Dominasi otak kiri adalah musuh ESQ, musuh besar Rizky... inilah penjajahan terbesar yang saat ini melanda bangsa ini. Betapa tidak? hidup harus linear, sekolah, kuliah, lulus, kerja, mapan, nikah, pensiun, mati. 103% saya tidak mau seperti itu. Mengutip kata-kata Andrea Hirata di Novel ketiganya, Edensor... saya memilih untuk menantang kehidupan, menembus marabaya, kesulitan dan terjalnya kurva naik-turun kehidupan, indah, sangat indah...
kata teman lama saya "hidup itu penuh warna, so kenapa cuma minum air putih?" ya, kenapa harus datar-datar saja... amat nggak tepat kalau kita mengatakan "saya belum siap menikah" (menurut saya), hanya karena kita belum mapan, kita belum menjalani alur datar seperi orang-orang kebanyakan.
Saya percaya, siap atau tidak siap itu relatif. Dan bukankah menyiapkan diri bersama (berdua dengan orang orang yang kita cintai dan mencintai kita) itu lebih baik ketimbang kita mempersiapkan diri sendirian. berat... pasti lebih berat sendirian..
istri kita bukanlah makhluk asing, istri kita adalah bagian tak terpisahkan dari diri kita atau dalam bahasa jawanya disebut "garwa", akronim dari "sigaraning nyawa" (belahan jiwa)... kenapa harus menunggu macam-macam untuk menyuntingnya, bukankah nantinya dihadapannya kita akan tampil apa adanya? Sungguh, indah menyiapkan diri bersama.
karena tak ada yang merasa diri sempurna, masing-masing merasa "saya sedang belajar". karena sedang belajar, tak ada yang perlu marah bila salah, tak ada yang perlu tersinggung kalau dinasehati, indah, harmony..
No comments:
Post a Comment