4/16/12

Agrowisata Gula Jawa

PENDAHULUAN

Arus urbanisasi diartikan sebagai modus perpindahan komponen masyarakat dari desa ke kota karena tuntutan ekonomi atau faktor-faktor lainnya. Urbanisasi telah terjadi secara merata di Indonesia, memberikan dampak positif, sekaligus dampak negatif yang tidak kecil.

Studi kasus pada Kampung Babakan Asih sebagai sebuah kampung urban di Bandung menunjukkan bahwa urbanisasi telah mengubah sedemikian rupa kampung yang asri dan longgar, kini menjadi kampung yang padat dengan rumah-rumah berhimpit karena kebanjiran kaum pendatang dari desa.

Perubahan kampung bukan hanya terjadi pada tata kota yang semakin "riweh", tetapi yang mendasar adalah pada sistem sosial di dalam internal masyarakat kampung tersebut. Bagaimana tingkat pencurian dan kriminalitas meningkat, manajemen sampah, potensi meluapnya air sungai dan selokan yang menyebabkan banjir, konflik bertetangga dan seterusnya. Perubahan semacam itu terjadi hampir menyeluruh di setiap kampung urban yang sesak nafas dipenuhi oleh kaum pendatang dari desa.

Di sisi sebaliknya, di desa juga ikut merasakan dampak perubahan. Menjadi fenomena umum, desa kekurangan generasi muda. Hal ini mengakibatkan desa semakin stagnan dari semangat pembaharuan, karena pembaharuan adalah potensi kekayaan yang dimiliki oleh anak muda. Kecemasan yang hinggap kemudian adalah mengikisnya kearifan lokal desa, misalnya saja adalah semakin sedikitnya jumlah orang di desa yang menuruni keahlian menderes kelapa.

Padahal, menderes atau memanjat batang pohon kelapa untuk mengambil nira yang menetes dari manggar di puncak pohon adalah sebuah keahlian yang berani sekaligus unik. Mengapa unik, karena bayangkan saja dengan ketinggian pohon kelapa belasan meter, seorang penderes dapat memanjat dan menuruninya kembali tanpa tali pengaman apapun. Dan bukan satu dua pohon dalam sehari yang ia sadap niranya, tapi ada puluhan setiap harinya.

Agrowisata Gula Jawa dirintis ditengah hempasan dampak urbanisasi yang semakin tidak terkendali. Mengajak masyarakat perkotaan baik dalam dan luar negeri untuk menyaksikan, merasakan sekaligus menikmati proses membuat gula kelapa mulai dari menyadap nira (menderes), mengolah hingga mengemasnya menjadi produk yang siap konsumsi.

Yang ditawarkan dari program wisata minat khusus ini bukan semata linearnya proses produksi gula kelapa semata, tetapi bagaimana kearifan lokal dan nuansa kehidupan di desa betapa dapat disaksikan, dirasakan dan dinikmati untuk menyembuhkan jiwa yang jenuh karena terlanjur meng-urban.

Bagaimana kolaborasi yang menarik antara suami istri pengrajin gula, dimana suami menderes dan istri memasak mengolah nira yang dideres. Bagaimana interaksi bertetangga yang demikian harmonis sesama pengrajin gula, bagaimana suasana alam pedesaan yang hening dari bising kesibukan kota, sehingga rimbun pepohonan, gemericik air dan kicauan burung menjadi backsound alami yang bisa menjadi terapi hati.


PROGRAM YANG DITAWARKAN

1. Petualangan menderes nira kelapa, memanjat pohon kelapa dengan menggunakan tali pengaman. Kemudian setelah selesai menyadap dengan dipandu oleh petani gula sebagai guide, wisatawan akan meluncur turun dari atas pohon, flying fox.

2.  Syrup nira adalah minuman nikmat dan berkhasiat yang banyak dijajakan di daerah-daerah penghasil nira. Rasakan segarnya nira yang baru saja disadap sendiri kemudian diminum bersama keluarga/rombonan.

3. Tantangan memasak nira kelapa menjadi gula. Bagaimana wisatawan akan bergumul dengan panasnya calon karamel gula kelapa di atas wajan besar. Adalah hal yang menyenangkan bagaimana bahan yang semula nira kemudian menjadi karamel gula. Dan rasakan sensasi mencicipi gula kelapa yang baru saja matang, "kereng" namanya.

4. "Cimplung" adalah makanan yang tidak ada duanya lezatnya. Singkong, kelapa, ubi dan umbi-umbian lainnya bila direbus bersama dengan nira saat membuat gula, akan menjadi makanan yang maknyuzz untuk disantap.

5. Orang awam tahunya gula kelapa hanya berbentuk padat (solid coconut sugar) padahal ada gula bentuk lain, yakni serbuk (powder) dan cair (liquid). Paket wisata ini dapat pula sebagai wisata edukasi dan study banding bagi pengunjung yang berasal dari sentra gula kelapa dari daerah lain.

6. Menanam pohon kelapa genjah. Meningkatnya permintaan produk gula kelapa dari tahun ke tahun menuntut pertambahan pohon kelapa setiap waktu. Dengan setiap pengunjung menanam satu pohon kelapa di lahan yang sudah disediakan, maka program pertambahan pohon kelapa dapat berjalan. Salah satu yang menarik adalah di batang pohon ini akan diukir nama si penanam, sehingga ketika sudah besar 4-5 tahun mendatang, pengunjung dapat menyaksikan namanya terabadikan disini.


FASILITAS TAMBAHAN

1. Auditorium alam. Sebuah hall pertemuan dengan kapasitas 300 orang theater atau 100 orang roundtable dengan tembok keliling full kaca sehingga walaupun sedang melangsungkan acara, tetap terasa dikepung pepohonan karena tempat ini berada ditengah perkebunan

2. Outbond area
Wahana kegiatan outing sebagaimana outbond area di banyak tempat wisata lain, memungkinkan pengunjung dari kalangan pelajar/mahasiswa/perusahaan melakukan kegiatan keakraban dalam bentuk outbond.

3. Meditation Zone
Sebuah pendopo di samping air terjun yang dirancang menggunakan dasar-dasar perhitungan jarak, ukuran dan arsitektur yang sesuai dengan ilmu psikologi modern sehingga pengunjung dapat melakukan relaksasi di tengah keheningan hutan

4. Privat & Shared Guesthouse
Ada tempat tinggal sederhana berupa rumah terpisah (privat guesthouse), tetapi ada juga kamar menyatu dengan rumah petani gula.


SASARAN

Pengunjung agrowisata ini meliputi :
1. Wisatawan domestik
2. Wisatawan asing

mereka dapat menjadikan obyek wisata ini untuk kegiatan :
1. Study tour
2. Kunjungan industri (field trip)
3. Malam keakraban (makrab) dan OSPEK
4. Family day
5. Study banding kolompok tani
6. Kunjungan untuk diklat keterampilan produksi gula
7. dll.


LOKASI
Berada di jalur perlintasan Semarang-Dieng & Pangandaran

Dilintasi oleh jalur Bandung-Yogyakarta

Berada di tengah-tengah perjalanan Surabaya-Jakarta via Jalur Selatan


TAHAP PERINTISAN

Quarter II 2012 :
1. Survay lahan
2. Pembuatan rancangan (peta) obyek
3. Sosialisasi kepada warga

Quarter III 2012 :
1. Pembangunan wahana tahap I
2. Bimbingan attitude warga
3. Pelatihan standarisasi proses produksi gula
4. Promo obyek

Quarter I 2013 :
1. Opening obyek
2. Pembangunan wahana tahap II


PENUTUP


Demikian, apabila tertarik dengan perencaan ini, dapat meminta detail proposal dengan menghubungi : Rizky @Rizky165





No comments:

Post a Comment