11/30/10

BMS

Apa itu BMS? Bina Cipta Sejahtera. boleh... Apa itu BMS? Banyumas. Boleh. Terserah kau artikan apa, seperti halnya terserah kau artikan SDI, Semangat Donk Indonesia, Semangat Doang Indonesia atau Semangat Dong-Dongan Indonesia, mau keluar darinya, atau lainnya mau menginjak-injak, lainnya mau nguri-uri lagi, lainnya lagi tetap membantu semampunya, dan kalau aku mau delete saja itu. Tapi nanti, kalau sudah lunas utang-utang materialnya 100%, karena saya seorang yang (sedang belajar) tanggung jawab.

Sudahlah.. BMS itu Buletin Macapat Syafaat, itu yang saya maksud dalam note ini. Bagus, keren, apik, walau cuma HVS 2 warna. Kali ini saya ingin kutipkan halaman tengah Edisi 29 (17 Nov 2010) : "Dunia bukan tempat utama pementasan manusia. Kalau bagimu orang yang tidak mati adalah selamat sehingga yang mati kamu sebut tidak selamat, maka buang dulu Tuhan dan akhirat dari konsep nilai hidupmu. Kalau bagimu rumah tidak ambruk, harta tidak sirna dan nyawa tidak melayang, itu adalah kebaikan, sementara yang sebaliknya adalah keburukan, maka berhentilah memprotes Tuhan karena toh Tuhan tidak berlaku dalam skala berpikirmu..."

Sama-sama sinau.


 

Tidak Usah Cemas jadi Orang Indonesia

Gosipnya, mulai tanggal 1 Januari 2011 nanti BBM bersubsidi dilarang dipakai untuk kendaraan tahun 2005 ke atas. BBM jadi mahal. Kita cemas dengan hal itu? Sebagian besar dari kita pasti mengatakan "Iya, saya cemas". Cemas boleh, tapi jangan berlebihan, karena sesungguhnya ada yang lebih cemas dari kita. Siapa mereka yang lebih cemas dari kita atas pemberlakuan aturan itu? Mereka adalah perusahaan-perusahaan penjualan mobil, mereka sangat perhatian pada kita, cemas kalau-kalau kita tidak bisa menggunakan mobil hanya karena tidak bisa mengisi bahan bakar.

Begitu juga ketika kondisi politik memanas, perlukah kita cemas akan ada kerusuhan disana-sini yang membuat mall dan pasar tutup? Tidak perlu kita cemas, karena ada orang yang begitu perhatian dan mencemaskan kita, siapa mereka? Perusahaan asing yang sudah kadung mengirim produk-produknya untuk dijuali di sini. 

Back up kita cukup kuat, sehingga tak perlu cemas kalau Malaysia menabuh genderang perang. Negara-negara maju yang mengirimkan produk mobilnya hingga membuat banjir asap negeri ini akan ada digaris depan, cemas kalau-kalau calon pembeli yang notabennya adalah rakyat Indonesia tidak aman dan menunda membeli mobil.

Praktek apa ini? Ya praktek pengamanan untuk Indonesia, Indonesia dilindungi oleh seluruh dunia, sehingga bencana harus cepat pulih, karena kalau berlama-lama, produk2 mereka di supermarket area bencana akan mubazir.

Sesungguhnya praktek semacam itu bukanlah hal baru, itu sudah berlangsung sejak zaman Soekarno masih bertahta. Sayangnya Soekarno tidak pro kepada mereka, Soekarno lebih berterima kasih kepada Blok Timur yang memberi tanpa pamrih, menyumbang tanpa iming-iming, berhibah tanpa pikir panjang.

Ketidaksukaan Soekarno pada niat baik negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh yang kita agungkan bersama sang Amerika Serikat membuat mereka geram. Geram karena niat baik mereka melayani Indonesia tidak bisa dilakukan secara mulus, Soekarno terlalu cerdas untuk dibodohi.

Maka, melalui CIA disusunlah berbagai propaganda revolusi Indonesia, revolusi untuk mewujudkan Indonesia yang leluasa untuk dilayani. Dan goro-goro nya adalah peristiwa G30S/PKI, satu tonggak perubahan besar sebuah bangsa yang tidak pernah serius untuk ditelusuri kebenaran atas fakta-faktanya.

Tidak ada tindak lanjut setelah jenazah A.Yani divisum dan tidak ditemukan adanya bekas tanda-tanda penganiayaan di tubuhnya. Tidak tergerak untuk menseriusi investigasi ketika jutaan set tulang belulang ditemukan di daerah Jawa Timur.

Guru sejarah tidak sungguh-sungguh dibantu untuk dapat menjelaskan, kalaulah G30S/PKI adalah sebuah pemberontakan besar, kenapa semudah itu dipatahkan. Siapakah yang mematahkan? Sehebat itukah? Atau ia sekedar tukang tambal ban yang menyebar sendiri paku yang akhirnya menempel di ban kendaraan yang dia tambal itu?

Dari mobil-mobil yang terus lestari di jalanan negeri ini, bertambah pesat tiap tahunnya, terproteksi kemampuan beli penduduknya, hingga kejanggalan-kejanggalan dibalik proses massal antipatiisme kepada PKI, akan terunut, di tangan siapakah kedaulatan negeri ini dipegang?

11/29/10

Tarekat Bisnis

Jalan bisnis kita ini masih jalan pencarian, jalannya orang-orang bertarekat. Karena itu, janganlah kita dicapekkan oleh pilihan-pilihan bentuk bisnis. Nikmati saja perjalanan kita ini, perjananan pencarian makna-makna. Bahwa tidak sekedar pengetahuan atas kualitas mesin offset yang kita tahu saat waktu kita habis tersita bertarekat di bisnis percetakan. Bukan juga sekedar harga-harga melon antar pasar yang kita kuasai saat mayeng-mayeng kita menjalankan usaha minuman buah lumat (jus).

Barulah setelah perjalanan itu tercukupi, kita akan masuk tingkatan diatas tarekat, yakni hakekat. Barulah saat itu ketika anak, cucu, tetangga dan murid-murid kita bertanya tentang bisnis, kita bisa menjelaskan : "Hakekatnya, bisnis itu adalah..."

Coba kalau sekarang, bisa menjawab tidak pertanyaan itu? Haha, paling juga jawaban yang mengada-ada saja. Selamat bertarekat.

11/26/10

Lima Follow Up TMoE

Lima langkah nyata setelah membaca buku The Miracle of Enzyme (TMoE). Saya mencoba menjadi seorang   :
1. AQuers
Galon L22 dari merk *%&##*^& berganti jadi AQua.

2. Juice Seller
Agar bisa makan buah banyak-banyak, solusinya adalah dengan jualan jus.

3. Sop Hunter
Suka mencari & makan sop, lebih segar.

4. Shoimer/Puasaer
Puasa harus terus diistiqomahkan, agar cadangan Enzym Pangkal lebih irit terpakainya, jadi pas tua cadangan Enzym Pangkal masih banyak, jadi pertahanan diri terhadap penyakit masih kuat.

5. Anti-Susuer
Meminimalisir konsumsi susu.

Foto Dr, dr. Hiromi, orang yang bolak balik dari Jepang ke Amerika seperti pergi ke jamban saja

Inspirasiana

Inspirasiana, nama apakah itu? Ya, ada lah. Nanti kalau sudah waktunya juga tahu. Hm, saya suka sekali dengan nama ini, manggua bisa dipakai untuk nama orang, anak saya akan saya namai dengan nama ini. Tapi ya saya masih jalan lah pikirannya, mosok nama macam ini dikasihkan buat nama orang.

Daripada saya menyalahkan si A, si B atau menyalahkan semua orang, atau bingung menyalahkan siapa, paling aman memang menyalahkan diri sendiri kalau mengingat masa-masa dimana diri saya ini masih berguna dulu. Berguna untuk mengenalkan Indonesia Emas ke anak-anak pinggiran yang tidak menjangkau untuk bayar 550.000 jamuan 2 hari di kota-kota, berguna untuk mengenalkan otak kanan dan segala kehebatannya, menuliskan kisah-kisah orang-orang yang menggelorakan dunia yang ternyata merekapun terlahir dari kalangan pinggiran.

Semoga dengan nama yang ada di judul note ini, saya bisa berguna lagi. Karena, berguna itu menyenangkan. Trenyuh saya diterimakasihi orang yang saya pikir saya nggak ngasih apa-apa kok. Ngilu rasanya orang kayak saya kok mau direportasei tentang kontribusi sosial.

Betul kok kata teman-teman saya, saya ini matre, ambisius malah ada yang bilang otoriter. Huakwakwak, sayangnya saya belum membuka lagi kamus untuk menemukan apa si arti otoriter itu. Sudahlah, sakit hati mungkin masih tersisa, tapi mending sakit hati itu saya arahkan ke diri sendiri saja, biar jadi cambuk perbaikan. Saya ingin berguna lagi dengan kendaraan bernama Inspirasiana, semoga.


Saya bahagia bisa berkontribusi membuat maju orang lain, walau hanya dengan sebait inspirasi.


* Diketik dengan suara latar Lir-Ilir Kiai Kanjeng khas MCB yang selalu menambatkan hati saya ke Patrajasa, 

Optimasi Dua Receiver Diri

Rizky yang penuntut, tukang prentah-prentah dan sapiturute adalah Rizky dengan komposisi sel-sel tubuh ratusan hari yang lalu yang sudah mati. Sel-sel tubuh saya yang waktu itu sudah tidak bersisa lagi, sudah mati semua, jadi tidak alasan sel-sel yang baru yang menyusun tubuh saya saat ini harus mewarisinya, setidaknya, kalau mewarisi ya tidak lagi mau banyak-banyak.

Perjalanan saya melangkah ke Gramedia menemui Renald Kasali walau dalam bentuk kotak persegi panjang yang disebut orang sebagai buku, cukup menginspirasi saya, karena di dunia luar, kupasan buku itulah yang sedang saya gumuli : tangible dan intangible aset.

kalau uang itu tangible, sikap mental itu intangible. Begitu lah kira-kira, definisi ilmiahnya silahkan cari sendiri, ini bukan note ilmiah.

Yang jelas, saya bersyukur atas pertambahan intangible aset dalam diri saya, hingga saya sekarang lebih ayem dalam berpartner dengan siapapun, dengan orang tipe apapun, semua partner saya saat ini tidak ada yang membuat saya jengkel, maras apalagi miris.

Kok bisa? Ya, karena saya sadar, pasti akan selalu ada irisan pergesekan dalam bekerja sama. Sedangkan tidak ada skema kehidupan di track manapun yang kita tidak membutuhkan kerjasama. Jadi saya lebih pilih membangun kedalam diri saja, memasang receiver atau alat penerima di dalam diri sendiri. Bukan cuma satu, tapi dua sekaligus. Dan sekarang sudah terbangun, tinggal terus dioptimasi.

Apa receiver itu? Alat penerima pertama adalah perangkat yang fungsinya untuk menerima, menerima kalau suatu saat mendadak partner kerjasama saya tidak bisa menunaikan kewajiban yang sudah diiyakannya, sudah dikomitmennya, sudah digembor2kannya. Sepanjang saya bisa handle ya saya ambil alih. Disinilah saya dituntut luwes mengamalkan amalan harian yang saya sakui kemana saya pergi, bernama To Do List.

Alat penerima kedua adalah perangkat yang fungsinya juga untuk menerima, menerima kalau-kalau ternyata saya tidak bisa menghandle ambil alih keterbengkalaian pekerjaan partner, ya saya menerima kalau tidak ada hasil hari itu. Receiver yang kedua ini juga berfungsi untuk menerima kalau saya sudah pool usaha, tapi kok rugi atau meleset hasilnya dari yang diprediksikan. Merk perangkat kedua ini saya baca di kemasannya bernama : Qonaah.

Karena kan yang kita kejar bukan hasil, tapi proses. Kalau sudah optimal proses, sudah berusaha dalam batas2 kecerdasan-aktivitas kita, ya sudah, itulah puncak keberhasilan kita berproses.

Satu Hari Satu Apel

Dari sebuah tayangan tentang Apel di TV nya Chairul Tanjung waktu itu, saya tahu mengkonsumsi apel walau hanya 1 buah perhari tetapi dilakukan berulang-ulang setiap hari akan memberi dampak baik bagi kesehatan fisik.

Hm, karena ini bukan note kesehatan, jadi silahkan search sendiri saja manfaat apel yang dikupas di Trans 7 itu. Tapi memang benar adanya, makanan menjadi berdampak baik ataupun jelek itu bukan atas sesekali dimakan saja, tetapi hasil simultan, perulangan akibat kebiasaan.

Jadi, tidak bisa makan apel satu njur langsung sehat prima, begitu juga makan tahu brontak jumbo pedas njur langsung sakit jantung. Sekali lagi, semua berefek bila simultan memakannya.

Kembali ke topik awal, seusai nonton tayangan di Trans 7 itu, saya langsung terbakar untuk menggegaskan kaki menuju warung buah. Sehari, dua hari bisa, tapi setelah berhari-hari jadi mikir, ini kok tiap hari belanja buah terus, habislah duitku. Maka perulangan yang belum menjadi kebiasaanpun itu terhenti, dan hilanglah harapan mendapat manfaat positif istimewa dari kandungan dalam buah apel.

Sampai perjalanan mengantarkan saya pada hari ini, ada kantin namanya Harina, saya boleh memakan apel yang ada disana suka-suka, cukup pas belanja di pasar wage bilang ke bakulnya untuk minta dilebihin satu. Satu hari satu apel saja sudah cukup.


Satu hari satu progres, tapi arahnya simultan. Okey?

11/14/10

Ngodor

Waktu saya tersita cukup banyak untuk proyek Wakaf 1000 Kasur ini. Eits, tepatnya, saya sengaja menyita waktu saya banyak-banyak untuk proyek Wakaf 1000 Kasur ini. Karena saya ingin serius kali ini.

Okelah soal menggapai kesuksesan saya, saya mungkin memang tidak pernah serius, makanya banyak orang-orang disekeliling saya meninggalkan saya, makanya sampai sekarang belum silaturahim lagi dengan Mba Aviani untuk menjemput Avanza.

Tapi kali ini saya sungguh miris, Pak SBY datang bayi-bayi dan manula dipinjami kasur sedangkan setelah SBY pulang kasur diambil kembali. Bagi banyak orang mungkin kasur tak sepenting sembako, tak sepenting bra dan celana dalam, tapi tidak bagi saya.

Seminggu saya ikhlaskan badan saya meriang karena tidur tanpa kasur 3 malam berturut-turut di Masjid Daarut Tauhid hingga saya putuskan sewa sleeping bag sampai malam terakhir bermalam disana. Begitupun untuk L22, andai ada rejeki berlebih saya ingin sekali membeli kasur lagi.

Kalau semalam tidur tanpa kasur memang tidak mengapa, tapi bagaimana kalau seminggu, dua minggu. Itulah yang dialami oleh saudara-saudara yang mengungsi disana. Belum lagi yang rumahnya porak poranda, sepulang dari pengungsianpun tidak mendapati ada kasur empuk di dalam rumah mereka sepertihalnya kita kelelalah pulang piknik dan sampai rumah langsung merebahkan badan di ranjang empuk.

Cuma ini sumbangsih yang bisa meringankan beban dalam diri saya karena tidak membantu mereka. Saya ngodor sms berulang-ulang, kirim mesej berulang-ulang, menghabiskan ratusan proposal hardcopy, berharap saya bisa maksimal membantu mereka.

Betul-betul kalau dipikir-pikir saya tidak tau malu sekali, mengundang muwakif kok meksa, ngodor. Tapi bagi saya menahan rasa malu akibat ngodor itu lebih ringan ketimbang menahan beban berdiam diri tidak membantu mereka yang tidur kedinginan tanpa alas layak.

Wahai, siapapun yang membaca blog ini, saya lebih ngodor lagi disini. Tidak peduli Anda sudah menyumbang berapa banyak untuk Merapi, Wasior dan Mentawai, bukan alasan untuk tidak tergerak mewakafkan kasur untuk mereka saudara-saudara kita yang sampai hari ini masih puluhan ribu berhimpun di posko-posko pengungsian.

Karena menyumbang, bukanlah kewajiban, bukan berarti kalau sudah menyumbang gugur kewajiban untuk nyumbang lagi.

Ini nomer rekeningnya : Mandiri 139-00-1056328 a.n. Rizky Dwi Rahmawan

Syukron, jazakalloh atas hati yang menggerakkan tangan menekan keypad ATM-nya.

11/11/10

Sahabat Yang Paling Mengerti Anda?

“xxx loh kenapa say? Lagi sedih juga? RT @zzz sama kayak si @xxx donk? RT @yyy lagi sedih :’( ”

“xxx sabar ya.. RT @yyy BENER! Semua emang sama aja! RT @zzz sial! Berani-beraninya nipu gue! ”

Familiar dengan tweet-tweet (yang sudah saya sensor) di atas? Yup! Sengaja saya sensor supaya orang yg nulis ini nggak terlalu ngerasa terpukul, karena menyindir orang tidak akan membuatnya berubah, malah justru akan semakin defensif.. So I write this because I really do care about you ;)

Hampir setiap dari anda semua yang membaca tulisan ini pasti mempunyai sahabat dekat yang anda rasa benar-benar mengerti diri anda. Mereka selalu ada saat dibutuhkan, mendengarkan curhat, mempunyai banyak kesamaan entah dari latar belakang, nasib, kemampuan atau apapun itu, dan selalu menemani kapanpun dimanapun kita berada, well agak berlebihan memang kalau saya bilang selalu menemani.. kalaupun tidak selalu at least cukup sering lah. :)

Namun tahukah anda fakta di balik persahabatan?

Ada pepatah yang mengatakan bahwa kita akan selalu bertemu dengan orang-orang yang sejenis dengan kita. Pemain band ENTAH MENGAPA akan merasa selalu secara kebetulan bertemu dengan sesama pemain band, begitu juga dengan seorang jenius yang merasa selalu bertemu dengan sesama jenius, pesulap dengan pesulap, dan spesies apapun itu, pasti akan bertemu dengan sesamanya. Si cantik dengan si cantik, si NERD berkumpul dengan sesama NERD, si gaul berkumpul dengan sesama anak gaul, dst. So.. kali ini saya pinjamkan mesin waktu yang biasa dipakai Doraemon untuk kembali ke masa lalu demi mengungkap fakta di balik persahabatan.. khusus untuk anda! Sudah siap? LET’S ROCK!!!

Ciuuuuuuuuuuuuuuung……………. *bunyi mesin waktu*

Saat ini mungkin anda sedang mengingat salah satu momen dimana anda pertama kali bertemu dengan sahabat anda. Biasanya sejak pertama kali ngobrol, tiba-tiba saja anda merasa “klik” dengan orang tersebut. Dan entah mengapa anda mulai merasa orang tersebut sangat “cocok” dengan anda. Semenjak hari itu anda semakin banyak menghabiskan waktu dengan sahabat anda tersebut, makan bareng, ngopi bareng, jalan-jalan bareng, atau sekedar kumpul bareng sampai akhirnya anda mulai bertemu dengan orang-orang sejenis lainnya dan hey! “kita harus bikin gank nih!” dan akhirnya terbentuklah sebuah persaudaraan (sisterhood/brotherhood). Good things isn’t it? :)

YES! It’s a good things! And too.. a bad things!

Ketika sudah merasa “cocok” pada umumnya kita akan menganggap bahwa “hanya mereka lah yang mengerti diri kita. Dengan dasar pemikiran tersebut kita semakin terikat dengan “persaudaraan” yang entah sebenarnya membawa dampak baik atau buruk dalam mencapai tujuan hidupnya. Bersyukurlah apabila mereka mendukung tujuan hidup anda. Dan celaka lah apabila keberadaan mereka justru menyeret anda ke dalam lubang kenikmatan! Eh..lubang derita maksudnya..hehe ( ini ngomongin apa ya? 3:D )

Ok..cukup mesumnya.. so apabila lingkungan tersebut semakin mendekatkan anda pada tujuan hidup anda, anda WAJIB melanjutkan kiprah anda dalam gank tersebut. Namun persaudaraan tersebut tidak membawa anda kemana-mana dan hanya jalan di tempat, bahkan meskipun kelihatannya anda sedang “bergerak”, maka bersiaplah untuk meninggalkan lingkungan tersebut dan memasuki lingkungan baru.

Anda semua PASTI sudah tahu bahwa pergaulan anda sangat mempengaruhi pencapaian hidup anda. Dan maka dari itulah banyak orang besar, buku, motivator, ataupun terapis menyarankan untuk bergaul dengan orang-orang yang mendukung perkembangan diri anda. Namun anda tahu persis bahwa itu semua tidak semudah yang anda pikirkan bukan? :)

Ketika memasuki lingkungan baru anda merasa tidak nyaman. Rasanya lingkungan baru tersebut tidak benar-benar mengerti diri anda, yang akhirnya membawa anda kembali pada kesimpulan bahwa memang gank anda yang terdahulu lah yang PALING mengerti anda. Dan sayangnya mereka yang justru paling mengerti anda malah tidak bisa membawa anda menuju arti hidup yang anda cari selama ini!

Beberapa dari mereka yang benar-benar berkomitmen untuk berhasil biasanya tidak akan berhenti begitu saja. Mereka melakukan berbagai macam cara untuk bisa mencapai tujuan mereka. Setelah membaca begitu banyak referensi, mengikuti seminar motivasi, dan masih banyak ide gila lain yang bahkan saya pun tidak terpikir, mereka pun mendapati bahwa rasa tidak nyaman tersebut memang muncul secara wajar karena mereka sedang keluar dari “zona nyaman” mereka. Namun tetap saja informasi tentang “zona nyaman” ini tetap tidak berarti signifikan dalam praktek pergaulan mereka.

Mengapa demikian? Karena konsep “keluar dari zona nyaman” membuat anda berpikir bahwa anda sedang berusaha “keluar” dari diri anda “yang sebenarnya”, sedangkan biasanya kita lebih sering menerima quote indah tentang “jadilah diri sendiri”.

Jadi apakah yang sebenarnya terjadi?

Faktanya adalah: mereka TIDAK benar-benar sejenis dengan anda!

Faktanya adalah: tidak ada kawan sejati (ataupun lawan sejati) yang ada hanyalah pergeseran kepentingan. situasi sangat menentukan hubungan anda, kawan bisa menjadi lawan secara tak terduga, begtu sebaliknya.

Faktanya adalah: karena hanya dengan mereka lah anda merasa diri anda diterima! In other words: hanya merekalah yang bersedia menerima diri anda!

Faktanya adalah: anda merasa demikian karena anda terlalu banyak menghabiskan waktu dengan mereka!

Faktanya adalah: dan semakin sering anda menghabiskan waktu dengan mereka, mau tidak mau anda harus menerima belief mereka, idealisme mereka..

Faktanya adalah: karena jika anda tidak mengikuti belief mereka maka anda akan “dikucilkan” baik secara terang-terangan maupun ala perang dingin.

Faktanya adalah: dan itu artinya anda tidak lagi diterima, and it hurts your EGO!

Faktanya adalah: dan anda tidak tahu lagi harus kemana lagi supaya bisa diterima

Faktanya adalah: ketika memasuki lingkungan baru anda belum bisa beradaptasi sehingga anda merasa “berbeda”

Jadi PROSES yang terjadi SEBENARNYA adalah anda sedang menyamakan frekuensi diri anda dengan perkumpulan anda saat ini. Yang tadinya sebenarnya berbeda jadi tampak sama. Awalnya mungkin memang benar anda memiliki kesamaan, namun apabila selanjutnya anda merasa kalian benar-benar sama, yang terjadi adalah: anda menyama-nyamakan diri dengan mereka tanpa anda sadari, sehingga akhirnya anda menjadi benar-benar seperti mereka.

Dan KABAR BAIKnya adalah:

* Anda bisa cocok dengan siapa saja

* Anda cukup menghabiskan banyak waktu dengan lingkungan baru anda untuk menyamakan frekuensi anda dengan mereka sehingga merasa “klik”

Masih merasa kesulitan? Biasanya kendala sebenarnya bukan masalah tidak terbiasa, namun karena : ANDA TAKUT MELAKUKAN KESALAHAN!

Ya, anda ingin terlihat sempurna di depan lingkungan baru anda.. anda ingin membentuk image baru anda.. inilah yang sebenarnya membuat anda merasa “berbeda”. Anda terlalu takut melakukan TRIAL & ERROR.

Keputusan memang berada penuh di tangan anda, apakah anda bersedia benar-benar belajar & meningkatkan diri atau sekedar menjaga ego anda.

Sekali lagi, lihatlah sekeliling anda? apabila komunitas anda loser, maka jangan heran jika anda pun seorang loser.. dan lihatlah teman anda yang menurut anda keren.. dan perhatikan komunitasnya.. Apakah saat ini anda masih merasa cuma gank anda saja yang mengerti diri anda?

So mulai sekarang jangan takut untuk meninggalkan komunitas lama anda yang tidak mendukung dan hanya bisa menjatuhkan anda! Anda tidak perlu khawatir dikucilkan, karena setelah anda meninggalkan mereka, mereka yang justru akan mengikuti anda, maju bersama anda, selama anda tidak terlalu banyak mulut & TIDAK MERENDAHKAN MEREKA dan tentunya memang menunjukkan hasil yang signifikan.

Stop mengikuti teman-teman anda yang bisanya hanya mengeluh, merendahkan orang, memberi label seenaknya semacam “semua co/ce sama saja!”…itu hanya masalah mereka, bukan masalah anda, dan jangan sok membantu apabila anda belum memiliki kemampuan tersebut anda hanya akan membuang kehidupan anda yang berharga dengan menjadi dukun curhat.

Keep this simple then: komunitas anda menentukan kepribadian anda!

I know it sounds cruel, but you’ve proven it! You experience it yourself! So you know it’s damn true!

***


Copas dari artikel dengan judul yang sama di sini.

11/10/10

Kenapa 1000

Angka 1000 bisa diartikan mengisyaraktkan banyak makna, bisa juga diartikan tidak bermakna apa-apa. Sekedar angka, wujud tekstualitas belaka bahwa yang me-rengga (menopang) program ini banyak kalangan, ada teman-teman dari Red Apple, dari kalangan L22 dari Kukuh Prasetiyo Foundation (KPF), dari Alumni SMA 2, dari Stematel, dari Komunitas Blogger, dari komunitas sepak bola, dari sivitas kampus, dari Ormas dan lain sebagainya.

Kali ini saya ingin memaknai dari sudut pandang saya pribadi kenapa menyepakati keberadaan angka 1.000 itu. Begini... jreng jreng jeng jreng...

Hari-hari terakhir ini, hal yang mebuat saya resah adalah soal kesungguhan diri saya sendiri. Mungkin ini syndrom dari membaya buku MYELIN karya Renald Kasali. Saya obrolkan hal ini dengan teman baik saya, kenapa ya ini, itu, anu, ono tertunda semua?
n
Angka 1000 saya baca sebagai  target yang 'banyak', apalagi ada pewaktu deadline akhir. Salah satu pemicu kesungguhan adalah target. Kenapa beberapa hal tertunda demikian parah hari-hari belakangan ini adalah karena saya tidak mencangkan target kuantitas dan target waktu, walhasil, seolah berapapun yang saya dapat, saya syukuri, sehingga karena merasa sudah cukup alim dan tawadhu' dengan syukur itu makanya yang saya dapat tidak ada, kecuali ketertundaan.

Begitupun, karena tidak ada target waktu, seolah-olah umur saya turah-turah terlewat panjang, lupa kalau satu setengah bulan lagi sudah ganti tahun. Alangkah naasnya nasib diri ini akibat pengabaian penyusunan target sebagai salah satu alat mencapai kesungguhan.

Di 8 hari yang mengawali bulan Dzulhijah ini, saya ingin mengoreksi semua itu dengan memaksimalkan upaya saya di program Wakaf 1000 Kasur ini. Kalau angka 1000 tercapai bahkan terlampaui, bukan popularitas bahwa program ini besar yang saya kejar, tapi bahwa saya sudah melatih diri saya untuk tahu bagaimana caranya sungguh-sungguh.

Mari baca 1000 sebagai 'kesungguhan'. Selamat belajar yang mau sama-sama belajar dengan saya.

Kasur & SBY

Kebanyakan pengungsi adalah anak dibawah umur, dan orang tua di atas umur. Anda bayangkan malam ini Anda sedang persami, tidurnya memang tidak di dalam tenda tapi di ruangan, dan diruangan itu kecukupan alas tidur terbatas, paling ada terpal dan klasa, juga kardus.

Kalau itu Anda, tidak jadi soal. Tapi bayangkan kalau nenek Anda tidur tanpa kasur di atas udara lantai dan ruangan yang dingin. Celana dalam yang ganti baru tidak membuat serta merta mereka menjadi terlindungi daya tahan tubuhnya dari meriang.

Ini arah tulisan saya bukan sedang membanding-bandingkan ini lebih penting dari itu atau sebaliknya, bukan, arah saya adalah bahwa inilah kepedulian beberapa orang disana, makanya ketika SBY datang ke posko pengungsi Balita dan Manula dipinjami kasur. Sayangnya, setelah SBY pulang kasurnya diambil lagi, hanya takut ditegur mungkin "Ini kok tidur tanpa kasur!"

Berangkat dari itulah mengapa obyeknya kasur. Kasur menjadi kebutuhan mendesak tahap II, kalau di taap I tanggap darurat bencana tentu makanan dan keamanan lebih prioritas. Tetapi di tahap II pemulihan ini, penjagaan kesehatan mesti ditingkatkan. Terlebih kasur bermanfaat bukan hanya ketika sedang mengungsi, tetapi untuk mengganti kasur mereka yang rusak serta yang seumur hidup belum pernah menikmati kasur untuk tidur mereka.

11/9/10

Program Wakaf 1000 Kasur





ini adalah sedikit kepedulian kami untuk penggalangan dana untuk korban bencana yang ada di Indonesia.
dana akan diserahkan dalam bentuk kasur lantai untuk tidur.
semua keterangan dan kejelasan bisa dibaca dan diunduh di :

Program Wakaf 1000 Kasur

sekecil apapun rasa peduli serta action yang kita lakukan untuk semua solidaritas ini, akan dibalas ratusan kali lipat oleh-Nya.
yakinlah!

Masyarakat Relawan Plat R 

11/7/10

Opick Apik

Allah engkau dekat
Penuh kasih sayang
Takkan pernah engkau
Biarkan hamba Mu menangis
Karna kemurahan Mu
Karna kasih sayang Mu
Hanya bila diri Mu
Ingin nyatakan cinta
Pada jiwa jiwa yang rela
Dia kekasih Mu
Kau yang selalu terjaga
Yang memberi segala
Allah Rohman Allah Rohim
Allahu Ya Ghofar Ya Nurul Qolbi
Allah Rohman Allah Rohim
Allahu Ya Ghofar Ya Nurul Qolbi
Di setiap nafas di segala waktu
Semua bersujud memuji memuja asthma Mu
Kau yang selalu terjaga
Yang memberi segala
Setiap makhluk bergantung padaMu
Dan bersujud semesta untuk Mu
Setiap wajah mendamba cinta Mu cahaya Mu

Menahan Erupsi

Tidak ada botol aqua yang bisa dilempar. Gelas beling bersih semua baru dicuci kemarin. Puasa itu menahan, menahan erupsi di dada, puasa itu menahan, menahan cybershoot pandangan agar menemukan derajat fokus yang lebih cemerlang dan angle yang lebih luas.

Tari nafas dalam-dalam, kumpulkan energi-energi yang menyesakkan itu, lalu lepaskan perlahan seiring dengan dihempasnya nafas. Tuhan, ganjarkan penahananku ini dengan ampunan. Amin...

Adzan Magrib, Ahad, 7 November 2010, L22.

11/2/10

Haha, Makhluk Idealis

Makhluk idealis?
siapa?

..ya yang merasa saja. Haha..

11/1/10

Kiai Kanjeng & Kanjeng Kiai Caknun

Dulu Kiai Kanjeng pentas dan diletakkan di panggung. Mereka ditonton oleh penonton. Kiai Kanjeng yang bermaiyah tidak berada dipanggung dan tidak ditonton siapa-siapa. Mereka duduk melingkar, sehingga terserah orang lain akan bergabung menciptakan lapisan-lapisan lingkaran berikutnya atau tidak.
KK = Kiai Kanjeng

Kiai Kanjeng tidak mempertunjukan musik dan suaranya kepada penonton. Mereka hanya bernyanyi, bershalawat, berwirid, membaca puisi, atau apapun, tetapi yang ada di hadapan mata kesadaran mereka adalah Allah swt. Maka pada kebanyakan momentum selama ber-maiyah, hampir tak seorangpun di antara mereka yang tidak memejamkan mata. Karena mata wadag hanya sanggup melaporkan penglihatan tentang hal-hal yang sepele: materi, benda-benda, gedung-gedung, lembaran-lembaran uang, kecantikan wanita dan kegantengan lelaki, menara pencakar langit. Dan itu semua bersifat sementara dan sangat gampang hancur.

Jemaah Maiyah serak-serak suaranya untuk Allah. Habis bunyinya untuk mencintaiNya. Bernyanyi, membunyikan alat musik, berkeringat, untuk memelihara hubungan baik dengan Allah. Karena Allah sebagai pengasuh, penyantun, tempat bergantung – tidak bisa diperbandingkan dengan polisi, tentara, menteri ekuin, presiden, pemerintahan, konglomerat, distribusi modal atau apapun saja yang dituhankan oleh sangat banyak orang. Allah berjanji kepada para kekasihnya untuk menjalankan empat fungsi, asalkan oleh para kekasihnya dibeli dengan taqwa dan tawakkal.

Peran pertama, Allah sebagai pemberi jalan keluar, solusi atas apa saja : coba sebut satu masalah yang Allah tidak sanggup menyelesaikannya!

Peran kedua, Allah sebagai penabur rizqi melalui jalan, cara, metoda dan modus yang semau-mau Dia, sehingga para kekasih Nya tidak bisa menduga atau memperhitungkannya. Para kekasih Allah tinggal terima jadi, terima matang – anugrah rejeki yang mereka beli dengan ‘mata uang’ taqwa dan tawakkal. Ah, apa sih taqwa? Rindukan Allah kapan saja. menjadikan Allah sebagai tuan rumah batin kita. Tawakkal adalah taqwa yang diperdalam ditancapkan dihujamkan terus menerus.

Peran ketiga, Allah sebagai manager dan akuntan. Kalau berasmu menipis, jangan memfitnah dan menganggap Allah bersikap acuh tak acuh atas keadaan dapurmu itu. Ia managermu, ia atur nafkahmu, ia jamin penghidupan keluargamu. Engkau cukup menyetor taqwa dan tawakkal.


Peran keempat, Allah adalah menjadi humasmu, public relation-mu. Keperluanmu atas seseorang atau suatu pihak, kebutuhanmu terhadap akses ini atau itu, disampaikan oleh Allah kepada yang bersangkutan. Engkau cukup memberi ‘honor’ taqwa dan tawakkal.

Sumber Wikipedia Lingkaran Maiyah