2/3/15

Supra-Melihat

Orang bilang cinta itu buta. Disebut begitu hanya karena cinta tak pernah memakai ukuran mata pandang jasadi kita. Lalu apakah memang cinta benar-benar tidak pake mata, sehingga ia dicap buta?

Ada buta, ada melihat, ada supra-melihat. Apakah supra-melihat itu? Yakni cara kita melihat dengan indera penglihatan yang bukan mata jasadi. Tapi dengan indera penglihatan yang kita pakai saat kita merem, juga saat kita tidur.

Dengan indera 'halus' itulah cinta terukur. Kalau kau tak bisa mengukur cinta, jangan buru-buru menyalahkan cinta. Salahkan dirimu yang tak pernah mengenali cara lensa, pupil dan retina 'halus'mu itu bekerja.

Utilitas Sosial

Berpikir tentang utilitas sosial, bukan ilusi amal. Selama kita tidak mencoba menstrukturkan apa yang sudah kita lalui, kita berkemungkinan untuk selalu mengulang kesalahan yang sama.

Tak tahu mana yang sudah kita dapat, mana yang belum kita kerjakan, mana yang harus ditajamkan, mana yang mesti ditinggalkan. Mana kemanfaatan.hakiki, mana yang cuma romantisme.

Pahala, kesantunan, sikap tawadhu yang dipisahkan dari realitas, kesemuanya pada akhirnya akan berarti menjadi ilusi belaka kok.

Sembilan tahun yang sangat padat sudah aku lalui, pembelajaran hidup serius yang nyaris aku tak pernah bolos. Aku geleng-geleng kepala sendiri, menyaksikan dan mendata apa-apa yang sudah pernah aku kerjakan selama itu. Salout..

Lantas selanjutnya bagaimana? Itu terserah kita.