3/31/11

Dua Puluh Empat

24 adalah angka yang istimewa, pin seluruh ATM-ku dulu sebelum ganti yang baru semuanya ada unsur angka 24 nya. Dan besok aku sudah berumur 24 dalam satuan tahun. Ini adalah hari ulang tahun yang berbeda, dimana sahabat-sahabat dekat sudah 4 orang, memberikan apresiasi justru hari ini, di H-1, bukan di hari H... Terima kasih teman-teman

Memperujung Maret

Upaya memelarkan diri, to expand-ku di bulan Maret ini berujung di pojokan Jawa Tengah, Wonogiri tepatnya. Satu pusat kabupaten yang tidak besar-besar amat, hm, tapi cukup mengesankan.

Empat hari yang menyenangkan, sendirian tapi tidak kesepian, tidur beralas koran tapi tidak kedinginan, tidak pula dinyamuki padahal semalaman. I find something that it can't explain with the word... itu mungkin yang disebut mas Arif ilmu hikmah, ilmu yang tersedia di muka bumi ini yang tidak terwakili dalam penjelasan kata.

Tak usah resah berlebihan dengan kesedihan dan kemalanganmu, karena sesungguhnya kita ini pelupa, kalau tidak percaya, cobalah ingat-ingat hari ini seminggu yang lalu engkau berbuat apa saja, urutkan dari bangun pagi sampai tidur lagi, sedetail apa engkau mengingatnya? kejadiannya? lalu perasaanmu jam demi jam? lalu inspirasi dan lintasan 'aql mu, lalu bagaimana fluktuasi ketaqwaanmu (pelibatanTuhan dalam hatimu) dari waktu ke waktu di hari itu... Hahai... kita ini sungguh-sungguh pelupa.

Begitupun nikmatilah kesenangan senikmat-nikmatnya, karena kenikmatan yang engkau bayangkan lebih nikmat di hari esok belumlah tentu akan datang dan senikmat kenikmatan yang sedang engkau nikmati hari ini. Dan bekerja lah sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang sedang kau alami itu.


3/24/11

Hidup itu Mudah

Bagi yang berpikir hidup itu mudah, hidup mudah beneran. Tapi melahirkan pikiran bahwa hidup itu mudah, kadang tidak mudah, yakni bagi yang tidak tahu ilmunya. Ilmunya bisa didapatkan dimana? berapa lama? Dimananya tergantung, berapa lamanya, ya kalau untuk mata kuliah tertentu yang akan dilupakan saja butuh beberapa SKS, tentu untuk ilmu yang efeknya seumur hidup bahkan seumur akherat, wajar kalau tidak sekali pertemuan ilmunya bisa didapatkan.

Sinopsisnya, hidup itu mudah, kalau :
1. Kalau kita tidak sok mau mengurusi semua hal. Sudahlah, urusi saja hal yang kita mampu, selebihnya serahkan pada Yang Maha Mampu.

2. Kalau kita tidak sok menjadi tuhan. Maunya semuanya terjadi seperti yang kita inginkan, kayak diri kita tuhan saja.

Ini untuk pengantar perenungan bersama-sama saja. Lebih lanjut, silahkan formulasikan, elaborasikan, masing-masing

Jadwal Silaturahim Maiyah Nusantara

Mocopat Syafaat, Jogya setiap tanggal 17
Padang Mbulan, Jombang setiap bulan purnama
Bangbang Wetan, Surabaya setiap sehari setelah Padang Mbulan
Gambang Syafaat, Semarang setiap tanggal 25
Kenduri Cinta, Jakarta setiap Jumat kedua
Purwokerto, coming soon

3/23/11

Maiyah Kecil-Kecilan

Sudah aku tunaikan pesan Mbah Nun dan Mas Toto (Mas apa Mbah ya, hehe) di Pitulasan kemarin, yakni membuat maiyah kecil-kecilan. Tadi malam bareng Hilmy, Kukuh, Mas Hendro, Mba Ayi dan Amet menghidupkan Kandang Angreman dengan content maiyah. Semoga, ini jadi awal yang baik untuk bisa dipergelarkannya Caknun & Kiai Kanjeng (CNKK) di panggung beratap daun disana.

Salah satu materi yang dibahas adalah soal menikah, jangan kau kira yang menikah duluan itu selalu yang menang. Kalau memang kau anggap seperti itu, buang hapus-hapus konsep surga, neraka dan energi positif (epos). Haha, ini terinspirasi dari kata2nya Mbah Nun tentang bencana di Buletin Mocopat Syafaat edisi November lalu tentang dunia bukan tempat pementasan utama. Bisa klik disini.

Dan pagi ini maiyah kecil-kecilan lagi dengan Mas Arif dan Arsya.


1. Jangan diserahkan semua kepada Allah, lah wong Allah juga sudah memberikan kita 'kehendak', kalau semua diserahkan, terus fitur kehendak yang kita punyai percuma dong ada, nanti kalau dicabut fitur itu gimana? kita jadi sama kayak hewan dan tumbuhan yang tidak punya fitur kehendak dong

2. Cara pertama untuk berhasil tawakal adalah memampukan diri mengidentifikasi, mana ranah manusia dan mana ranah Tuhan... mana yang seharusnya menjadi urusan kita, mana yang itu diluar kuasa untuk kita urus... itu yang diwakilkan ke Tuhan. kita kan wakilnya di muka bumi, jadi wakil pasti punya legitimasi untuk melakukan segala sesuatu, tapi ibaratnya legitimasi itu sebatas sekelurahan, kalau ketemu masalah sebesar pak camat, ya laporkan balik ke presiden : pak presiden, ini ada pak camat rewel, saya tidak kuasa mengatasi, monggo saya wakilkan pada Anda kembali

3. Dulu saya kira yang disebut taqwa sebenar2 taqwa adalah kemana mana memakai baju taqwa..... tapi ternyata konsep itu merendahkan terlalu banyak orang, yang pakaiannya lusuh, yang lidahnya tidak fasih bahasa arab, tapi segara urusan senantiasa melibatkan Ngarso Dalem Allah Ta'ala...

11 | Ewondene

Yang penting kita itu belajar, ewondene tidak mudeng-mudeng, itu urusan lain. Yang penting kita itu berusaha, ewondene tidak kaya-kaya, itu diluar domain kita. Yang penting kita mengusahakan, ewondene tidak ketemu-ketemu jodoh, itu perkara diluar kapasitas kita.

Jodoh, rejeki dan all package of nasib kita adalah resultan 2 kehendak. Kehendak Ngarso Dalem Allah Ta'ala yang Maha Berkehendak dan kehendak kita sendiri sebagai makhluk yang didaulat paling sempurna karena beda dengan makhluk lainnya, apa yang membedakan, ya itu tadi : kehendak.

Itulah mengapa pasrah menjadi keliru besar kalau definisinya adalah menyerahkan semua urusan pada-Nya, lah instrumen kehendak kita dianggurkan dong?! bagaimana si.

Begitu juga, kenapa orang ber-visi memiliki kasta kemuliaan yang berbeda, karena dia mengoptimalkan fitur kehendak yang dia miliki.

Dan Ustadz Mario Teguh mengatakan makna ikhlas dalam paparan implementatif : Ikhlas adalah engkau melompat tanpa tahu engkau akan jatuh dimana.

Kita boleh berkehendak, kehendak itulah yang kita setorkan untuk di-ublek bareng dengan Kehendak-Nya. Kalau selaras, maka kita akan mencapai yang diinginkan. Kalau bertolak belakang, ya kita jangan ngeyel.

Haha, anyar iki....

12 | Semanak

Jawa adalah salah satu suku bangsa di dunia yang memiliki tingkat ke-semanak-an begitu tinggi. Jakarta, tentu bukan tandingannya. Begitu juga Sunda. Waktu itu saya bertamu di Sunda, oleh anggota keluarga tuan rumah yang saya tamui, ketika dia melintas cuma menyenyumi saya saja.

Berbeda dengan di Jawa pada umumnya, termasuk di Jogya. Misalkan kita berkunjung ke suatu rumah, jangankan anggota rumah itu, kalau kita sempat berinteraksi dengan tetangga sekitar, sampai perbatasan RT, bukan cuma dapat senyum kita, tapi dapat teguran, sapaan dan ajakan ngobrol.

Semanak. Istri yang semanak adalah idaman para pria. Istri yang semanak adalah kesayangan ibu mertua. Sudahkah pada belajar semanak lebih dari porsi belajar matematika?

13 | Enggane

Hukum enggane terbukti telah terpatahkan sejak lama. Enggane punya ini, nanti aku akan bla bla bla. Enggane punya itu nanti akan, bla bla bla. Berapa banyak pada kenyataannya ketika yang di-enggane-kan itu telah berwujud ada disini (nang kene) dan siki (sekarang) ternyata tidak sebagaimana awalnya.

Hidup itu bukan persoalan nanti, bukan juga persoalan kemarin. Berapa suap nasi yang sedang di makan, bagaimana rasanya mie, bagaimana mengalirnya air di tenggorokkan. Itulah hidup dunia yang sebenarnya.

Itu yang diajarkan Ki Nur untuk membangun kesadaran yang lebih hidup. Sadar atas nasi yang sedang kita makan, sadar air yang sedang kita tenggak. Tidak sedang makan, tapi mikirnya Jogya. Sedang minum, tapi mikirnya, Solo.

Bukan rogohsukmo, tapi rogohpikiran. Badannya dimana, pikirannya dimana.

Bukan Soal

Miskin itu bukan soal enggak punya uang, Miskin itu bukan soal utangnya banyak. Miskin itu soal, uang yang kita punyai terasa sedikit, tanggungan yang musti dikumpulkan itu terasa masih kurang banyak sekali.

Berhasil itu bukan soal tidak pernah gagal. Berhasil itu bukan soal datar dan mulus semua rencananya. Berhasil itu soal melangkah, tanpa takut gagal, karena sudah memiliki gambaran yang holistik, komprehensif dan faktual tentang kegagalan. Karena sudah pernah mengalami gagal dan mengilmuinya.

Azis & Arini Menikah

3/21/11

Sohibu Baiti

Sohibu baiti..imamu hayati
Mursyidu imani, anta syamsyu qalbi
Qomaru fuadi..ya qurratu 'aini

Syafi'u nashibi, anta syamsyu qalbi
Ufuqu syauqi... ya babu akhirati



[Lirik Kontemplasi khas CNKK]

Bahaya Ketidakjujuran

Hari ini aku baru tau, bahwa ketidakjujuranku selama ini telah menghambat seseorang yang seharusnya tidak boleh aku hambat. Blak-blakan aku bilang saja, jujur aku begini.

Semoga kejujuranku hari ini berbuah manis baginya, semoga kejujuranku hari ini berbuah manis juga bagiku. Tawar menawarku dengan Tuhanku belum selesai, kehendak-Nya selaku Dzat Yang Maha Berkehendak dengan kehendakku selaku makhluk yang paling sempurna karena dianugerahi kehendak belum juga menemukan tititk resultansi ideal.

Lobi demi lobi terus dilakukan, semoga lebih cepat, lebih baik. Kalaupun tidak cepat-cepat juga, aku mau berbaik sangka saja, penundaan ini adalah salah satu bentuk kasih & sayang-Nya.

14 | Nggutulna

Sudah 2 orang yang menyediakan diri untuk menggutulkan kekarepanku dengan seseorang jikalau mau (mau = aku mau, mau = dia mau) Haha...

Yang pertama adalah Abah, suaminya Bunda Nuniek, Pakde spiritual saya ini menyampaikan kesediaannya waktu itu di Banjarnegara pas ada ESQ training disana.

Dan yang kedua adalah Bapaknya Azis, beliau menyampaikannya kemarin di resepsi nikahannya Arini & Azis. Haduh, rasa-rasanya terharu begitu mendalam kemarin mendengar Bapaknya Azis menawarkan diri seperti itu. Ekspresinya loh...

Saya cuma bisa menyambut kalimat penawawaran diri untuk menggutulkan itu dengan ucapan "maturnuwun", itu juga dalam hati. Sembari entahlah, hari ini kok beda dari kemarin-kemarin, sepertinya upaya mempersungguh-sungguh ini disambut oleh alam semesta dan Tuhannya alam semesta.

Semoga Allah lekas menikahkanku, satu dari beliau berdua yang nggutulna nanti.



*Gutul means sampai. Nggutulna means, mengantarkan sampai tempat tujuan. Maybe...

3/20/11

15 | Ngewongke

Mungkin betul kata Mbah Nun, Agama Tauhid itu sudah berkembang di tanah Jawa jauh sebelum masuknya Risalah dan Syariat Rasulullah SAW. Itulah kenapa disini banyak sekali istilah-isitilah yan merepresentasikan prinsip-prinsip keanggunan dan keagungan moral. Bahkan orang yang berkualifikasi tinggi, berkelas atas, disebutnya "njawani".

Jawa, di tanah ini kita bukan hanya disuruh mempraktekkan salah dan benar, baik dan buruk, tetapi juga indah dan tidak indah. Salah satu prinsip moral yang benar, baik dan indah adalah "ngewongke".

Apa itu "ngewongke"? dalam makna luas mungkin butuh satu jilid khusus hanya untuk sekedar memaparkan kata ini. Kali ini kita batasi dulu. Contoh ngewongke itu stiker yang Aa Gym buat di pintu kamar mandi masjid Daarut Tauhid, disitu tertulis dengan simple dan rapih tapi cantik : TSP : Tahan buang sampah sembarangan, simpan sampah pada tempatnya & pungut sampah insyaallah sedekah.

Bandingkan kalimat-kalimat di atas dengan kalimat ini : DILARANG KERAS mempergunakan masjid untuk hal-hal yang tidak-tidak.

Kalimat pertama menunjukkan bukan hanya satu kesantunan kalimat, tetapi juga ruh kalimat dimana si pembuat kalimat "ngewongke" orang yang diajaknya itu berperadaban tinggi, berakhlak positif dan pantas disayangi.

Bandingkan dengan kalimat kedua, seolah orang-orang disekelilingnya yang menjadi obyek tulisan itu adalah dia : berperadaban rendah, berakhlak yang tidak-tidak dan bukan saudara sendiri. Bukan hanya pakai kata DILARANG, tetapi juga KERAS bayangkan.

Betapa kalimat pertama di-ruh-i dengan kepercayaan yang begitu tinggi bahwa yang membaca akan mengerti dengan cepat dan tepat, sedangkan kalimat kedua di-ruh-i kecurigaan bahwa ada peluang besar ia akan dilanggar mentah-mentah.

Itulah ngewongke salah satu bentuknya, kata Bunda Ery, ngewongke itu lebih tinggi derajatnya dari "open". Anda tahu "open"? Open saja sudah demikian tinggi kemuliaannya, lah ini kok di atasnya lagi.

Mari kita belajar ngewongke, bukan memperlakukan orang sebagaimana yang kita inginkan, bahkan bukan memperlalukan orang sebagaimana kita ingin diperlakukan, tetapi memperlakukan orang sebagaimana orang itu ingin diperlakukan.

*e pada open dibaca seperti e pada pepes.
** ngewongke as harfiah means : mengorangkan

Zona Energi

Tidak perlu berbicara dalil-dalil dulu, sepertinya pembahasan dalil itu terlalu melangit. Disini, mari kita bicara yang manusiawi-manusiawi saja dulu. Kali ini adalah tentang manusia efektif. Bahwa, teori leadership tingkat internasional, salah satunya yang dirumuskan oleh Steven R Covey menyebutkan orang berkualifikasi tinggi bukanlah sebagai manusia sukses, tapi sebagai effektively people (manusia efektif). Mengapa?

Jawaban komprehensif dan shahihnya silahkan baca sendiri di buku tebalnya Covey, sederhana saja mau saya jawab, bahwasannya kunci untuk menjadi manusia unggul, manusia berkelas atas, adalah memang efektif waktu, menguasai waktu.

Pengertian ini jangan dulu dirancukan dengan memforsir diri tak pernah istirahat, atau workaholic mengabaikan nutrisi badan dan jiwa, nanti dulu... . Manusia efektif berkaitan erat dengan urusan waktu, itu mungkin ada hubungannya kenapa ada ayat "Demi Masa...", "Demi Siang...", "Demi Malam...", dan beberapa lagi lainnya.

Sekarang persoalannya, kenapa banyak orang tidak bisa menguasai waktu sehingga waktu itu menjadi efektif? Ada dua kemungkinan, karena orang itu tidak tahu caranya menggunakan waktu atau karena orang itu tidak mau menggunakan waktu.

Masing-masing kita tentu lebih paham kita termasuk golongan yang pertama, kedua atau bukan keduanya. Kalau kamu termasuk bukan golongan keduanya, maka tidak perlu melanjutkan membaca ini. Kalau kamu termasuk golongan yang pertama, hal yang bisa dilakukan adalah dengan mengeksplorasi diri, caranya cari sendiri. Ciri golongan ini adalah, misalnya dia bangunnya siang terus, dan seharian hanya mengerjakan satu atau dua hal saja, sesudah itu tidur lagi, dan besoknya tidak banyak perubahan atas dampak perbuatan-perbuatan dia di hari kemarin. Lalu dia mencoba bangun lebih pagi, tapi tetap sama saja, dia tidak tahu harus mengerjakan apa, sehingga mau bangun siang atau pagi, ya segitu-segitu saja.

Beda dengan golongan kedua, dia punya segudang keahlian, semilyar peluang, sesamudera hal yang bisa dicoba, tapi sayang bangunnya siang terus, jadi hanya sedikit yang bisa dikerjakan, andai dia bisa bangun lebih pagi, tentu bisa mengerjakan lebih banyak hal.

Nah, kalau solusi bagi yang pertama adalah mengeksplorasi diri, maka solusi bagi golongan yang kedua adalah masuk ke zona energi. Apa maksudnya? Begini, orang golongan kedua kan sudah tidak perlu belajar bagaimana teknik bangun pagi to? dia juga tidak perlu mencari-cari kalau aku sudah berhasil bangun pagi terus mengerjakan apa?

Jadi persoalannya adalah soal pemanas mood, soal energi itu, soal bagaimana bisa mengubah "malas" menjadi "mau", dari "enggan" menjadi "senang". Itu semua tidak ada di zona skill, itu adanya di zona energi. Caranya bagaimana? cari sendiri. Bisa tirakatan, kontemplasi, silaturahim, sodaqoh, dll.

16 | Babar Blas

Sekolah itu memang aliran sesat sejati, aliran sesat yang dilegalkan. Contohnya adalah pelajaran sejarah. Pertama : nama-nama dan tahun-tahun harus dihafal, nilai-nilai dan pesan moral, blas... babar blas.. .

Lainnya lagi soal revolusi Industri, misalnya. Paradigma yang dibentukkan ke anak termasuk ke kita saat itu adalah bahwa revolusi industri adalah sebuah kemajuan, sebuah pintu dunia baru yang dipimpin oleh Barat yang hebat yang mulia. Padahal, apakah begitu adanya?

Susu formula hasil industri, isinya bakteri, hanya susu kambinglah yang sehat selain susu wanita, eits ASI maksudnya.. Pasta gigi hasil industri mengandung flouride, bahan perusak gigi itu malah dipamerkan di iklan dengan bangganya. Belum lagi iklan shampo hasil industri, bisa-bisanya 7 dari 10 wanita Indonesia, data riset darimana itu? sampai yang nonton termasu kita juga kok mau-maunya dibohongi.

Babar blas apa untungnya public, society, kita, dari Industri itu coba. Memang terkesan kita diuntungkan, loh kan sekarang jadi komunikasi gampang, ada telpon, sms, facebook. Eits jangan salah, jaman dulu saat teknologi internal masih berjaya, orang awam juga bisa telepati, tidak perlu ngetik keypad short messege service dari pikiran ke pikiran bisa terjadi dalam kecepatan fiber optik.

Sekarang kalau bukan kepentingan industri, apa coba yang membuat TV hologram belum muncul. Apa coba yang membuat listrik wireless belum dikembangkan. Apa coba yang membuat global warming tidak bisa diakali. Apa coba yang membuat kualitas makanan yang kita makan benar-benar menyehatkan tubuh secara jangka panjang?

Jujur saja, makin kesini saya makin benci dengan industri. Ada proyek penertiban kota, ujung-ujungnya ya hanya untuk melayani aksesnya orang kaya. Ada training gratis, ujung-ujungnya ya bayar paket seminarkitnya mahal. Di zaman ini, hati dan segenap tools nya memang sudah babar blas tidak digubris apa ya.

3/17/11

17 | Ngawur

Kali ini kita bicara tentang perkara ngawur, ngawur itu lawannya barangkali adalah perhitungan. Perhitungan tidak hanya butuh kepintaran, orang pintar tidak selalu bisa menghitung. Perhitungan mencakup aspek yang begitu luas, bakat menghitung, cermat menghitung, cepat menghitung, tepat menghitung, bijaksana menghitung dan benar menghitung.

Terlalu lama menghitung akan membuat kita kehilangan banyak hal, kehilangan moment, kehilangan peluang, kehilangan ketepatan, setidaknya itu pesan implisit Mario Teguh. Tapi, terlalu cepat menghitung juga bisa berpotensi melahirkan kemelesetan yang mungkin saja dampaknya sungguh sistemik. Terlalu cepat menghitung saja berbahaya, apalagi sampai tidak menghitung.

Ini soal perhitungan. Lalu bagaimana dengan soal 'ngawur' sebagai lawan katanya?

Sering kita terpenjara dalam kengawuran yang kita perbuat, tanpa menimbang ngawur kita itu ngawur besar atau ngawur kecil. Bolos kuliah berkali-kali itu ngawur besar atau ngawur kecil? Dalam hal impact-nya terhadap nilai hingga mendapat nilai terjelek, tentu itu adalah ngawur besar. Tapi bagaimana kalau dibandingkan dengan kengawuran yang dilakukan oleh kampus yang basisnya teknik tapi kok menerima lulusan SMK Tataboga?

Kengawuran itu menjadi semakin kecil bila dibandingkan dengan ngawurnya Dinas Pendidikan menyusun kurikulum, terlebih sampai pada kesalahan fatal bangsa kita dalam memasang paradigma pendidikan.

Raam Punjabi pernah ngawur, waktu kecil suka nonton bioskop nyelonong, mencuri-curi masuk tanpa membayar. Akibat kengawurannya dia bisa menjadi seperti sekarang ini, coba kalau dulu tidak ngawur, entah bagaimana saat ini.

Ngawur itu unsequent, ngawur itu pekerjaan otak kanan, karena otak kiri disebut otak sekuensial. Bisakah ngawur itu diperhitungkan? Bisakah kita mengambil tindakan yang ngawur dengan perhitungan?

Kalau hidup Anda tidak unsequent,  berarti hidup Anda kaku, linear, berarti ada yang perlu dikoreksi, cobalah ngawur untuk mengoreksi. Kalau Anda sudah ngawur, berperhitunganlah, agar kengawuran Anda berujung pada keberhasilan.

Pertanyaan

Lulusan STAN disebutnya kasta Brahmana, puncak kemuliaan hidup dimata guru-guru bagi alumni SMA 2. Teman-teman lain memperoleh posisi pun tidak sembarang-sembarang, PPS BRI itu bukan calon posisi sembarangan, dan sebegitu banyak posisi-posisi menggiurkan lainnya.

Jauh dari sekedar mainan offset atau jualan training pendapatannya. Hm, tapi kok kamu masih begitu-begitu saja Ki? Kebegini-beginianku sebenarnya semata-mata sebuah pertanyaan saja kepada Tuhan, bahwa, apakah jalan mendapatkan uang hanya dengan yang sebagaimana lazimnya itu?

Sebuah pertanyaan yang aku belum tahu jawabannya, tapi Bagus sudah, tapi Bimo sudah, tapi Neni sudah.

3/15/11

18 | Rayahan

Menarik, inilah tradisi orang Jawa, mungkin si bukan orang Jawa saja, tapi banyak komunitas masyarakat dimana-mana begitu. Di Kalibener ada seorang ibu jualan bubur ayam sukses, walhasil, seantero gang, jualan bubur ayam semua.

Sepertihalnya di Sokaraja berjamur gethuk goreng, atau baru-baru ini rumah makan bebek bermunculan di Purwokerto, sepertinya mereka memang senang sekali rayahan berebut peluang yang sudah mensuksesi salah satu orang diantara mereka.

Inilah tantangan di dunia usaha. Kalau satu usaha gampang, kita jalankan, lalu berhasil, maka gampang pula orang-orang rayahan menyusulnya. Tapi kalau satu usaha susah, ah, biasanya kita juga memilih nyerah duluan.

Tidak usahlah rayahan rejeki, kalau tidak bisa jadi orang suci, cukup bolak-balik tobat saja sambil terus mengaji, menuntut ilmu, ilmu filosofi yang diseimbangkan dengan ilmu praktikal, pasti rejeki juga enggak kemana.

Dunia nyata memang begini, berbeda dengan dunia filosofi, nikmati saja. Senikmat tumpeng syukurannya Letto yang diserahkan untuk rayahan ini.

Makan Tumpeng Rame-Rame

Selamat Ya

Tahun 2001, Aku belum kenal yang namanya Azis
Tahun 2002, Tetanggan kelas di SMA 2
Tahun 2006, Sama-sama terdampar di IPB, waktu itu Cryo datang sebagai pengangguran, waktu itu belum kenal Hilmy
Tahun 2008, Bali ndeso mbangun ndeso, Azis mulai memilih pilenggahan di Purwokerto, sekontrakan di L22
Tahun 2010, Kerja, terus resign. Tapi pinter, sebelum resign, lamaran dulu. Katanya si pas Ramadhan kemarin
Tahun 2011, Facebook 2 insan manusia aktif lagi, ini menandakan bersamaan dengan Mocopat Syafaatan di bulan Maret Azis nikah... dengan yang namanya....Arini.

Barokallohu laka, (doa selengkapnya besok saja pas hari H), hehe

3/14/11

Kunci-Kunci Pergaulan

Asyik mengamati tingkah polah orang, apalagi itu adalah teman-teman sendiri. Hm, riset ini belum berakhir, tentang perjalanan empat tipikal orang yang mampu membangun ketertarikan, sehingga dia bisa bukan hanya diterima, tetapi enggan dilepaskan oleh sekelilingnya.

Kunci-kunci pergaulan telah mereka kuasai. Tiap medan, beda kuncinya. Tiap tipikal, beda kuncinya. Ini empat saja batasan masalah yang sedang aku riset diam-diam saat ini.
1. Ia yang mampu tampil menarik didepan klien kerjanya
2. Ia yang mampu memukau seantero warga tetangga  
3. Ia yang mampu memikat diantara para wanita
4. Ia yang mampu diterima, sekalipun oleh orang-orang yang sebal kepadanya.

Kunci untuk menjadi orang tipe pertama adalah.... rahasia... hm, satu saja dulu ya : jangan menunjukkan butuh-butuh amat kita kepada sang klien. Kunci untuk menjadi orang tipe kedua.... menolonglah, jangan pikirkan imbalan, apapun itu bentuk pertolongan yang mungkin. Kunci untuk menjadi orang tipe ketiga... berikanlah perhatian yang spesifik, personal, maka wanita mana yang tidak klepek-klepek. Dan untuk menjadi tipe yang keempat.... tutupi muka dengan ember. Haha...

3/13/11

19 | Lumrah

Jaman saya kecil dulu, kalau teraweh ribut sendiri, jalan-jalan, lari-lari, njungkel-njungkel tidak jelas. Begitu sudah witiran baru ikut sholat dan pas doa penutup menunjukkan ekspresi paling khusyuk. Hm, apakah sikap saya itu tidak diketahui oleh sesepuh pinisepuh yang sholat di deretan terdepan? Saya yakin mereka tahu, hanya saja mereka mahfum, lumrah-lah, namanya juga anak.

Lumrah, hal ini pula yang diungkapkan Kanjeng Nabi Muhammad SAW ketika diludahi, bahkan dilempari kotoran. Beliau tidak marah, tidak membalas, bahkan orang yang tiap hari mencaci maki, suatu kali sakit, beliau jenguk.... Baginya : Lumrah kok, karena mereka belum tahu.

Sambil senantiasa berharap, untuk dosa-dosa kita yang diulang terus menerus. Untuk tobat-tobat yang penuh basa-basi. Untuk doa-doa kita yang wagu-wagu. Untuk amal-amal kita yang kecil-kecil tidak ikhlas pula. Semoga Allah pun mengatakan : Lumrah... namanya juga manusia, hamba-hambaKu, memang begitu adanya, Aku syukuri upayamu.



As a lumrah is same with as a default. May be...

20 | Nglenggono

Mungkin benar bahwasannya agama Tauhid itu memang sudah tegak di tanah Jawa jauh sebelum Risalah Syariat Rasulullah SAW sampai ke tanah cukilan surga ini. Jadi, Ahmad Mansyur Suryanegara harus melengkapi studynya soal pelurusan masuknya Islam bukan di abad ke 14 dari pedagang Gujarat, India tapi dari generasi pertama tahun 600an waktu itu, tetapi juga sampai ke bagaimana ajaran Musa AS, Ibrahim AS dan Nuh AS di tanah Jawa.

Mungkin, kitab Zabur itu adalah pahatan relief di Candi Borobudur. Mungkin, lautan pasir itu adalah Gunung Bromo, mungkin perahu Nabi Nuh itu di Trawas, Surabaya. Semuanya mungkin, jangan belum diriset apa-apa sudah mengatakan tidak mungkin.

Nyatanya tidak ada satupun negara di Timur Tengah yang masuk dalam deretan 7 negeri terramah di dunia, dan Indonesia salah satunya. Apa malah nomor 1?

Dari kemungkinan-kemungkinan yang tersebut di atas itu, maka kita menjadi mahfum, wajar, maklum, bahwa banyak kosakata Jawa yang sebenarnya mewakili keanggunan kosakata arab.

Misalnya nglenggono, arti formalnya saya kurang tahu atas kata itu, tapi ya mungkin dekat-dekat dengan yang disebut qonaah. Ini weling dari Pak Dawud kemarin malam : hidup yang nglenggono saja, nanti damai hati ini


(Dari Bang Andres) Doa dari guru tercinta Bapak Dawud Buang, menjelang ujian akhir SMA :


"Ya Allah Engkau adalah zat yang memudahkan tiap-tiap masalah yang sukar. Dan Engkau adalah zat yang mencukupi tiap-tiap kekurangan. Dan Engkau adalah zat yang menemani bagi yang sendirian. Dan Engkau adalah zat yang memberi kekuatan kepada yang lemah. Dan Engkau adalah zat yang memberi kekayaan kepada yang fakir. Dan Engkau adalah zat yang memberi ketabahan/keberanian kepada yang ketakutan. Ya Allah mudahkanlah tiap-tiap masalah yang sukar. Sesungguhnya yang sukar bagiku, bagi-Mu adalah mudah. Dan kepada-Mu aku mohon kemudahan tiap-tiap masalah."

21 | Leken

Kalau bicara tentang sholat khusyuk, versinya banyak. Tiap ustadz punya definisinya sendiri, tidak tahu mana yang paling benar. Karena itu, mari kita bicara khusyuk di hal yang lain saja. Khusyuknya penjual kacang. Nah lo, jualan kacang saja ternyata ada khusyuknya. Bagaimana bentuk khusyuk penjual kacang? Kata Mbah Emha, Khusyuknya penjual kacang adalah ketika dia berjualan kacang dengan mengetahui seluk beluk kacang secara menyeluruh, alur produksinya, sistem marketingnya, analisis streng & weakness komoditi kacang itu bagaimana dan sebagainya.

Orang Jawa bilang hal seoerti itu leken.

Berdoa Eksistensi

Dalam suatu peperangan Ali bin Abi Thalib RA berhasil menjatuhkan musuhnya. Dengan sigap beliau langsung menindih dengan tubuhnya siap dengan pedang terhunus untuk memenggal. Dalam kondisi terjepit musuh Allah tersebut meludahi wajah Ali RA. Seketika itu juga pedang yang sudah siap dihunus diturunkan untuk membatalkan niatnya menghabisi musuh Allah tsb. Ketika ditanya, ”Mengapa engkau tidak melanjutkan niatmu untuk memenggal kepalaku?" Ali bin Abi Thalib menjawab,”Ketika aku menjatuhkanmu aku ingin membunuhmu karena Allah akan tetapi ketika engkau meludahiku maka niatku membunuhku karena amarahku kepadamu”.

Bersyukur masih punya rasa malu ketika mendengar kisah ini, aku teringat dengan anekarupa doa-doa di atas sajadahku. Doanya bentuknya memang kelihatan beraneka rupa, tapi sebenarnya semuanya ya satu, meminta eksistensi diri.

Ya Allah beri saya ini, ya Allah berikan dia padaku, dan bla-bla-bla. Walaupun terlihat sependek itu, tapi tentu yang sedang Dipanjati Doa tahu bahwa ada kata "agar" dibalik kalimat-kalimat doaku itu.

Beri saya ini agar saya eksis, berikan dia agar saya eksis, dan bla-bla-bla. Ketika eksistensi terganggu, sewot, ketika eksistensi terancam, resah. Ketika eksistensi dijunjung orang lain bangga. Padahal Sahabat di kisah itu saja, justru ketika mulai ke arah eksistensi diri, malah tidak jadi membunuh, yang jelas-jelas tinggal segoresan pedang saja.

Sebenarnya ini persoalan krusial tentang Tauhid, tapi mudah2an, satu bentuk kesadaran sederhana ini, walau baru nyadar, belum bisa berubah 100% merupakan salah satu hidayah Allah yang bisa mengangkat dari keburukan.

Ucapkan ameen...!
Ameen. 

3/11/11

Manuk Dadali

Mesatngapungluhur jauh di awang awang
Meberkeunjanjangna bangun taya karingrang
Kukuna ranggaos reujeungpamatukna ngeluk
Ngepak mega bari hiberna tarik nyuruwuk
Saha anu bisa nyusul kana tandangna
gadangjeungpartentang taya badingan nana
Dipikagimir dipikaserab ku sasama
Taya karempan ka sieun leber wawanenna
Manuk dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia jaya
Manuk dadali pang kakoncarana
Resep ngahiji rukun sakabehna
Hirup sauyunan tara pahirihiri
Silih pikanyaah teu inggis bela pati
Manuk dadali gadung siloka sinatria
Keur sukamna bangsa di nagara Indonesia

---

Note :
Indonesian old traditional song
Free public song & non commercial copyrighted song lyric

22 | Semeleh

Mimpi-mimpimu itu luar biasa. Bukan-bukan, tapi sangat luar biasa. Rasa-rasanya mising link dan mustahil tercapai kalau hari-harimu masih kamu jalani dengan biasa. bukan-bukan, tapi dijalani dengan malas-malasan.
Maka, satu-satunya cara untuk menggapai mimpimu yang luar biasa itu, ubahlah kebiasaan biasamu hari ini menjadi hari-hari yang luar biasa. Bukan-bukan, itu bukan satu-satunya cara. Ada cara lain, yakni : anggaplah mimpi-mimpimu itu biasa saja, maka tak terasa sejauh ketika kamu masih memandangnya luar biasa.

Bolak-balik ke Makkah, atau lima perkebunan kelapa Sawit, atau punya kampsu sebesar Unissula, atau sekedar mempunya Avanza. Itu bisa dipandang biasa, bisa juga dipandang luar biasa. Tergantung didimensi mana kita memandangnya. Dimensi nominal rupiah? Atau dimensi Kekuasaan Sang Pencipta?

Semeleh, cuma itu yang bisa dilakukan oleh orang yang blank. Jangankan perkebunan kelapa sawit, avanza saja tidak nyambung kalau dihitung dengan harus dari berapa bulan tabungan atas keuntungan warnet. Tidak balance kalau dihitung dengan harus berapa order cetakan. Tidak equal dengan harus berapa kali training di Ciptarasa. Tidak tawazun dengan berapa proposal yang harus aku ajukan ke Dinas Pendidikan.

"La haula, walaquwata ilabillah",

Tidak menyangka, prestasi terbesar lima tahun berentrepreneurship adalah ini : aku ini blank, ora nduwe opo-opo, ora sanggup opo-opo, ben ta pasrahke Panjenenganipun Gusti Ingkang Murbeng Dumadi.

Semeleh, semeleh. Tawakal, tawakal. Tawakal bagi bayi tanpa gigi seperti aku ini cuma bisa mengartikan sebagai mewakilkan. Aku wakilkan urusan-urusan besarku ini kepada-Mu, aku menunggu perintah-Mu saja.

* Semeleh searti dengan menyandar

Andri & Indi Menikah

Luthfi & Riska Menikah

Mas Arif & Mba Zaky Menikah

Mas Hendro & Mba Ayi Menikah

Wisnu & Dindy Menikah

3/9/11

Siapa yang Lebay?

Sebelum bicara soal lebay, saya pengen cerita dulu tentang autis. Bahwa mengatakan autis ke orang lain itu bahaya, hm alasan dan penjelasannya saya lupa, ada di Kompasiana waktu itu. Silahkan googling sendiri.

Nah, ini soal lebay, bilang orang lain lebay ternyata juga tidak baik. Kenapa? Karena yang bilang lebay itulah yang sebenarnya lebay, bukan-bukan, tapi lebay banget...

Selengkapnya, baca di Bulentin Mocopat Syafaat atau klik saja di sini.

More than Just Nunung OVJ

Atas berkat satu komenan di FB, akhirnya kemarin sore ketemu Nunungnya IPA 4 : Uliel. Dia lebih dari sekedar Nunung, atau kosakata lainnya : Bukan Nunung biasa. Loh?kok? Lah iya, belum juga berucap satu katapun, dia sudah membuatku tertawa kemekelen.

Dua jam yang cukup membuat refresh segalanya semalam, mengabarkan info tentang nasib-nasib anggota komunitas Ampera yang merupakan akronim dari "Anak Muda Pemuja Rahasia" saat ini.

Satu pasang sudah jadi, Wisnu & Dindi bulan lalu. Dan bulan ini jadi sepasang lagi, Klisa & Dede Dita. Memang dahsyat pembuktian cinta ini, dari yang tadinya nolak-nolak, nangis batin, dan penuh lika-liku kok ya akhirnya mereka jadi juga ya.

Menyusul pasangan berikutnya (mungkin) adalah si Ayu & Petto. Memang belum sampai tahap serius, tapi sudah jalan bareng saja ini titik terang yang luar biasa ketimbang naasnya nasib Ayu dulu. Ayu, ayu... beruntung benar dirimu.

Lantas bagaimana nasib Uliel sendiri? Ah, belum jelas, masih abu-abu kehitaman. Hm, mungkinkah pada akhirnya nyambungnya bukan dengan si Ofvi pujaan hatinya, tapi dengan rekan satu grup band nya? : Kukuh? Haha... mungkin saja.

Dan bagaimana nasibku sendiri? Apakah bisa mendapatkan pujaan rahasianya sedari SMA dulu? Hahaha.... enggak, sudahlah, beberapa kali kesempatan ketemuan juga mending aku hindari kok. Kenapa? Karena dia punya pacar saat ini? O, bukan-bukan. Karena tidak ada kata pacaran dalam kamus hidupku. Lalu kenapa? Jawabannya adalah.... adalah.... : Karena ada yang suka disampingnya.

Gubrak... sama saja donk itu namanya. Loh? ya beda, kalau alasannya adalah karena dia punya pacar, berarti aku tidak konsisten dong mengatakan tidak ada kata 'pacaran'.

Bukan soal punya pacar atau enggak, sekedar menjaga perasaan yang lagi suka padanya saja. eh, siapa tahu memang arahnya akan seriusan.

23 | Sawangan

Ada satu tempat di Ajibarang yang biasa untuk tempat KKN, namanya Desa Sawangan. Nama yang sama dengan pusat oleh-oleh khas Purwokerto, Sawangan. Tapi bukan kedua sawangan itu yang mau dikupas.

Sebelum mengupas sawangan, ijinkan saya berbagi 3 anugerah gelar yang saya terima baru-baru ini. Inilah gelar-gelar istimewa yang saya peroleh tanpa meminta :

1. Mister Penasaran
Haha, tidak tahu ini gelar merujuk dari data mana kok dianugerahkan ke saya, tapi si saya tidak menolak, karena memang benar adanya. Sekalipun saya seumur hidup ikut penasaran cuma sekali, waktu itu pas SD : Penasaran Dokter Kecil, tapi sungguh luar biasa bisa dapat gelar ini.

2. Mister Want to Know (MWTK)
Cuma beda bahasa saja, mungkin reseptor belajar atau indra yang berguna untuk memungut ilmu pengetahuan yang tertanam dalam diri saya salah proporsi, jadi rasa ingin tahu saya berlebihan sampai ke hal-hal yang tidak semestinya pantas diingintahui. Ini juga gelar langka, dan mungkin satu-satunya di dunia, karena itu amat sayang kalau saya tolak.

3. Mister Keceplosan
Nah ini yang lebih spektakuler, menurut data statistik ternyata diantara seantero orang Purwokerto, saya memiliki frequency keceplosan paling tinggi, makanya gelar inipun jatuh pada saya. Hm, sepertinya cocot saya ini cukup bertalenta ya, dan sekalipun menurut riset yang dilakukan tim survay shampo rejoice mengatakan 9 dari 10 manusia di Indonesia suka keceplosan, tidak ada yang berpretensi mengalahkan intensitas keceplosan saya.

Terima kasih kepada para pemberi gelar, dan kepada pembaca yang ingin menggondol gelar ini, lakukanlah dengan sportif untuk merebutnya dari saya, jangan pake sabotase-sabotasean. Ealah, siapa yang menyangka semisal suatu saat nanti ternyata salah satu dari pemberi gelar ini jebul menjadi istri saya. Who knows yah?

Hubungannya apa semua itu dengan sawangan? Sabar dulu, sebentar, begini, saya mau berterima kasih dulu dengan teman-teman dekat saya. Orang-orang yang terhubung dengan saya walau tanpa nasab, kok ya mau berhubungan dengan saya, iya kalau saya ini menarik, baik, ideal, sempurna, kaya pula, lah jelas-jelas saya jelek begitu, apalagi sebabnya coba mau berteman kalau bukan karena cinta.

Mengutip kata-katanya Cak Emha, yang kira-kira begini isinya, nikmatilah senyum orang-orang Indonesia kepadamu, karena mereka tersenyum bukan karena apa-apa, tapi karena dari ketulusan hatinya. Berbeda dengan senyum pelayan restaurant di eropa sana, mereka tersenyum karena uang yang akan engkau belanjakan di restaurantnya.

Ya, tidak ada fatamorgana, kejelekan saya itu nyata, tapi kok ya masih pada mau berteman, apalagi itu kalau bukan karena cinta dan ketulusan. Karena itu pula, tidak melulu menjadi alasan untuk bersenang-senang, ketika engkau dinilai baik, ideal, menarik dan kau ditemani, disenyumi, karena sebab-sebab kebaikanmu itu. Nanti kalau kejelekanmu terkuat perlahan, siapa yang menyangka kalau senyum disekelilingmu itu menyingkir menjauh perlahan satu persatu.

Kebaikan, kekaguman, kemenarikan, keidealan, itu cuma sawangan, itu cuma persepsi. Ki Nur sang ilusionist (Haha...) pernah mengatakan, tidak ada satupun orang yang tidak punya salah dan kejelekan, jadi jangan menunggu suci untuk mendekat pada-Nya, justru dekatilah Dia untuk mensucikan diri. Dia cuma minta kita mengaku kok.

Kejelekan adalah kenyataan, kenyataan yang disembunyikan. Sekalipun kejelekan itu jelek, kejelekan adalah instrumen istimewa, (1) agar kita tetap berrendah hati dihadapan-Nya, dan (2) agar kita bisa membedakan siapa yang tulus dan siapa yang tidak tulus disekeliling kita.

Jerry dan Kawan-Kawan sedang mempraktekan siasat yang dirumuskan kemarin bersama-sama untuk menghadapi si Kucing Tom yang ulahnya bikin riweh saja setiap hari mengganggu siapa saja.



* Sawangan disini mungkin maksudnya semacam, hm... penilaian apa ya

3/7/11

24 | Manunggal

Ibarat membuat kayu jadi ukiran kayu, bukan cuma diperlukan ketekunan, tapi juga diperlukan sense of art. Begitu juga tidak cukup sense of art, tetapi diperlukan skill mengukir. Kuncinya adalah : Manunggaling Wening, Rasa lan Wadag. Manunggaling Kimia, Fisika dan Biologi...  

Jadi mau cari jalan pintas menjadi kaya dengan ikut bisnis afiliasi di internet yang promonya menggiurkan, ah, itu mustahil, kecuali dirimu beruntung. Loh kok mustahil? Iya, kalau memang itu semenggiurkan yang ditawarkan, kenapa juga banyak orang tidak tertarik bahkan tidak tahu ada peluang itu? Apa kita orang paling pandai di muka bumi? Memang kita orang paling melek internet di muka bumi?

Begitupun, terhadap peluang apapun, atau iming-iming jalan pintas dimanapun. Kuncinya ya itu, keseimbangan antara ketiga kunci itu, hati yang tidak mood moodan, perasaan yang diasah untuk mampu mengungkapkan keindahan dan skill yang digunakan dalam bentuk tindakan, dalam contoh ini, mengukir.

* Manunggal serupa dengan : menyatu

25 | Netes



Jenuh dengan seminar, jenuh dengan pendidikan, pengajaran bahkan penghikmahan yang diformalkan, itu mungkin makanya saya begitu menikmati Mocopat Syafaatan beberapa bulan ini bersama Cak Emha dan simbah-simbah Kiai Kanjeng di Yogya.

Mungkin kejenuhan yang sama yang membuat saya betah bersendiri-sendiri di atas kereta, di atas rel atau di atas bangku peron stasiun. Mungkin kejenuhan yang sama pula yang membuat saya begitu menikmati obrolan penuh hikmah di ruang tamu Ponpes Cintawana bersama Ust. Rofiq.

Jengah dengan dunia wacana, muak dengan kehidupan yang terkotaki filosofi. Rasanya ingin mencebur ke dunia nyata seperti anak-anak mencebur di bawah air terjun kali bacin. Rasanya ingin menetas dari kesempitan hari-hariku ini seperti anak ayam memecah cangkang telornya.

Capek dicurigai terus, yang berdampak akupun menjadi orang yang penuh curiga. Capek dirongrong target-target luar biasa diatas landasan jam demi jam, hari demi hari yang biasa-biasa saja. Capek ditendensii terus yang berwalhasil akupun menjadi manusia tendensius.

Mimpi yang terus-terusan diikat hingga tak pernah melesat. Dendam yang terus ditim dalam dandang kecurigaan dan prasangka negatif. Utang yang terus membubung seiring dengan naiknya grafik apresiasi emas.
Umur yang semakin menua menjadi sebuah warning buatku untuk lebih berhemat dan cermat menggunakan waktu. Bosaaaaan hidup di dunia wacana.

Saatnya netes, saatnya mencebur, saatnya memelarkan semua yang mengekang... Welcome to : Expanding of March.


*Netes : Menetas

Menanyakan Kembali

"Saat kau mengenal cinta dan ada tawa suka cita serta senyum ceria maka itulah cinta……

saat kau mengenal cinta dan air mata bersamanya, baik air mata syukur saat bahagia menyapa ataupun air mata sabar saat duka melanda, maka itulah cinta

namun saat kau mengenal cinta dan derita ada dibelakangnya maka hati-hati dan tanyakan kembali apakah itu cinta atau hanya nafsu syahwat belaka"
, Mutiara Kehidupan

3/6/11

26 | Ndilalahi

Hampir setiap trainer ESQ di setiap performa trainingnya menyelipkan pesan ini : tidak ada satu helai daun yang jatuh tanpa izin Allah. Tapi pertama kali tersentuh, terhenyak dan merasakan Nggrentes mendengar nasehat ini waktu itu di Hotel Pangrango, oleh Kang Iman. Yang intinya, bahwa sesuatu yang kebetulan, yang Ndilalah itu bukanlah hal sepele.

Sejak itu memang saya terbentuk menjadi pribadi yang dalam tanda kutip "GeEr"-an. GeEr gimana? Misalnya, sedang ngetik panjang-panjang kok ndilalahi, laptop mati dan belum di save, reflek yang terpikir "ada pesan apa nih dari-Nya dibalik kejadian ini?".

Hingga saya bertemu begitu banyak ke-Ndilalah-an. Ndilalah waktu itu ketemu Mas Tampo di pintu masuk Hall Cendrawasih JCC. Ndilalah kebagian tilawah di acara Mocopatan bulan kemarin. Ndilalah ban bocor. Ndilalah adik saya minta ke Alfamart Banyumas siang tadi.

Yah, saya masih percaya Ndilalah itu bukanlah kejadian biasa yang sambil lalu. Ada pesan pembelajaran dari Sang Guru Sejati Kehidupan, Allahu Robbul 'Alamin, untuk hamba yang nista ini. Kejadian yang berbentuk Ndilalah bisa jadi adalah satu bentuk Cinta-Nya, Cinta-Nya yang tidak tersekat oleh kejelekan2 kita.

"mayyahdillah falaa mudillalah, wamayyudhillu falaa haadiyalah."
(Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Tuhan maka tidak ada yang bisa menyesatkan, dan barang siapa yang disesatkan maka tidak ada yang bisa memberinya hidayah)

*Ndilalah in Indonesia apa ya?hm...pas kebetulan mungkin

3/5/11

27 | Umuk

Mulia sekali orang yang mempunyai kekuasaan, menggenggam kesenangan, menyanding semua yang diinginkannya, itu kalau dia tidak umuk. Akan disifati sebaliknya bila dia memiliki semua itu, tapi ada keangkuhan terang-terangan maupun tersembunyi di dalam dirinya.

Ujian untuk umuk ini belumlah saya leveli, itu cara saya berargumen, ngalem, ketika mimpi-mimpi saya masih tertunda ketercapaiannya. Ujian saya masih pada level dibawahnya, mungkin si...

Bukan soal umuk atau tidak umuk, bukan soal umuk kasar maupun umuk halus, tapi masih soal mendapatkan dan tidak mendapatkan, dan lebih ke tidak mendapatkannya. Saat tidak mendapatkan, rela atau ngresulah, saat tidak mendapatkan tetap getun atau putus asa, saat tidak mendapatkan masih bisa ikhlas tidak, saat tidak mendapatkan masih bisa bersyukur tidak, saat orang lain mendapatkan dan kita tidak mendapatkan ada iri apa tidak lan sapiturute...

Terima kasih kepada Dzat yang memberikan kepahaman tentang ini, semoga saya bisa segera mengambil modul selanjutnya, untuk bisa mempercepat pembelajaran saya. Sehingga tidak mboros-mborosi umur.

*Umuk itu semacam sombong, semacam ujub, hm, tapi beda rasa-kata nya deh

3/4/11

Ganteng

Kenapa ada orang yang dilahirkan ganteng, dilahirkan cantik dan banyak orang dilahirkan tidak ganteng dan tidak cantik? Apa karena (1) Sang Pencipta punya sifat pelit? atau (2) stock katalis pemroduksi kegantengan dan kecantikan terbatas? (3) Ada maksud tertentu lainnya?

Begitupun kenapa ada orang yang dilahirkan dengan pita suara istimewa sehingga suara bagus tetapi banyak orang kualitas suaranya biasa-biasa saja? Apa karena (1) Sang Pencipta punya sifat pelit? atau (2) stock katalis pemroduksi kegantengan dan kecantikan terbatas? (3) Ada maksud tertentu lainnya?

Kalau kemungkinan jawabannya yang (1), Apa alasan Sang Pencipta untuk pelit? Hm, apa ya kira-kira? Sulit menemukan alasannya, karena memang tidak mungkin sepertinya. Kemudian, kalau kemungkinan jawabannya yang (2), Ini mustahil, masa sampai keterbatasan stok, memang tukan sablon? memang tukang acrylic?

Jawaban termungkin adalah yang (3), ada maksud tertentu dibalik penciptaan manusia ganteng, manusia tidak ganteng, manusia setengah cantik, manusia seperempat cantik. Maksud itulah yang sedang saya tebak-tebak. Apa ya kira-kira?

Tentang Mimpi

Mimpi itu ada bermacam-macam. (1) Ada mimpi dari ilham Tuhan, (2) ada mimpi dari bisikan setan, (3) ada mimpi dari guncangan emosi sebelum tidur, (4) ada mimpi dari respon sekeliling. Kata orang tua, kalau sebelum tidur berdoa dulu, dapatnya ilham Tuhan, tapi kalau sebaliknya dapatnya bisikan setan.

Kata para motivator, sebelum tidur tenangkan jiwa dulu, jangan sampai masih membawa kekesalah, kecemburuan, kerinduan dan berru-rupa emosi, nanti kalau tidak dihilangkan dulu akan terus terbawa dalam bentuk mimpi.

Dan soal mimpi dari respon sekeliling, baiknya jangan membuat kegaduhan didekat orang tidur, jangan tidur didepan Televisi yang menyala sepanjang malam. Seluruh masukan suara yang bisa ditangkap telinga itu bisa-bisa terolah dalam bentuk imajinasi berantakan yang hasilnya adalah melahirkan mimpi. Karena sumbernya adalah kegaduhan dan ketidaknyamanan, tidak menutup kemungkinan mimpi-mimpi yang muncul adalah mimpi buruk.

Li Ubali

Tahu bagaimana caranya agar bisa jadi lebih baik di banding orang biasa? Caranya adalah punyailah mimpi. Orang punya mimpi di dunia ini banyak, mau jadi pemimpi yang lebih dibanding orang kebanyakan? Upayakankah terwujudnya mimpimu. Orang yang berupaya mewujudkan mimpi juga masih banyak, tahu siapa diantara mereka yang lebih baik? Yang lebih baik dari para pengupaya itu adalah yang merelakannya.

Ustadz Mario pernah menyampaikan : "Ikhlas itu adalah melompat, tanpa tahu akan jatuhnya dimana".

Bahasa Arabnya Li Ubali, bahasa Jombangnya Ga Patheken, bahasa Banyumasannya saya belum tahu, bahasa Indonesia tidak peduli, mau terwujud apa tidak mimpi itu, yang penting 91) kita sudah mengerjakan apa yang bisa dikerjakan, memikirkan apa yang mungkin dipikirkan, merenungkan apa yang seharusnya direnungkan, dan yang penting (2) kita sudah bahagia sejak hari ini.

28 | Ngresulah

Mbak Mar, saya punya 5 kenalan yang namanya sama : Mbak Mar.

Mbak Mar 1, namanya Marsini, dia teman SD saya, kalau saya rangking 1, dia rangking 3 nya waktu itu.

Mbak Mar 2, namanya Marsini juga, dia seorang petugas Bank di desa saya, Bank BPD.

Mbak Mar 3, namanya Sri Martini, dia teman di EU, pebisnis dari Purbalingga. Hm, lama tidak berjumpa beliau.

Mbak Mar 4, namanya Sumarsih, dia seorang penjahit yang mempermak baju dan celana saya. Sudah seperti saudara sendiri.

Mbak Mar 5, saya tidak tahu nama lengkapnya. Beliau adalah ibu penjual rames di samping tembok GMC 25, kost2an saya 3 tahun di SMA dulu.

Kemarin saya dapat nasehat biasa, tapi bagus dan menyentuh dari salah satu dari 5 tokoh di atas. Mbak Mar 4, dia butuh biaya besar untuk terapi anaknya yang masih 4 tahun. "Wah, punya anak dompetnya kudu kandel ya mba?"

Ringkas penulisan dari obrolan kemarin, "Tenang saja, nanti kamu nikah, rejekimu akan beda, nanti kamu punya anak, rejekimu juga akan beda lagi", begitu penjelasan Mbak Mar 4. "Nggak usah dibikin mumet, nggak ada 1 orangpun yang nggak punya masalah to?" Begitu lanjutnya.

Tidak ada yang istimewa dari nasehat yang dilontarkan dalam bahasa Banyumasan murni itu kemarin. Tapi buat saya, itu begitu menyentuh. Mungkin karena selama ini terlalu banyak ngresulah, sedangkan Mbak Mar 4 saja yang masalahnya lebih besar, dia tidak ngresulah.


*Ngresulah means mengeluh

3/3/11

Senyum Sembarangan

Sebuah senyuman memberi seribu arti bagi wanita. Jadi jangan senyum sembarangan kepada wanita.

dari sini

Kisruh di Depan RS Elizabeth

Puluhan sopir penjemput anak sekolah dan penggu rumah sakit di ruas Jl. Gatot Soebroto, Purwokerto kisruh dengan Satuan Polisi Pamong Praja. Keributan ini terjadi karena Satpol PP yang sendiko dhawuh dengan Bupati itu menggusur mobil-mobil yang parkir mengganggu ketertiban di ruas dan bahu jalan sekitar SMA Bruderan itu.

Hm, mungkinkah berita itu beneran? 100% mustahil. Tidak ada mobil orang kaya yang berjejer setiap hari menyalahfungsii ruas jalan untuk parkir menjemput anak sekolah dan menunggui rumah sakit itu disebut menyalahi fungsi penggunaan sarana publik, apalagi disebut mengganggu ketertiban umum. 

Yang mengganggu ketertiban umum itu lapak-lapaknya orang miskin, yang keluar rumah meraup pahala dengan nawaitu menghidupi keluarga. Kadang malah untuk lapak-lapak itu satpol PP digiring seperti Assshuu!!! oleh majikan-majikan yang bhaanggsaaatttt!!! (Berita penggusuran kaki lima adalah berita yang paling saya benci, laknat! Mbok ya pake cara yang lebih baik Su!!!) 

Bercita-cita jadi presiden samahalnya bercita-cita menjadi herder. Sejak zaman kumpeni sampai saat ini, tidak ada yang berubah dalam tatanan kedaulatan bangsa. Dulu Inlander tunduk manut kepada Kapitalis dari Pemerintah Hindia-Belanda. Sekarang juga begitu.

Rakyat pribumi itu dapat golongan kelas 3, kereta ekonominya kayak kandang ayam, menggusurnya kayak menggusur ayam. Sedangkan orang China mendapat kasta kelas 2, tokonya enggak bayar pajak enggak apa-apa. Eh sementara orang-orang barat kastanya nomer 1, baliho perusahaannya dimana-mana. Mal, pabrik merusak lingkungan hidup, dibiarkan saja.

Negara itu cuma kaki tangan, cuma alat, bagi kepentingan kapitalisme global. Pensejahtera rakyat sesungguhnya adalah kapitalis lokal baik hati. Mending belajar jadi itu saja.

Rahasia Kuadrat

Soal UN itu biasanya ada label di amplopnya bertuliskan Rahasia. Hm, cukupkah label itu untuk mengamankan kerahasiaan sang soal? Oh tidak. Buktinya berapa banyak soal UN yang bocor sebelum berkembang.

Kenapa tidak cukup? Karena eh karena, karena sesunggunya, adanya rahasia juga harusnya dirahasiakan. 

Maksudnya? Loh iya, mentang-mentang kamu membawa seamplop surat UN terus dikabar-kabarkan ke yang lain : ini loh aku punya sesuatu rahasia. Walah, ya parah, malah bikin orang jadi penasaran.

Haha, pandai-pandailah menjadi orang yang dimata orang lain kita dipandang tidak punya rahasia, karena itu tandanya kita berhasil merahasiakan bahwa kita punya rahasia.

29 | Kanggo Nggawe

Dulu jamannya si Aan belum beli Smash, saya pernah nulis seperti yang ada di tulisan ini : bahwa, direpoti itu menyenangkan. Loh iya, bagaimana tidak menyenangkan, karena dalam kerepotan yang dibikin orang, ada satu positioning bahwa orang lain membutuhkan kita dan kita dibutuhkan orang lain.

Obrolan dengan teman baik saya beberap hari lalu menghipotesisi bahwa, sering, orang itu sungkan orang melibatkan orang lain, karena takut merepotkan.

Dalam kondisi yang lain lagi, ada pikiran begini : "Bukan soal nggak kuat sama omongan orang, tapi aku nggak mau bikin repot orang."

Daripada pusing dengan hal-hal seperti itu, ditambah lagi pusing dengan pesan di postingan kali ini, yang terbaik adalah mengakui kelemahan diri. "Mengakui" itu diajarkan oleh ibu bukan sembarang ibu, "mengakui" diajarkan oleh Ibunya Alquran. Loh iya, setelah ayat pertama 'menyebut' dan di penghujung kita 'memohon' ditunjukkan jalan yang lurus, tengah-tengahnya adalah pengakuan, tidak tanggung-tanggung 4 pengakuan sekaligus.

Mengakui bahwa diri ini lemah, saking lemahnya tidak bisa lekang dari salah, tidak bisa lepas dari merepotkan orang. Biarlah merepotkan orang, berbaik sangka saja orang itu senang karena merasa kanggo nggawe. Biarlah merepotkan orang, toh kalau orang yang direpoti itu ikhlas, dia juga mendapat pahala dan balasan kemakmuran dunia yang berlipat-lipat.

Mungkin dengan memiliki mainframe seperti itu, jadi lebih ayem.


*Kanggo nggawe
= berguna

Curiga

Senyuman balasannya senyuman. Traktiran balasannya traktiran. Kritikan balasannya kritikan. Sindiran balasannya sindiran. Gurauan balasannya gurauan. Tulisan balasannya tulisan. Punjungan makanan balasannya (seharusnya) punjungan makanan juga. Air susu balasannya air tuba. Curiga (ndilalah) balasannya ya curiga.

3/2/11

30 | Rasan

Kalau di pemukiman sering kita menemukan papan peringatan : Tamu 1x24 jam wajib lapor.

Lapor diperlukan untuk menggaransi keamanan warga setempat dari bermalamnya orang-orang tidak benar. Nah, karena pentingnya hal ini, maka lapor menjadi sebuah kewajiban.

Tapi sesungguhnya dalam vocavulary Jawa ada pilihan kata yang lebih tepat tanpa mengurangi makna yang ingin disampaikan, yakni "rasan".

Bentuk perilaku antara "wajib lapor" dengan "rasan" bisa jadi sama, yakni misalnya sama-sama datang ke rumah Pak RT ketika menjelang malam, atau memberitahu secara lisan ketika hendak bepergian. Tapi sekalipun ada kesamaan, sesungguhnya keduanya berbeda.

"Wajib lapor" dan "rasan" juga memiliki kesamaan, yakni sama-sama satu bentuk tindakan kebaikan. Tapi ya itu, keduanya tetap berbeda.

Bedanya dimana? Kalau "wajib lapor" merupakan kebaikan yang ada di dimensi ma'ruf, sebuah kebaikan yang bersumber atas hukum yang baku, makanya sifatnya pengharusan. Sedangkan "rasan" merupakan bentuk kebaikan yang ada di dimensi ihsan, dasarnya yakni nurani.

Kalau Anda telat bayar sewa, "rasan" saja, kalau Anda hendak bermalam 1 x 24 jam "rasan" saja, kalau Anda hendak jalan-jalan bepergian "rasan" saja. Kata "wajib" untuk melapor hanya untuk orang-orang yang nuraninya bermasalah saja.


* Dan Bahasa Indonesianya "rasan", apa ya?

3/1/11

Setara Akatel

Rasa-rasanya dan dirasa-rasa, tidak sia-sia amat barangkali genap 10 semester saya di Akatel. 10 semester sesuai dengan batas yang ditetapkan kampus, ya, lulus tepat waktu. Kenapa tidak sia-sia amat? Tidak sia-sia amat karena dapat pelajaran banyak disini. Salah satunya tentang inferioritas.

Dari awal matrikulasi, dalam prosesi pendahuluan bernama Ospek, mahasiswa sudah diinferiorkan, pakai kaos oblong salah, pakai sendal apalagi, ketemu dosen harus mengantri, dosen mengubah jadwal seenak wudel-nya sendiri tidak merasa perlu protes... parah benar kondisi itu, saking parahnya, bahkan mahasiswa mengerjakan tugas seolah2 itu untuk keperluan dosennya, bukan untuk keperluan dirinya sendiri untuk memperoleh sesuatu pemahaman.

Sudahlah, pelajaran berharga tentang kesetaraan dengan kampus tercinta bernama Akatel yang ingin saya share kali ini adalah tentang kemitraan antara saya dan teman-teman dengan kampus. Dari yang tadinya inferior, kini sudah setara.

Setara bagaimana? Loh iya, Kusworo dengan SPEC nya kini jadi vendor langganan penyedia test TOEFL dan TOEIC. Fikry dengan perusahaan engineringnya sekarang diminta mengonsepkan program sertifikasi CCNA semacam keahlian di dunia informatika yang di Purwokerto hanya Akatel yang berhak mengeluarkan.

Bidang IT Development Akatel juga pernah study banding pengelolaan internet di kampus dengan Ipoint besutan Huda & Hilmy. Dan saya sendiri tahun-tahun belakangan dipercaya meng-handle pengadaan atribus Ospek. Bukan cuma itu, malah diminta ngisi seminar entrepreneurship untuk mahasiswa baru kemarin.

Ya, syukurlah teman-teman bisa bermitra. Sejeblok-jebloknya nilai, toh masih migunani.