3/23/11

13 | Enggane

Hukum enggane terbukti telah terpatahkan sejak lama. Enggane punya ini, nanti aku akan bla bla bla. Enggane punya itu nanti akan, bla bla bla. Berapa banyak pada kenyataannya ketika yang di-enggane-kan itu telah berwujud ada disini (nang kene) dan siki (sekarang) ternyata tidak sebagaimana awalnya.

Hidup itu bukan persoalan nanti, bukan juga persoalan kemarin. Berapa suap nasi yang sedang di makan, bagaimana rasanya mie, bagaimana mengalirnya air di tenggorokkan. Itulah hidup dunia yang sebenarnya.

Itu yang diajarkan Ki Nur untuk membangun kesadaran yang lebih hidup. Sadar atas nasi yang sedang kita makan, sadar air yang sedang kita tenggak. Tidak sedang makan, tapi mikirnya Jogya. Sedang minum, tapi mikirnya, Solo.

Bukan rogohsukmo, tapi rogohpikiran. Badannya dimana, pikirannya dimana.

No comments:

Post a Comment