3/23/11

Maiyah Kecil-Kecilan

Sudah aku tunaikan pesan Mbah Nun dan Mas Toto (Mas apa Mbah ya, hehe) di Pitulasan kemarin, yakni membuat maiyah kecil-kecilan. Tadi malam bareng Hilmy, Kukuh, Mas Hendro, Mba Ayi dan Amet menghidupkan Kandang Angreman dengan content maiyah. Semoga, ini jadi awal yang baik untuk bisa dipergelarkannya Caknun & Kiai Kanjeng (CNKK) di panggung beratap daun disana.

Salah satu materi yang dibahas adalah soal menikah, jangan kau kira yang menikah duluan itu selalu yang menang. Kalau memang kau anggap seperti itu, buang hapus-hapus konsep surga, neraka dan energi positif (epos). Haha, ini terinspirasi dari kata2nya Mbah Nun tentang bencana di Buletin Mocopat Syafaat edisi November lalu tentang dunia bukan tempat pementasan utama. Bisa klik disini.

Dan pagi ini maiyah kecil-kecilan lagi dengan Mas Arif dan Arsya.


1. Jangan diserahkan semua kepada Allah, lah wong Allah juga sudah memberikan kita 'kehendak', kalau semua diserahkan, terus fitur kehendak yang kita punyai percuma dong ada, nanti kalau dicabut fitur itu gimana? kita jadi sama kayak hewan dan tumbuhan yang tidak punya fitur kehendak dong

2. Cara pertama untuk berhasil tawakal adalah memampukan diri mengidentifikasi, mana ranah manusia dan mana ranah Tuhan... mana yang seharusnya menjadi urusan kita, mana yang itu diluar kuasa untuk kita urus... itu yang diwakilkan ke Tuhan. kita kan wakilnya di muka bumi, jadi wakil pasti punya legitimasi untuk melakukan segala sesuatu, tapi ibaratnya legitimasi itu sebatas sekelurahan, kalau ketemu masalah sebesar pak camat, ya laporkan balik ke presiden : pak presiden, ini ada pak camat rewel, saya tidak kuasa mengatasi, monggo saya wakilkan pada Anda kembali

3. Dulu saya kira yang disebut taqwa sebenar2 taqwa adalah kemana mana memakai baju taqwa..... tapi ternyata konsep itu merendahkan terlalu banyak orang, yang pakaiannya lusuh, yang lidahnya tidak fasih bahasa arab, tapi segara urusan senantiasa melibatkan Ngarso Dalem Allah Ta'ala...

No comments:

Post a Comment