11/27/15

Sulitnya Hidup Jujur

Sulitnya hidup jujur. Jujur itu bukan sekedar ngomong ke orang lain yang benar. Kalau itu jujur fisik. Jujur dalam hidup hakikinya adalah kita tidak mengingkari anggukan universal alias kebenaran murni yang tersimpan di dalam hati.

Kalau mau hidup tidak jujur gampang sebetulnya. Sekolah dan kuliah yang nurut. Kejar nilai tugas dan ujian yang baik. Lulus cari kerja yang menjanjikan. Kerja yang nurut. Disela-sela kerja, sholat yang rajin. Ikuti majelis taklim, rajin mengisi infak ini, infak itu.

Diwaktu senggang hafalkan beberapa dalil. Kuasai keahlian ceramah dg itu, bawakan dengan santun. Kejarlah pahala, nikmatilah dunia.

Semua kebenaran sudah tersaji. Tinggal rajin membaca teks agama. Hindari perdebatan. Ikuti mainstream. Dikala jenuh, sesekali berwisatalah, hitung-hitung mengambil jatah kebahagiaan duniamu.

Mudah bukan? Modalnya nurut. Taat. Pada aturan Tuhan dan Nabi. Tak perlu berpikir sedikitpun bukan untuk menjalani cara hidup seperti di atas? Enak, pikiran enteng, tak perlu banyak yang harus dikaji, diterjemahkan, dikontekstualisasi. Waktu senggang dan waktu tidurpun cukup.

Saking enaknya, bahkan kita tak perlu berpikir untuk meneliti, yang disampaikan tentang perintah Tuhan dan Nabi itu dituturkan oleh siapa? Siapa kelompok yang menuliskan menjadi bacaan tafsir kita? Adakah kepentingan mereka kepada diri kita?

Dan yang terpenting, kita sama sekali tidak perlu berpikir. Apakah yang mereka tuturkan dan tuliskan tentang Tuhan dan Nabi itu sudah betul-betul bisa mewakili yang benar-benar dimaksud oleh Tuhan dan Nabi? Atau jangan-jangan belum.

No comments:

Post a Comment