4/22/13

#16 Operasional vs Seremonial

Acara setengah hari di Cilegon kemarin, Technopreneuer Nasional itu, sungguh sangat tidak operasional, seremonial belaka. Berkebalikan dengan forum Mocopat Syafaat di Jogja yang sangat tidak seremonial, sungguh sangat operasional.

Tahu beda keduanya? Kalau operasional, outputnya adalah ada hasil yang kita upayakan. Entah uang, entah ketenangan batin, entah inspirasi, entah dukungan partner, entah apapun.

Tapi kalau operasional, outputnya adalah anggarannya terserap, dan bisa membuat LPJ.

#15 Pengusaha On Call

Coach Barlian di sesi coaching bulan lalu menekankan, bagi kalian yang sudah ngebet untuk punya "bisnis jalan dan yang punya jalan-jalan", plis deh tahan dulu. Saya lihat, kalian belum masanya untuk itu.

Ibarat bisnis itu anak, ya masih golden time, harus ditungguin dipantengin 24 jam sehari 7 hari seminggu. Makanya, kalau memilih bisnis yang bukan panggilan jiwanya ya akan berat. Kamu akan nyari celah untuk bisa santainya, berangkat jam 10 pulang jam 3, selebihnya waktu buat pribadi. Sabtu-minggu masih dikorting waktu buat istri. Hari besar/libur tutup.

Apa impactnya kalau seperti itu? Ada tiga : Pertama, sesuatu yang seharusnya bisa dicapai 1 tahun, jadi molor 4 tahun. Lah iya, sehari cuma dipakai enggak lebih dari sepertiga. Seminggu kena korting seperempat waktunya, sisa berapa coba?

Kedua, kita akan terlalu dan sangat terlalu banyak kehilangan moment. Padahal, kata Pendiri Detik.Com, untuk berhasil, kita butuh kerja keras, dan sedikit saja keberuntungan. Moment itulah yang disebut keberuntungan. Yang datangnya anggak nunggu jam 10 pagi, tahu-tahu jam 12 malam, jam 4 pagi, hanya yang on call yang mendapatkannya.

Dan impact ketiga adalah, kita akan kecewa dengan hasil yang kita terima sendiri. faktor-faktor lain yang disalahkan, bukannya melihat ke kinerja diri.

Yang perlu diluruskan, bukan 24 jam kamu harus nongkrong di kantor enggak tidur, njagain lilin. Bukan-bukan. Tapi cukup on call. Ketika panggilan email, panggilan sms, panggilan buyer, panggilan ide, hingga panggilan hati terdengar, maka lakukanlah. Just it!

4/19/13

#14 Benar dan Salah, Nyampur Sudah

Allahuma arinal haqo haqo warzuqna tiba'ah wa arinal bathila bathila warzuqna tinaba

4/10/13

#13 Haji Coret

Cita-cita naik haji sudah aku coret beberapa tahun lalu dari dreamboardku. Hahayaya, karena pemerintah sudah membatasi rakyatnya untuk berhaji. Dan pemerintah melakukan itu dengan dukungan penuh bank-bank yang mengaku dirinya syariah.

Akhirnya di negeri ini sekarang berlaku syariat haji, bukan bagi yang mampu. tapi bagi yang mengajukan dana talangan (utang).

Kalau membayangkan haji, maka aku harus rela memikirkan tahun 2025 atau lebih. Sepantaran dengan anakku masuk SMA tahun itu, amin... Rasanya jadi nge-block impian saja kalau terpentok tahun begitu.

Ya sudahlah, kalau memang haji, nanti pasti berangkat kok kalau memang sudah dipanggil. Enggak usah ngoyo2 mencari talang. Itu saja si yang terpikir olehku sekarang. Sambil menunggu sebentar lagi pemerintah dan bank syariah mengeluarkan program dana talangan zakat, dana talangan sodaqoh, dana talangan membangun masjid, dan dana talangan ibadah-ibadah lainnya.

Keren kan kalau bank syariah mengeluarkan dana talangan sodaqoh, nanti pelunasannya setelah sodaqoh kita kembali 10 kali lipat. jadi bank untung, kita untung. Tuhan dan malaikat mumet... mumet... dah... Haha..

#12 Waspadai Operasi Sales di Mall yang Menjebak

Operasi sales mangkin jauh saja dari apa yang sudah ditauladankan Muhammad muda saat beliau menjadi pedagang ulung nan sukses. Kepada Ibu-ibu, atau siapapun saudara-saudara yang membawa serta ibu-ibu berbelanja di mall, hati2lah dengan praktek operasi para sales yang mulai nakal menjebak.

Sebulan yang lalu bulikku, kena sales peralatan rumah tangga, kedoknya begini : dia ditarik di sebuah stand pameran untuk test asam urat. terus selesai test, disuruh menunggu hasil yang katanya online dari Bandung hasil testnya sedang diolah. Terus setelah hasil test keluar, eh tiba2 SUREPRIZEE.... bulikku beruntung mendapat voucher belanja senilai 8 juta rupiah.

Nah, senang luar biasa kan bulikku dapat voucher belanja 8 juta. Terus si petugas di stand itu menawari deh, satu set peralatan dapur mewah mulai dari kompor listrik sampai penjernih air + bonus alat pijat elektrik seharga 12 jutaan.

Jadi, untuk mendapatkan barang-barang "mewah" itu bulikku cukup gunakan voucher belanja + nambah kekurangannya 4 juta saja. tererengteng....bulikku berhasil merogoh koceknya sendiri 4 juta dan deal lah itu perabotan, yang setelah aku telusuri di internet ya harganya memang cuma sekitar 4 jutaan, enggak sampai 12 jutaan kayak yang diomongkan di stan itu.

Itulah salah satu teknik sales agar barangnya yang seharga asli 4jutaan laku. Dengan mengkamuflasekan harga, dibilang 12jutaan + hadiah voucher 8juta. Permainan atau lebih tepatnya jebakan psikologis banget tuh.

Lalu kejadian kedua, kemarin baru terjadi. Aku sebagai pemilik kartu kredit sebuah bank mendapat hadiah kotak makan eksklusif. kotak makan bisa diambil di sebuah pusat perbelanjaan yang disebutkan di undangan. Nah, pada saat aku mampir mengambil ke stan pengambilan hadiah, ternyata eh ternyata, dengan kedok KTP dan kartu kreditku sedang di registrasi di kasir, aku dipersilahkan duduk ditemani dua orang tim sales muda-muda. sayangnya cowok..

Pertamanya basa-basi tanya2 kerjaan dan lain-lain. Ujung-ujungnya menawari sebuah alat masak tanpa minyak yang harganya 4jutaan. Karena proses regist belum selesai otomatis aku harus menunggu donk. Nah sengaja registrasi dilama-lamain agar para sales itu leluasa mempresentasii aku.

Tapi sayang sudah panjang lebar menjelaskan, dan aku berondong dengan pertanyaan ini itu. eh akhirnya aku menolak membeli, walau sudah diiming2in bisa dicicil 12 sampai 24 kali. Dan karena sudah nabrak waktu magrib, aku minta registrasi hadiah yang mau aku ambil dicepetin karena aku belum sholat.

Dan gagal deh operasi si sales itu.

Nah entah ada modus apalagi di dalam mall. hati-hati ya. sebagai orang Jawa kita patut waspada terutama pada modus2 sales yang memanfaatkan ketidakenakan kita dalam membuat penolakan, apalagi setelah berbusa si sales menjelaskan. kadang naluri jawa kita 'rikuh' untuk menolak dan lebih memilih melayang kocek berjuta-juta.

#11 LCCP

UKM itu identik dengan tidak mampu. Makanya, pemerintah hobi sekali membantu. Ya enggak apa-apa si, namanya membantu masa ditolak. Tapi, betapa tidak kreatifnya bantuan dari pemerintah, LSM dan mahasiswa, karena orientasinya ke alat produksi melulu.

Sekalinya mencoba menyasar perbaikan kemasan, apa jadinya? Jadinya pakai aluminium foil polos, yang terus ditempelin stiker. Yah, bagusan dikitlah daripada plastik bening disablon satu warna. Tapi tetap saja itu belum menjadi solusi.

Alumunium foil itu mahal loh, stiker fullcolor itu mahal loh. Menjadi disebut mahal, karena peningkatan harga yang pantas, tidak sebanding dengan peningkatan biaya packaging.

Low Cost Premium Packaging (LCCP) hadir beroperasi untuk mensiasati orang2 yang peduli pada UKM, yang sadar bahwa ujung tombak kemajuan UKM bukan di produksi tetapi di penjualan, dengan membuat packaging kelas premium dengan biaya yang low.

#10 Hanya "semacam iklan" di Masjid, Bolehkah?

Bank Konvensional enggak berani, tetapi sebuah bank syariah berani melakukan ini : memberi nasehat di kaca-kaca sebuah masjid "Handphone Harap Dimatikan!" plus ada logo dan alamat kantor si Bank itu.

Ya, tentu saja takmir masjid itu tidak mempromokan kaca masjidnya untuk space iklan. Dan bank syariah itu pasti berkilah bahwa itu bukanlah iklan--sekalipun ada logo lengkap dengan alamat perusahaan. Tapi, sebagai bank yang prinsipnya syariah, akhlaknya islamiyah, apa pantas memasang logo dan alamat perusahaan seperti itu yang sedikit banyak pasti, pasti dan pasti memberikan efek promoting & branding?

Saya pernah melihat pedagang kecil berdagang di masjid dan diusir, tapi saya tidak melihat diantara para jamaah dan tokoh agama mengusir iklan atau kalau tidak mau disebut iklan, benda semacam iklan ini dari dalam masjid.

Tunjukkan syariahmu dengan akhlakmu ya bank.

4/4/13

#9 Lima menit pertama

Ilmunya mas Ilham saat mentoring Live in CJC di Nira Satria Cooperative Februari lalu memang benar-benar cadas abis. Yakni tentang ilmu durasi. Bahwa, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan durasi yang hemat, berarti itu informasi adalah banyak tidak pentingnya.

Teori ini berlaku dalam pembuatan scene film, dan berlaku juga di saat kita presentasi. Boros slide namanya kalau 5 menit saja tidak bisa dioperasionalisasi, "aduuuh saya butuh durasi presentasi lebih...".

Enggak banget deh pernyataan butuh durasi lebih macam gitu. Yah, kalau 5 menit dikiranya kita disuruh untuk menjelaskan semua, ya pasti cengap-cengep. tapi sebetulnya tugas di 5 menit presentasi itu cuma 1 kok yang harus dilakukan. apa satu hal itu, yakni : membangun curiousity, alias rasa ingin tahu.

Dan hari ini aku berhasil. Saat time keeper menstopku presentasi karena sudah lima menit, baru 3 slide yang aku paparkan dari 11 slide. Eh, tapi para juri minta dilanjut. Nanggung, pengen tahu lengkapnya kali...

Bangun curiousity, itu saja. Dan 5 menit adalah amat sangat longgar untuk itu. Offerkan sesuatu yang impresive, menohok, tidak biasa atau bahkan nakal. Lakukan itu maka curiousity akan terbangun.

Toh ya apagunanya memaksimalkan 5 menit untuk menjelaskan semuanya, sementara yang kita jelasi tidak benar-benar ingin mendengar penjelasan kita juga. Benar-benar menjadi tidak operatif kan jadinya kalau begitu?

*operatif, bahasa mana itu..haha

#8 slide yang operasional

Membuat slide itu harus menarik, oke. Membuat slide itu harus hemat tulisan, oke juga.

Dan yang sering aku lupakan adalah : membuat slide harus operasional. Mudah padahal caranya, gunakan fitur untuk menyeting hyperlink yang sudah disediakan oleh microsoft sehingga kita bisa mudah mengoperasikan slide saat :
1. Sesi tanya jawab yang memerlukan loncat2 slide
2. Saat dikejar tempo
3. Saat perlu menegaskan slide tertentu sehingga perlu mbalik lagi.

Begitulah slide yg operasional. Bukan cuma slide, hidup juga harus operasional.

#7 Rahasia Perulangan

Kita tahunya saat harus mengulang sesuatu, berarti kita mandeg. Berarti operasi kita tidak jalan. Padahal tidak. Karena dari perulanganlah mahir itu datang.

Kita mahir ya karena mengulang2. Mengulang prestasi, mengulang diomelin orang, mengulang bangkrut. Seperti pilot lah, makin bnyak jam terbang, makin naik capabilitynya.

Percayalah, saat mengulang hal yang sama sekalipun. Sesungguhnya kita sedang mengalami empirical experience yang berbeda. Kenapa? Karena kan waktunya beda, kondisi beda, pengetahuan kita sudah beda.

Misalnya terulang kejadian ditimpuk pipimu. Makin sering terulang, makin meningkat capability kamu. Mungkin bukan njur kamu jadi kebal digebukin, tapi minimal kamu lebih fast respon mencari obat merah, perban, lakban untuk mengobati lukamu.

Mahir itu datang karena perulangan.

#6 Apartmen Minded

Seminggu tinggal di apartemen mewah two bed room, membuatku jadi apartemen minded. Minded gimana mas? Pengen tinggal di pusat kota? Yang bisa liat monas tiap hari?

Ah klo cuma urusan monas mah gampang, tinggal pasang fotonya diruang tamu besar2. Kan jadi bisa liat tiap hari. *mending majang monas di ruang tamu kan daripada gambar hilton. Hehe

Kembali ke topik. Ya apartemen itu keren, didesain untuk sangat operasional. Lemari built in menyatu dengan tembok, rak buku dengan meja. Semua serba simple, tapi utilities sebuah rumah ada semua. Piring, meja setrikaan, hanger, tempat handuk, tempat sepatu semuanya tidak menjadi sampah mata.

Semuanya rapi, tidak terpajaaang semua seperti di L22 saat ini.

Go operation to be more operational!

#5 Common Sense

Peradaban modern itu menggiring kita justru pada hal2 yang tahayul. Misalnya, untuk meyakini bahwa kita sakit harus orang lain yang bilang, yakni dokter dengan surat keterangan sakitnya. Untuk kalau ada duri dijalan kita pinggirkan, harus pakai hadits. Bla bla bla dan seterusnya silahkan cari contoh sendiri.

Nah, akibatnya common sense kita tidak lagi bisa beroperasi dengan baik. Tidak peka rasa, tidak inisiatif pada kebaikan, tidak bisa memutuskan baik benar dan indah dari diri sendiri. Kita menjadi sangat bergantung pada faktor eksternal. Ahsanu takwimnya kemana itu berarti, hayo...

Padahal, kalau common sense kita terbiasa kita operasikan, dia akan makin peka setiap saat untuk mendeteksi mana yang baik, yang benar, yang indah dan yang tidak.

#4 kinara Indonesia

Di event BNIcreativepreneur yang sedang aku ikuti ini, aku berkenalan dengan Kinara Indonesia, sebuah lembaga yang dikontrak oleh BNI untuk menjadi mentor.

Yang menggawangi lembaga Kinara Indonesia ini salah satunya adalah mas Fajar Anugerah. Ya, orang yang bolan balen aku temui di event2 British Council, sewaktu dia masih jadi program manager disana.

Aku sangat apreciate dengan Kinara ini. Karena digawangi oleh orang2 yg sudah malang melintang bersama entrepreneur start up mungkin, jadinya materi2 yg disampaikan saat mentoring cukup operasional walau dgn durasi yang singkat.

 Dan kerennya lagi, Kinara menjadi salah satu lembaga pertama di Indonesia yang punya fasilitas seed capital (permodalan) tanpa harus menjaminkan agunan seperti saat kita berurusan dengan bank.

Aku terpikir, mungkin lembaga kayak gini kali ya yang disebut lembaga modal ventura. Yang dinanti2kan banyak wirausaha pemula.

#3 introvert? Why inferior..

"Introvert itu cool", adalah salah saty judul bab di bukunya mas Wahyu Aditya si pendiri Hellomotion school of design yang terkenal itu.

Dari bukunya pendiri Kementerian Desain Republik Indonesia (KDRI) itulah aku pertama tahu bahwa ternyata banyak tokoh besar dunia yang dia bukan narsisus, tukang cererempeng, sanguin super supel, tetapi adalah orang2 introvert yang identik debgan pemalu, pendiam, tidak pandai sosialisasi. Lebih jelasnya baca bukunya mas Wahyu Aditya sok.

Tapi dua alasan yang aku garis bawahi kenapa introvert bisa adalah : pertama, penyendiri punya quantity time yang banyak dengan dirinya sendiri. Ide, ilham, cetusan ini itu banyak muncul ketika kita sedang menyendiri bukan meramai-ramai. Salahnya adalah banyak yg menyangka ketika kita memperbanyak meluangkan waktu untuk menyendiri, berkontemplasi misal, kita menganggap itu kontraproduktif.

Menyendiri tidak ada dalam kamus operasional kita. Yang ada di benak kita operasional itu ya terjun ke lapangan, sambangi customer, nimbrung ini itu. Pemahaman itu sepertinya perlu kita luruskan. Betapa operasionalnya menyendiri itu, makanya di forum2 maiyah bahkan berkenalan dengan kiri kanan menjadi tidak penting. Karena seolah2 yang ada di maiyah adalah pernyataan "nuwun sewu saya kesini mau menemui dan menjamu diri saya sendiri".

Kemudian alasan kedua kenapa orang introvert bisa unggul adalah : orang pendiam, pemalu itu sekalinya ngomong ya bermanfaat. Iya to, istilahnya basa basi ba bi bu nya minimum. Jadi bahasa mereka lebih operasional ketimbang yang ceriwis yowis.

#2 Cantik itu, relatif

Cantik itu relatif, begitu kata orang. Sama relatifnya dengan kebenaran pernyataan orang "cantik itu relatif" itu sendiri.

Kalau yg membuat pernyataan itu adalah seorang yang kekasihnya mukanya pas2an, maka pernyataan itu bisa jadi cuma pembenaran agar dirinya tidak didiskreditkan orang.

Kalau yg membuat pernyataan itu adalah seorang yang tak kunjung dapat kekasih karena standarnya ketinggian, bisa jadi pernyataan itu cuma pembenaran karena sebentar lagi dia akan menurunkan standar kriterianya. Haha...

Begitu juga slide presentasi, ada yg bilang slide yang cantik adalah yang ramai gambar, ramai warna. Tapi karena cantik itu relatif, kataku adalah slide yg cantik adalah yang backgroundnya simpel, hurufnya sedikit.
Bahkan satu slide mungkin cuma berisi 3 huruf dengan size 185pt, tapi ketiga huruf itu merupakan bahasa operasional.

4/1/13

#1 Efisiensi

Kalau kamu dari atau ke Jogja dari arah Purwokerto, kamu akan berpapasan dengan bus 16an kali atau lebih sepanjang perjalanan. Bua itulah yang namanya bus Efisiensi.

Pagi ini aku menaiki bus itu lg untuk yg kesekian kalinya. Bedanya kali ini, lebih was wes wes...buanternya dah kayak haryanto aja. Secara...dinihari gitu....sepi jalanan.... Catch the moment, cadas mengoperasionalkan bus. Begitulah kalau sopir ketemu jalanan lengang.

#aprilOperation

Dan seperti itulah kalau entrepreneur ketemu peluang. Go operation! Atau cara jawanya, gek ndang ditandangi! Dan resikonya memang dibilang ambisius, rakus, profit oriented sapiturute... Lah biarin saja.

Tinggal dibalas aja itu mereka yg bilang begitu : penakut lu, pace, kagak punya harapan hidup lu, mental miskin lu. Atau mending nggak usah ditanggapi lah.

April Operation

Rencana jadi tindakan. Tindakan jadi hasil. Hasil kemudian diapresiasi. Apresiasi ada dua macamnya :

1. Selebrasi
2. Evaluasi

Heum, ada banyak fakta2 berbalik mengejutkan menjelang april. Mulai dari penawaran gula kristal dari produsen berbondong-bondong, sampai soal jadiannya uliel & uda yang sangat : nggak nyangka.
Kira2 ada ke-nggaknyangka-an apalagi di bulan ini? Kita tunggu saja kejutan-kejutan selanjutnya sambil jalanlan operasi.