3/9/11

23 | Sawangan

Ada satu tempat di Ajibarang yang biasa untuk tempat KKN, namanya Desa Sawangan. Nama yang sama dengan pusat oleh-oleh khas Purwokerto, Sawangan. Tapi bukan kedua sawangan itu yang mau dikupas.

Sebelum mengupas sawangan, ijinkan saya berbagi 3 anugerah gelar yang saya terima baru-baru ini. Inilah gelar-gelar istimewa yang saya peroleh tanpa meminta :

1. Mister Penasaran
Haha, tidak tahu ini gelar merujuk dari data mana kok dianugerahkan ke saya, tapi si saya tidak menolak, karena memang benar adanya. Sekalipun saya seumur hidup ikut penasaran cuma sekali, waktu itu pas SD : Penasaran Dokter Kecil, tapi sungguh luar biasa bisa dapat gelar ini.

2. Mister Want to Know (MWTK)
Cuma beda bahasa saja, mungkin reseptor belajar atau indra yang berguna untuk memungut ilmu pengetahuan yang tertanam dalam diri saya salah proporsi, jadi rasa ingin tahu saya berlebihan sampai ke hal-hal yang tidak semestinya pantas diingintahui. Ini juga gelar langka, dan mungkin satu-satunya di dunia, karena itu amat sayang kalau saya tolak.

3. Mister Keceplosan
Nah ini yang lebih spektakuler, menurut data statistik ternyata diantara seantero orang Purwokerto, saya memiliki frequency keceplosan paling tinggi, makanya gelar inipun jatuh pada saya. Hm, sepertinya cocot saya ini cukup bertalenta ya, dan sekalipun menurut riset yang dilakukan tim survay shampo rejoice mengatakan 9 dari 10 manusia di Indonesia suka keceplosan, tidak ada yang berpretensi mengalahkan intensitas keceplosan saya.

Terima kasih kepada para pemberi gelar, dan kepada pembaca yang ingin menggondol gelar ini, lakukanlah dengan sportif untuk merebutnya dari saya, jangan pake sabotase-sabotasean. Ealah, siapa yang menyangka semisal suatu saat nanti ternyata salah satu dari pemberi gelar ini jebul menjadi istri saya. Who knows yah?

Hubungannya apa semua itu dengan sawangan? Sabar dulu, sebentar, begini, saya mau berterima kasih dulu dengan teman-teman dekat saya. Orang-orang yang terhubung dengan saya walau tanpa nasab, kok ya mau berhubungan dengan saya, iya kalau saya ini menarik, baik, ideal, sempurna, kaya pula, lah jelas-jelas saya jelek begitu, apalagi sebabnya coba mau berteman kalau bukan karena cinta.

Mengutip kata-katanya Cak Emha, yang kira-kira begini isinya, nikmatilah senyum orang-orang Indonesia kepadamu, karena mereka tersenyum bukan karena apa-apa, tapi karena dari ketulusan hatinya. Berbeda dengan senyum pelayan restaurant di eropa sana, mereka tersenyum karena uang yang akan engkau belanjakan di restaurantnya.

Ya, tidak ada fatamorgana, kejelekan saya itu nyata, tapi kok ya masih pada mau berteman, apalagi itu kalau bukan karena cinta dan ketulusan. Karena itu pula, tidak melulu menjadi alasan untuk bersenang-senang, ketika engkau dinilai baik, ideal, menarik dan kau ditemani, disenyumi, karena sebab-sebab kebaikanmu itu. Nanti kalau kejelekanmu terkuat perlahan, siapa yang menyangka kalau senyum disekelilingmu itu menyingkir menjauh perlahan satu persatu.

Kebaikan, kekaguman, kemenarikan, keidealan, itu cuma sawangan, itu cuma persepsi. Ki Nur sang ilusionist (Haha...) pernah mengatakan, tidak ada satupun orang yang tidak punya salah dan kejelekan, jadi jangan menunggu suci untuk mendekat pada-Nya, justru dekatilah Dia untuk mensucikan diri. Dia cuma minta kita mengaku kok.

Kejelekan adalah kenyataan, kenyataan yang disembunyikan. Sekalipun kejelekan itu jelek, kejelekan adalah instrumen istimewa, (1) agar kita tetap berrendah hati dihadapan-Nya, dan (2) agar kita bisa membedakan siapa yang tulus dan siapa yang tidak tulus disekeliling kita.

Jerry dan Kawan-Kawan sedang mempraktekan siasat yang dirumuskan kemarin bersama-sama untuk menghadapi si Kucing Tom yang ulahnya bikin riweh saja setiap hari mengganggu siapa saja.



* Sawangan disini mungkin maksudnya semacam, hm... penilaian apa ya

No comments:

Post a Comment