5/18/09

Jalan Veteran

Veteran adalah orang yang pernah berjasa di masa kemerdekaan dulu, yang sudah pada usia lanjut, yang sebulan sekali mengambil uang pensiun di kantor pos, bergantin dengan pembagian uang BLT.

Veteran kalau naik kereta api, juga keluarganya, mendapat diskon khusus 30%.

Veteran... Mbah saya seorang veteran, yang ketika seumuran saya, berjuang bersama Bung Karno dan Bung Tomo, walau Bung Karno di Jakarta, Bung Tomo di Surabaya dan mbah saya di Rawalo.

Walau sudah diatas 80 tahun, tapi fisik beliau masih prima diantara rekan sejawatnya. Saya jarang kesana, tapi saya ingin berbagi tentang satu hal yang saya kagum dari beliau. Beliau tinggal di rumah yang TVnya baru rusak, tak ada TV, tak pernah mau pakai kacamata pula, kesehariannya cuma ditemani dengan Al Quran, teh, dan majalah Panjebar Semangat.

Sering kalau saya disana melihat, tak ada aktivitas berarti selain duduk, duduk dan duduk, menunggu dhuha, lalu menunggu dhuhur, lalu menunggu ashar, lalu menunggu maghrib, dan seterusnya...

orang yang datang hanya bersalaman, menyapa sedikit lalu melewatinya. begitu seterusnya. saya kasihan awalnya, "kok mbah dicueki ya?", begitu pikir saya. "Apa nggak bosen ya tiap hari duduk terus, nggak ada jalan-jalan, nggak ada yang ngajak ngobrol?" begitu pikir saya lagi..

Tapi kadang saya mengajaknya bicara, DAHSYAT reaksinya... Mbah tak menunjukkan wajah sedih, kesepian atau sakit hati karena dicueki seperti praduga saya. Walau sendiri, sepertinya beliau sangat menikmati, diajak ngobrolpun happy, bahkan untuk usia setua itu, beliau masih bisa bercanda tawa.

Apakah gerangan penyebabnya? Saya cuma bisa menebak-nebak, pasti zona sabar mbah sudah sedemikian luas, zona syukurnya juga. Makanya tak ada mengeluh, tak ada kesal, walau dicueki, walau hanya duduk. duduk dan duduk.

Saya ingin seperti mbah, mbah yang seorang veteran, seorang yang sangat WISDOM. Saya akan lebih banyak membaca.

No comments:

Post a Comment