reporter menyampaikan bahwa kabar sedih ini karena pemerintah. Pemerintah seperti Artis, menjadi obyek pemberitaan. Sayang di sayang, banyak di berita menyedihkannya.

Kesibukan lainnya adalah pro kontra Pidato RAPBN 2010 dan pembagian kursi kabinet. Riuh ramailah kapal NKRI ini. Logika orang normal yang polos tidak bisa memahami untuk apa kursi dibagi-bagi, itukan amanat, setiap tetes keringat dan darah rakyat ada di kaki-kaki kursi itu. Apa karena di atas kursi itu ada tunjangan, fasilitas dan tentunya yang paling menggiurkan adalah komitmen fee dari proyek-proyek?

Pertanyaannya, siapa sebetulnya yang sedang mengabdi kepada bangsanya? Orang2 yang mencokolkan dirinya meminta bahkan menjilat sebuah amanah bernama jabatan, atau warga yang sukarela iuran untuk tujuhbelasan di kampungnya?

Dari sinilah saya semakin optimis akan kebangkitan bangsa ini, masih banyak rakyat kita yang pandai bersyukur, yang mau beraksi dan mau berkorban tanpa pamrih untuk bangsanya. Mereka adalah pahlawan yang tak mendapat tunjangan veteran, mereka adalah pembangun bangsa yang tak memiliki jabatan.

Memang, hari ini neokolonialisme (penjajahan tanpa pendudukan) masih mencengkeram erat negeri ini, bahkan begitu dinikmati oleh banyak dari penguasa negeri ini, tetapi kekuatan rakyat kecil yang ditindas oleh bangsanya sendiri, kekuatan rakyat miskin yang dipinggirkan oleh bangsanya sendiri, mereka terbelakang, miskin dan tidak menyadari penjajahan terselubung ini, tetapi mereka tulus bersyukur.Syukur sebagai awal dari kebangkitan suatu peradaban. Peradabana emas Indonesia

Trauma

TRAUMA adalah salah satu band pengusung musik ‘death metal’ tertua di Indonesia yang masih aktif hingga saat ini. Terbentuk di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1992 dan sudah tampil lebih dari 250 kali di berbagai event di banyak kota di seluruh Indonesia seperti di seputar Jabotabek, Bandung, Denpasar-BALI, Medan, Bogor, Cilacap, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Solo, Cirebon, Kendal, dll…

Demo pertama TRAUMA “Incomplete damnation” dirilis di tahun 1997 dan di tahun 1998 TRAUMA akhirnya merilis full length album perdana yang berjudul “Extinction of Mankind” via label indie local ; MORBID NOISE RECORDS. Berisikan 10 buah lagu. Genap satu tahun setelah rilis, di tahun 1999 album ini kemudian dilisensi secara ekslusif oleh PSYCHIC SCREAM ENTERTAINMENT (Sebuah label asal Malaysia dengan dukungan distribusi yang kuat dari PONY CANYON) untuk market Malaysia,Singapore dan Thailand. Dan di tahun 2000, sebuah label anyar asal Chicago USA; OWL RECORDS akhirnya juga melisensi album “Extinction of Mankind” untuk pasaran yang lebih luas. Kali ini dalam format kaset dan juga CD.

Selepas itu, TRAUMA juga kerap merilis split album dengan banyak band yang berasal dari berbagai Negara. Di tahun 2000 PSYCHIC SCREAM ENT (Malaysia) juga meriliskan split album TRAUMA dengan band UNVEILED yang berasal dari Malaysia untuk wilayah pemasaran worldwide. Label local EXTREME SOULS PRODUCTION (2002) juga meriliskan live TRAUMA dengan band ‘mince core’ legenda asal Belgia; AGATHOCLES. Album tsb diberi tiel “Death Metal vs. Mince Core”. Di tahun yang sama pula, respon yang sangat positif datang dari sebuah label asal Negeri Belanda; MANGLED MAGGOT STEW RECORDS. Label ini kemudian menggabungkan TRAUMA dan band asal Belanda; TUMOUR dalam sebuah split album yang diberi title “Death Metal vs. Gore Grind”. Sukses dengan ini, MANGLED MAGGOT STEW RECORDS yang bermarkas di Holland ini kemudian meriliskan 4 way Split album yang berisikan 4 band; TRAUMA (Indonesia)/PLANKTON (Belanda)/SANGUINARY (Belanda)/INTUMESCENCE (Belanda)

Sejauh ini TRAUMA juga sudah ambil bagian di lebih dari 50 judul album kompilasi yang dirilis oleh label major maupun yang via indie label, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia. Salah satu kompilasi ‘terbesar’ adalah “METALIK KLINIK” (Vol.1-1997 dan V-2003). Album Produksi Rotorcorp/MUSICA ini konon terjual lebih dari 100.000 keping hingga saat ini. Selain itu TRAUMA juga ikut serta dalam kompilasi album bertitel “PANGGILAN PULAU PUAKA” (Vol.II dan III) yang dirilis oleh PSYCHIC SCREAM ENT dari Malaysia. Khabarnya album ini juga merupakan album kompilasi musik metal terlaris di Malaysia pada tahun 2000-2001. PONY CANYON-Malaysia juga sempat menyertakan TRAUMA dalam kompilasi CD nya yang ber-titel “METAL KLASIK Malaysia vs. Indonesia”.
Lagu-lagu dari TRAUMA juga sempat ikut di berbagai album kompilasi yang diproduksi oleh label-label asal Prancis, Amerika, Australia, Russia, Jerman, Ukraina, Thailand, Mexico, dll…

Beberapa lagu milik TRAUMA juga sempat menjadi #1 di beberapa program musik rock di radio local termasuk I-Radio “I-ROCK” yang menempatkan lagu “Pelangi Hitam” dari TRAUMA (Juni 2002) di posisi teratas chart yang dibuatnya. Posisi ini bahkan sempat bertahan selama 5 minggu berturut-turut. TRAUMA juga sering menghiasi halaman-halaman interview dari berbagai media cetak di tanah air baik fanzine/magazine underground yang berasal dari berbagai kota di Indonesia maupun media-media yang lebih ‘mainstream’. TRAUMA juga kerap mendapatkan tempat di berbagai media cetak yang berasal dari luar Indonesia baik berupa Interview, profil band maupun ulasan album. Album-album TRAUMA juga kerap mendapat respons positif dari banyak label/Magazine di luar negeri seperti: RELAPSE (Usa) atau juga BRUTALIZED Magazine (Usa), bahkan Max Cavalera (SEPULTURA/SOULFLY) sempat memberi komentar lagu-lagu TRAUMA via email.

TRAUMA sempat tampil secara live selama 30 menit dalam sebuah acara televisi yang bejudul “Go-Rock” yang diadakan oleh TVRI di tahun 2002.

TRAUMA selalu berusaha tampil secara maksimal dan orisinil dalam penyuguhan musik death metal yang dimainkannya tanpa menjadi sebuah band ‘copy cat’ band-band manca negara yang sangat banyak memberi pengaruh terhadap keberadaan dan eksistensi TRAUMA.

Akhirnya, pada tanggal 26 Maret 2003, TRAUMA merilis full length album ke-2 via KROSSOVER Records /MUSICA. Album ini diberi title “Paradigma; Demi Hidup Tak Perlu Harus Mati” dan berisikan 11 lagu. Album ini terjual lebih dari 10.000 unit selepas 2 minggu tanggal perilisannya… Video clip dari album ini ; “Api dalam Otak” juga kerap ditayangkan di MTV Indonesia di tahun 2003.

Dan 4 bulan selepas album “Paradigma…” dirilis, sebuah label indie EDELWEISS Production akhirnya juga meriliskan sebuah buku autobiography TRAUMA yang berjudul “Dimensi paradigma”. Buku yang ditulis oleh Nino Aspiranta (Vocalis TRAUMA) ini berisikan lengkap tentang perjalanan karir band ini mulai tahun 1992-2003.

Atas banyaknya permintaan, di Bulan Desember 2004, genap 6 tahun semenjak debut album “Extinction of mankind” dirilis di tahun 1998, akhirnya, VARIANT MUSIC INDONESIA (VMI) dengan dukungan distribusi dari ALFA RECORDS sepakat untuk merilis ulang debut album ini termasuk 1 buah lagu unreleased yang menjadi bonus di dalamnya. Album ini tampil dalam kemasan yang baru (termasuk cover kaset yang baru). Dan lagu andalan “Human Suffering” yang dianggap sebagai ‘lagu kebangsaan TRAUMA’ akhirnya juga dibuatkan video clip. Ini merupakan video clip ke-3 TRAUMA setelah “Penjara Dendam”(METALIK KLINIK II – 2002) dan “Api Dalam Otak” (Album “Paradigma…”- 2003).

Dan dengan line-up terbarunya di tahun 2007: Nino (Vocal), Heila (Guitar), Cokie (Drums) dan Rusdi (Bass) TRAUMA kembali masuk studio relaman dan merampungkan materi album ke-3 yang akhirnya dirilis secara nasional pada bulan Juni 2008 dengan title “DOMINASI KEMENANGAN”

Band Booking Cunt-act:
Sam Alatas : 021-92585591

Band Cunt-Act:
Aspiranta_nino@yahoo.com
08999050510 / 021-94428904

www.traumaindo.com

8/5/09

Mereka sudah menyuruh saya kelaut

Cita-cita saya untuk pensiun dini terwujud, bahkan lebih cepat beberapa tahun. Syukur Alhamdulillah. Sekarang saya sudah tidak perlu melontarkan konsep-konsep lagi, justru saya kena protes kalau konsep yang lain dilibas oleh konsep saya.

Hebatnya lagi, saya sudah tidak diperlukan untuk tempat sharing, tempat sharing saja enggak, apalagi tempat konsultasi, tempat konsultasi saja enggak apalagi tempat laporan. Ini memang tidak bisa serta merta diterima secara logika.

Saya beneran mau ke laut nih. Sembari bukan mengeluh, tetapi bersyukur, tandanya saya berhasil mengembangkan masing-masing dari tim saya. Mereka bukan bangsa bebek yang harus diatur jalannya yang harus datang kalau butuh makan, mereka adalah manusia-manusia mulia yang memiliki instrumen akal luar biasa istimewanya.

Saya bersyukur teramat sangat, masing-masing sudah bertanggung jawab atas apa yang dia pilih dahulu. Pastinya pesan mas Arif akan konsisten mereka terapkan masing-masing. Pesan apa? Pesan 3F : Find, Fokus & Finish.

Saya besok berangkat ke laut, jadi tidak usah cemas dikekang, disuruh-suruh dan diatur-atur. Oke?

Lembing di Warnet Semangat

Untuk kali pertama saya menidurinya. Warnet baru bernama "warnet semangat" (apa setiap unit nantinya harus bernama semangat? jawaban : tidak. penjelasan menyusul). Ditemani debu tebal dan binatang malam, "lembing" namanya. Sumpiuh bukanlah kota besar seperti Purwokerto, bahkan dengan Kota Banyumas Lamapun kelihatannya masih kalah.

Begitulah, bisnis apapun dan dimanapun persoalannya adalah tantangan akan dua hal. Mau berganti seribu atau sejuta jenis bisnispun, ibarat Super Mario, kita tetap akan dihadapkan pada musuh "mbah kura-kura" dan "siluman injak-injak" dengan aneka rupanya masing-masing. Ini yang harus kita sadari, apa cukup disadari? tidak lah. Setelah kita sadari ya selanjutnya kita sikapi.

Apa dua tantangan itu, yang pertama adalah ketekunan dan yang kedua adalah kegigihan. Seperti Azis yang begitu gigih melakukan koordinasi dan komunikasi politik dengan jajaran dinas pendidikan untuk sebuah penyelenggaraan seminar, seperti Rhea yang begitu tekun mengerjakan satu demi satu media promo laundrinya. (Biarpun doa saya mungkin tidak ngaruh buat mereka, saya percaya kegigihan dan ketekunan mereka sendiri yang meningkatkan kehebatan mereka, kalau belum terasa manfaatnya sekarang, nanti itu itu PASTI).

Tantangan warnet di Purwokerto adalah menggiring pelanggan dari warnet lain untuk berbondong-bondong pindah ke warnet kita. Namun, disini berbeda, tantangannya adalah bagaimana membuka paradigma masyarakat untuk tertarik menggunakan internet dengan segudang manfaatnya. Disini ada sisi mulia, itulah kenapa peranan SDTC diperlukan disini. Karena itu, marilah kita tetap "grupyuk", memang susah dipahami untungnya kalau hanya dipikir dalam jangka pendek. Selamat berpikir, karena Cogito Ergo Sum (saya berpikir maka saya ada).

Generasi Muda Pajangan Bangsa

Bangsa ini sungguh latah, kamu tahu programa music live 'inbox'? Eh, sekarang berapa banyak yang menduplikasi program ini? Saya tidak hafal semua judulnya tapi kalau pas iseng nyalain TV di chanel ini ada, di chanel itu ada, mirip-mirip semua.

Miris, kreativitas di bangsa ini begitu mahal harganya, sehingga bahkan program yang ikut-ikutan saja bisa tetap menarik bagi banyak penontonnya.

Yang lebih membuat miris lagi adalah, kita saksikan disitu ada ratusan anak muda (seumuran pelajar dan mahasiswa) berjingkrak-jingkrak menjadi penonton meramaikan panggung. Saya berpikir, jangankan harus bayar masuk ke studio itu, kalau saya dibayarpun aya akan malu ikut jingkrak-jingkrak di barisan penonton itu.

Kalau tiap pagi mereka merelakan dirinya menjadi pajangan panggung, apa mereka punya aktivitas produktif? Inilah yang luput dari perhatian kita. Dua hal yang akan mengantarkan bangsa ini ke jurang kenestapaan karena semakin ke depan semakin jauh dari nilai-nilai nasionalisme.

Dua hal yang tercermin, pertama : Latah, bahwa ikut-ikutan itu hal yang wajar, sehingga tidak ada greget untuk berpikir untuk melahirkan kreativitas. Karena sesuatu yang tiruan saja laku keras. Mungkin ini imbas didikan sedari SD dulu yang menjadikan mencontek sebagai tradisi.

Dan kedua : Hanya menjadi penonton, kita tidak malu hanya menjadi penonton, kita tidak malu ketika tidak bisa mencipta suatu karya, kita tidak merasa diri kita harus menjadi pemain utama dalam kehidupan kita sendiri. Inilah ciri sikap generasi muda yang bermental kalah. Bisa jadi inipun efek dari didikan sedari SD dimana di kelas kita diperlakukan seperti penonton, sedangkan gurulah pemain utama yang menentukan segalanya.

Tantangan bagi diri kita untuk menanamkan kesadaran bahwa "Kita adalah pemain utama dalam kehidupan kita sendiri, biarkan orang lain bersorak-sorai, sorak yang baik kita terima sorak yang jelek jangan dipermasalahkan. Sekeras apapun mereka bersorak entah baik atau buruk, itu tidak akan berpengaruh pada hasil permainan kita, karena kitalah pemain utama yang menentukan hasil terbaik seperti apa yang akan kita berikan"

Pengungkit, Bidang Miring dan Katrol

Bayangkan bagaimana pegalnya menaikkan sebuah drum ke dalam bak truk, tapi pegal tak perlu didera karena ada bidang miring. Bidang miring adalah "leverage", sama seperti pengungkit yang macamnya ada tiga. Pengungkit jenis kesatu (titik tumpu berada di antara beban dan kuasa, contohnya jungkat-jungkit), pengungkit jenis kedua (Titik beban berada di antara tumpuan dan kuasa, contohnya adalah gerobak sorong) dan pengungkit jenis ketiga (titik kuasa berada diantara beban dan tumpuan, contohnya adalah sapu) selain itu ada juga jenis leverage lainnya, yakni katrol.

Untuk sukses, kita butuh leverage. Namun, apakah kita bisa sukses tanpa leverage? Jawabannya : tetap bisa. Hanya saja perbandingannya adalah seperti drum yang dinaikkan ke dalam bak truk dengan bidang miring dan dengan digotong oleh tenaga manusia murni.

Leverage sukses itu salah satunya saya gambarkan seperti membangun sebuah bangunan bersama-sama, dimana bangunan itu merupakan bangunan yang berpondasi superkokoh, bukan hanya itu bangunan itu dibangun di tempat yang strategis dan menjulang tinggi pula sehingga dikenal secara luas. Dan kesuksesan kita yang berupa mimpi-mimpi pribadi digambarkan sebagai pekerjaan yang akan kita kerjakan di dalam ruangan-ruangan milik sendiri di dalam bangunan kokoh nan tinggi itu.

Oleh karena itu, untuk membangun leverage sukses secara sempurna, kita harus bisa mengalah atas mimpi-mimpi pribadi di awal. Ingat, hanya di awal, bukan mimpi itu dimatikan selamanya.

Pondasi kita bangun, inilah pondasi mindstream sebagai pijakan kuat atas idealisme kita. Setelah pondasi dibangun (biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun), berikutnya adalah pilar-pilar yang kokoh yang menjulang sebagai kerangka bangunan diselesaikan. Membangun pilar ibarat mengenalkan diri kita terhadap dunia, karena tanpa pilar (hanya pondasi saja) ketinggian kita masih setara dengan permukaan tanah, sehingga belum dikenal dunia. Pilar adalah status personal kita.

Setelah pilar, selanjutnya adalah membangun lantai alakadarnya, lantai adalah pendapatan yang menutup basic need kita. Lantai yang belum dimarmer dan difinishing adalah personal income kita. Kenapa kita tidak menyelesaikan lantai sampai sempurna terlebih dahulu? (sampai kita bisa berfoya-foya atau minimal bisa bebas berjalan-jalanlah minimal).

Tunggu dulu, jangan terburu nafsu, kita harus membangun tembok dengan lebih cepat dan lebih baik. Karena tanpa tembok, bisa jadi dalam bekerja kita akan masuk angin. Tembok adalah back up yang melindungi kita, tembok adalah pengibaratan bagi kader delegasi kita. Yang akan membantu kita menjaga bisnis kita, sehingga bisnis bisa jalan, pendapatan mengalir dan kita bisa jalan-jalan menengok lantai yang lebih atas.

Kita belum punya atap lho? tapi tunggu dulu, bayangkan kalau disini kita sudah skeptis. Ada dua pilihan yang kita ambil, pertama : kita melanjutkan pembangunan hingga selesai, hingga beratap, hingga lantai dimarmer, hingga dipasang pintu dan jendela, hingga dialiri listrik, air, telepon dan internet, hingga dipasangi AC, hingga ditempatkan petugas parkir, hingga bangunan ini benar-benar selesai total, lalu bayangkan betapa leluasanya kita mewujudkan mimpi-mimpi pribadi yang selama ini tertunda, di dalam ruangan kita masing-masing, dengan sejuknya AC, dengan nyamannya penerangan, dengan kelengkapan perkakas, dengan kemewahan furniture, dengan jaminan pengamanan. Bayangkan itu...

Keduanya apa?

Esai Ekspositori

Ada empat jenis esai secara umum, yaitu esai deskriptif, esai ekspositori, esai naratif dan esai dokumentatif. Esai ekspositori berkarakterisitik memberikan penjelasan sesuatu hal kepada pembaca yang dilengkapi dengan penjelasan proses yang :
1. Membandingkan dua hal
2. Identifikasi hubungan sebab akibat
3. Menjelaskan dengan contoh
4. Membagi dan mengklasifikasikan, atau
5. Mendefinisikan

8/3/09

Kok ya Hal Seperti Ini Di Upload di Facebook

Berikut adalah Salinan (tapi sudah diedit) dari Catatan di Facebooknya Pak Fery. Kok di uploadnya di Facebook si? Padahal buat slide & materi Training bisa lho Pa. Mari kita baca selengkapnya :

"Andrew Elliot merasa minder berat, karena walaupun sudah lebih dari 25 tahun lulus dari univerversitas bergengsi Harvard, tetapi kenyataannya tetap saja belum bisa memiliki apapun juga yang bisa ia banggakan. Hal inilah yang membuat dia jadi takut setengah mati untuk menghadiri pesta reuni teman-teman sekelasnya.

Betapa tidak, matan teman sekamarnya saja sudah menjadi calon menteri luar negeri, yang satunya jadi dekan, bahkan seorang lagi yang dahulunya dicemohkan dan diremehkan telah mencapai puncak prestari sebagai pemain pianis yang kesohor. Hal inilah yang membuat ia merasa gagal total dan minder berat untuk menghadiri acara pesta reuni tersebut. Bahkan kalau ia jujur, ia merasa iri melihat kesuksesan dari teman-teman sekelasnya.
……………………..

Yah meski diakhir cerita Andrew mengetahui apa yang ia lihat luarnya tidaklah sebaik dan seindah seperti yang diduga oleh banyak orang, Ternyata mereka juga memiliki riwayat yang tragis maupun kegagalan-kegagalan lainnya yang tidak terlihat oleh orang luar. Masalahnya yang kita lihat hanya mobil mewah maupun gedungnya saja yang mentereng maupun karier jabatannya.

Misalnya dalam kehidupan sang pemain pianis; kehidupannya tidaklah semanis seperti kariernya. Ia kecanduan obat-obatan, bahkan akhirnya salah satu tangannya mengalami disfungsi motoris sehingga tidak bisa ia kendalikan lagi. Sedangkan temannya yang menjadi politikus di gedung putih tidak mampu mempertahankan perkawinannya sehingga akhirnya ia bunuh diri.

Tidak bisa dipungkiri bahwa secara langsung atau tidak langsung, kita sendiri sering mengajukan pertanyaan: Kenapa ia lebih sukses di dalam kehidupannya daripada saya? Bahkan seringkali pula kita disindir agar mau melihat keatas "Lihat tuh tetangga kita; mereka sudah punya mobil BMW, sedang kita masih tetap aja naik motor! Apakah kagak malu!"

Disamping itu hampir setiap jam kita di jejali dengan film-film sinetron dimana kehidupan glamour dan mewah sudah merupakan thema utama dari film-film tersebut. Kesuksesan manusia sekarang ini hanya diukur melalui harta atau jabatan yang mereka miliki. Dimana kalau kita kere dan tidak memiliki jabatan berarti kita ini Mr Nobody!

Memang sudah merupakan fakta nyata, bahwa pada saat kita terpuruk, secara langsung atau tidak langsung akan timbul pertanyaan: "Kenapa hidup aku jadi begini? Dimana letak kesalahan aku? Kenapa Tuhan lebih memberkati orang kapir dan para koruptor daripada aku? Maka dari itu saya selalu berusaha untuk mensyukuri dengan apa yang aku miliki dan dapatkan.

Berkat dan anugerah yang paling indah yang saya dapatkan setiap hari ialah dimana aku masih diberi kesempatan untuk dapat menikmati matahari dipagi hari sambil berangan jadi pemilik outlet kopi terkenal *). Berapa juta orang di dunia ini yang setiap harinya berdoa dan mengharapkan agar mereka masih bisa diberikan kesempatan untuk hidup satu hari lebih lama lagi, karena mereka berada dalam keadaan sekarat! Yakinlah, seburuk apapun kondisi kita itu adalah Keputusan Tuhan yang Terbaik buat kita.

So,… kenapa gak PD…?"

Wah nggak nyangka, ya tetangga yang satu ini punya bakat jadi motivator. Hayu ngadain training pa...


*) Karena banyak orang ingin sukses. Dan kata mbah surip, kalau pengen sukses kurangi tidur dan banyakin ngopi, i luv you full...

Pesan Super Mario Hari Ini

Kalau Rizky menghadapi konflik dengan orang lain, maka lebih baik damaikanlah konflik itu di dalam dirimu sendiri. Setelah berdamai barulah datang ke orang itu dengan tangan terbuka sembari melontarkan sapaan hangat penuh cinta "haai, apaa kabaaaar...".

Yach, yang namanya proses belajar pastilah ada tahapannya. Sama seperti belajar menerima umpan bola pada pertandingan futsal, kalau sekali langsung bisa itu namanya keberuntungan, kalau dua kali langsung terampil itu namanya bakat terpendam, kalau tiga kali belum juga bisa itu namanya musti perlu banyak latihan.

Umpan bolapun merupakan satu bentuk konflik yang bisa jadi dianggap enteng, tetapi dalam eksistensi tim sesungguhnya amat sangat tidak bisa dianggap enteng. Oleh karena itu, masing-masing baik yang memberi umpan maupun yang menerima umpan haruslah bisa berdamai di dalam hatinya sendiri.

Berdamai agar apa? Berdamai agar si pemberi umpan bola hanyalah menyimpan prasangka positif, "oh, dia masih belajar" atau "oh tadi kurang tepat akurasi tendangan saya" atau "biarpun meleset, toh permainan masih mulus".

Demikian juga bagi si penerima umpan, akan menjadi sikap positif "oh, saya musti lebih serius" atau "saya akan lebih menyukai permainan ini" atau "saya akan belajar lebih keras untuk ini".

Terbayang tidak, betapa indahnya tim ini bertahan bahkan memenangkan pertandingan walau didalamnya penuh kekurangan dari sang pemain.

Apakah SP lebih baik daripada tidur?

Mari kita lihat perjalanan Rizky yang akan dimulai besok jam 08.40 di Ruang I dengan Mata Kuliah RL 2 hingga sebulan ke depan.

Tingkatkan Prestasimu!

Hal yang Jarang Saya Lakukan dan Ingin Saya Lakukan

Hal yang jarang saya lakukan dan ingin saya lakukan saat ini adalah mengucapkan terima kasih, untuk semua teman-teman yang telah tuntas menyelesaikan pembangunan pondasi bangunan kita. Dan saya lihat tak ada satupun yang berhenti hanya membuat pondasi, tetapi terus melanjutkan dengan mneruskan pembangunan pilar-pilar cor nya.

Saya memaklumi bila ada yang pembangunan pilarnya cepat dan ada juga yang lambat. Yang penting tidak dibengkalaikan, saya menghargai sesedikit apapun hasil asal prosesnya sungguh-sungguh.

Terima kasih khususon untuk teman-teman yang dengan semangat bergerak ke Garut dini hari 3 Agustus ini melanjutkan kontinuitas program kita.

Biarlah saya jelek, menjejakkan trauma, telah melenceng dari pakem awal kini menjadi materialis, egois atau lainnya yang belum saya sadari. Saya sangat terbuka pada kritik. Daripada saya dirasani atau cuma menggerutu dihati.

Doa saya untuk kalian semua.