12/18/15

Analisis Rasa

Kalau C.I.N.T.A itu sebuah program, maka ada input - proses - output. Yang orang pahami tentang cinta adalah output, bukan cinta itu sendiri. Output itu bentuknya : kecenderungan rasa. Walau cuma kecenderungan dan cuma rasa, tapi indahnya melampaui dunia seisinya.

Lalu apa inputnya? Dalam kosakata Arab disebut Ratib Al Qulub, yakni : diriku yang ada dihatinya, atau hatiku yang ada dirinya, atau bagian dari diriku yang ada di satu bagian di dirinya, atau entahlah disebut dengan apa, yang jelas maksudnya itu. Kecerdasan orang Jawa memaknainya, sehingga di Jawa dikenal falsafah : sigaraning nyowo yang diakronimkan menjadi garwo (Indonesia:Istri).

Apakah didalam diri calon pendampingmu, engkau menjumpai dirimu ada disana? Ataukah engkau tidak bisa melihatnya? Atau jangan-jangan bahkan engkau belum bisa mengetahui dan mengenali dirimu yang ada di dalam dirimu sendiri sehingga engkau kesulitan mendeteksi adanya dirimu di dalam orang lain? Welah dalah... mumet...

Loh, bukankah kecenderungan rasa itu tanda bahwa ada diriku di dirinya? Oh, belum tentu. Kok belum tentu? Belum tentu, karena parametermu atas rasa juga tak menentu. Cantik, cerdas, memukau. Langka, terpelihara, mempesona. Pukau dan pesona sekarang ukurannya suka-suka, bukan? Terkungkung rasa. Heum... dibawa merenung saja dulu... agar bisa melepaskan diri dari kungkung rasa dan memulai menganalisis.

Lalu, kalau output sudah tahu, input juga sudah tahu, lalu apakah prosesnya? Prosesnya bernama : Momentum. Momentum adalah sesuatu yang diatas kecepatan. Momentum adalah sesuatu yang harus panjang menganalisanya. Tinggal kita mau sibuk menganalisa atau mau sibuk online dengan Sang Penguasa Momentum.

No comments:

Post a Comment