6/15/12

Expor No.2

Masih ingat menyakitkannya kabar kalau daun teh no.1 diekspor dan kita di dalam negeri cuma disuguhi teh kualitas no.5. Begitu juga kabar Dahlan Iskan mengemis gas, karena semuanya sudah habis terserap untuk ekspor.

Hal ini tidak boleh terjadi di gula Jawa. Gula Jawa yang terbuat dari nira kelapa, gulanya orang Jawa, yang sedang distudii secara ilmiah bahwa memang yang menyebarkan pertanian gula kelapa di Indonesia bahkan di dunia adalah orang Banyumas. Gula ini harus diproteksi, yang nira-nira terbaik, yang gula-gula super, harus dikonsumsi orang Indonesia dulu, sisanya baru dikirim ke luar negeri. Itu prinsipku sekarang.

Kalau orang kita masih gemar makan gula pasir? gula buatan? ya kita iklankan, kita kampanyekan, semampu kita, bahwa ada loh gula yang lebih sehat. Bisa lah.

Terlebih ulasan di TVRI kemarin, dunia sedang krisis global. Negara yang bertahan tidak banyak, salah satunya adalah Indonesia. Krisis terutama tidak menyentuh pada komoditas yang diproduksi dan dipasarkan tidak ada hubungannya dengan luar negeri. Salah satunya ya gula Jawa ini, jangankan bahan baku dan bahan masaknya dari luar negeri seperti mendoan yang kedelainya impor, gula Jawa unik, 100% bahan baku dan peralatan produksinya didapat dari dalam Banyumas. Itu pemaparan Pak Srigito kemarin di Bappeda.

Pak Yanto seorang pengrajin menambahkan, bahwasanya sekian tahun bergulat dengan gula semut (gula jawa bentuk kristal) ternyata alat penggusernya tidak bisa digantikan dengan alat dari kayu, batu, semen atau apapun alat canggih lainnya. Gula semut hanya bisa diguser dengan bathok. Luarrr biasa, bukankah batok masih dari pohon kelapa juga?

Domestik Yes! Expor No. 2!

No comments:

Post a Comment