7/24/12

#2 Ramadhan : Opera v.s. Keranjang Ampunan & Rejeki

Hal pertama yang dilakukan orang saat bangun saur adalah : nyetel TV. Ini dianggap cara ampuh untuk mengusir kantuk saat hendak makan saur : memilih program TV mana saja yang ketawa-ketiwi, toh hampir semua channel menyajikan lawak semua.

Entah sejak kapan budaya ini diciptakan dan siapa yang menciptakan juga tidak pernah kita pikirkan, karena kita anggap tidak penting, karena kita memang sudah didesain sedemikian rupa (termasuk oleh para ustadz) untuk tidak  usah terlalu banyak bertanya, apalagi mengkaji, walau di dalam forum yang namanya pengajian (asal kata : peng-kaji-an).

Padahal waktu sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat spesial, di sekitar jam 3-4an itu Allah SWT turun ke bumi, membawa dua keranjang, sekeranjang ampunan dan sekeranjang lagi rejeki. Boro-boro kita melirik keranjang itu, kita asik-asik saja ketawa-ketiwi nonton opera.

Itulah duel head to head direktur program Opera TV v.s. Allah SWT. Ketika di bulan Ramadhan Allah SWT memanjakan sedemikian rupa, sehingga orang-orang yang tidak pernah bisa bangun malam dikondisikan sedemikian rupa, di grand design agar bisa bangun sebelum shubuh untuk mengisi perut, eh bukannya di sela-sela menunggu makanan masak orang-orang menyambut kehadiran Allah SWT, tapi malah mlengos nonton lawak.

Ini seperti misalnya kita sedang ikut kegiatan mencari jejak saat pramuka, kemudian ada kakak pembina yang berbaik hati mancing-mancing kita agar kita agar bisa melihat tanda panah, eh malah ada teman yang asik mengajak kita gojekan dan kita memilih gojekan. Apa akibatnya?
1. kakak pembina marah donk, sudah berbaik hati memberi tanda, eh dicueki
2. kita tidak menemukan tanda panah dengan mudah

Agaknya memang kita kalah cerdas jauh dengan musuh-musuh agama. Mereka tahu persis keutamaan waktu sahur, makanya disusun cara agar kita terlena. Allah SWT dan dua keranjang yang dibawa-Nya dicueki, naik lagi ke langit, keranjang yang dibawa buat kita utuh deh.

Tapi Allah SWT Maha Rahman, besok akan turun lagi menyapa kita lagi. Yang baca blog ini mungkin jam 03.00 sudah nongkrong di atas sajadah menunggu keranjang. Hehe..

No comments:

Post a Comment