maafkan saya pangeran, selama ini yang jadi bahan cerita saya selalu Soedirman terus... padahal panjenengan juga punya andil besar atas kenyamanan dan kebebasan yang saya hirup hari ini,
Pangeran, saya ingin sampaikan bahwa perjuangan babak dua kejayaan bangsa yang pangeran perjuangkan sudah dan sedang mulai dijalankan,
satu tim diantaranya adalah berisi saya dan teman-teman, batalyon saya memang berkeringat deras sehari-harinya, namun yang saya lihat, masih sedikit mereka memahami makna, walau tak pernah diucapkan, saya tau tatapan mengeluh,
Pangeran, apa bisa diceritakan, bagaimana bandingannya dengan team panjenengan dulu? Apa dulu ada HP yang bisa buat smsan? panjenengan dengan tim satu provider atau beda provider? berapa biaya yang habis?
Terus bagaimana sumber dana perjuangan panjengen? apa ikhlas lillahita'ala, ada donatur dari sponsor atau dibangun dengan peluh keringat kemandirian?
Berapa lama panjengena berjuang hingga menjadi dahsyat seperti yang saya kenal sekarang ini? setahun? dua tahun? yang saya yakini pangeran adalah seorang yang becomeng smarter, bukan melulu fokus pada kekecewaan ketidaktercapaian hasil dari target, tetapi mensyukuri selambat apapun proses, asal itu bergerak,
pangeran, sejatinya kami ini jauh lebih beruntung, saya tau waktu itu panjengengan nda pasang speedy, mungkin nominal 495.000 terlalu mahal untuk panejengan bayarkan dulu, mending buat dibagi-bagi untuk kemaslahatan masyarakat,
Namun begitu, apa dengan speedy yang saya pasang hari ini, penggunaanya sudah jauh lebih mulia ketimbang kalau nominal langganan bulanan itu saya wakafkan saja ke masyarakat? ah, saya minta bantuan teman-teman saya nanti untuk menilainya...
Terakhir, yang saya salut dari panjenengan,
walau dengan begitu terbatasnya sarana, panjenegan bisa menjadi dahsyat! itu pasti karena tekun.
tapi saya dan tim saya, dengan fasilitas yang melimpah ruah, kalau tidak didikte kok ya tidak optimal memberdayakan potensi, aset dan fasilitas. Saya bingung pangeran? mendikte seperti seorang diktator, tapi kalau saya acuh, tak ada yang bisa membaca peluang dan mengolahnya...
sudahlah, saya ikhlas dikesankan, ditatap sebagai seorang diktator cap hitler sekalipun,
mau bagaimana lagi? Pangeran, saya tidur dulu, sudah jam tengah satu, ngantuk....
Juni tahun ini mudah2an bisa ke kota panjengan,
juni ya.
ReplyDeleteaku tunggu,.
kalo bisa,.sebelumnya.
amin!