5/1/13

#4 Puncak Olahraga

Olahraga yang paling dianjurkan bukan tinju, bukan angkat barbel, bukan diving, tapi justru : jalan kaki.

Buatku sendiri, jalan kaki bukan cuma olahraga, tetapi juga olah jiwa. Meditasi jalan kaki. Waha...apalagi itu. Ya, sering-seringlah jalan kaki, maka sehat jantungmu, sehat otot-ototmu, sehat pikiranmu.

Kalau yang serrr kemana naik motor, serrr kemani naik mobil, jangan-jangan sedang tidak sehat pikiranmu. Karena itu tidak fitrahnya orang Indonesia yang ada di desa, kemana-mana orang desa yang benar-benar merdesa ya andalannya jalan kaki.

Aku menikmati jalan kaki. Karena itu aku seringkali meluangkan waktu travelingku untuk berjalan kaki. Kemarin di Semarang, jalan kaki 1 jam lebih, dari SPBU Tambakaji sampai di Rumah Sakit Tugurejo. Heum, lumayan pegel..

Dulu sewaktu di Bogor, rutinitas pagiku jalan kaki keliling Kebun Raya satu putaran, sekitar satu setengah jam normal waktu tempuh. Dan yang masih terkenang adalah aku jalan kaki dari Sukasari di timur Bogor sampai di Warung Jambu di barat Bogor.

Sewaktu main-main di Jakarta, aku jalan kaki dari Halte Busway dekat Stasiun Kota, masuk ke kawasan kota tua, sampai ke Pelabuhan Sunda Kelapa, mbalik lagi. Sewaktu di Surabaya aku jalan kaki di daerah Hotel Somerset, melewati beberapa mall dan kurang hafal jalan-jalannya. Sewaktu di Aceh aku jalan kaki dari Simpang Surabaya sampai Terminal Bus-Bus yang akan ke arah Medan, 2 jam ada.

Kalau di Purwokerto ya paling jalan kaki dari L22 ke stasiun, 45 menitan lah. Tapi yang paling berkesan dulu tahun 2006 aku, Hilmy dan Karyanto jalan kaki dari L22 sampai ke Pancuran 7 dan mbalik lagi ke L22, selama 12 jam, dari jam 8 pagi sampai lagi jam 8 malam.

Di Jogja sudah tidak terhitung jalan kakinya darimana kemananya. Di Bandung jalan kaki dari arah alun-alun sampai stasiun Kiara Condong. Di Tegal jalan kaki susur rel dari arah Pemalang sampai stasiun Tegal. Itu sedikit cerita tentang jalan kaki, dan masih banyak jalan kaki-jalan kaki lainnya.

No comments:

Post a Comment