4/20/15

Berubah Drastis

Apa yang drastis berubah di desa saat ini adalah rasa saling menguatkan saudara. Semangat pro-eksistensi terdegradasi menjadi semangat kompetisi. Saya bersyukur menemukan desa yang masih otentik belum terdegradasi. Kalau banyak orang se-desa sibuk berkompetisi besar2an kulkas, bagus2an keramik. Justru saya berada di lingkungan dimana hampir tidak pernah membicarakan itu belasss...

Bukan cuma tidak membicarakan malah, bahkan saya harus berpikir 7 hari 7 malam untuk sekedar ganti gadget. Takut melukai saudara yang lain yang sedang tidak mendapat kesempatan bermewah-mewah dalam hidup.

Tuhan begitu cerdik mengatur skenario, sehingga saya kehabisan alasan untuk mengeluh ketika omzet menurun. Karena disaat yang sama bahkan ada sekeluarga yang puasa berminggu-minggu karena dagangannya tak laku. Dan keluarga itu masih ceria-ceria saja. Sistem sosial yang anomali ditengah penghambaan orang pada tugan kapitalisme. Ditengah zaman mengimani bahwa segelintir orang sah-sah saja meraup untung besar sementara saudaranya hidup kerepotan.

Apa ada seperti itu di Jakarta? Di lepas desa Melati masih ada.

No comments:

Post a Comment