6/19/15

Mengerucut

Kenapa Diponegoro menyerah, adalah metode pembelajaran terbaik bagi generasi sesudahnya. Kenapa Tjokoraminoto bersedia dipenjara, adalah metode pembelajaran terbaik untuk generasi sesudahnya. Kenapa Pesantren Hasan Askary di Mangli menjadi sepi sepeninggal Al Muqarom, kenapa Pondok Pesantren Keudng Paruk yang terkenal itu menjadi sepi pula sepeninggal Al Muqarom adalah juga merupakan metode pembalajaran terbaik bagi generasi sesudahnya.

Kenapa Kesultanan Turki Utsmani juga harus gagal menyelamatkan Haramain dari milisi pemberontak. Itu juga pembelajaran terbaik bagi generasi sesudahnya.

Semua itu, dan banyak peristiwa lainnya, kalau Anda pengamatannya jeli adalah bukan karena Diponegoro mati langkah, bukan karena Tjokro kalah. Bukan karena Mbah Hasan Askary kehilangan karomah, bukan juga karena Mbah Abdul Malik Kedung Paruk tidak berdaya setelah beliau berpindah ke alam Barzakh. Serta bukan pula Allah kewalahan untuk meletakkan Haramian tetap pada penjaga yang benar.

Semua itu adalah agar generasi sesudahnya (kita) bisa dipandu untuk mengerucut menemukan kemana sumur pelajaran yang harus ditimba. Dan mengerucut menemukan dimana pancer peradaban peninggalan Kanjeng Rasul Muhammad saat ini berada.

No comments:

Post a Comment