3/26/12

Tidak Logis 2 : Berdemolah dengan santun, kata Petinggi Polisi

27 Maret besok mau ada demo besar-besaran di banyak titik. Pesan dari petinggi polisi : Berdemolah dengan santun. Nah, kalo demo santun, mana ada yang menggubris. inilah persoalannya, coba kalau demo santun digubris, ya tidak perlu anarkis.

Mas, Mba, Pak, Bu, kalau saja presiden mau keluar dari gua kewibawaannya, dari liang feodalnya, demo pasti habis kok. SUDAH ADA BUKTINYA! Jokowi semasa pertama menjabat, kantor walikota selalu dikerubuti pendemo.

Apa yang dia lakukan? Gerbang dibuka, polisi dan polPP disuruh kembali ke pos masing-masing, dia menyuruh pegawai pemkot perempuan mempersilahkan pendemo masuk ke lapangan, dan mendengarkan aspirasi mereka, bantah berbantah argumen, sampai akhirnya semua pendemo kalah adu argumentasi.

Enam bulan berlalu, kantor walikota Solo sampai sekarang tidak lagi didatangi pendemo. Tidak usah demo, tinggal datang, malah disuguh snack bahkan makan siang. Malah beredar desas-desus diantara masyarakat "hati-hati kalau mau demo ke kantor walikota, kalau enggak bawa argumentasi yang kuat, mati sendiri kita".

Lah SBY bisanya mendramatisir, sok wibawa, sok feodal, sok RAJA! Enggak berani keluar melakukan hal yang sama seperti Jokowi. Pasti bisa, yakin, bisa lah, mau walikota, gubernur, presiden menemui rakyatnya sendiri ya sama saja kebisaannya. Tinggal mau apa enggak menyelesaikan masalah bersama.

Apa jangan-jangan, tidak mau menanggapi pendemo, karena takut ketahuan yah, ini kebijakan pesanan ASING?

No comments:

Post a Comment