11/30/08

Matematika Dahsyat 2

Beda!

Lebih lengkap dan Lebih mencengangkan....

11/26/08

Sobat, kau abadi dalam hatiku...

11/24/08

8 Hari Lagi

Honda Jazz 1 Desember 2008

Stik untuk 10.000

Saya masih geram, semakin geram, sungguh semakin geram pada diri saya sendiri : SEPULUH RIBU LEBIH ALUMNI MEMBANJIRI KOTA INI. APA YANG BISA SAYA LAKUKAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Apa bangga saya berpangku tangan karena merasa surga sudah menanti?
Apa pantas saya mengambil peran sedangkan saya (kata teman baik saya) cuma Jarkoni!

Aku berikan stik, apa aku akan minta stik? Untuk apa aku meminta stik kalau hanya akan aku berikan ke orang lain?

Be Yourself

"Berbaur, tapi tidak lebur."

Itulah satu kata sederhana, sebuah pesan kepemimpinan dari bude tempat 3 tahun semasa SMP sy tinggal disana yang begitu mendalam maknanya.

Beliau adalah orang kelima yang saya niatk berangkatkan ke tanah suci setelah Ibu, Bapak dan kedua mbah saya.

Begitu memang, disadari atau tidak, diterima atau tidak, sesuai buku BERPIKIR BESAR, buku favoritnya Pa Purdi, kita musti menyadari dan menerima kalau adakalanya seseorang mampu menjadi magnet karisma dan pengaruh, sementara orang lainnya bagai angin lalu.

terkait dengan kalimat sederhana di atas, buku favorit Pa Purdi dan komen salah seorang teman di blog FS, membuat saya makin tertantang untuk berpikir...

kalau memang bukan karena fisik, karena apa? terus mencari jawaban.

11/23/08

Al Mudatsir




Ini bukan rute gerilya Jenderal Soedirman, tapi ini akan coba kita jajaki, untuk mengindonesiakan semangat kita. Ayolah, semangat donk INDONESIAKU!!!

He pemuda, calon pemimpin masa depan, panjatlah pohon belimbing (yang lima) itu,
walau licin panjatlah,
walau dicerca, walau dipersesi negatifi panjatlah, walau dianggap yang macam-macam tetaplah,
untuk bekalmu nanti, ketika kau ditanya : apa kontribusimu?

wahai engkau, apa kontribusimu hari ini?
sebandingkah dengan butiran2 nasi yang kau masukkan ke dalam perutmu hari ini?

Mobil dulu apa ke tanah suci dulu... Apa beli tanah dulu?

tergantung... kalo mobil dibeli dan dipandang sebagai kekayaan, ya jelas ke tanah suci dulu. Beli mobil untuk aset kita membangun lebih besar lagi aset sehingga lebih banyak orang bisa kita berangkatkan, atau ke tanah suci dan pulang-pulang kita kehilangan aset.

Ini bukan soal materialisme. ini cuma soal aset atau liabilitas... bukankah segala sesuatu (kebaikan) itu bernilai ibadah?

soal tanah? nanti tanya pa purdi dulu

Searching...

Naa2nya (saya pribadi) masih tergelayut dalam euforia pernikahan, ya, belum berpikir secara intergral dan belum mendiferensiasikannya dalam bentuk aksi-aksi realis.

Mulut ini bilang, segera, sebentar lagi. Tapi saya masih kurang bisa membaca radar hati (ini) yang sesungguhnya.

Apakah saya sudah siap menikah?
Hal apa yang membuat saya merasa layak untuk siap menikah?

terus mencari jawaban.

11/22/08

Kompakan Ni Ye..

Bunda Ani dan Bunda Nuniek beli mobil kompakan, Avanza cuma beda warna dan tipe. Yang satu platnya R 9165 AH dan yang satu R 165, wah senangnya...

Saya juga senang, saat yang ditunggu-tunggu lama akhirnya tiba, dalam hitungan hari, tinggal menunggu pergantian bulan, DP untuk mobil sudah bisa dibayarkan, tinggal menunggu mobil diindent, dilunasi, plat jadi dan siap deh pulang naik mobil operasional...

deg-degan ni, sebentar lagi men...

11/20/08

Dari Mario Teguh : Kenapa Kita Musti Grogi

Kenapa kita merasa grogi? karena kita merasa takut proses popuarisasi diri kita nggak berjalan perfect. Karena itu berpikirah dalam kerangka lebih luas.

Bukan untuk popularitas, atau prestise, berpikirlah kalau yang kita ucapkan, yang kita bawa, yang kita usulkan, yang kita garap adalah sesuatu yang akan memberikan manfaat dan tambahan kebaikan untuk sasaran yang sudah kita bidik.

Fokus bukan pada kepentingan diri kita, fokus pada manfaat yang akan terjadi bila kita lancar membawakannya

11/17/08

Jangan Merasa

Kata2 pa Ary benar.. kita jangan sok merasa. Merasa sholeh belum tentu sholeh, meraca tampan belum tentu tampan..

Begitu juga merasa sudah siap menikah belum tentu kita sudah benar-benar siap menikah.. karena itu jangan menunggu merasa siap menikah untuk menikah. Melangkahlah sedari sekarang RIzky

13.5 Km 11.13

"Dudu nduwe ku, nduwe e ramane.."

menyentuh... kita sering lupa, apa2 yg dihadapan kita itu cuma titipan...

Jangan bergantung pada apapun

termasuk friendster...

11/16/08

Training The Power of Seven

Hari ini banyak mimpi2 saya dan teman baik saya yang sudah terwujud. Saya ingat dengan Hilmy dulu pernah bermimpi punnya training khusus tentang cinta tanah air, membumi seperti ESQ, mengindonesia seperti ESQ, dengan segmentasi anak-anak muda (pelajar) saja...

Apa si tujuan training ini, untuk membentuk komunitas-komunitas yang satu visi, satu misi dan satu koordinasi aksi untuk Indonesia Emas 2020. Ya, melahirkan peradaban baru.

Dan kalo kita belajar dari Jepang dan kejayaan abad ke-7 maka ketemu satu garis klu, bahwasannya kebangkitan suatu peradaban lahir dari 7 ayat berulang-ulang yang terinternalisasi ke dalam diri dan kemudian mengeksternalisasi dalam bentuk kegagahan beraksi dan keperwiraan melewati kegagalan demi kegagalan..

Saya memimpikan training ini dibawakan berdua nanti, saya dan hilmy, director n vice director SDI, tapi nanti sesudah masing-masing dari kita menikah. kenapa?

karena itu yang pernah saya ungkapkan dulu. kalaupun konsep trainingnya sudah tergambar jelas dan detail di benak saya, nyatanya hari ini public speaking skill kami masih perlu banyak di asah, slide belum di olah dan metode ESQ yang sedikit banyak akan dipakai belum diurus perijinannya

Dan alasan krusial pribadi saya (Hilmy si saya rasa tidak), saat ini masih terlalu banyak 'res-res' dalam pikiran saya, yang membuat ide dan ungkapan pemikiran saya tidak benar-benar orisinil... .mudah2an ini proses, dan akan terperbaiki nanti

teman, saya masih terlalu banyak pikiran 'ngeres' saat ini

Inisiasi diri (tahap ketiga Explore Yourself)

Saya percaya ini diniati bukan untuk sembrono, proses inisiasi diri memang memerlukan figur. karena itu, kalau Pa Ary menginisiasi dirinya (bukan mengaku-ngaku lho ya) bak Sunan Kalijaga 500 era digital, maka Rizky merasa cocok menginisiasi diri sebagai Jenderal Soedirman era perjuangan Indonesia Emas.

Positif saja, ini sekedar implementasi kecil dari doa kita puluhan kali setipa hari "Tunjukilah kami jalan yang lurus, yakni jalannya orang-orang yang Engkau beri nikmat...".

Tanpa inisiasi, orang akan terombang-ambing tak pernah bisa maju. Inisiasi tanpa figur, akan mempersulit diri. Karena itulah sesungguhnya yang sedang dilanda bangsa ini, bangsa ini kehilangan figur untuk menginisiasi dirinya.

Siapa figur inisiasi dirimu? Jangan mengaku Semangat Donk sebelum tanpa 'inisiasi diri'.

Lir Ilir dan Abah Bahrun

waktu itu saya nggak 'ngeh' pas di semarang pa ary menjelaskan makan lagu lir-ilir, beliau menyampaikan kalo lir-ilir itu lagu semangat.

mana semangatnya? pikir saya begitu, mars bukan, hymne bukan, tempo lagunya juga sedang2 saja. Namun sungguh, lir ilir aransemenan yang dibawakan cak nun benar2 membuat saya merinding dan mendidihkan semangat di dada saya.

saya baru 'ngeh' sekarang, inilah lagu semangat yang dibuat sunan kalijaga, yang beliau tinggalkan untuk peradaban berikutnya. saya jadi semangat,untuk meninggalkan sesuatu yang berguna bagi peradaban, sebelum saya pulang.

Sekarang kalo saya down, putar lagu itu

Money Politik 500 perak

Pa Wapres kita lebih lucu dari Ucup Kelik rupanya... enak dia berkomentar pas BBM naik dulu, naiknya kan cuma 1.500 nah sebulan dapatnya 100.000 kan masih lebih tuh. Jan, apa nggak mikir kalo naiknya BBM itu, bikin naik harga angkot, harga beras, harga rames, harga obat dan harga diri pejabat-pejabat kita...

Nah ini, pas BBM turun, menteri perhubungan lebih ngelawak lagi dari wapresnya, jan, kalo di Jepang mending mundur deh daripada malu tapi nggak nyadar begini... orang BBM cuma turun 500 perak, tarif angkot suruh diturunin, wakakakak lucu nian ini pak menteri. Nanti supir angkot minta penurunan harga rames gitu, terus bakul rames minta penurunan sama tukang beras, terus tukang beras, minta penurunan ke petani, terus petani minta ke menteri pertanian, terus menteri pertanian minta ke Presiden. nah, apa nggak kebayang tuh gimana sakitnya menhub ditendang presiden...

itulah cermin pejabat-pejabat kita, yang empatinya cuma buat perutnya... sama sekali nggak kegambar gimana kondisi rakyatnya. Pak, mundur saja lah, dimana malumu, yang nggak paham sama rakyatmu sendiri?

Milih then Nerima

Mac yang sempurna & 12" yang setia

Kata mas Imam, "pasanglah kriteria setinggi-tingginya, lalu terimalah apa adanya dengan toleransi". Dari jauh memang siap si yang nggak mengakui high-performanya Macbook, putih, smart, excellent. Tapi ya itu, kita musti terima kenyataan, bahwasannya 'nothing is perfect'... ada kekurangan yang sepaket yang harus kita terima, tanpa slot MMC, butuh konnektor khusus ke LCD, programnya berat-berat buat diinstal dan gampang kotor.. ya, pinter2nya kita menguasai sang Mac.

Tanpa Coller Pad (Pendingin laptop), HP-Compaq B1257 siang dan malam setia menemani menjelajah dunia dengan mozilla firefox, mendesain ungkapan inspirasi dengan Corel X3, mengungkap sejuta makna dalam tiap-tiap hamparan slide dengan powerpoint dan mengkalkulasi sukses dengan Excel.

Nggak pernah mengeluh, walau seringkali minta perhatian berlebih, update antivirus setiap saat lah, disk clean up lah, dan yang paling bikin repot install ulang Vista dan install program sebulan sekali.. tak masalah, cinta gitu loh...

Imut memang 12", tapi bukan karena imutnya saja aq suka, lebih karena performanya, cucok.. sama 'kekarepan'. bervisi jauh ke depan, loyal-setia, dia adalah berlian yang indah nian, pelengkap perjuangan indah ini.

Rizky yang komersil

Masalahnya adalah karena training bukan pekerjaan perasaan saja. Ya, karena bangsa ini tidak selesai di bangun dengan training. Seperti halnya baja, tak cukup ketika kita memanasinya dengan bara dan kita puas lalu selesai, ada pekerjaan selanjutnya yakni membentuk baja itu menjadi senjata dan menggunakannya.

Begitulah, profesionalitas jauh diperlukan lebih diatas sikap sok dermawan. perjuangan ini membutuhkan aset untuk perjuangan selanjutnya. dari media, menjadi training, menjadi event, menjadi media, menjadi komunitas motivasi, menjadi unit bisnis, menjadi kampung pembelajar, menjadi wilayah percontohan, menjadi negara emas, menjadi peradaban impian.

Semangat Donk Indonesia

Perbedaan saya dan fikry soal the power of spirit

Kording itu buatan manusia, buatan manusia nggak ada yang saklek... ada perbedaan urutan antara saya dan fikry soal pemaknaan judul keempat : The Power of Spirit yang mungkin 500 tahun lagi akan jadi polemik nasional.

Biarlah postingan ini tetap tersimpan dan akan menjadi manuskrip yang akan menjadi solusi polemik ini.

Menurut fikry, yang dimaksud the power of spirit adalah bahwa untuk mencapai the power of success kita membutuhkan yang namanya spirit atau semangat atau motivasi... setelah kita punyai itu, barulah kita bisa beraction...kira2 begitu

Sedangkan menurut Rizky, yang dimaksud the power of spirit adalah sama seperti tagline Toyota Camry. bahwa "True Spirit, True Power".... hanya semangat atau motivasi yang benarlah yang akan menjaga action kita dari down-up nya curva takdir kehidupan kita....

jadi, the power of spirit bukan mengajak kita untuk harus punya semangat. tapi memberitahu kita untuk memiliki semangat yang benar, agar action kita tetap terjaga, nggak mudah menyerah, nggak mudah patah... karena memang the power of action, spirit, knowledge and idea ada di ranah kedua konsep aksi pengembangan diri "character building" atau dalam tema explore yourself masuk dalam sesi menggali source semangat...

sehingga "kamu harus punya motivasi" akan berbeda dengan "bikin bener motivasi kamu"

Explore Yourself

Ada lima hal yang kita explore disini
1. pertama destinasi motivasi kita
2. source motivasi kita. disini kita diajak mengenal karakter kita
3. self labeling yang benar dan hebat
4. change keyakinan dari yang negatif jadi positif
5. real plan

Rumah

saya belum menemukan tempat terbaik dimana ide-ide saya terexlore detail, pemikiran saya menggerayang bebas dan konsentrasi saya terfokus padu,

kecuali di rumah

Posesif & Iri

Dua musuh terdekat yang hampir memberangus saya.. Ya, sense of belong yang berlebihan akan mengakibarkan sifat obsesif-cumpulsif yang malah akan bikin repot kita sendiri.

lalu bagaimana dengan iri? kesadaran yang musti kita tanamkan pada diri kita dalam-dalam, bahwasannya tampan, cantik, jago ini, jago itu, banyak yang suka, banyak yang perhatian, tidaklah dibagikan merata pada manusia... seorang mungkin lebih dari kita, banyak malah, mereka bisa jadi adalah orang-orang terdekat kita

'nerima' saja, ini sudah suratan

11/11/08

Bagaimana Bu Nuniek Berkorban

Begitulah perjuangan, the truely perjuangan... bukan seperti kalian, yang mau berjuang kalau nggak ada kuliah, kalo nggak ada ujian , kalo nggak ada tugas.

Pejuang-pejuang krupuk yang cuma gara-gara cibiran-cibiran kecil akibat hasil yang kita peroleh belum seberapa terlihat, keyakinan kita sudah melempem menciut... memalukan.

Pejuang kutukupret yang cuma jago di atas meja-meja rapat. Bangsa ini tidak butuh pejuang macam itu. Bangsa ini butuh pejuang macam Bung Tomo, yang terus berteriak sekalipun sekeliling mengabaikannya. Yang terus bertemput sekalipun teman-temannya sibuk mencari menghidupan, memenuhi keinginan perut masing-masing. Pejuang yang tidak pernah menghitung berapa peluh keringat yang sudah menetes dan membandingkannya dengan berapa banyak yang sudah dia dapatkan...

Bu Nuniek hebat, Pak Tamimi hebat.

Mbah yang Awet Muda


Dulu saya diajari untuk selalu cuci muka air anget setiap pagi. Mbah, masakannya paling enak, nggak ada yang mengalahkan, walau cuma 'kangkung' atau 'so' ... citarasa Pring Sewu kalah jauh... suwer!!!

Mudah2an saya bisa memberangkatkan mbah ke tanah suci taun depan, kalo nggak taun depan ya taun depannya lagi. Semoga sehat selalu ya mbah...

SMC Jualan Sertifikat


Orang-orang negatif lebih suka mengatakan itu dengan cibiran rendah terhadap salah satu divisi kita, SMC, divisi event.

Namun begitu, masih tetep ada yang memberi acungan jempol, kalo dianggapya kita pandai MENGAMBIL PELUANG. peluang cari duit? bukan, tapi peluang menjejali guru2 dengan psiko-emosi, tema umum training dan seminar kita buat para pendidik2 kita.

Betapa tidak, sejuta mahasiswa di negeri ini menutup mata, ketika semangat guru2 mencari ilmu dipacu oleh mendiknas dengan program bernama sertifikasi... kita justru menafaatkan itu untuk menyuntikkan virus2 motivasi dan pendidikan alternatif

Dinas pendidikan pelatihan2 yang dibikinnya itu-itu saja. Lalu siapa yang akan memperbaharui pola pikir guru-guru kita menjadi lebih maju? Bagi saya nggak mempan dikatakan penjual sertifikat... Nyatanya impact yang saya kontribusikan lebih dari sekedar itu..

Tahu, siapa yang menyampaikan kata-kata dukungan itu? Ibu saya.

11/9/08

Tiga Generasi Sebelas Tahunan



Pa Ary saat ini 43 tahun
Mas Ridwan saat ini 32 tahun
Rizky saat ini 21 tahun

Berapa Nilai Diri Kita?

Bagi saya belajar bisnis pada dasarnya adalah belajar The Way of Life. Bukankah The way of life itu adalah dien (jalan), bukankah itu adalah spiritualitas, bukankah itu adalah agama?

Saya sungguh terpikat dengan perangai ketua HIPMI Pusat yang 28 Oktober lalu bertemu di Menara 165. Katanya, anak muda harus bisa prioritas... mana yang jadi prioritas, membangun produktivitas atau ibadah ritual tambahan... menurut beliau... kalo memang karena kesungguhan kita membangun produktivitas sampai2 kita belum sempat banyak2 beribadah ritual tambahan ya tidak apa-apa, ketimbang kebalikannya...

Dicontohkannya : Mending produktif dan baru bisa tahajud sedikit, ketimbang banyak tahajud tapi masih meminta-minta...

Kembali ke topik awal, darimana saya bisa mengatakan belajar bisnis itu belajar agama. Ya, di agama saya diajarkkan untuk memilih surga bukan neraka. di level yang lebih tinggi saya diajarkan untuk tidak menjadikan surga itu tujuan, pertemuan dengan-Nya lah sesungguhnya tujuan kita, surga (pahala) itu cuma bonusnya.

Begitu pula di training2 entrepreneurship awalnya kita diajarkan untuk memilih menjadi orang sukses bukan menjadi orang gagal. lalu di level yang lebih tinggi, yakni di materi NLP (Bahasa Pemrograman Otak), ternyata yang terbaik bukanlah kita menjadikan sukses sebagai tujuan, melainkan sukses itu cuma efek samping, fokus kita adalah maksimal mengaplikasikan potensi diri (suara hati).

lainnya lagi, kalo di agama diajarkan, kalo mau masuk surga syaratnya bukan saja harus jadi orang baik, banyak memberi, sabar, penolong, bekerja keras, beribadah.. tapi syaratnya adalah harus berani : mati.

kalo di bisnis, orang menjadi berhasil tidak cukup dengan modal kerja keras, banyak bersabar, menolong, membuat ide-ide.. tapi syaratnya harus berani : action.

sesungguhnya orang-orang yang sesat yang menganggap bisnis adalah cara kita menumpuk kekayaan finansial. bisnis adalah kawah candradimuka yang mengajarkan dan memberi kesempatan pada kita untuk meningkatkan satu hal di dalam diri kita : NILAI DIRI kita.

Keinginan dan Komitmen

Inilah bedanya keinginan dan komitmen...

Keinginan adalah sesuatu yang ingin kita raih. Komitmen adalah sesuatu yang ingin kita raih dengan sungguh-sungguh.

Keinginan hanya membutuhkan waktu untuk berimajinasi dan kemudian melangkah mewujudkannya. Sedangkah komitmen membutuhkan keuletan, kesabaran dan bahkan pengorbanan.

Keinginan hanya membutuhkan sikap. Komitmen membutuhkan karakter.

Kita baru ingin, apa sudah berkomitmen. Kalo memang sudah menjadi komitmen, kenapa masih mengeluh, kenapa masih melangkah setengah-setengah, kenapa masih banyak berpikir dengan 'mumet' membuat pusing diri sendiri, kenapa masih ragu-ragu, kenapa masih miris melihat hasil yang tak kunjung dituai sesuai keinginan, kenapa masih merasa salah langkah padahal sudah sejauh ini, kenapa?????????????????

Saya Iri, Betul-Betul Iri

Pada mas Ridwan yang sudah mewakafkan jiwa, jasad dan umurnya untuk perjuangan menjemput pertemuan agung dengan-Nya

Pada Dedy Mizwar yang telah membelalakkan rasa nasionalisme generasi bangsa ini dengan skill actingnya.

Pada Sayuti Melik, yang ikhlas mengetik ketika yang lain tidur, demi menyiapkan satu babak baru bagi bangsa ini : Indonesia Merdeka

Pada Jenderal Soedirman, orang desa tanpa HP, tanpa laptop, tanpa akses internet, tapi bisa mempertahankan keutuhan negeri ini.

Pada Bang Andres, yang tak pernah bangga dengan dahi hitam atau celana cungklang tapi tak pernah putus Tahajud dan Rawatibnya.

Pada orang-orang terbaik di bidangnya. Saya ingin belajar pada mereka.

Granada Room, Menara 165 Menanti

Darimana saya harus ragu
Dari mana saya harus berpikir untuk tidak yakin
Dari mana alasan saya untuk mendengar cibiran dan hasutan mereka
Dari mana sebab saya harus memutar arah progress ini

Dari mana saya harus tidak yakin
Dari mana hal yang membuat saya berpikir untuk berkontribusi kecil,
apalagi tidak berkontribusi

Dari mana saya harus mengeluh atas follower yang bergitu enteng mencibir pemimpinnya, saya hanya berdoa, mudah2an ini bukan satu bentuk kedurhakaan

Dari mana perasaan lelah harus dimunculkan padahal perjalanan begitu indah
Dari mana saya harus ragu

Satu demi satu terwujud nyata. Teman, belajarlah dari Nobita yang tak pernah memikirkan kebodohan dirinya, tapi juga tak pernah berpikir untuk membuat mimpi sebesar-besarnya.

Teman, itulah berharganya CB. Miris, tidak habis pikir saya, hanya karena ujian mereka menunda untuk ikut. Mencari yang gratisan pula. Sungguh kalau harga CB itu 780.000... tidak ada 10% nilainya dari apa yang kita dapatkan setelah mengikutinya...

Kenapa harus ragu
Kenapa harus berpikir 2X

APA PERLU SEKOLAH GRATIS????

Saya termasuk orang yang tidak sejalan dg misi membangun sekolah gratis. Menurut saya yang dibutuhkan mendesak oleh anak-anak negeri ini adalah sekolah-sekolah yang mengajarkan produktivitas. Yang kurikulumnya mmeungkinkan untuk bisa menggali potensi diri, mengasah otak kanan, membakar nyali untuk berani mengeksplor ide dan melangkah...

Pelajaran berharga dari ESQ di awal-awal berdiri, bagaimana orang begitu tidak menghargainya ilmu ESQ yang waktu itu dijajakan gratis. Belajar juga dari sekolah-sekolah anak jalanan yang (tidak semua si) rendah respon karena gratisnya itu.

Percayalah, orang-orang miskin di negeri ini bukan orang-orang yang membutuhkan belas kasihan. Membebaskan kesenjangan bukan dengan memborbardir mereka dengan donasi semata. Mereka itu butuh perhatian. Perhatian dalam bentuk arahan bagaimana menstimulasi otak kanan, menggali potensi, mengasah nyali... jangan pandang sebelah mata karena kondisi kemiskinan mereka. Jangan lupakan, hati mereka yang kaya, jiwa mereka yang peka, nyali mereka yang menggelora, mental mereka yang sekeras baja... semua bak dinamit yang tinggal disulut sumbunya.

Mereka terlahir kaya, hanya mereka tak tahu bagaimana mengelolanya. membelaskahihani mereka sama saja tidak memanusiakan mereka sebagai manusia.

11/8/08

Saya bermimpi 6

Saya sudah mampu berkiprah sekaliber nasional (skala presiden) di tahun 2024, dengan posisi dan jabatan apapun saya dimasa itu, tidak harus menduduki jabatan presiden secara politis. Yang jelas kiprah saya saat itu No. 1 di bidang saya.

Kata Eyang Tung Desem... belajarlah dari yang terbaik 80%, sisanya belajarlah dari siapa saja. Bukankah Mas Andri itu yang terbaik di bidangnya, bukankah Pa Zainal itu yang terbaik di bidangnya, bukankah Pa Ary itu yang terbaik di bidangnya, bukankah Mas Dedy itu yang terbaik di bidangnya... kita sudah terapkan itu

Saya bermimpi 5b

Saya bermimpi Pa Ary mengenal dan akrab dengan saya sepertihalnya Mas Ridwan dengan saya sekarang, Mas Dedy HPP dengan saya sekarang...

dekat, dialog, saling dukung, bekerja sama, berjuang untuk satu visi yang sama

lebih baik

lebih baik saya dianggap sombong ketimbang saya tidak bisa berkontribusi
lebih baik saya dianggap kejam ketimbang komunitas ini cuma jadi komunitas manja yang jalan ditempat
lebih baik saya dianggap 'ndunya' ketimbang saya cuma bisa melakukan kiprah2 sepele yang nggak pantes2nya dihargai

Saya bermimpi 5a

saya mendapat penghargaan the most powerfull people and ideas in bussiness
saya mendapat apresiasi luar biasa sebagai public speaker handal
saya produktif menulis 100 buku setahun
saya memiliki komunitas di setiap kabupaten di Indonesia (minta bantuan telkomsel aja yang BTS nya ada dimana-mana) dan terhubung baik dengan banyak organisasi produktif lainnya
saya bermanfaat

Saya bermimpi 4

Bulan ini sudah punya LCD sendiri
Bulan depan sudah bisa men-DP dan merenovasi L22
Bulan depannya lagi Avanza SDI sudah on the road
Bulan depannya kita ke mataram rame-rame... ketemu Ezan (he)

Saya Bermimpi 3

Satu juta guru di Indonesia sudah ikut Training ESQ... 75% guru di negeri ini sudah mengenal motivasi, meninggalkan dominasi otak kiri, memahami pentingnya menyisipkan pesan-pesan nasionalisme disetiap penagajarannya.

Marak dan berkembanglah workshop dan diklat penerapan metode ESQ di sekolah-sekolah, bukan mahalnya, bukan wah nya, tapi student-orientednya, psiko-orientednya, hingga anak-anak negeri ini berkembang potensi otak kanannya, terasah spiritualnya, dan tertinggallah Jepang sang raksasa

Saya Bermimpi 2

Permintaan akan jasa-jasa terhadap SDI melonjak grafiknya, hingga pada satu titik dimana aset harus dikelola dengan demikian cermat, maka dibelilah satu lahan di setiap karesidenan, dan dibangunlah satu hall (gedung serba guna) : Semangat Donk Convention Center (SDCC)

Saya Bermimpi 1

Di setiap kabupaten di setiap bulan ada training motivasi
ada komunitas motivasi yang berkumpul melakukan hal-hal yang produktif merubah wajah bangsa ini, hingga era keemasan berkilau di 2020

Awal Agustus-Awal November 2008

Tiga bulan sudah... ya, seperempat tahun sudah Hilmy sakit, belum juga fit. Seperempat tahun men... satu waktu yang cukup untuk membuat satu self-change yang revolusioner

lebih berani

Lir Ilir dan Abah Bahrun

Dari jamannya dulu Lir-ilir cuma jadi lagu intermeso di training ESQ, sekarang dikupas begitu mendalam, hingga meninggalkan bekas kesan yang so Amazing di training ESQ lanjutan II : Character Building. Masih terngiang di benak saya merekam gerakan jogetan lugu Abah.. sesepuh 165 di kota Satria ini.

Dari jamannya dulu saya menelusuri jalan di depan Bank Indonesia, Jalan Sitapen namanya... cuma untuk mencari rental komputer terdekat dari SMA 2 demi mengeprint selembar naskah doc. Sekarang ada PC sendiri, baru di upgrade RAM nya, ditambah 512, satu angka berlipat-lipat dari komputer standar rentalan. Bukan cuma itu, ada di tas saya sekarang si imut 12" yang selalu menemani saya kemana saja walau harus diinstal vistanya sebulan sekali. Tidak cukup itu, tinggal klik icon wireless, telunjuk saya sudah bisa membukakan pintu kemana saja, berkeliling dunia dengan internet....

Dari jamannya dulu saya tergila-gila dengan seorang gadis yang (menurut saya waktu itu) imut... dan sekarang hadis itu sudah tergabung dalam perkumpulan persit candrakirana (kata Kusworo si) sampai sekarang rasa2nya kesungguhan ini kian menanjak grafiknya... apakah dia sang soulmate yang akan mendampingi perjuanganku nanti setelah setahunan saya vakum of love?

Dari jamannya dulu aktivitas saya cuma dicerca, mesin pin bikin 10 rusak 70, nyebar surat ratusan tanpa pengganti uang bensin hanya mbalik 200 atau 300 ribu sunggu amat sangat tidak menutup operasional. Sampai sekarang selalu saja ada permintaan, entah itu order, itu ajakan kerja sama, itu undangan training, dan banyak lagi hingga saya kewalahan ini ada 20 list proposal dan berkas-berkas numpuk menemani malam minggu saya.

Dari dulu L22 yang panas pengab, tanpa aliran PDAM, tanpa kasur, sendiri, benar-benar sendiri malam-malam pertama saya disini, tanpa teman, sahabat sekalipun... sampai sekarang markas kebangkitan negeri ini selalu ramai setiap hari. orang2 besar sudah datang kesini, trainer ESQ, pa Zainal, mas Andri Maadsa, Mas Dedy, Pak Nano, pak Witono.

Dari yang dulu Purdi E Candra cuma saya liat fotoya di web, Pa Ary saya kenal dari bukunya, mas Ridwan cuma saya tahu dari kejauhan... sekarang mereka adalah sahabat2 dan guru2 terbaik saya.

Dari sisi mana saya harus ragu dengan action saya hari ini dan planing saya besok, juga dream saya di masa depan???

jawab kawan, darimana???? darimana????

Tersebar di Seluruh Indonesia*

Ini yang saya iri dari Jepang, di negara Sakura itu seminggu sekali ada pelajaran khusus semacam training motivasi untuk pelajar-pelajar disana. Bahkan ada yang hal itu dilakukan setiap hari, pagi belajar, sore dilatih motivasinya.

Pantas saja negara matahari terbit itu maju begitu pesatnya, berkebalikan dengan bangsa yang anak mudanya paling memfavoritkan pulang gasik bernama Indonesia.

Nyatanya SDTC terus berkembang, sebuah lembaga training yang dulu dipandang sebelah mata, terus menancapkan cakar pengaruhnya, hingga mimpi saya terwujud : di setiap kabupaten setiap bulan di negeri ini ada anak-anak muda pembelajar penuh semangat yang berkumpul dan menamakan dirinya sebagai 'komunitas motivasi'. artinya, Jepang hampir tersaingi, tak apa Indonesia baru bisa training motivasi sebulan sekali... kita akan terus bergerak hingga penajajah bernama 'dominasi otak kiri' mundur tunggang langgang dari bumi pertiwi ini.

Inilah kebahagiaan yang diungkapkan hari ini oleh Rizky salah satu dari dua orang founder dan inventor Semangat Donk Indonesia, sungguh semakin tampak nyata kebenaran visi kita : "menjadi komunitas terdepan yang mewujudkan peradaban emas Indonesia".

"Kami akan menggandeng semua", lanjut Rizky disela-sela kesibukan agendanya melepas Giring Nidji* yang hendak kembali ke Bandung seusai kunjungannya ke Banjar Negara selama sepekan ini

11/4/08

Apa Cukup Kording?

Di Jepang (kata mas Arif Rahu)... setiap seminggu sekali dan bahkan ada yang setiap pulang sekolah (sore hari) di sekolah-sekolah disana ada pelatihan MOTIVASI...

Di Indonesia... setiap hari dan berganti setiap bulan sekali, mulai dari karesidenan banyumas, ada media MOTIVASI, namanya Koran Dinding Semangat Donk...

Dan semarak Temu OSIS kemarin yang mengumpulkan 200an pengurus OSIS dari Seantero Banyumas untuk meneguhkan MOTIVASI, membuat saya jadi berani memimpikan...

Kalau suatu saat nanti, bukan hanya di Jepang, di Indonesia setiap bulan sekali, di setiap Kabupaten, ada training MOTIVASI dan berkumpul teman-teman muda yang mengatasnamakan diri mereka sebagai komunitas MOTIVASI. Insyaallah...

Apa Indonesia tidak menjadi emas tuh?

Pemimpin Muda Bervisi dan Berkarakter

Bangsa ini sudah jenuh dengan aktor-aktor lama yang mengkoar-koarkan nama rakyat tetapi bermain dengan penuh intrik di atas panggung perpolitikan kita. Sudah menjadi satu hal yang musykil akan lahirnya tokoh baru, untuk menyelamatkan bangsa yang tak kunjung reda dari porak poranda ini.

Sepuluh tahun lebih, bila dibandingkan dengan krisis Jepang semasa dijatuhi dua bom atom di Hirosima dan Nagasaki dulu adalah waktu yang lebih dari sekedar cukup untuk berbenah diri. Tentu kita harus banyak berkaca dari bangsa ini bagaimana dirinya bisa maju, melepaskan diri dari belenggu krisis yang membelit.

Visi dan karakter, itu adalah prasyarat utama untuk menduduki tampuk-tampuk kepemimpinan negeri ini. Visi dan karakter seperti apa yang dimaksud? Bukankah figur-figur yang maju ke kancah perpolitikan negeri ini selalu menawarkan visi-visi indahnya dengan karakter-karakter khasnya masing-masing?

ini yang perlu kita koreksi bersama, betulkah yang mereka bawa adalah visi, atau hanya sekedar euforia mimpi yang diperdagangkan pada calon pemilih di bilik-bilik suara nanti. Demikian pula, betulkan yang mereka tampilkan adalah karakter, atau hanya sekedar penonjolah-penonjolan agar dirinya mudah dikenali saja.

Sangat jauh bedanya kalau kita mau telaah. Visi itu tajam visi itu bukan bualan, visi yang terletak jauh di masa depan, walau jauh tapi selalu bisa dirunut hingga ke garis waktu hari ini untuk ditentukan langkah-langkah strategis seperti apa yang bisa dijadikan pilar-pilar untuk menjalankan seperangkat misi menuju kesana?

Begitu juga karakter, karakter amat erat kaitannya dengan prinsip-prinsip yang diemban sang personal. Karakter adalah idealisme, karakter yang membuatnya berbeda bukan karena ingin dikenal, tapi karena memang dia mengusung satu yang berbeda, dia meyakininya dan dia melangkah untuk itu tanpa goyah sekalipun bertentangan dengan yang ada di sekelilingnya.

Pemimpin muda tidak ditentukan oleh usia atau lama tidaknya kiprah dirinya di panggung perpolitikan, pemimpin muda adalah dia yang visioner dan berkarakter. Visinya yang tajam membuatnya berbeda, karakternya yang kuat membuat banyak orang mengikutinya.

orang-orang yang visioner akan berkaca dari Jepang, dari Eropa dan dari bangsa-bangsa yang pernah besar sebelumnya tentang bagaimana mereka membangun budaya bangsanya untuk sebuah pencapaian besar. Budaya membaca sebagai implikasi semangat belajar yang tinggi, budaya bersih sebagai bentuk sikap tertib dan tertata, budaya menghargai sebagai ekspresi orang-orang berbudi, serta budaya malu sebagai ciri khas orang-orang cerdas.

Semua itu tersublim pada watak pribadinya yang santun dalam menyuarakan aspirasi, slogan yang tidak hiperbolis, lebih menitikberatkan pada pencapaian-pencapaian kiprah ketimbang perjuangan melejitkan popularitas, serta berbeda dari figur-figur lama kebanyakan.

Sosok seperti itulah yang dirindukan muncul di negeri ini, mungkin banyak orang tidak tergambar siapa figur itu. Namun satu hal yang saya yakini, figur itu ada dan saat ini sedang berbenah diri. Bukan membawa janji-janji lama yang telah kadaluwarsa, bukan berkoar-koar melejitkan popularitas diri. Fokusnya pada pembenahan misi menuju visi dan pembenahan membudayakan karakter-karakter hebat sebagai ciri bangsa hebat, sebagaimana yang dimilik bangsa-bangsa yang pernah hebat.

Tak Ada Logika

percayalah teman, saking bulatnya keyakinan ini kadang bahkan sering sampai-sampai logiksa saya tak mampu menjelaskan alasan-alasan real kenapa saya harus tetap melakukan ini, bertahan disini dan terus berikhtiar mewujudkan impian ini..

Masih mau bersama saya?

11/3/08

Tentang Visi Pa Purdi

Pertama saya kenal beliau dari internet... eh, sama kaya Mas Ridwan Mukri, sekarang sama pa Purdi sang Raja Primagama Grup, Raja Entrepreneur Indonesia, sekarang saya sudah hopengan sama beliau...

Entrepreneur muda punya visi membuka lapangan kerja bukan mencari lapangan kerja. Tapi Pa Purdi nyeleneh, lebih hebat lagi, dia punya visi mencetak orang2 berjiwa entrepreneur... sehingga orang2 itu bisa membukakan lapangan kerja.

Kalau Rizky (kayak yang pernah saya tulis di Koran Ra'yap dulu), semakin nyeleneh lagi, beda lagi saya... saya punya visi mencetak orang2 seperti Pa Purdi... agar semakin banyak entrepreneur... .

Visi saya kini semakin terlihat nyata. Lihat saja Andri, Kusworo, Naim... semakin hebat saja mereka... idealisme mereka, semangat pembelajar sejati mereka, kesungguh2an mereka... saksikan!!!!tidak lama lagi mereka akan sehebat Pa Purdi bahkan lebih.

Sudah Pada Alumni Greenbelt

Di lagu Lir Ilir yang 'bolan=balen' disenandungkan di training intermediet 2 ESQ CHaracter building ada lirik, "tandure wus sumilir..."

yea... arti indonesianya "tanamannya sudah menghijau..."

Betul2, sudah menghijau, Purwokerto juga sudah menghijau... sudah belasan alumni ESQ menyandang greenbelt (sabuk hijau) sekarang...

Semangat Donk juga sudah semua, kurang Hilmy saja karena kemarin sakit jadi masih yellow sabuknya. Ga jadi soal...

Satu hal, kata Ambar ketika sudah menyandang greenbelt, ada beban berbeda yang kita bawa. Kok? kenapa harus mikir gitu... bukankah lebih enak bilang... Ada tantangan lebih menarik setelah greenbelt...

Semoga kita bisa melipatgandakan action dan kepasrahan kita untuk kesuksesan yang hakiki... Selamat Berjuang Para Satria Sabuk Hijau 165. Perjuangan ini semakin indah saja

11/2/08

Dari Pak Waidi : Jangan Bangga

Sang Maestro NLP nya Purwokerto, performanya di Purbalingga kemarin jauh lebih duahsyat ketimbang di ASiatic yang pernah qta undang dulu man...

Satu hal yang menurut gw menarik dari topik materi kemarin, "Jangan Bannga..."!

Jangan bangga jadi seorang pembelajar... karena ternyata 'pembelajar' adalah sifat yang sudah menjadi fitrah (suara hati mendekat pada Yang Maha Berilmu) manusia. Karena itu berjuanglah menjadi PEMBELAJAR SEJATI.

Jangan bangga jadi seorang yang mengejar sukses... karena ternyata 'mengejar sukses; adalah sifat yang sudah menjadi fitrah (suara hari manusia mendekat pada Yang Maha Tinggi) manusia. Kata Pak Waidi... yang hebat adalah menjadikan SUKSES sebagai HASIL SAMPINGAN.

sudahkah kita menjadi pembelajar sejati? atau baru pembelajar?
masihkah kita menjadikan sukses sebabagi tujuan utama, atau sudah menjadi hasil sampingan?

Belajarlah tanpa batas, lebih cepat, lebih banyak dan lebih bermanfaat. Bekerjalah, berikhtiarlah bukan karena iming2 suskes, sukses cuma bonus, kebahagiaan sejati lahir ketika kita maksimal beraksi...

Itu menurut teori dasar bahasa pemrograman otak... sinkron kan? sinkron banget....

Temu OSIS II Besok...

Besok kita akan mengukir sejarah... sejarah dimana bangsa ini mulai berbangkit. bukan sebagai saksi, tapi sebagai pelaku

saya memimpikan temu OSIS tiap tahun diadakan semakin bertambah pesertanya, seperti tahun ini yang empat kali lipat lebih banyak dari tahun lalu.

saya memimpikan OSIS-OSIS itu produktif dengan komunitas yang akan dibentuk besok, dengan atau tanpa dukungan legalitas dinas pendidikan (yang kampungan, kolot, so konserfatif)

saya memimpikan suatu saat nanti temu OSIS bisa diadakan disetiap kabupaten... mulai dari se-Karesidenan Banyumas, lalu se-Jawa Tengah,, lalu se-Indonesia

di ruang granada menara 165, OSIS-OSIS itu akan berkumpul secara nasional. sebuah pertemuan yang akan melahirkan mahasiswa-mahasiswa visioner... yang akan berkiprah besar semasa kuliahnya, yang akan berkiprah hebat selulus kuliahnya, yang akan berkiprah dahsyat sebelum akhir hayatnya...

apa Indonesia tidak menjadi emas tuh? semua ada di tangan kita!!!!! pesan Kak Ridwan : jangan kekalahan perang uhud terulang kembali, akibar ketidakdisiplinan kita merealisasikan mimpi kita hari ini dengan keringan kita hari ini

pergilah, tanggunglah derita!!!