11/20/12

SME Packaging Center Plan

Fakta bahwa, produk usaha kecil menengah atau UKM, sering disebut pula dengan SME atau Small and Medium Entreprize kalah bersaing dengan produk-produk komersial milik korporasi nasional dan korporasi global.

Sebut saja kripik singkong, dengan citarasa yang tidak kalah enak, produk Small and Medium Entreprize kalah oplah penjualannya dengan produk kripik singkong komersial yang harganya berkali lipat lebih mahal.

Hal ini terjadi karena kemasan. Masyarakat bukan hanya membeli isi, tetapi membeli kemasan. Sedangkan Small and Medium Entreprize kurang memiliki sumber daya untuk membangun kemasannya.

Sebetulnya perhatian pemerintah terhadap Small and Medium Entreprize cukup besar. Namun, sayangnya masih terlalu berorientasi pada permodalan dan alat produksi. Padahal, mana ada Small and Medium Entreprize yang memiliki alokasi budget pemasaran yang cukup untuk memasang Billboard besar di pusat kota, misalnya.

Dan saya tidak bisa membayangkan, misalnya ada billboard 10 x 15 meter di pusat kota berisi gambar iklan kripik singkong dengan bungkus kemasan plasti disablon saja. Haha..

Saya menggagas SME Packaging Center bertujuan untuk masuk dalam fenomena ini. Agar bagaimana Small and Medium Entreprize bisa memiliki desain kemasan dan grafisnya yang mampu berdaya saing dengan produk-produk komersial di pasaran.

Produk mereka tidak lagi terkesan murahan, tetapi juga yang harus saya perhatikan adalah daya beli Small and Medium Entreprize terhadap jenis kemasan yang saya tawarkan. Kalau terlalu mewah dan mahal, mereka tidak mampu donk mengalokasikan budget untuk membuat kemasan tersebut. Terlebih, harga penjualan akan menjadi tinggi dan segmen konsumen akan menyempit.

Oleh karena itu banyak strategi yang saya rencanakan dalam SME Packaging Center ini, diantaranya pertama : merger produksi, dimana saya menghimpun sekian banyak Small and Medium Entreprize terlebih dahulu untuk mencetak kemasan bersama-sama.

Misalnya untuk cetak dengan mesin Rotto ada limit minimal 30 juta sekali cetak. Tapi di plat silinder cetaknya bisa muat enam desain kemasan yang berbeda. Nah, maka biaya bisa dibagi enam, masing-masing Small and Medium Entreprize cukup keluar uang lima juta rupiah.

Kedua : Berafiliasi dengan pemerintah, dan Business Development Services yang ada agar dana bantuan untuk Small and Medium Entreprize lebih besar dialokasikan untuk pemasaran, salah satunya untuk kemasan. Maka, Small and Medium Entreprize yang terpilih bisa mendapatkan bantuan kemasan gratis dari pemerintah.

Dan banyak lagi strategi-strategi lainnya yang akan ditempuh. Intinya competitive advantages bisnis ini nantinya akan ditumpukan pada dua hal : pertama, kekuatan desain. kedua, jejaring perusahaan distribusi yang akan kita tawarkan kepada klien-klien kita.

Sehingga klien-klien Small and Medium Entreprize akan mendapatkan kemasan yang mampu bersaing dipasaran dengan biaya produksi yang rendah, serta didukung sosialisasinya dengan murah pula melalui perusahaan distribusi-perusahaan distribusi yang menjadi mitra kita.

Memasuki tahun dua ribu belasan ini, saatnya Small and Medium Entreprize berjaya. Saat ini ada slogan "local is sexy". Ya, sumber daya lokal itu sangat potensial dikembangkan, sangat seksi untuk laris manis di pasaran.

Kalau sudah punya kemasan yang bagus, Small and Medium Entreprize memasang billboard di tengah kota juga percaya diri nantinya.


No comments:

Post a Comment