9/30/10

Lilinnya Padam

Teduh rasanya ruangan, kalau ada lilin yang menyala di dalamnya. Memang tidak terang benderang, tapi nyaman. Beda ceritanya kalau lilin itu mati. Kita berharap ada lampu pijar menyala menerangi kita. Masih kurang terang, sambil menggerutu, kita menuntut dihadirkan matahari.

Ada cara yang lebih tidak menyiksa, yakni : akui saja. Akuilah saja kalau "lilin diri" kita padam, sehingga kita menuntut lampu pijar untuk segera dinyalakan agar kita terterangi. Akuilah seperti Nabi Yunus AS mengakui kedzoliman dirinya dalam doa "Lailahaila anta subhanaka inni kuntu minadzolimin" agar kita tidak lelah menuntut dihadirkan matahari.

Memang terlalu sombong manusia, Nabi saja mengaku dirinya dzolim dihadapan-NYA, lah kita malah mengaku-ngaku hebat, walau pada kenyataannya setiap hari kita meminta lampu pijar, menuntut dihadirkan matahari, pertanda "lilin diri" kita mati.

No comments:

Post a Comment