3/11/13

#6 Intansurulloha Yansurkum...

Orang mapan itu kalau... kalau sudah punya nomor induk pegawai (NIP). Kalau sudah diangkat jadi karyawan tetap di perusahaan BUMN. Kalau sudah bisa memasukkan anaknya ke kepolisian dengan terlebih dahulu mengirimkan sumbangan sukarela ke pos polisi. dll.

Aku mencoba sok menafsir-nafsirkan Quran Surat Muhammad ayat 7. ingat ya menafsir2kan, bukan menafsirkan, beda loh. Karena aku bukan ahli tafsir makanya aku tak berani menafsirkan, tapi sebagai subyek yang dikirimi wahyu oleh Allah maka dengan segala kebodohanku aku menafsir-nafsirkan.

...Intansurulloha yansurkum, wayutsabbit aqdaamakum 
.. barangsiapa menolong agama Allah, maka Allah akan menolongmu, dan meneguhkan kedudukanmu

mapan, alias teguhnya kedudukan, didapat bukan dengan nyuap untuk diterima di kepolisian. menempuh segala cara untuk bisa jadi pegawai. berpikir ndunya untuk mendapatkan karier terbaik di BUMN. pindah-pindah jadi kutuloncat di perusahaan swasta satu ke perusahaan swasta lainnya. Tidak, tidak dengan semua itu. kalau mau mapan, cukup dengan menolong agama Allah.

Imbalan dari menolong agama Allah ada dua :
1. Allah menolongmu
2. Meneguhkan kedudukanmu

nah loh, mantep kan? imbalannya dobel.

Lalu, bagaimana caranya menolong? dengan melakukan sweeping yang tidak pada puasa? mengusir gelandangan dengan membuat pagar tinggi-tinggi di mesjid, sampai2 mesjid mirip gereja yang dibukanya cuma saat ibadah? atau dengan bagaimana cara menolong agama Allah?

Silahkan tadzaburi sendiri maksud dari menolong agama Allah, aku cuma berikan ilustrasi. bahwa Allah itu tanpa ditolong kita juga bisa sendiri kok. Analoginya adalah Persebaya tanpa pertolongan kita bisa kok tetap menang bertanding. Justru kalau kita nimbrung ke lapangan malah ricuh jadi pertandingan kacau berantakan bisa-bisa.

Tugas kita menolong tim kesebelasan itu cukup dengan bersorak-sorai menyemangati, damai saat menonton, akur di perjalanan menuju stadion. Nah itu saja sudah lebih dari cukup untuk menolong.

Mensuporteri Allah, itu sudah bernilai menolong. Tidak usahlah sampai merusak-merusak, sekalipun dengan kedok sweeping kemaksiatan. Pertanyaannya bagaimana mensuporteri Allah? Ya kalau Allah mencintai syukur, ya jadilah pribadi yang pandai bersyukur. Kalau Allah Mahatinggi, ya capailah prestasi puncak. Kalau Allah Al Mukmin, ya jadilah pribadi sejujurmungkin lah kita.

Yang namanya supporter kan intinya PRO, jangan ketika Persebaya kebobolan gol justru kita sorak sorai, bukan superter itu namanya.




No comments:

Post a Comment