10/17/10

Yang Bahaya itu Diri Kita Sendiri

Saya mengenal istilah "Kontekstualisasi" itu pertama kali dari guru kita, Caknun. Entah apa whole definitionnya, tapi dari itu saya merenung dan merenung, menemukan sebuah pengertian yang mungkin kita semua akan menganggukinya.

Bahwasannya, yang paling berbahaya justru diri kita sendiri. Mengapa? Diri kita berbahaya, karena kita terlalu pandai membuat alasan untuk mengkontekskan apa yang ingin kita pilih untuk lakukan. Ketika ingin memilih jadi pengusaha, ada sejuta dalil untuk menjelek2kan karyawan. Ketika ingin jadi karyawan, ada semilyar pasal untuk membela diri bahwa karyawan itu tidak jelek.

Ketika ingin memilih jadi orang kaya, ada setriliun postulat untuk menjelaskan bahwa menjadi kaya itu baik. Begitu juga atas pilihan kita untuk utang atau tidak utang ke Bank, untuk membeli smartphone atau cukup stupidphone, memilih mengejar IPK atau cukup hanya lulus, memilih membuat kartu kuning atau kartu merah, memilih menikah dini atau menikah nanti-nanti saja, memilih ini dan itu.

Boleh saja tumpukan alasan itu kita lontarkan ke orang lain, tapi sebaiknya jangan aniaya diri dengan beralasan pada diri sendiri. Kalau memang pilihan itu diambil karena kepepet, karena terpaksa atau bahkan karena nafsu, boleh sembunyikan itu pada orang lain, tapi pastikan kita beralasan yang sejujurnya kepada diri kita.

Sekali lagi, jangan banggakan alasan yang kita buat untuk mendukung pilihan yang kita inginkan. Jangan menjebak diri sendiri, jangan memasung nasib kita sendiri.

Berpikirlan siklikal, tidak selalu yang ada alasan baik dibaliknya itu adalah pilihan baik pula. Karena kita terlalu pandai membuat alasan yang dipas-paskan dengan hasrat, nafsu, libibo kita. *menurut saya note pendek ini benar-benar penting, kalau belum paham membacanya, ulangi 2X lagi*

No comments:

Post a Comment