3/11/13

#4 SuperResepsi


WO atau Wedding Organizer lagi-lagi meninggalkan cap kurang sedap buatku. Kenapa? Karena WO telah menjadi bagian dari yang mengaburkan mana subyek dan mana obyek event. Telah membuat jurang inferiorisasi tamu dihadapan mempelai. Padahal, apa tidak mikir, sudah jauh-jauh dan rela-rela tamu datang, transport sendiri, ngamplop pula, meninggalkan sejumlah agenda hanya untuk datang resepsi. Eh sampai di tempat resepsi cuma dapat kesempatan salaman, paling seperempat menit. Untung ada bonus cendol, sate dan es krim.

Kalau aku ditanya, saat nikah nanti kenapa membuat resepsi?
a. untuk bertemu dengan para tamu memohon doa restu
b. untuk menjadi fotomodel sehari

jawabannya ya A to?

lantas kenapa, ketika masih ada tamu, kok penganten disibukkan dengan kamera?tamu, kerabat, keluarga suruh nonton model dadakan, gitu? Kalau memang tamu itu dipentingkan oleh WO, ya nanti to acara fotomodelnya, apa biar bisa pulang gasik gitu?kalau komersial minded ya begitu itu.

Tapi ya begitulah, tahayul terjadi dan begitu lestarinya. sampai tidak jelas, saya bikin ini ngapain ya? saya begitu untuk apa ya? tahunya, karena saya sedang begini ya saya membuat itu, karena saya sedang begitu ya saya membuat ini seperti orang-orang lainnya gitu.

SuperRESEPSI itu justru terjadinya disaat ijabqabul. saat para tamu begitu diarep-arep doanya, baik tamu dari kalangan manusia, malaikat maupun dari para penghuni langit. Karena moment itu memang benar-benar bukan peragaan fotomodel.

No comments:

Post a Comment