10/1/12

Fenomena Superblock


Di kota besar seperti Jakarta, saat ini sedang ramai pembangunan Superblock. Sebuah bangunan bertingkat yang difungsikan menjadi sebuah kompleks yang lengkap, ada mall, ada apartemen tempat tinggal, ada rumah sakit, ada  sekolah, dll. Superblock ramai diminati pembeli karena praktis si, tidak perlu kemana-mana menembus kemacetan kota macam Jakarta.

Tapi, tanpa sadar mereka sedang memenjarakan diri mereka sendiri. Terpenjara dalam penjara kenyamanan dan kepraktisan. Lah iya, hidup disitu-situ aja. Kontras dengan suasana didesa dimana anak-anak bisa 'playon' ke sana kemari hingga ke kali tak perlu pengawasan ketat orang tua. Orang tua juga bisa 'mejeng' kondangan ke dusun sebelah, juguran di pos ronda mana saja yang disuka.

Ah biarkanlah, memang begitu dinamika kehidupan. Tapi yang menarik dari fenomena superblock ini adalah kejadian yang sama terjadi pada orang pacaran. Menurutku sebagai orang yang tidak punya pacar, pacaran adalan fenomena memenjara diri padahal siapa juga yang suruh memenjara. Alasannya si keren, ingin saling mengenal, ingin belajar membangun pola komunikasi, atau apalah. Tapi sadarkah dibalik semua itu dia menutup diri dari keleluasaan membiarkan hati nya menjelajah ke sana kemari sampai ke kali, dan merasa nyaman, merasa praktis hanya dengan satu orang pacarnya itu.

Ingat loh, baik dan buruk itu subyektif. Kalau seseorang yang bukan siapa-siapa kita, eh kok kita taruhi cinta, ya pantas saja semuanya jadi indah, jadi baik semua yang ada di diri orang itu. Karena sebaliknya, kalau seseorang kok kita taruhi benci, ya jadinya buruk terus perilaku orang itu.

Daripada mengurung diri dalam superblock yang kita bangun sendiri, ya mending...

No comments:

Post a Comment