3/28/13

#15 Bukan Membangun Bisnis, tapi Membangun Budaya

Nyatanya membangun bisnis bukanlah sekedar membangun bisnis, tapi membangun budaya. Coach Barlian di coaching yang lalu menuturkan ulang apa yang disampaikan oleh Chairul Tanjung, bahwa : di Indonesia itu yang berlaku adalah "Manajemen Contoh". Artinya, orang mudah dikelola, apabila diberikan teladan terlebih dahulu.

Ini beririsan dengan sebuah karya yang pernah saya pelajari bahwa, masyarakat pedesaan di Indonesia kebanyakan berbudaya paternalistik. Makanya untuk membuat perubahan di sebuah komunitas masyarakat, kuncinya adalah adanya figur yang menjadi father. Baru lainnya diam-diam mengikuti.

Dicontohkan dulu bagaimana memaksimalkan penggunaan waktu, membuat ritme kerja yang terrencana, menyikapi kebangkrutan dengan bijak, mengatasi perselisihan dengan cerdas. Baru deh mengangkat tim, mendelegasikan tugas, oke punya nanti hasilnya.

Soal konflik, jangan dipikir serius2 amat lah. Kalau Hilmy tidak pernah mau karena tidak bisa membuat proposal, ya enggak aku marahin. Kalau aku enggak kencang mengikat tali di bak pick up, juga Azis enggak ngomel-ngomel. Atau kalau Azis prindang prinding saat harus membuat instruksi ke orang produksi juga Hilmy enggak banyak komentar.

Yang kurang ditutupi, yang lebih dimaksimalkan, itu saja. Faham kemewahan dan limitasi yang kita miliki, itu bahasanya Mas Ramadian Bachtiar dulu sewaku kita dimentori olehnya.

Semua sikap-sikap yang kita pilih untuk kita ambil itu akan menjadi bukan sekedar lembaga bisnis, mesin pencetak uang belaka. Semua itu akan menjadi budaya, yang akan bertahan jangka panjang dana menular di radius sekeliling kita.

No comments:

Post a Comment