5/1/11

Dulu Kombrang sekarang Pensil

Orang yang tidak mau kerja bakti di Indonesia sebenarnya bisa dimasukkan kualifikasi orang sombong. Ceritanya begini, di zaman yang begitu modern, masih ada masyarakat berkarakter kuat yang menjunjung tinggi namanya kerja bakti, nama masyarakat itu adalah masyarakat Kemawi. Waktu itu Pak Camat datang dan meninjau salah satu air terjun yang ada di Kemawi, lalu belau memberikan titah kepada Warga, "Ayo dirapikan curug (air tejunnya), nanti akan saya undang investor untuk menjadikannya obyek wisata yang ramai dikunjungi".

Tanpa memikirkan track record bualan pejabat di negeri ini, sontak masyarakat langsung merespon dengan mengadakan kerja bakti, setiap minggu, sampai hari ini juga belum selesai, dan saya tidak ikut. Kerja bakti tidak memikirkan, nanti kalau ternyata pak Camat gagal mendatangkan investor sia-sia donk sudah bersih-bersih sepanjang rute berkilo-kilo meter merapihkan terjalnya medan ke curug. Juga tidak berpikir, nanti kalau beneran jadi obyek wisata yang ramai, akan kebagian lahan bisnisan apa tidak.

Inilah, sekarang masyarakat yang masih ikut idealismenya masyarakat Kemawi ini masih dengan senang hati kerja bakti. Tapi masyarakat yang sudah masuk kelompok modern sudah ogah, yang penting saya ngode, kerja bakti terus si anak istri makan apa. Jadi, kalau orang yang enggan kerja bakti seperti aku ini sudah sombong dengan masyarakatnya sendiri, karena sudah sok-sokan masuk dalam kelompok masyarakat modern.

Beda lagi versi sombongnya orang Arab, sombong itu kalau pakainnya seperti Putri Kate pas nikahan kemarin, kalau bajunya kangsrah tanah, kalau bajunya menutupi mata kaki.

Terlepas dari versi manapun, sombong itu dilarang, dilarang karena untuk kebaikan hati si sombong itu sendiri. Kanjeng Nabi SAW mengingatkan sombong dengan kalimat agar pakaiannya jangan menutupi mata kaki.

Sebagai orang yang menjalankan sunnah, tuntunan Rasulnya, Pak Solihin 5 tahun yang lalu juga mengingatkan sombong dengan kalimat "janganlah memakai celana yang kombrang-kombrang", tetapi 5 tahun kemudian, Pak solihin kembali menjalankan sunnah Rasul mengingatkan untuk tidak sombong dengan versi berbeda, "janganlah memakai celana pensil".

Aku mengingatkan orang agar tidak sombong dengan mengisahkan "Raja Firaun dulu tenggelam loh karena kesombongannya", ataupun Hilmy mengingatkanku saat sombong dengan kisah balasan "Kapal Titanic itu akhirnya tenggelam lho...".

No comments:

Post a Comment