12/20/15

Impossible Ikhtiar

Aku hidup didesa, tapi jauh dari pelayanan alam, pelayananku dari Industri: bumbu instan, alfam*rt, gadget. Mbahku petani, tapi ilmuku teknologi informasi.

Ini sepertinya aku harus buru-buru men-download ilmu dari Mbah-mbahku. Agar aku paham ilmu bertani. Agar aku tidak bengong, nglangut, se-pasca ikhtiar. Agar aku tidak mengerjakan imposible ikhtiar.

Pak Tani itu, kalau sudah mencangkul lahan, memberi kompos dan menanam bibit, selanjutnya pekerjaannya ya tinggal menunggu. Menunggu panen.

Tinggal tugas Tuhan dan keniscayaan waktu yang bekerja. Kita menunggui saja, merawat, menjaga. Boleh menunggu sambil ngelangut, boleh menunggu sambil menggerutu. Tapi boleh juga menunggu sambil pergi 'repek' mencari kayu bakar. Atau sekedar nyeset-nyeseti bambu barangkali bisa jadi irus atau siwur.

Tapi please pekerjaan Tuhan jangan diganggu dengan mulur-mulurin batang tanaman. Kamu kira itu bisa membuat waktu panen lebih cepat?

Lah, tapi kalau panen masih lama. Kita makan apa donk? Makan tuh lamunanmu. Ya salahmu sendiri kenapa dari dulu tidak mempersiapkan umbi-umbian kek, atau tanaman sela apa kek, yang umur panennya lebih cepat, bisa untuk bahan pangan alternatif. Itu kan bisa direncanakan. Asal kamu mau berpikir detail.

No comments:

Post a Comment