5/17/12

Dijajah Pemodal

Senjataku cuma printer epson, yah tak lebih bernilai dari sebilah bambu. Tenggelam di dalam kolonialisme super baru saat ini. Ditengah penjajahan kotaku, hotel 9 lantai sudah berdiri, sebentar lagi di selatan alun-alun akan ada yang lebih tinggi, 18 lantai. Akan ada danau buatan, akan ada 21 dan XXI.

Seperti jalur sepeda yang dibuat di jalan dokter angka, pembangunan tanpa referensi kongkrit, serba pesanan empunya uang atau untuk menyempil pendapatan tambahan saja.

Ya, kita sedang dijajah. Cuma bisa diam ketika Wisma Kranji yan kata mas Miko, Purwokerto Banget itu sekarang rata dengan tanah, mau dijadikan new Buntos. Pemodal datang mengobrak-abrik kota, membuat sesak napas karena pohonnya ditebangi dan diselimuti spanduk yang makin hari makin menyesakkan, dan kita hanya diam.

Parkir naik 2x lipat, tanpa perbaikan sistem perparkiran yang setimpal, malah tidak ada perbaikan sama sekali. Terus apa yang mau kita lakukan? Membantu pemerintah? Membantu rakyat miskin? Membantu bakul siomay? Membantu petani gula?

Sudah, membantu diri sendiri saja. Biar tidak merepotkan orang terus.

No comments:

Post a Comment