3/3/11

29 | Kanggo Nggawe

Dulu jamannya si Aan belum beli Smash, saya pernah nulis seperti yang ada di tulisan ini : bahwa, direpoti itu menyenangkan. Loh iya, bagaimana tidak menyenangkan, karena dalam kerepotan yang dibikin orang, ada satu positioning bahwa orang lain membutuhkan kita dan kita dibutuhkan orang lain.

Obrolan dengan teman baik saya beberap hari lalu menghipotesisi bahwa, sering, orang itu sungkan orang melibatkan orang lain, karena takut merepotkan.

Dalam kondisi yang lain lagi, ada pikiran begini : "Bukan soal nggak kuat sama omongan orang, tapi aku nggak mau bikin repot orang."

Daripada pusing dengan hal-hal seperti itu, ditambah lagi pusing dengan pesan di postingan kali ini, yang terbaik adalah mengakui kelemahan diri. "Mengakui" itu diajarkan oleh ibu bukan sembarang ibu, "mengakui" diajarkan oleh Ibunya Alquran. Loh iya, setelah ayat pertama 'menyebut' dan di penghujung kita 'memohon' ditunjukkan jalan yang lurus, tengah-tengahnya adalah pengakuan, tidak tanggung-tanggung 4 pengakuan sekaligus.

Mengakui bahwa diri ini lemah, saking lemahnya tidak bisa lekang dari salah, tidak bisa lepas dari merepotkan orang. Biarlah merepotkan orang, berbaik sangka saja orang itu senang karena merasa kanggo nggawe. Biarlah merepotkan orang, toh kalau orang yang direpoti itu ikhlas, dia juga mendapat pahala dan balasan kemakmuran dunia yang berlipat-lipat.

Mungkin dengan memiliki mainframe seperti itu, jadi lebih ayem.


*Kanggo nggawe
= berguna

2 comments: