10/31/08

Dari Mas Firdaus

Mas Firdaus memandang ESQ dari bukunya saja... itupun dari jarak yang sangat jauh. Sementara saya memandang ESQ lebih suka pada pribadi-pribadi, sosok demi sosok para trainer yang berparas lembut berpandangan penuh kerendah-hatian, hingga kebersahajaan Pa Ary namun dengan semangat beliau yang tinggi

Apakah saya mengkultuskan Pa Ary? sejak pertama kali bertemu beliau... tak ubahnya pandangan saya terhadap Hilmy... persepsi ketokohan Pa Ary tiada membekas, terkalahkan oleh persepsi akrabnya sebagai seorang sahabat.

Pa Ary hanya orang biasa, sesungguhnya seandainya ada setitik kekaguman terhadap ESQ, bukan pada jasad figur pendiri, namun pada proses pencarian tentang manusia yang selanjutnya disebut sebagai The ESQ Way 165

dari Mas Firdaus saya bercermin, terlalu banyak literatur justru membuat kita semakin bodoh (terbelenggu), bila fitrah diri kita atas keterbukaan terhadap ilmu justru semakin mati. Apa ciri mati itu? menghakimi terlalu dini...

No comments:

Post a Comment