5/31/09

Belajarlah atau Menua


Setiap orang pasti bertambah tua, tapi tidak setiap orang bertambah dewasa. Hanya orang-orang yang belajarlah yang menjadi dewasa.

BE A LEARNER FROM MISTAKES

Kalau kita begitu ikhlas dielu2kan dengan bangga dan kekaguman yang sedemikian rupa. Kenapa pula kita harus risau ketika pada suatu saat diacuhkan dengan sedemikian hina?

5/30/09

Train-Holic


hari-hari belakangan ini adalah hari-hari yang tidak ringan untuk saya lalui. Tapi saya yakin, bukan karena masalah yang berat, tapi karena saya saja yang tidak terbiasa menghadapi masalah, kecerdasan ketahan-malangan saya belum terlatih optimum.

Tapi memang terasa berat, sampai-sampai, naik kereta express cap ekonomi 10 jam lamanya saya enjoy-enjoy saja, padahal Andri-Indie kepanasan, dan sejuta rasa tak nyaman lainnya. Saking enjoynya saya ingin balik naik kereta itu lagi.

Di kereta ekonomi, banyak pemandangan yang bisa membuat kita bisa bersyukur dalam. Ternyata, banyak yang tak seberuntung kita...

Perbedaan


Apakah semakin berilmu seseorang, semakin sukses seseorang, masalah akan semakin hilang. Yang sedang saya coba buat perbedaan dalam diri saya, kalau dulu saya memandang bila masalah datang artinya saya jelek, saya kena hukuman, tanda saya pecundang.

Tapi sekarang, mencoba me-reframing, bahwa ketika masalah datang, artinya ujian kualitas diri saya naik satu tingkat, praktikum hidup yang boleh saya ambilpun bertambah.

Tak ada masalah bukan berarti diri kita mulia, ada masalah tidak selalu berarti diri kita hina. JTak ada satu orang suksespun yang dalam perjalanan masa lalunya tak menjumpai masalah.

Yakin saja, kalau ada episode turun, pasti ada episode naik. Yakin saja, kalau ada episode naik, pasti ada episode naik yang jauh lebih tinggi diluar yang kita bayangkan.

Capres = Mie Instan?


Ternyata promosi jadi pemimpin bangsa berpenduduk 220juta lebih sama dengan jualan mie instan. Dari dulu jamannya gencar iklan sekolah gratis, satu dari sekian hal yang tidak saya suka dari incumbent adalah soal iklan beliau.

Sebagus apapun pencapaian, akan jadi jelek dengan iklan-iklan 'norak' nan 'wagu'-nya. Kalau saya ketemu beliau ingin saya ngomong "Pak, biaya tayang iklan panjenengan sudah lebih dari cukup untuk menuntaskan ganti rugi korban Lapindo yang panjenengan janjikan akan panjenengan kawal sejak 3 tahun yang lalu".

kita perlu merubah, bukan melanjutkan.

5/27/09

Menjadi Pegawai Hidup Berpensiun, Menjadi Entrepreneur Hidup Bergaransi


Beberapa waktu yang lalu saya memposting jawaban Ustadz Yusuf Mansyur atas pertanyaan dalam hati "kok masih gini-gini aja?"... Apa jawaban beliau, seimbangkan ikhtiar, kalau dari kemarin ngebut ikhtiar dunia, maka ikhtiar ibadahnya sekarang yang dikebut.

Memang betul, sholat dan sedekah terkait erat dengan rejeki kita. Kita-kita saja yang nggak bisa menghubungkannya.

Lalu, kemarin di Brawijaya ketemu lagi sama Om Bob, dapat jawaban lagi dari beliau. Ketika itu Rhea bertanya "Om, saya mau jadi entrepreneur dn sesuai saran Om Bob saya sudah keluar kuliah, terus gimana Om?", apa jawaban Bob Sadino pemilik The Mansion Apartemen? "Bagus, teruskan usaha, terus berproses, 40 tahun lagi Anda akan kaya raya seperti saya atau melebihi saya..."

40 tahun, ya ya ya, tiang pancang kesuksesan saya memang masih terlalu dangkal, kok berani-beraninya mengatakan "kok masih gini-gini aja...", sepersepuluhnya saja belum.

Bisa jadi benar saya ini serakah, rakus, kemaruk, maunya enak dan cepat. Padahal sesuatu yang terlalu cepat juga tidak enak, misalnya Artis Instan, Mie Instan dan hal-hal instan lainnya.

Kata Socrates, manusia adalah hewan yang berpikir. "saya berpikir maka saya ada", saya hanya berpikir lho, nggak benar-benar bertanya, toh dari pikiran saya itu dua orang menjawab pertanyaan saya. Hebat euy. So, kesimpulan atas pertanyaan "kok maish gini-gini aja?", ya simpulkan sendiri...

Bandingan saya bukan yang tiga tahun ndaftar STAN (sekolah terfavorit di Indonesia, coba ikatan dinasnya dicabut, apa masih pada mau ndaftar?) lalau penempatan di nun jauh disana dan waktu kita diborgol habis oleh kode bernama NIP. Atau 5 bulan yang mengubah penghasilan, bernama SPN (Sekolah Polisi Negara).

Bandingan saya adalah Pa Jamil, berapa lama beliau merintis sukses, Mas Andri, Muhammad Yunus juga yang selifting lainnya.

Mencoba lebih wisdom, mengubah parameter (alat ukur), yang tadinya ukuran sukses adalah waktu 'saya ingin besok sukses', 'saya ingin taun depan ini dan anu', diubah menjadi parameternya adalah kelapangan hati. Karena nyatanya semakin banyak tantangan bukan berrti orang semakin menderita. Sebut saja Nabi Muhammad SAW yang tantangannya demikian keras, cadas, dibanding kita. Tapi nyatanya tingkat kebahagiaan d\beliau jauh membubung di atas kita yang tiap hari di manja angin sepoi-sepoi Nusantara.

Kalau pegawai memang punya jaminan hari tua, tapi Entrepreneur sejati jaminannya lebih keren lagi. Jalani saja siklus 40 tahun, kita bermimpi, kita gigih bertindak, giat belajar dan tekun memperbaiki diri. Tutup kuping dari cibiran dan persepsi orang, juga dari masukan-masukan yang tidak membangun. Tutup juga muka dari rasa malu dan keinginan mempertahankan harga diri yang berlebihan. Maju saja, total saja, sungguh-sungguh saja.

Bisa 40 tahun atau bisa lebih cepat, derajat kesejahteraan yang kita impikan hari ini akan terlampaui. Yang saya percaya, kita saat itu belum tentu lebih bahagia dari kita di hari ini. Nggak ada jaminan atas itu, karena itu jangan letakkan kebahagiaan di ujung mimpi kita. Letakkan di setiap hari kita lebih baik.

Kalau hari ini kita bingung mau ngapain, bahagialah sembari memvisualisasikan peta perjalanan hidup kita, ..oh siklusnya sedang datar. Kalau hari ini sedang defisit, sedang dicibir orang... bahagialah episode kehidupan kita sedang berjalan, ..oh sedang di kurva S melembah, kalau tiba-tiba dapat keberutungan, jangan sekali-kali katakan itu Hoki, itu tabungan amal baik yang sedang dicairkan tepat pada waktunya... oh, siklus sedang menanjak... Itu teorinya.

Ya, kalau mau sukses prakteknya maka banyak2lah latihan.

Lalu garansi apa yang kita miliki, garansi bahwa kalau umur kita sampai pada 40 tahun kedepan, maka kesejahteraan yang kita impikan akan tercapai bahkan terlapaui. Nah, kalau umur kita tidak sampai 40 ahun lagi, kita nggak jadi sukses donk? Siapa bilang, yang benar adalah dimanapun ujungnya tetaplah sukses namanya. Karena kita sudah bersungguh-sungguh, dan kesungguhan itu akan dipindahbukukan dalam rekening amal jariyah yang akan kita nikmati entah kita masih di dunia ini atau di dunia selanjutnya.

Itulah garansi seorang entrepreneur. karen aitulah ukurannya bukan seberapa sukses, tapi seberapa sungguh-sungguh. Soal sungguh-sungguh, kapan-kapan saya posting lagi lebih detail.

Transfer Kepercayaan


Dulu yang saya transfer pertama adalah pemikiran... ya, adan akhirnya berkumpullah orang-orang yang se-pemikiran. Sekalipun dikatain sesat oleh kampus, dikatain apes oleh orang lain, dikatain keblinger bahkan. Apa benar semua katain-katain itu, dari sejumlah referensi dan refleksi, mindstream kita masih unggulan tinggal actionstreamnya aja terus dibenahi. Sukses...

Bergeser bulan, yang saya transfer adalah tugas, ini disuruh kesitu, ini disuruh kesini, ini jadi itu, itu jadi anu. Sukses...

Saya sadar tak semua suka didikte, walau didikte itu enak--karena kita jadi tak perlu lihat papan tulis, emang anak SD?--maka yang saya transfer berikutnya adalah tanggung jawab. Bertanggung jawab atas inovasi, bertanggung jawab atas kesinambungan SDM, bertanggungjawab atas peningkatan kemandirian, bertanggungjawab atas stabilitas kasa, bertanggungjawab atas kredibilitas nama dan seterusnya. Sukses...

Sekarang, mulai 16 Mei kemarin saya mencoba transfer kepercayaan. Sejak 10 hari sebelumnya, 6 Mei ibarat anggota DPR, mengambil masa reses, untuk mencari inspirasi banyak2. Sukses...

Semoga sampai tuntas periode transfer kepercayaan ini semua berjalan sukses pula, stabilitas kas terjaga, peningkatan entrepreneurialpun signifikan.

[Foto : Empire Palace, Surabaya]

Tiga, Satu sudah Dua belum


PANTAI
Karangbolong (sudah), Anyer & Senggigi (belum)

KOTA
Malang (sudah), Mataram & Mekah (belum)

PERJALANAN HIDUP
Khitanan (sudah), Menikah & Mati (belum)


[Foto : pantai Karang Bolong, Kebumen]

Hidup Ini Indah



matahari menyinari seisi bumi
seperti Engkau
menyinari perih dalam jasadku ini
selamanya seperti hujan
Kau basahi jiwa yang kering

hidup ini indah bila aku selalu
ada di sisiMu setiap waktu
hingga aku hembuskan nafas yang terakhir
dan kita pun bertemu

Kau bagai udara yang ku hirup
di setiap masa Engkaulah darah
yang mengalir dalam nadiku

maafkanlah selalu salahku
karena Kau memang pemaaf
dan aku hanya manusia

hanya Kau dan aku
dalam awal dan akhir


Malang-Blitar-Madiun-Jakarta


Atau disingkat MATARMAJA, kemarin ketemu keretanya di stasiun Malang. Kereta simbol persahabatan. Bikin simbol sendiri, huehe

[Foto : Gerbong KA Matarmaja]

Jaman Heboh Khitan


Entah anak SD sekarang, jaman kelas 4 SD dulu sekitar tahun 1995 akhir anak-anak seumuran saya dan saya sendiri heboh membicarakan soal khitan, satu kejadian sadis bermodus operasi lokal yang akan menimpa semua anak laki-laki yang mengaku dirinya benar-benar jantan.

Perbincangan seputar hayoo siapa yang sudah, siapa yang belum. Terus yang sudah menakut2i yang belum (dan yang belum penasaran pada yang sudah, bagaimana si hasil kreativitas sang mantri [atw sang dokter untuk yang sedikit modern).

Ada yang takut, ada yang penasaran, ada yang menantang, rupa neka reaksi mereka. Saya termasuk yang takut, hingga akhirnya saya bukan termasuk generasi 'awalun' untuk soal khitan. Waktu itu tahun 2000 baru saya menjumpai oprasi nan sadis ini, kelas 1 SMP cawu (waktu itu masih caturwulan) ketiga, persis seminggu sebelum Giri, salah satu sahabat baik saya (Anehnya kok lamaan saya sembuhnya).

Yah begitulah, sebelum waktu itu tiba, sering minder kalau teman2 yang sudah pada ngobrolin teman ini. Kok saya belum ya? ah tapi pikir saya, yang belum juga masih banyak kok. Ya, seolah2 yang nggak dikhitan2 adalah pengecut yang takut saya jarum suntik dan seperangkat alat mengerikan lainnya.

Namun berganti satu dekade kemudian, mulai tahun 2005 akhir saya mengenal vocab bernama "menikah". Ya, waktu itu yang ada dipikiran saya adalah pada saatnya nanti 'saya akan menikah', lalu seiring dengan perjalanan waktu berganti menjadi 'saya harus menikah', lalu berganti lagi semakin ekstrim menjadi, 'pokoknya saya harus menikah', lalu kesempatan demi kesempatan datang menjadi 'ayo menikah', lalu ke kerabat dan keluarga 'saya ingin menikah', lalu bermunajat pada Tuhan 'mampukan saya menikah', lalu sekarang 'kapan saya bisa menikah?'... ehm... belum belum belum, sebelum itu 'dengan siapa saya menikah?"

sejak 2005 lalu sudah banyak yang mengambil lajur kanan untuk mendahului, Ikhwan dengan Inung, Ms Azis dengan orang Bobosan, lalu sebelumnya ada Wesley, lalu salah satu sepupu dekat saya, sebentar lagi juga satu lagi sepupu dekat saya, lalu Karyanto, dan seterusnya dan seterusnya.

Sempat terlintas cemas, kapan selanjutnya saya? eh bukan bukan bukan, sebelum kapan adalah dengan siapa nanti saya? hikz, tak semenyedihkan itulah kondisi saya, ini terlalu mendramatisir saja.

Lalu kenapa dihubung2kan atuh antara khitan dan nikah, setidaknya ada sua alasan :

pertama : karena dua aktivitas itu melibatkan organ yang sama, huehe.piss... maaf maaf maaf, maksudnya kalau kata ucup kelik, ucapan untuk orang menikah adalah 'selamat menempuh hidup baru', sedangkan ucapan untuk orang yang baru khitan adalah 'selamat menempuh bentuk baru', huehe...

kedua : karena sama-sama menjadi topik terseru pada masanya. masa SD ya topiknya itu, masa wisuda ya topik terserunya berburu rejeki, posisi dan gaji, masa begini, ya topiknya nikah nikah dan nikah. Dan pada masanya nanti topiknya adalah meninggal, wafat dan mati. Sudah jadi siklus hiduplah. Renungkan sendiri maknanya.

Satu hal, saya belum punya hari baik (jangankan hari baik, calon saja belum), yang saya punya baru optimisme bahwa kalau cerita diatas dari taun 1995 baru terwuud 2000, maka kalau ini saya dengung2kan sejak 2005, maka 2010 nanti akan terwujud. Doakan ya teman...

Optimisme yang membuahkan obat bius, yang membuat tak sadar lelahnya mengubah 'keinginan' menjadi 'komitmen'. Sedang transisi antara keduanya, belum 1005 komitmen,Insyaallah sebentar lagi...

Stasiun Gubeng


Computa sudah calling, dan power point 'untuk Indonesia' siap dilanjutkan lagi. Saya yakin slide-slide itu akan selesai, akan berharga mahal, bahkan akan menjadi lembaran buku yang dicetak ulang puluhan kali. Saya lihat itu nyata 5 cm di depan kening saya.

Akan terwujud seperti terwujudnya kali kedua menginjakkan kaki di Gubeng kemarin, stasiun cantik yang ada musiknya. Pernah, masalah yang saya bawa hilang disitu, dicopet... haha bahagia.

Sedang Bangkrut


Indonesia itu sedang bangkrut,

makanya utang menumpul IRD 1.600 triliun lebih, tapi kok hasil pembangunan sampai saat ini tidak mencerminkan angka sebesar itu

makanya bahkan memanfaatkan jasa kursi ruang tungu terminal yang 'buluk' saja musti bayar pajak

kok ya masih pada berbondong-bondong meningkatkan kesejahteraan dengan memburu NIP (Nomor Induk Pegawai)

kok ya mereka yang pada maju jadi capres bergembor2 untuk memenangkan, memandang ini adalah ajang kompetisi, entahlah...

5/23/09

Gramedia


Tempat hilangkan stress ya di sini...

2. Di Gramedia terdekat dan semua Gramedia
3. Di stasiun dan semua kereta ekonomi jarak dekat maupun jauh
Lho, di masjid enggak..??? (sudah pasti No. 1 lah..)

5/20/09

3 Kejadian 1 Pelajaran


Justru banyak pelajaran berarti saya dapatkan ketika untuk kali pertama dalam sepanjang sejarah perjalanan hidup, saya cuti kuliah semester ini. Akhir2 ini, ada tiga kejadian secara nyaris bersamaan yang terlihat kebetulan, tapi saya percaya ini bukan kebetulan. Ini adalah formulasi sempurna praktikum di universitas besar kehidupan.

Guru kehidupan mengajarkan pada saya tentang satu hal yang sangat berarti dari tiga kejadian ini. Pertama : Belakangan saya cukup intens membaca modul, buku dan mendengarkan rekaman maupun live tausiyah Al ustadz Yusuf Mansyur. Tentang Tauhid, tentang tidak boleh mempertuhankan apapun di dunia ini.

Kedua, selama 2 minggu ini harus hidup tanpa sesuatu yang sangat berarti bagi keseharian saya selama ini, sepi, sendiri, tanpa laptop. hikz. Dan kejadian ketiga, soal pernikahan teman-teman, mereka sudah tidak lagi bercuap di bibir, sudah menyentuh ranah dimensi aksi. Dahsyat!!! Sungguh memacu saya untuk lebih sungguh-sungguh berbenah.

Tauhid-laptop dan langkah2 menuju pernikahan. Setelah direnungkan, keterkaitan antara ketiganya mempunyai makna yang begitu mendalam.

5/19/09

Selalu Kembali

Sewaktu kecil, waktu itu TK, saya sangat nakal (ya, sekarang juga masih nakal, nekat pula)... saya ingat dulu, pernah bikin satu kesalahan yang sangat keterlaluan, sampai-sampai bikin malu keluarga, dan butuh waktu lama untuk memperbaiki akibat kesalahan saya.

Tapi begitu, Ibu saya, sekalipun marah-marah, tetap saja saya kembali ke rumah, membuatkan makanan, memasakkan air untuk mandi dan memberikan uang jajan untuk sekolah esok harinya.

Itulah Ibu saya, sebesar apapun salah, tetap saja saya diterima dan ingin agar saya bisa memperbaiki dan menjadi lebih baik. Lalu bagaimana dengan Tuhan saya?

Kalau digambarkan dari sifat ibu saya, maka tak terbayangkanlah bagaimana sifat Tuhan saya terhadap sikap dan kesalahan hamba-hamba-Nya. Jadi, jangan kuatir ya...

Ibu adalah tempat kembali.
Tuhan adalah tenpat kembali "sejati".

Jembatan tiga pilar


Beberapa waktu yang lalu saya bercakap-cakap dengan seseorang yang begitu saya segani, beliau mengungkapkan sesuatu pada saya "Motivasi itu kan Anda tau, senantiasa meluap-luap, tapi bagaimana menerapkan itu dalam keseharian?". Yah, dari situ saya diajak untuk kritis, bahwa hidup tidak hanya disuruh untuk semangat, tetapi juga mengaplikasikan semangat itu dalam tindakan.

Membangun jembatan, jembatan antara pulau besar bernama idealita ke pulau kecil bernama realita. Tanpa itu, "motivasi" akan hanya menjadi sia-sia belaka. Itulah kenapa departemen agama yang alim-alim angka korupnya tertinggi, itulah kenapa seorang penulis motivasi ternyata begitu mudahnya stress menghadapi masalah (yang sebenarnya sederhana), itulah kenapa seorang pelatih pengembangan diri sulit untuk sholat tepat waktu.

Ketelatenan, ketekunan, kegigihan, adalah satu rumpun yang menjadi pilar-pilar jembatan antara idealita dan realita. Ketiga senjata inilah yang dibawa oleh semua orang sukses. Itulah mengapa semua orang sukses pernah melewati masa yang bernama PRIHATIN, tapi semua orang sukses pula berhasil melewatinya.

Terima kasih, Anda sudah mengingatkan saya tempo hari..

5/18/09

Kesamaan Saya

Kesamaan saya dengan JK, suka pakai baju santai, tak mau diatur-atur protokoler, pakai dasi lah, jas lah (walau dirumah ada, baru dan nganggur), lebih enak pakai hem yang dikeluarkan, begitu juga sepatu, bagi saya sandal jepit lebih enak (kecuali buat naik gunung slamet).

Kesamaan saya dengan SBY, sensitif, tiap ada isu, ada tanggapan, ada cemooh, ada penghinaan, ada kritik negatif, selalu saja ingin ditampik membela diri. soal ini dan soal itu. kenapa tak cuek saja?

hufh...

Setelah The Power of Idea, ternyata The Power of Focus


Alpukat di pending dulu, saya gak bisa menjalankan. Hm.. kalau pada ide2 berhasil saya dulu pujian mengalir deras dan saya terima, kenapa pada saat ide2 gagal saya saya harus menggerutu dicemooh dan di-apatis-i? ...iya to???

bau nyadar saya setelah periode the power of idea tinggal berikutnya adalah the power of focus, berulang saya bicara, kalau dihadapan kita ada samudera, ya samudera... samudera peluang, lautan ide, lautan prospek... betul itu! tapi saya bertanya2 sebulan belakangan, kenapa kok gini2 aja? ya, jawaban sementara yang saya dapat dari ustadz YM, ikhtiar saya belum seimbang, baru ikhtiar dunia, ikhtiar akhiratnya masih dikesampingkan... bahasa mas Arifnya, baru sibuk nggunting, jadi nggravitasi terabaikan.

ini praktikum saya, disamping praktikum mata kuliah baru yang musti saya ambil dan harus dapat nilai A, berapa kalipun mengulangnya. Apa itu? tentang fokus... dua hal :

pertama : pilih fokus kemana saya, ke "beban dan rasa bersalah atas masalah" atau ke "hikmah"..??? Kalau dengan ini saya meningkat, apa jeleknya? kalau dengan ini saya frustasi dan bunuh diri di jembatan suramadu, apa bagusnya? Jelas to, kemana saya harus fokus? itulah kenapa harus berpuluh2 kali saya ke Gramedia belakangan.

kedua: pilih fokus kemana? ke yang tidak ideal, atau ke yang ideal? banyakan mana antara keduanya? bahkan saya sekarang punya suhu tubuh normal, tak ada pening, tak ada mules, tak ada diare, bukan cuma punya organ yang hampir 100% sehat, sayapun punya rumah yang utuh, keluarga yang semuanya ceria, tak beda dengan teman2 yang ceria menyambut saya, ada daftar memori indah dan membanggakan, kemana saya fokus.. jelas, bukan?

ya, ternyata cuma masalah fokus saja masalah harus dihadapi. Kenapa harus merenung dan jalan-jalan, karena dengan itu area mindframe kita akan meluas, dan area fokus kita yang dipilih akan semakin tepat.

Tidak kuliah, bukan berarti tidak tambah ilmu.

Jalan Veteran

Veteran adalah orang yang pernah berjasa di masa kemerdekaan dulu, yang sudah pada usia lanjut, yang sebulan sekali mengambil uang pensiun di kantor pos, bergantin dengan pembagian uang BLT.

Veteran kalau naik kereta api, juga keluarganya, mendapat diskon khusus 30%.

Veteran... Mbah saya seorang veteran, yang ketika seumuran saya, berjuang bersama Bung Karno dan Bung Tomo, walau Bung Karno di Jakarta, Bung Tomo di Surabaya dan mbah saya di Rawalo.

Walau sudah diatas 80 tahun, tapi fisik beliau masih prima diantara rekan sejawatnya. Saya jarang kesana, tapi saya ingin berbagi tentang satu hal yang saya kagum dari beliau. Beliau tinggal di rumah yang TVnya baru rusak, tak ada TV, tak pernah mau pakai kacamata pula, kesehariannya cuma ditemani dengan Al Quran, teh, dan majalah Panjebar Semangat.

Sering kalau saya disana melihat, tak ada aktivitas berarti selain duduk, duduk dan duduk, menunggu dhuha, lalu menunggu dhuhur, lalu menunggu ashar, lalu menunggu maghrib, dan seterusnya...

orang yang datang hanya bersalaman, menyapa sedikit lalu melewatinya. begitu seterusnya. saya kasihan awalnya, "kok mbah dicueki ya?", begitu pikir saya. "Apa nggak bosen ya tiap hari duduk terus, nggak ada jalan-jalan, nggak ada yang ngajak ngobrol?" begitu pikir saya lagi..

Tapi kadang saya mengajaknya bicara, DAHSYAT reaksinya... Mbah tak menunjukkan wajah sedih, kesepian atau sakit hati karena dicueki seperti praduga saya. Walau sendiri, sepertinya beliau sangat menikmati, diajak ngobrolpun happy, bahkan untuk usia setua itu, beliau masih bisa bercanda tawa.

Apakah gerangan penyebabnya? Saya cuma bisa menebak-nebak, pasti zona sabar mbah sudah sedemikian luas, zona syukurnya juga. Makanya tak ada mengeluh, tak ada kesal, walau dicueki, walau hanya duduk. duduk dan duduk.

Saya ingin seperti mbah, mbah yang seorang veteran, seorang yang sangat WISDOM. Saya akan lebih banyak membaca.

rizky.blogspot.com

iseng-iseng saya buka "rizky.blogspot.com", nama yang saya incar tapi nggak boleh dipakai oleh paklik blogger.com... hm, akhirnya ya saya pakainya "rizky165.blogspot.com"... tak masalah,

eh, tapi agak kecewa juga, nama blog yang begitu cantik, ketika saya klik, eh, cuma isi 1 postingan, yang selama 3 tahun nggak di update... hufh, capek deh...

sayang di sayang, sayang sekali ya, padahal kan bagus alamat itu.

Yaah, begitulah diri kita selama ini bukan?eh bukan kita, saya maksudnya. Betapa banyak orang miskin yang iri pada kita, tapi uang kita cuma dibelanjakan buat beli pizza & spageti. Betapa banyak orang yang buntung yang iri pada kita, tapi kaki kita cuma buat ungkang-ungkang kaki. Betapa banyak orang yang bisu yang iri pada kita, sementara suara kita cuma buat ngerumpi...

Semoga ada banyak khasanah ilmu yang bisa saya jajaki, terima kasih akh zaky pesannya. Saya ingin hari2 saya semakin efektif.

5/15/09

Jangan Malas

Kalau malas akibatnya seperti pemerintah, dengan tujuan efisiensi dan peningkatan pendapatan, BUMN malah diprivatisasai, dijual ke kalangan kapitalis.

Padahal fakta membuktikan, tak perlu dijual, cukup di restrukturisasi, maka rugi akan berbalik jadi laba, boros jadi efisien, subsidi jadi produktivitas.

Garuda Indonesia, Pertamina, contohnya.

Kitapun begitu, jangan mudah menyerahkan urusan pada kapital (baca : modal), cukup restrukturiasi usaha kita, tingkatkan ilmu pemahaman dan kemampuan bertindak kita di bisnis, maka semua akan jadi lebih baik. Jangan malas melakukan restrukturisasi.

5/14/09

Pelajaran Buruk

Survay dari Harvard Bussiness School

Ternyata, 13% orang yang punya cita-cita tapi tidak menuliskannya, memiliki penghasilan 2x lipat dibandingkan 84% orang yang tidak punya cita-cita. Dan, ini yang penting, 3% orang yang punya cita-cita dan menuliskannya, memiliki penghasilan 10x lipat dibandingkan 97% orang sisanya.

JA

5/13/09

Track Record

Bidang Pendidikan
-Menerbitkan media motivasi secara continue berbentuk Koran Dinding Semangat Donk secara gratis setiap bulan ke lebih dari 200 sekolah, hingga Mei 2009 sudah edisi ke-25
-Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk Pengurus OSIS
-Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk Pembinaan Majalah Dinding Sekolah : Pelatihan Jurnalistik Sekolah
-Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk persiapan Ujian Nasional
-Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pembekalan Pelatihan Dasar Kepemimpinan
-Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk siswa baru, mahasiswa baru dan pembekalan organisasi mahasiswa mulai dari trainer internal hingga trainer nasional Zainal Abidin, dll.
-Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mahasiswa bertajuk entrepreneurship, menghadirkan pembicara Nasional Purdi E Chandra, Budi Utoyo, dll.
-Mengadakan pelatihan-pelatihan untuk pendidik (guru) dengan pembicara lokal, regional, hingga nasional, Fahrur HS, Andri Maadsa, Drs. Waidi, dll.

Bidang Sosial
-Mengadakan Bakti Sosial Pelatihan Motivasi dan Kewirausahaan untuk masyarakat Desa
-Mengisi pembekalan warga melalui program KKN
-Mengadakan Pelatihan Gerakan Moral Asmaul Husna
-Mengadakan kegiatan peduli pendidikan bedah film dan pemutaran film Laskar Pelangi
-Memberikan dana, donasi, sponsorship untuk masyarakat personal, panti, lembaga hingga event nasional yang bersifat non-komersil
-Memberikan pendampingan organisasi antar OSIS, Forum Komunikasi Pelajar (FKP)

Bidang Kemandirian
-Mengembangkan Lembaga Training Pelajar
-Mengembangkan Event Organizer khusus di bidang pelatihan pendidikan
-Mengembangkan usaha merchendise dan cetak
-Mengembangkan usaha RT RW Net service Provider
-Mengembangkan usaha Laundry
-Mengembangkan usaha berskala kaki lima, meliputi Es Pisang Ijo, Serabi Bandung, Kedai Jus, Gerobak Sirup, dll.
-Mengembangkan usaha rental LCD Proyektor
-Mengembangkan usaha Marketing Agency Online
-Mengembangkan usaha desainhouse & softwarehouse
-Mengembangkan usaha di sektor Agro, untuk komoditas kelinci, puyuh dan tomat

Relationship & Kemitraan
-Telkom
-Paparons Pizza
-Dinas Pendidikan Kabupaten di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur
-PGRI di Jawa Tengah dan Jawa Barat
-Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan di Jawa Tengah dan Jawa Barat
-Owabong
-Telkomsel
-Indosat
-Gramedia
-Manajemen Matematika Wow Dahsyat
-Primagama
-Kayyisu Excellent
-Suji Communication Consultant
-Kadoku
-Purimas
-TB Mutiara
-Moro
-Rita
-dll.

Pembelajaran & Guru

-ESQ Leadership Center
-Entrepreneur University, Purwokerto
-Maadsa Communication Consultant, Bandung
-Institut Kemandirian, Jakarta
-Katahati Institute
-Wisatahati
-MQ
-Fahrur HS
-Zainal Abidin
-Andri Maadsa
-Ryan Martian
-Arif Rahutomo
-Drs Waidi
-Purdi E Chandra
-Tung Desem Waringin
-Ary Ginanjar Agustian
-Ridwan Mukri
-Yusuf Mansyur
-Samsul Arifin
-Jamil A Zaini
-Aa Gym
-MJ Prasetya
-Miming Pangarah
-Budi Utoyo
-dll.

Visi Komunitas, Visi Pengembangan SDM & Visi Kemandirian SDI

Visi Komunitas
(pre-memory)


Visi Pengembangan SDM
(pre-memory)

Visi Kemandirian

RT RW NET SERVICE PROVIDER YANG MENGHUBUNGKAN
Memberikan pelayanan koneksi internet pribadi di rumah-rumah dalam perumahan, menjadi jembatan penghubung komunikasi antar tetangga dan antar kolega

LONDRI YANG MENGINSPIRASI
Menyediakan layanan cuci dan setrika pakaian untuk kalangan kampus dan umum, melibatkan mahasiswa dan menginspirasinya untuk praktek berentrepreneur

PUYUH YANG MEMPELOPORI
Mengembangkan produksi dan pemasaran sektor agro yakni komoditas kelinci, merintis mata rantai usaha tersebut meliputi pembibitan, pemberdayaan pupuk hingga konsumsi puyuh. Mempelopori pemanfaatan lahan tanaman organik dengan pupuk kotoran puyuh

KELINCI YANG MEMBERDAYAKAN
Pemberdayaan masyarakat mandiri dengan komoditas kelinci. Mengadakan pembinaan, pendampingan dan kerjasama pasokan produksi kelinci.

WARNET YANG MEMBUKA WAWASAN
Membuka jaringan small warung internet di kota-kota kecamatan dengan segmentasi utama pelajar. Menerbitkan buletin tutorial dan wawasan IT untuk kemajuan penggunaan internet.

Dll...

Jargon, Visi, Misi & Nilai Umum SDI

Jargon

Kesuksesan bukanlah milik mereka yang mempunyai sumber daya. Kesuksesan adalah milik mereka yang mau mengambil peluang.

Visi
Menjadi komunitas terdepan dalam terwujudnya peradaban emas Indonesia.

Misi
-Melahirkan generasi the Agent of Change yang Taqwa-Cerdas-Keren  
-Mengembangkan komunitas produktif dan mandiri berkarakter entrepreneur

12 Nilai Dasar Semangat Donk
-Dream
-Believing
-Action
-Knowledge
-Spirit
-Idea
-Focus
-Positif
-Choice
-Synergy
-Love
-Success

5/12/09

Lihat keluar.. tenangkan pikiran anda.. tenang sejenak... santai..

Berapa kali anda menarik nafas dalam-dalam dalam sehari?
Bernafaslah yang dalam, dan biarkan oksigen segar mengisi seluruh elemen tubuh kita.

Mengambil nafas dalam-dalam adalah keajaiban bagi tubuh kita. Nafas yang dalam meminimalkan stress, membuat tubuh manusia lebih ringan, dan nyaman. Darah mulai mengalir dengan ringan dan lancar….rasakan energinya mulai masuk….oksigen segar masuk ke otak kita, lalu badan, sampai ujung kaki…

Bernafas yang paling baik adalah nafas yang dalam sampai ke perut. Masukkan udara dalam-dalam…sampai ke perut, dan anda akan merasa sedikit lebih baik. Tenang…rileks….nikmati sebentar hidup anda.. dan terimakasih pada Tuhan yang telah memberikan kesempatan hidup yang singkat ini..

Life is just too short to worry anyway..

(Eko Laksono)

Pemilu Berulang-Ulang Menghancurkan Moral, tuh kan...

5/11/09

Introspeksi lagi

Untuk ketiga kalinya,
dipaksa sabar lagi,

semoga tak lebih dari 2 minggu,
sedih... tapi tak boleh berlarut...

lagi-lagi laptop harus diintrospeksi,
di HP Service Center,
untuk ketiga kalinya,

pertama masalah OS,
kedua masalah input daya,
kali ini soal output suara...

semua ada hikmahnya,
salah satunya mungkin,
agar saya tak mencintai sesuatu secara berlebihan

Cuti

Nggak punya hak juga kewajiban buat ke kampus. Kadang terlintas sedih tak punya teman.

Tapi bukan berarti "pause" belajar... . Justru sebaliknya. Semoga bisa istiqomah 1 buku 1 hari & ketemu khasanah ilmu seperti yang saya mimpikan hari ini.

untuk menjemput Ramadhan tahun ini.

Kok Bisa?

5/9/09

1 Januari

2006.
Saya ingat bersih2 L22 waktu itu,
bareng Bapak-Ibu dan adik2...

gapapa kan ya kalau yang lain juga ikut bersih2 now,
hehe

16 Mei i'm in love

Hidup bukan lastnight
Hidup bukan nextday
Hidup itu Present...

teorinya begitu, tapi praktikumnya... fuih... berat berat ringan ringan ringan
wah, banyakan ringannya ternyata,

Untuk teman2 SDI

Pada akhirnya kita tiba pada suatu masa, masa dimana pilihan pilihan itu semakin banyak. Tapi kok malah di ngumpul-ngumpul mingguan, petuah dari seorang tukang gerobak malah terus menghantui, ya, satu dari dua rumus sukses menurut tukang gerobak 'tekuni!', nyaris sama dengan nasehat guru bisnis

pertama saya di Institut Kemandirian dulu. Disaat yang sama pula, ada pesan dari Steve Job "Tetaplah lapar. Tetaplah bodoh", nyaris sama dengan

pesan eyang guru kita semua, mbah buyutnya eyang sinto gendeng, siapa lagi kalo bukan Mr. Goblok Bob Sadino.

Dan satu lagi adalah pesan dari pa Fahrur, besarkan payungnya...

Ini mungkin fase keempat, tentu bagi orang-orang yang sedari awal bergabung disini... pertama, fase Kording, kedua fase Training, ketiga Fase Event dan keempat adalah Fase yang akan kita songsong dalam waktu dekat yang saya juga belum tahu apa namanya.

Dan saya teringat, bahwa sebelum fase ini ada namanya fase pin... bagaimanapun L22 homebase kita bisa difungsikan hingga hari ini bahkan Alhamdulillah bisa terpancar internet signal dengan antena setinggi 12 meter saat ini, dan di dalamnya juga ada LCD Projector yang biasa buat bantal tidur dan perkakas lainnya (sebaiknya tidak usah disebutkan mbokan jadi buruan maling... hehehe).

Saya awali tulisan saya dengan pejelasan fase-fase di atas. Hm, kenapa memangnya? nanti juga tahu, Pertama fase pin. Fase dimana satu usaha dengan 12 investor yang ditahun pertama mampu memutar arus kas diatas 20juta ini begitu terseak-seoknya untuk dijalankan. Satu pelajaran, dua kepala memang lebih baik dari satu kepala, kenapa? karena bisnis bukan perkara memulai, tapi bisnis adalah perkara menekuni.

Sama seperti pisang ijo, mendorong gerobak dan menggelar terpal dihari pertama betapa berat dan malunya, tapi sungguh perlu energi 10x lipat lebih besar untuk bisa istiqomah, atau bahasa kerennya 'konsisten' setiap pagi pergi mencari pisang, memasaknya, meladeni pengunjung dan lalu cuci-cuci alat.

Satu warning bagi kita, termasuk saya sendiri, agar jangan pernah sekali-kali merasa kenyang, merasa pandai (lawan dari tetaplah lapar, tetaplah bodoh), hingga merasa tak butuh lagi payung, melangkah sendiri dan akhirnya terjerembab pada obsesi pribadi, iya kalau obsesi pribadi itu mulia, lah kalau obsesi pribadi itu 'ndunya..', ini bukan warning untuk menyudutkan personal siapapun, upaya prefensi saja.

Lalu fase kedua adalah fase kording, saya masih ingat betul disaat kording belum menemukan percetakan (waktu itu cetakan pertama diimpor dari Jogja), bagaimana Kording di print dengan kertas HVS yang dijejer-jejer... lalu sayapun masih ingat bagaimana kami bertiga pergi ke SMP 3 Banyumas bertemu kepala sekolah baik hati waktu itu. hm... dengan mobil siapa ya dulu bertiga? dengan bensin siapa ya dulu...

Pelajaran dari fase ini salah satunya adalah, dulu ketika tak ada uang, kita begitu tidak pilih-pilih. Tapi alangkah riskannya kalau ketika uang banyak, acara macam baksos dan yang non-komersil kok setengah hati menjalankannya... hm, seperti kunjungan KKN di Tegal dulu, atau acara yang baru-baru

Lalu fase kedua adalah fase training, dimana training dikonsep bukan untuk mencari uang, hanya untuk menyelamatkan semangat donk yang nyaris terabaikan di sekolah-sekolah waktu itu. Masih ada foto saya saat meluncurkan kording warna ungu waktu itu. Hm... pelajarannya adalah, kreatif! Kesulitan bukan untuk dihindari, tapi untuk disiasati. Agar jangan sampai ketika kita mendapati titik buntu, bahkan titik gombong dan titik prembun, kita malah memilih berbalik berhenti. Lanjutkan!

Fase berikunya adalah fase event, dimana waktu itu kita demikian dipacu oleh jadwal dan pembagian tugas. Sampai jatuh sakit atau bahkan jatuh cinta. Sampai waktu itu saya ditanya dengan demikian sadis "sebenarnya untuk apa si semua ini, modal nikah apa??"... hm, waktu itu saya tak menjelaskan, bahkan sekarangpun saya tak menjelaskan, tapi begitulah, ada mindset yang demikian meloncat yang saya lihat dan saya rasakan sedari dan sebelum event roadshow diluncurkan...

Pelajarannya banyak di sini, kepatuhan pada leader, sikap komunikasi positif, dan yang tak kalah penting adalah loncatan mindset itu sendiri. Ya, bukankah loncatan mindset yang spektakuler dan berulang, yang membuat seorang bujangan like Ippho Santosa, yang tak beda dengan kita pengagum Pa Purdi dan pengikut Pa Ary Ginanjar sekarang kiprahnya menasional dan bayaran seminarnya 10juta/3jam...

hm, pelajarannya... jangan merasa cukup baru melompat mindset sekali.

Lalu fase yang berikutnya, seperti fase-fase sebelumnya, bukan saya tak mau menjelaskan tapi memang saya bingung bagaimana memverbalkan, kita itu sudah gede, sudah sebentar lagi ada yang mau nikah, ada yang mau wisuda, ada yang mau menaik hajikan Bapak-Ibu.

Sederhananya, saya ingin meloncat sekali lagi saja dulu. Agar Alhamdulillah hari ini eksistensi lembaga sudah diakui, ditandai dengan semangat donk bisa mengadakan nonton bareng, hm... dan nomor dari Depdagri juga sebentar lagi selesai diurus (keluar ga nomernya na?)...

saatnya kita mempublish eksistensi personal kita. maksudnya apa? Ya, ada yang jadi rektor, kepala les lesan, direktur rumah makan, pemilik apotek, pakar telematika. Mungkin kok semua itu terwujud dalam waktu dekat... . Ya, eksistensi personal kita diakui, berarti eksistensi lembaga semakin kuat. So, bukan keterpisahan yang saya maksudkan.

2 paragraf diatas terakhir sebenarnya punya maksud yang begitu mendalam, tapi ya sudah, mudah2an pada saatnya nanti waktu bisa menjelaskan.

Yang tergambar sekarang adalah soal present.. soal dimana andri begitu bertanggung jawab, hilmy begitu tangkas dan yang lain begitu tekun. Andri mengkoordinir event dengan begitu kontinyu dan bergerak signifikan. Hilmy terus memayungi semua unit mandiri sehingga tidak ada satu orangpun yang paceklik atau untuk makan saja harus nebeng tetangga... Dan tugas berat rizky adalah membuat lompatan sekali lagi. Belum tergambar, yakin saja : BISA.

Karyanto, tolong itu pemberdayaan pemuda mulai dirambah... bolehlah kita mengerjakan banyak urusan tapi tetap dengan kekuatan fokus. Sebetulnya apa si yang kita tuju, yang ingin kita peroleh? kalau tujuan utama itu kabur, akan sulit kita mencipta satu pencapaian, kecil sekalipun. Karena hidup bukan cuma membeli rames.

Naim, memang kebutuhan tak pernah berhenti mengusik ketenangan ekonomi kita.

Anna, itu kelembagaan dibakesbang sudah sejauh mana, segera saja dituntaskan, kan sudah kepengen ngundang dedy mizwar, kemarin sms saya sudah dibalas, semoga ada jalan ya.... bulan depan deh kita garapin beliau. terus soal Mafaza, selasa besok, sepertinya fikry ke Indramayu dan Rizky masih di Jogja, hm... belum ada masukan siapa yang bisa menggantikan talkshow, Hanie usul saya. di proses ya

Fikry, selamat untuk percobaan serabinya... untuk soal training, lebih banyak interaksi dengan sekolah, dengan siswa langsung, stimulan materi dari buku akan lebih sempurna kalau digabung dengan asupan materi dari orang perorang yang kita kontak langsung dengannya... seringkan sepulang training bukannya ilmu berkurang tapi kok malah nambah, nambah inspirasi...

Hanie, LCD bagus lho, laris... kemarin juga sukses acaranya, terima kasih, hm... soal jus alpukat, itu sebenarnya juga diluar unit mandiri yang diprogamkan, hanya dirancang untuk mengisi kekosongan... kekosongan apa? kekosongan L21 kalau siang hari dan kekosongan pegawean penghuni L22 yang nggak pegang laptop, atau agar ga facebookan melulu... jadi minta bantuannya lagi han untuk merintis dibukanya kedai jus di L21 khusus siang, jadi nanti front office nggak pernah kosong, karena terjadwal dan selalu ada yang jaga. Nah yang jaga itu sekaligus jualan jus, jadi semuanya harus bisa bikin jus, kan lumayan tuh kalau 1 jus 1000 perak buat yang bikin, bisa buat beli rames sekedar pake ayam.

Indie, selamat skripsi, sambil di sripili terus card nya, pasti BISA!

Huda, sdcp setelah fokus ke teknologi langsung gaet pelanggan, yang banyak-yang banyak

Azis, selamat menanti waktu pembangunan kandang.

Rhea... gimana jadi nggak joint mesin sama pak Very... solusi saya ya kayak terakhir kita sms an dulu. hm, salam untuk mas Hendro.

percayalah teman, kita belum seberapa pandai. teruslah merasa goblok, agar lebih banyak belajar. dan tidak pilih2 prospek, pilih2 tugas, dan berdalih saat mendapat tugas... . ini nasehar juga buat saya pribadi.

5/5/09

beda...

bagaimana steve job di depak?
bagaimana bung karno di asingkan?

pelajaran dari Tuhan, untuk manusia-manusia unggulan!

5/4/09

Yess!!!


Berat sangat melepaskan diri dari facebook, mungkin ini cermin, beratnya jiwa meninggalkan jasad ketika hidup saya expired.

Tanda begitu banyaknya hal yang musti saya introspeksii, saya nggak mau malaikat mencabut paksa nyawa saya, seperti saya memaksakan diri untuk melepaskan akun facebook, pasti lebih mengerikan... ah takut,

Ya Allah, mudahkan sakaratulmautku, semoga setelah tulisan ini, saya semakin banyak mendapat khasanah ilmu. Semoga Engkau mendengar niatku, untuk fokus introspeksi diri, hingga datang Ramadhan tahun ini... kabulkan doa mulia ini, Amin...

5/2/09

Masih Optimis

Saya masih optimis kita akan menjadi besar, menjadi Dahsyat! walau perjalanan kesana bisa jadi adalah perjalanan yang berat.

Karena berat itulah, saya harus tanggungkan sumbangsih yang seimbang besarnya kepada semua. Tidak ini lebih berat dan ini lebih ringan.

Tapi saya sadar dengan kapasitas kita, baik sebagai individu, maupun kolektif. Untuk saat ini, belum bisa diterapkan itu. Tapi pasti, pada 1 atau 2 tahun lagi akan saya lakukan itu, karena memang itu harus, ya saya tuntut dengan porsi yang sama.

Sebelum saat itu tiba, tetap saya ingin menjadi guru, guru bagi diri saya sendiri dan bagi semua. Agar semua belajar sungguh-sungguh. Tentang ulet dan disiplin. Agar pada saat tuntutan itu harus dijatuhkan, saya bisa pastikan semua sudah dalam kondisi siap.

Bagi saya ini berat, tapi mungkin.

Fungsi Pengawasan

Hm, jangankan berpoligami... memanaj banyak urusan saja susah, apalagi memanaj banyak istri, huehe.

Satu hal, sinergi itu membuat kita lebih pusing, urat egois seolah2 diputus dengan paksa. Tapi kenapa pepatah mengatakan dan orang banyakpun mengamini bahwa "dua kepala lebih baik daripada satu kepala, dan seterusnya...?"

I just want to remembering all of you, bahwa, kita sudah bersepakat kemana kendaraan ini akan kita bawa, ya, ke era Indonesia Emas. Bukan sebagai penonton, tapi sebagai pelaku. Bukan pelaku biasa, tapi pelaku di garis depan...

Ingat2lah, saat bahwa kita bersepakat tidak akan da figur seperti Aa Gym bagi MQ atau Ari Ginanjar bagi ESQ, disini ya kita semua figurnya. Dan ingat2lah, tidak ada yang mengalir begitu saja layaknya pikiran orang 'goblok' like Bob Sadino... kita punya batas capaian, itu yang dinamakan target.

Bagaimana kiprah kita menasional, bagaimana satu korporasi bernafaskan pemberdayaan mampu menggerakkan puluhan lini dan jutaan lengan pemuda negeri ini. Its not just "mengisi perut sendiri".

Tidak gampang, tapi bukan hal yang mustahil. But, for this reason-lah I try to peduli... yesss, saya ga mau pilih kasih, satu bidang digalakkan yang lain tidak. Like three or four mount ago, melulu training... sampai saya diprotes habis2an, geram dan terpukul sangat saya waktu itu. Eh toh, akhirnya semua berlalu dan impian saya tercapai, raupan finansial & perkembangan mindset yang melesat... "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan???"

Saya begitu akomodatif, this is a request from all, kalau kita kembangkan banyak lini. Yess, makanya Hilmy jadi dirigen grup orkestra bernama Action Club I.

One point! Keep Consistent, still istiqomah, tetap tak mau saya ada figur disini, semua adalah figur. So, as konsekuensinya, sebagai figur, semua harus berkontribusi secara seimbang.

Adalah tanggung jawab besar saya sebagai seorang pemimpin yang akan ditanya di alam akhirat nanti, kalau sampai ada kesenjangan di sini akibat ketidak atau kekurangpedulian saya, atau pilih kasih pada bidang tertentu. Mana adil, kalau satu orang berkontribusi besar yang lain berkontribusi kecil, tapi mustahil semua akan berkontribusi rata dan sama, memangnya kita komunis? huehe

Namun demikian, tugas kita hanya berupaya sejauh cipta akal ini mampu menjangkau. Yess, itulah kenapa saya ikhtiarkan begini : diberlakukan fungsi pengawasan. Andri di Event & Training, Hilmy di Unit Bisnis...

Agar bisa mendekati keseimbangan kontribusi, agar tidak ada ketimpangan yang satu melesat dahsyat karena kedisiplinan dan keuletan tinggi sementara yang lain stagnan karena kurang pertolongan, agar bisa saling melengkapi, atas kesadaran bahwa semua punya kewajiban yang sama untuk memberikan sumbangsih pada SDI...

planing, organizing, actuating & controlong? isn't it?