5/1/10

Banyak Jalan Menuju Karang Klesem

Beberapa pilihan jalan ke Karang Klesem
Kita memilih jalan kita sendiri-sendiri. Andri dan Azis memilih jalur lain karena ia ada tanggungan jangka pendek yang harus dipenuhi. Hilmy dan saya awalnya berjalan beriring-iringan, tapi sampai di tugu jalan merdeka kami berpisah jalan, entah berpisah jalan, entah berbeda kecepatan, yang jelas tidak terlihat lagi di spion saya.

Memang Azis dan Andri memilih jalan apa? Jalan yang mereka pilih adalah jalan Ringin Tirto, karena ada paket yang harus dikirimkan disana. Hoo... Saya dan Hilmy lewat yang jalan Karangkobar lewat arah SMA 2, karena menurut saya itu jalur tersingkat, teririt BBMnya.

Kalau Hilmy saya tidak tahu lewat mana, tapi setahu saya dia suka jalan yang lurus dan omber yang enak buat dibawa banter. Ya, itu semua pilihan tidak ada yang salah, yang salah kan kalau tujuannya ke Karangklesem kok mbawa motornya ke Cendrawasih... Nyasar... Ini yang harus dikoreksi.

Kalau tidak bareng-bareng begitu memang resikonya kalau ban kena paku dan mesti ditambal, atau ketilang atau apalah apalagi kayak saya kemarin cuma bawa uang pas-pasan 11.000 rupiah saja di dompet. SMS-an sangatlah membantu. Dan kalau tidak bareng-bareng, harus disadari kalau nanti sampainya pun tidak bareng-bareng juga, ada yang sampai duluan dan bisa lihat-lihat slender dulu disana, ada yang sampainya belakangan.

Itulah, sekelumit cerita perjalanan ke rumah Aan-betutu dan istrinya kemarin. Rencananya selasa depan Aan-betutu dan istrinya akan opening Mie Ayam Cendrawasih, di Jalan Cendrawasih, Kompleks Unsoed. Nah, kemarin itu acaranya trialnya, anak-anak L22 diundangi kesana untuk icip-icip.

No comments:

Post a Comment